Anda di halaman 1dari 38

BANGUNAN PENGATUR

SUNGAI
BANGUNAN PENGATURSUNGAI

9.1. UMUM

1. Pengertian

Bangunan pengaturan sungai adalah suatu bangunan air yang dibangun


pada sungai dan berfungsi :
Mengatur aliran air agar tetap stabil
Sebagai pengendalian banjir

2. Jenis-jenis Bangunan Pengaturan Sungai


a. Perkuatan lereng
b. Pengarah arus (krib) atau pelindung tebing tidak langsung
c. Tanggul
d. Dam penahan sedimen (check dam)
e. Ground sill

9.2. MORFOLOGI SUNGAI

1. Umum

Morfologi sungai merupakan hal yang menyangkut tentang geometri,


jenis, sifat, dan perilaku sungai dengan segala aspek perubahannya dalam
dimensi ruang dan waktu, dengan demikian menyangkut sifat dinamik
sungai dan lingkunagannya yang saling berkaitan.

2. Perilaku Sungai

Sungai adalah suatu saluran drainase yang terbentuk secara alamiah.


Akan tetapi disamping fungsinya sebagai saluran drainase, dan dengan
adanya air yang mengalir didalamnya, sungai menggerus tanah dasarnya
secara terus menerus sepanjang masa eksistensinya dan terbentuk lembah
sungai. Volumesedimen yang sangat besar yang dihasilkan dari keruntuhan
tebing. Tebing sungai di daerah pegunungan kemiringan sungainya curam,
gaya tarik aliran airnya cukup besar. Tetapi setelah aliran sungai mencapi
dataran, maka gaya tariknya sangat m.enurun. Dengan demikian beban

222
yang terdapat dalam arns sungai berangsur-angsur diendapkan. Karena itu
ukuran butir sedimen yang mengendap di bagian hulu, sungai itu lebih
besar dari pada di bagian hilir.

Dengan terjadinya perubahan kemiringan yang mendadak pada saat


alur sungai keluar dari daerah pegungan yang curam dan memasuki dataran
yang lebih landai, pada lokasi ini terjadi pengendapan yang sangat intensif
yang menyebabkan mudah berpindahnya alur sungai dan terbentuk apa
yang disebut kipas pengendapan. Pada lokasi tersebut sungai bertambah
lebar dan dangkal, erosi dasar sungai tidak lagi terjadi, bahkan sebaliknya
terjadi pengendapan yang sangat intensif. Dasar sungai secara terus-
menerus naik, dan sedimen yang hanyut terbawa arus banjir tersebut dan
mengendap secara luas membentuk dataran aluvasi.

Pada daerah dataran yang rata alur sungai erosi pada tebing bagian
luar belokan yang berlangsung sangat intensif, sehingga terbentuk mean-
der (Gb. 9.1. dan 9.2.)

Dalam keadaan tersebut apabila terjadi debit banjir yang besar dapat
menimbulkan luapan dan tergerusnya dinding bagian luar belokan sungai.
Untuk mengatasi hal tersebut dapat dibuat sudetan yaitu saluran barn
yang bertujuan untuk melangsungkan aliran debit banjir dari titik awal
(hulu) ketitik akhir (hilir) meander. Sudetan dapat juga dibuat untuk
mengalihkan sebagian debit banjir ke sungai yang lain yang berdekatan.

I .

~ La()~

Gambar 9.1. Morfologi sungai Gb. 9.2. Pembentukan delta

223
9.3. PERKUATAN
LERENG
1. Umum
Perkuatan lereng (revetments) adalah bangunan yang ditempatkan
pada permukaan suatu lereng guna melindungi suatu tebing aIm sungai
atau permukaan lereng tanggul dan secara keseluruhan berperan
meningkatkan stabilitas allur sungai atau tubuh tanggul yang dilindunginya.
Telah terjadi pengembangan yang sangat lanjut terhadap konstruksi,
salah satu bangunan persungaian yang sangat vital ini dan pada saat ini
telah dimungkinkan memilih salah satu konstruksi, bahan dan cara
pelaksanaan yang paling cocok disesuaikan dengan berbagai kondisi
setempat. Walaupun demikian konstruksi perkuatn lereng secara terus
menerus dikembangkan dan disempurnakan.

2. Klasifikasi dan Konstruksi Perkuatan Lereng


Klasifikasi perkuatan lereng berdasarkan lokasi, perkuatan lereng
terdiri atas 3 jenis yaitu : perkuatan lereng tanggul (levee revetment),
perkuatan tebing sungai (low water revetment) dan perkuatan lereng
menerus (high water revetment). Dapat dilihat pada Gb. 9.3.
..

"cr ~ual..n lercn!:

n
r .Inj:~ul ~In
~.
li,"!:~ul
'~
Tanl=!:ullanan

JTant:~ul~
" Danlar3n

Pcrl..ualiln Icbins
~~IAT

;\
~
~\tARt3n~l;ul
,1"
k .
Dalar3n
Pc:rku:llan Ic:reng m.:nerus
..- ~.
Per Ii::.Iatan Dasar sun~ili
I'.\ndasi

Gambar 9.3. Jenis-jenis perkuatan lereng

(a) Perkuatan lereng tanggul


Dibangun pada permukaan lereng tanggul guna melindungi terhadap
gerusan arus sungai dan konsdtruksi yang kuat perlu dibuat pada
tanggul-tanggul yang sangat dekat dengan tebing alur sungai atau
apabila diperkirakan terjadi pukulan air (water hammer).

224
(b) Perkuatan tebing sungai
Perkuatan semaeam ini diadakan pada tebing alur sungai, guna
melindungi tebing tersebut terhadap gerusan arus sungai dan meneegah
proses meander pada alur sungai. Selain itu harus diadakan
pengamanan-pengamanan terhadap kemungkinan kerusakan terhadap
bangunan semaeam ini, karena disaat terjadinya banjir bangunan
tersebut akan tenggelam seluruhnya.
(c) Perkuatan lereng menerus
Perkuatan lereng menerus dibangun pada lereng tanggul dan tebing
sungai seeara menerus (pada bagian sungai yang tidak ada
bantarannya).
Konstruksi perkuatan lereng dapat dikombinasi dengan : pelindung
lereng, pondasi dan pelindung kaki, sambungan,konsolidasi, pelindung
mereu. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gb.9.4.

Mc:rcu
Silrr.t-un1=;tn
I.~:..-:::". . l'dl:1dun~ Icrc:n~

I'clindunj; mcrcu
/
. · ~~..
:' '~:-
PC\nda!\i ;uau rc1illl.hal\~ t.:a~i
:'\t." R .
~ (>J"=
r"n ,~ ~
I-..'nisah L'lu1!;ln~) ~--
.---.....- :
~,., KQn51,)lidasi I'l)nda~1
~ Pondasi tI3n~l'ancan~ iUau ~t.:at r3nC3n~
tr"da lan:ah pondasl >an~ Icmahl

Gambar 9.4. Konstruksi perkuatn lereng

3. Perencanaan perkuatan lereng

Pada tahapan pereneanaan (planing) untuk perkuatan lereng haruslah


dipelajari seeara seksama pengaruh-pengaruh :
a. Proses perubahan alur sungai
b. Gejala meander
e. Hidrolika pada belokan-belokan sungai
d. Rencan trase perkuatan lereng

225
Dalam merencanakan trase pekuatan lereng hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah :
a. Penentuan trase perkuatan lereng harns dicocokkan dengan kondisi
lapangan sehingga dapat ditetapkan metode pelaksanaan yang cocok
dengan kondisi setempat.
b. Kurva trase perkuatan lereng diusahakan sebesar mungkin supaya
arah trase rrencana sesuai dengan arah aliran saat terjadi banjir besar.
c. Trase perkuatan lereng ditempatkan sedemikian rupa dihindarkan
sehingga dapat dihindarkan pusaran-pusaran yang tidak teratur.
d. Trase perkuatan tebing alur sungai ditempatkan lebih kebelakang.
e. Pemilihan lokasi perkuatan lereng harns dibatasi pada bagian-bagian
sungan yang mudah tergerus saja .
f. Panjang perkuatn lereng ditetapkan secara empiris yang didasarkan
atas karakteristik sungai, kondisi setempat, kemiringan sungai dan
debit sungai.
g. Tinggi perkuatan lereng bias any a disamakan dengan elevasi
permukaan banjir rencana.

4. Pemilihan tipe perkuatan lereng.


Pemilihan tipe perkuatan lereng yang cocok untuk suatu sungai
haruslah dipilih dari beberapa tipe yang ada dengan memperbandingkan
satu dengan lainnya serta dengan memperhatikan sulit tidaknya keadaan
lapangan ditinjau dari pelaksanaan.
Tipe perkuatan lereng yagn pernah dibangun dengan hasil yang cukup
baik adalah :
a. Tipe pondasi rendah
b. Tipe pondasi tinggi
c. Tipe turap pancang baja
d. Tipe turap papan
e. Tipe turap beton
f. Tipe turap pancang beton

5. Perkuatan lereng darurat atau sementara


Untuk melindungi lereng tanggul yang kritis akibat gogosan atau
lereng tanggul yang barn setelah dilakukan penutupan bobolan, biasanya

226
perkuatan lerengnya dilakukan dengan menggunakan bronjong kawat
selinder, hamparan bronjong kawat, atau bobolan ditutup dengan tanah.

(Ar-abtlaairn)';a
dangltal)

__ -<RIOk bcton ran~kai .


'. MAT - \HRR
..' ". ...kll&l88icrena A bi! ' ~. ; - Konsolidui pond:tsi
/r;"uul .. ',. ~ (ra a alrD)'a ._-
... rCllC&ft8 Taall'll ","joa&) MAR dalam) '} m

_ _.. tIIU,UI / . '. ~Blolt bctol1ran_~ltai


Urugan batu' Batas lerusaR ~W/l.b -
Konsolidui pondasi

(a) PdiDd_C lenac clanarac

(It) Peli lereec sc tar.

Gb. 9.5. Contoh pelindung lereng darurat dan sedmentara.

6. Pelindung lereng
Beberapa jenis pelindung lereng diantaranya adalah gebalan rumput,
hamparan nayaman berisi batu, bronjong kawat sHinder, blok beton,
pasangan batu, pasangan blok beton, perkerasan dengan beton seperti
terlihat pada gambar sebagai berikut :

I _~~J.,Y:-
"f .\J{~.
--
___J' \t.-\ T. Ti3ng (\3nc:ans ~":1h3n
_ \t A R ~ 0.9 m. p;anjan[:I.S m

(a) S""unu 1f1:8'" lun." (b) S""unan ..~j.j;ar U..-.-.


Ir:.'.: Ilnt.:~ul lant:J:ul

Gambar 9.6. Susunan Bronjong Kawat

227
Contoh pelindung lereng blok beton tipe rangkai.

Gb. 9.7. Pelindung lereng blok beton type rangkai

-~_..__.....

p;asir urul!

Iklon dasar
\
\
Bet"" dasar
':',
UClon I"'ndasi
.- lIeloni"'nd:lsi
(I) l'ISlnK8" bllu kO'\onK
IIluh (b) rlUnKln blna

Gb. 9.8. Konstruksi pasangan Batu koseng dan pasangan batu.

228
K cnsClJidasl
rondasi
(a) Perkerasan beton rata

UcbaJ.n me::\"c!uruh
, '6 :.50 at3u bcrbc-n:u'k iisl
/
~ " ~oo."
.''''' ~" .,...
,. ,'o.1b~
\'O:1; '0.:0 i
,I :CWi
\~.b" ,. :':'1"'\~'~"
7; .:. -, . . .'
I #
, .a."-
.J~
9
-011I_"0 ,
;1.1g., 0 . ,', '.
.' ..\ ~.'
Q.~\. ".\
. . - \,,' "- Beton pc/at Beton scht
-.-
-"', Kisi-kisi
Il Pondasi beton
a 'Tiang panc:angbeton

(b) Perkerasan beton berkisi

Gb. 9.9. Konstruksi pelindung lereng dari beton.

229
Pemilihan type pelindung lereng berdasarkan kekuatan konstruksi, kondisi
sungai (kecepatan dan besarnya ombak), kemiringan lereng, umur
bangunan yang direncanakan dan keadaan iklim yang dikaitkan dengan
jangka waktu pelaksanaan. Tipe pelindung lereng biasanya dibuat dengan
permukaan rata atau bertangga.

9.4. TANGGUL

1. Perencanaan tanggul (levee planning)


Tanggul disepanjang sungai adalah salah satu bangunan yang paling
utama dan paling penting dalam usaha melindungi kehidupan dan
harta benda masyarakat terhadap genangan-genangan yang disebabkan
oleh banjir dan badai (gelombang pasang). Tanggul dibangun terutama
dengan konstruksi urugan tanah, karena tanggul merupakan bangunan
menerus yang sangat panjang serta membutuhkan bahan urugan yang
volumenya sangat besar karena tanah merupakan bahan urugan yang
volumenya sangat besar karena tanah merupakan bahan yang sangat
mudah penggarapannya dan setelah menjadi tanggul sangat mudah
pula menyesuaikan diri dengan lapisan tanah pondasi yang
mendukungnya serta mudah pula menyesuaikan dengan kemungkinan
penurunan yang tidak rata, sehingga perbaikan yang disebabkan oleh
penurunan tersebut mudah dikerjakan. .

2. Jenis-jenis tanggul.
Berdasarkan fungsi dan dimensi tempat serta bahan yang dipakai
dan kondisi topografi setempat tanggul dapat dibedakan sebagai
berikut :
a. Tanggul utama
b. Tanggul skunder
c. Tanggul terbuka
d. Tanggul pemisah
e. Tanggul melingkar
f. Tanggul sirip
g. Tanggul pengarah
h. Tanggul keliling dan tanggul sekat
i. Penyadap banjir
j. Tanggul tepi dananu dan tanggul pasang
k. Tanggul khusus
1. Tanggul belakang.
230
Gb. 9.10. Berbagai jenis tanggul.

3. Trase tempat kedudukan tanggul.


Garis bahu depan suatu tanggul disebut pula sebagai trase tempat
kedudukan tanggul atau disingkat dengan istilah trase tanggul. Hal-
hal yang perlu diperhatikan dalam penetapan trase tanggul adalah :
a. Pemilihan lokasi tanggul
Dipilih pada lokasi yang kedap air
b. Arah trase tanggul
Dalam menentukan arah trase tanggul agar diperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
1. Dipilih suatu penampang basah sungai yang paling effektif
dengan kapasitas pengaliran maksimum
2. Agar trase searah dengan arah arus sungai dan dihindarkan
tejadinya belokan yang tajam.
3. Diusahakan agar arah trase tanggul kiri dan tanggul kanan
separalel mungkin dengan alur sungai.
4. Pada sungai-sungai yang arusnya tidak besar, diusahakan
agar kurva alirannya stabil.
c. Jarak antara trase tanggul sungai
1. Jarak antara trase tanggul dianggap sebagaijarak antara kedua
tanggul yang membujur dikanan kiri sungai yang ditetapkan
berdasarkan debit banjir rencana untuk sungai tersebut
kemiringannya, tinggi muka air pada sungai dan jika mungkin
tambahan persediaan lebar seperlunya.

231
2. Guna menentukan debit sungai umumnya dipergunakan for-
mula chezy, sebagai berikut :
Q = C x B X HI\1.5 x 11\0.5 (9.1.)
dimana :

Q : Debit (m3/dt)
C : Koefisien Chezy
B : Lebar sungai (m)
H : Kedalaman rata-rata (m)
I : Kemiringan permukaan sungai
Dalam perhitungan luas penampang lintang sungai dengan
menggunkan formula tersebut, untuk beberapa arus sungai
kadang-kadang sangat sukar merubah nilai I dan C. Jadi
lebar sungai dan kedalaman air sungai disesuaikan dengan
memperhatikan kecepatan aliran air sungai yang
diperkenankan (sekitar 1.5-2.0 m3/dt), sehingga dapat
dihindari.
3. Pada sungai-sungaiyang sangat lebar dan dalam alirannya
memperlihatkan adanya taurbulensi, maka lebarnya dapat
dibatasi atau dikurangi dengan pembuatan tanggul-tanggul
sirip pada bantarannya.
4. Andaikan pada suatu ruas sungai tidak dapat dihindarkan
terjadinya pukulan air, lebar sungai pada ruas ini perlu
ditambah secukupnya.
5. Sebagai suatu persyaratan, tanggul di kedua belah sungai
sedapat mungkin dibuat sejajar. Walaupun demikian, apabila
terdapat ruas yang sempit karena karena suatu kondisi yang
tidak terrhindarkan, maka dihilir ruas tersebut supaya sedapat
mungkin ksegera diperlebar menyesuaikan dengan lebar
normalnya.
d. Trase tanggul pada muara-muara sungai.
Dalam menetapkanjarak antara tanggul-tanggul pada muara lebih
dari dua sungai yang berdekatan, perlu ditetapakan sedemikian
rupa, supaya aliran sungai-sungai tersebut tidak saling
mengganggu.

232
4. Bentuk penampang lintang tanggul dan bahan tanah tanggul.
a. Bagian tanggul
Bentuk standar dan nama bagian tanggul adalah seperti pada gb
9.1.1

U;ahu
. deroan Ibhu bd;a"';an~
Tlnc~, . ~tcr~u Berm
j3~:'an \.! bct3k3n(:

~M.A.T'" §1.
nerm
i
.
,
Lcrcn(: bc:la n~
Berm
/ bcla1.an!;
clcran
I.(rcn!: ~.I"'i t..:..::~
,kr:tn.
It.::1'.".':1
-. -.)(I':ln 1'(!;;L;ln~ "a"', ~1.1~.'r'l=
I>..'a,.:r.

Gambar 9.11 Nama baagian tanggul.

b. Tinggi jagaan
Tinggi jagaan merupakan tambahan tinggi pada tanggul untuk
menampung loncatan air dari permukaan air sungai yang sedang
mengalir, yang diakibatkan oleh adanya ombak gelombang dan
loncatan hidrolis pada saat banjir,
Tinggi jagaan berkisar antara 0,6 - 2,0 m

(W) BUB;)U;U
.IIfUBq .lIB
o'z S'I z'1 0'1 8'0 9'0 B)fOW ISBAala S1I1B
IP UB)fqBqWIQ
-IP )foJuo B)f:iUV

00001 J.lBP 00001 - OOOS OOOS- OOOZ OOOZ- OOS OOS - OOZ OOZ I.lBp ('JP/ZW;) BUB;)
.IBsaq qlqa'1 I!;)a)f qlqa'1 -ua.l .IlfuBq JlqaO

233
c. Lebar mercu tanggul
Pada daerah yang padat, dimana perolehan areal tanah untuk
tempat kedudukan tanggul sangat sukar daan mahal, pembangunan
tanggul dengan mereu yang tidak lebar dan dengan lerengnya
yang agak euram eukup memadai. Akan tetapi mereu yang eukup
lebar (3-7 m) , biasanya diperlukan untuk jalan inspeksi lebar
standar mereu tanggul dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 9.2. Lebar standar mercu tanggul

Debit banjir reneana (m3/dt) Lebar mereu (m)

Lebar keen dari 500 3

Lebih besar dari 500


tetapi lebih keen 4
dari 2.000

Lebih besar dari 2.000


5
tetapi lebih keen dari 5.000

Lebih besar dari 5.000


6
tetapi lebih keen dari 10.000

Lebih besar dari 10.000 7

d. Kemiringan lereng tanggul


Penentuan kemiringan lereng tanggul merupakan tahapan yang
paling penting dalam perencanaan tanggul dan sangat erat
kaitannya dengan infiltrasi air dalam tubuh tanggul tersebut.
Oalam keadaan biasa tanpa perkuatan lereng tanggul direneanakan
dengan kemiringan 1 : 2 atau lebih keeil.
Bahan yang sangat eoeok untuk pembangunan tanggul adalah
tanah dengan karakteristik sebagai berikut :
1. Oalam keadaan jenuh air mampu bertahan terhadap gejala
gelincir dan longsor.
2. Pada waktu banjir yang lama tidak rembes atau boeor.
3. Penggalian, transportasi dan pemadatannya mudah.

234
4. Tidak terjadi retak-retak yang membayakan kesetabilan tubuh
tanggul.
5 Bebas dari bahan-bahan organis. seperti akar-akaran, pohon-
pohonan dan rumput-rumputan.
Akan tetapi amatlah sukar untuk memperoleh bahan tanah dengan
kualitas yang baik untuk tanggul yang sangat panjang dari lokasi
yang berlainan yang berdekatan dengan trass tanggul yang akan
dibangun. Sedangkan pengambilannya dari lokasi yang sama,
tetapi jaraknya jauh akan meningkatkan biaya transportasinya.
Jadi tidaklah dapat dihindarkan pengambilan bahan tanah dari
lokasi di sekitar tanggul. Walaupun dengan resiko kualitasnya
. kurang memenuhi persyaratan. Oalam keadaan untuk urugan
bagian dalam tubuh tanggul, sedangkan untuk bagian luamya
dipergunakan untuk urugan bagian dalam tubuhnya.

5. Stabilitas tanggul
a. Berbagai penyebab kerusakan tubuh tanggul
Pada umumnya penyebab kerusakan tubuh tanggul adalah sebagai
berikut : .
1). Terbentuknya bidang gelincir yang menerus akibat
kemiringan lereng tanggul terlalu curam.
2). Terjadinya keruntuhan lereng tanggul akibat kejenuhan air
dalam tubuh tanggul yang disebabkan oleh rembesan air
pada saat banjir atau pada saat terjadinya hujan yang terus-
menerus.
3). Terjadinya kebocoran-kebocoran pada pondasi tanggul.
4). Tergerusnya lereng depan tanggul oleh arus sungai.
5). Terjadinya limpasan pada mercu tanggul.
6) Terjadinya pergeseran pondasi akibat gempa.
b. Stabilitas lereng tanggul
Kekuatan geser dan kohesi bekerja diantara partikel-partikel,
karena adanya gaya gravitasi. Makastabilitas lereng tanggul dapat
dihitung berdasarkan konsep bidang gelincir lingkaran.
Untuk memperoleh tegangan geser S dapat dihitung dengan :
S = 't tan 0 + C (9.2.)

235
Dimana :
r = kekuatankompresivevertikal
o = kekuatangeser dalam
c = kohesi
Dalarn kondisi tersebut besamya sudut geser dalarn terletak antara
bidang lereng tanah yang stabil alamiah. Niali 0 suatu bahan
senatiasa berubah-ubah tergantung besamya kandungan air, jadi
tidaklah sarna dengan sudut lereng alarniahnya,jika nilai C hanipir
mendekati angka nol seperti halnya pada pasar, maka rumus
tegangan geser dalam berubah menjadi :
S = 't tan 0 (9.3)
Selanjutnya untuk lempungan atau tanah berlumpur dengan
nilai 0 mendekati angka nol, maka S dapat diperoleh dengan
rumus :
S = C ; (9.4)
c. Garis rembesan
Sebagaimana yang terlihat pada gb 9.12. jika pada saat terjadinya
banjir, permukaan air pada bantaran naik cukup tinggi, maka
akan terjadi rembesan air ke dalam tubuh tanggul pada bagian
yang terletak dibawah kurva AB, dan kemiringan dari kurva AB
diatas disebut gradien hidrolis. Jika garis rembesanAB memotong
lereng belakang tanggul dan air rembesan muncul pada permukaan
lereng tersebut yang terlihat pada gb 12, maka akan dapat terjadi
kebocoran tanggul pada bagian permukaan lereng yang terletak
disebelah bawah titik B dan dapat membahayakan stabilitas tubuh
tanggul pada lokasi tersebut. Oleh sebab itu dalam merencanakan
penampang lintang tubuh tang gul pada lokasi harns diperhatikan
agar dapat menutup seluruh panjang garis rembesan dapat dilihat
pada gb 9.12
~.

Gambar 9.12. Garis rembesan dalam tubuh tanggul


236
d. Pengecekan stabilitas tanggul secara menyeluruh
Sebagaimana diuraikan dimuka, bahwa kerusakan tanggul akibat
longsor dapat terjadi pada lereng belakang tanggul, apabila garis
rembesan memotong lereng belakang dan air rembesan muncul
pada permukaan lereng tersebut. Permukaan lereng tanggul dapat
pula longsor karena tertimpa hujan deras secarqa terus menerus
dan berlangsung lama.Selanjutnya keadaan akan lebih sulit dan
kompleks, apabila tubuh tanggul sedang dalam keadaan jenuh
dan bersamaan dengan itu terjadi banjir yang menyebabkn
tejadinya naiknya permukaan air sungai. Dalam keadaan dernikian
longsor merupakan permulaan proses sewaktu- waktu dapat
terjadi. Pada hakekatnya terjadinya longsor merupakan permulaan
proses kerusakan tubuh tanggul yang selanjutnya dapat
menyebabkan bobolnya tanggul tersebut. Mengingat hal-hal
diatas, maka pemadatan pada seluruh bagian tubuh tanggul secara
baik dan sempurna, adalah salah satu persyaratan yang paling
utama dalam pembangunan tanggul guna meningkatkan
stabilitasnya dan hams pula diingat pada pembuatan tanggul-
tanggul dari bahan pasiran yang koefisien filtrasinya cukup tinggi,
agar sebelumnya dilakukan pengujian yang seksama pada
stabilitas tubuh tanggul terhadap pengaruh air rembesan.
Selanjutnya pengujian yang seksam~ diperlukan pula pada
tanggul-tanggul yang akan dibangun diatas lapisan pondasi yang
lolos air. Sebagai tambahan pengujian yang lebih seksama hams
dilakukan terhadap kemungkinan kebocoran pada tanggul yang
sudah dibangun ditas pondasi yang lulus air dan terhadap
kemungkinan terjadinya kerusakan-kerusakan akibat longsor pada
tanggul-tanggul yang di bangun diatas pondasi yang lunak serta
diatas pondasi lapisan tanah kohesif yang tebal.

9.5. KRIB

1. Umum
Krib adalah bangunan yang dibuat mulai dari tebing sungai kearah
tengah guna mengatur ams sungai dan tujuan utamanya adalah :
a. mengatur arah ams sungai,
b. mengurangi kecepatan ams sungai sepanjang tebing sungai,

237
c. mempercepat sedimentasi,
d. menjamin keamanan tanggul atau tebing terhadap gerusan,
e. mempertahankan lebar dan kedalaman air pada alur sungai,
f. mengonsentrasikan arus sungai dim memudahkan penyadapan .
Krib adalah bangunan air yang secaa aktif mengatur arah arus sungai
dan mempunyai efek positif yang besar jika dibangun secara benar.
Sebaliknya , apabila krib dibangun secara kurang semestinya, maka
tebing dise.berangnyadan bagian sungai sebelah hilir akan mengalami
kerusakan. Karenanya, haruslah dilakukan penelaahan dan penelitian
yang sangat seksama sebelum penetapan type suatu krib yang akan
dibangun.

2. Klasifikasi krib
a. krib permaebel
Pada tipe permaebel, air dapat mengalir melalui krib. Bangunan
ini akan melindungi tebing terhadap gerusan arus sungai dengan
cara meredam energi yang terkandung dalam aliran sepanjang
tebing sungai dan bersamaan dengan itu mengendapkan sendimen
yang terkandung dalam aliran. Krib permaebel terbagi dalam
beberapa jenis, antara lain jenis tiang pancang, rangka piramid
dan jenis rangka kotak.
b. Krib impermeabel
Krib dengan konstruksi tipe impermeabel disebut juga krib padat
sebab air sungai tidak dapat mengalir melalui tubuh krib.
Bangunan ini digunakan untuk membelokan arah arus sungai
dan karenanya sering terjadi gerusan yang cukup dalam didepan
ujung krib atau bagian sungai disebelah hilirnya. Untuk mencegah
gerusan, biasanya pada lokasi yang diperkirakan akan terjadi
gerusan, dipertimbangkan penempatan pelindung dengan
konstruksi flesibel seperti matras atau hamparan pelindung batu
sebagai pelengkap dari krib padat. Dari segi konstruksi, terdapat
beberapa jenis krib, impermeabel misalnya bronjong kawat,
matras dan pasangan batu.
c. Krib semi permeabel
Krib semi permeabel ini berfungsi ganda yaitu sebagai krib
permeabel dan krib padat. Biasanya bagian yang padat terletak
disebelah bawah dan berfungsi pula sebagai pondasi. Sedang
bagian atasnya merupakan konstruksi yang permeabel disesuaikan
dengan fungsi dan kondisi setempat.
238
d. Krib silang dan memanjang
Krib yang formasinya tegak lurus atau hampir tegak lurus sungai
dapat merintangi arus dan dinarnakan krib melintang. Sedangkan
krib yang formasinya harnpir sejajar arab arus sungai disebut
krib memanjang (Ganbar 9.13)

Pcn~~crus;&n
"\1C r.c
II .-e._'7. -r
_.t~
-! . 'I'
:.\, ' ~.~,
d . (;~~..
("ono.!(\nl! TC~i&k Condong
\..c huh: .
lurus kc !tilir

Hubuncan anfara ronnasi krib d:an


proses prngg~rusln-prngcndapan
pada d:asar suncai.

Gambar 9.13 Krib memanjang dengan konstruksi tiang pancang

3. Perencanaan krib
Dalarn mempersiapkan perencanaan krib, diperlukan survei mengenai
topografi, debit dan kecepatan aliran sungai dan transportasi sedimen
yng ada disungai. Tipe dan cara pembuatan krib ditetapkan secara
empiris dengan memperhatikan pengalaman masa lalu dalam
pembuatan krib yang harnpir sejenis.
Secara umum hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan
krib adalab sebagai berikut ini :
a. Karena cara pembuatan krib sangat tergantung pada resim sungai,
perlu diperoleh data mengenai pengalaman pembuatan krib pada
sungai yang sama atau harnpir sarna, kemudahan pelaksanaanya
dan besarnya pembiyayaan.
b. Untuk mengurangi turbulensi aliran pada sungai yang terlalu
lebar, maka permukaan air sungai normal harus dinaikan dengan
krib yang panjang, dengan memperhatikan biaya pelaksanaan
dan pemeliharaannya.

239
e. Jika krib yang akan dibangun dimaksud pula untuk melindungi
tebing sungai terhadap pukulan air, panjflng krib hams
dipehitungkan pula terhadap timbulnya pukulan air pada tebing
sungai di seberangnya.
d. Krib tidak berfungsi baik pada sungai keeil dan sempit alumya.
e. Apabila pembuatan krib dimaksudkan untuk menaikan permukaan
normal air sungai, perlu dipertimbangkan kapasitasnya disaat
terjadinya debit yang lebih besar atau debit banjir.

Formasi krib
Terdapat 3 maeam formasi krib yaitu tegak lurus, eondong kearah
hulu dan eondong kearah hilir.

Penetapan tinggi krib


Umuinnya akan'lebih menguntungkan apabila evaluasi mereu krib
dapat dibuat serendah mungkin ditinjau dari stabilitas bangaunan
terhadap gaya yang mempengaruhinya; sebaiknya elevasi mereu dibuat
0,50-1,00 meter diatas elevasi rata-rata permukaan air rendah. Dari
hasil pengamatan terhadap tinggi berbagai jenis krib yang telah
dibangun dan berfungsi dengan baik, diperoleh angka perbandingan
antara tinggi krib dan kedalaman air banjir (hg/h) sebesar 0,20 - 0,30
(lihat Gambar 9.13)

Arab aUran dan sudut sumbu krib


Lokasi pembuatan krib di sungai Arab aUran & sudut sumb krip 0
1//.', '." I ',', ,1/,'
Bagian lurus 10° - 15°
/.
Belokan luar 5° - 15°
Belokan dalam 0° - 10° --'11-

_ ~O!
~~ .j,,\\fAT -::.
\'..: ~..:-::
,/I.--/ r\
~ ~~ ~/
;:,.:<1: It.
:os . _
fL ...
1:,. Tin~gl I..~:bIl;jl;:1~..n~.
~ :1'], ~
f"rtrdl
u \I.~ 0.'; "I.~ ,I.~ I.u
Ji sunt:;1I'
If: Ked;1laman :air r;1,!:a:inskal
banjir rencana
h. II
(b)
hi

Gambar 9.13. Hubungan antara tinggi krib dan kedalaman air sungai disaat terjiadinya banjir.

240
Panjang dan jarak antara
Ditetapkan secara empiris yang didasarkan pada pengamatan data
sungai yang bersangakutan antara lain situasi sungai, lebar sungai,
kemiringan sungai, debit banjir, kedalaman air, debit normal,
transportasi sedimen dan kondisi sekeliling sungai.

Krib memanjang
Adalah krib yang ditempatkan hampir sejajardengan arah arus sungai
dan biasanya digunakan untuk melindungai tebing alur sungai dan
mengatur arah arus sungai agar alur sungai tidak mudah berpindah-
pindah.

4. Konstruksikrib
a. Krib tiang pancang : adalah contoh krib permeabel dan dapat
digunakan baik untuk krib memanjang maupun krib melintang.
Konstruksinya sangat sederhana dan dapat meningkatkan proses
pengendapan serta sangat cocok untuk bagian sungai yang tidak
deras arusnya.
b. Krib rangka : adalah krib yang cocok untuk sungai-sungai yang
dasarnya terdiri dari lapisan batuatau krikil yang sulit dipancang
dan krib rangka ini mempunyai kemampuan bertahan yang lebih
besar terhadap arus sungai dibandingkan dengan krib tiang
pancang.

Gambar 9.15. Krib rangka piramid.

241
Dronjong ~o:ml:'e~;11
de;'!3n

(a) Krib raneka piramid (ukuran keal) (b) Krib rallcka ~ar

Gambar 9.15 Krib rangka piramid

c Krib blok beton : krib blok beton mempunyai kekuatan yang


baik dan awet serta sangat tleksibel dan umumnya dibangun
pada bagian sungai yang arusnya deras. Bentuk dan denah krib
serta berat masing-masing blok beton sangat bervariasi tergantung
dari kondisi setempat antara lain dimensi serta kemiringan sungai
dan penetapannya didasarkan pada contoh-contoh yang sudah
ada atau pengalaman-pengalaman pada krib-krib sejenis yang
pemah dibangun.

,.:::::-..:;:-..~hlr:l~~~~u,;,,,::, (Dcnahl
IDC:~~!:'"'_U''''\'''''''''''''

~
ojj ~O.JlO@[Q]!ill!ill · C1'ol~n,an A.A"
~
I
" aD [Q1Jw~~o' \Q1 !Q1[Q]~.C: . :r~
[ ~~[)rJR.~2.~~ .

.q -..
I
Ar:ah 3lir:an

(a). krib blok beton (1) (b) Krib blok beton (2)

242
~tatra~ 1..:&\U
r
\
.

(c) Krib blok beton (3)

Gambar 9.16. Beberapa contoh krib blok beton

"
Rand,a . Iraml d ,":I~' n bcrt u Ian!:
1....

J.:I::
3,60 .!.:.1II!.!::!1
.
..:.05 ,
~ O,::O
-:.
'..1'.
,'"
'r
o iO.,.:.."1.
. 1,0 \
;. 'I'
'.
;;;. .
... ' ,.
,.~
u'
'/'..'
'

. '~-''f
.': "O'
I,':-
~
~~, --y. -'~"
./..'
.,'.., 1.0
v

14.IOO.30JI 0 j(). 1.0_0"3 Poasangan boalu


~Iok bcton . VfVI
upe salib 1'10.
~0 u anpn . 0.30
~ 19Inm
:O;~,1No..a
i
::0.0 . I,

,A

"
A .A',
@200 x 1.54 . 30.800

Gambar 9.17. Contoh krib dan konsolidasi pondasi dikombinasikan dengan


blok beton tipe salib.

243
5. Pemilihan tipe krib
Tipe krib yang eoeok untuk suatu lokasi haruslah ditentukan
berdasarkan resim sungai pada lokasi tersebut dengan memperhatikan
tujuan pembuatannya, tingkat kesulitan dan jangka waktu
pelaksapannya.
Jadi hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipelajari adalah bentuk
denah, kemiringan memanjang dan bentuk penampung lintang krib,
elevasi muka air, debit, keeepatan arus baban dasar dan arab pergeseran
pada sungai. Selanjutnya tipe krib ditetapkan berdasarkan fungsi
hidrolika dari krib, pengalaman-pengalaman yang pemah ada dan
'eontoh-eontoh bangunan krib-krib yang dibuat di waktu-waktu yang
lalu.
Dalam proses penentuaqn tipe kirb diperlukan perhatian khusus pada
hal-hal sebagai berikut :
1. Krib permeabel yang rendab dengan konsolidasi pondasi biasanya
eukup emmadai untuk melindungi tebing sungai.
2. Krib tidak coeok.untuk sungai-sungai yang sempit alumya atau
untuk sungai-sungai kecil.
3. Krib permeabel bereelah besar, seperti krib tiang paneang.

Tabel 9.3. Hubungan antara kemiringan dasar sungai


dan krib yang efektif

1/50 - 11100 1/200 - 1/500 - 1/1000 -


.Jeniskrib sungal 11100 1/200 1/500 1/1000 1/5000 1/5000 Total

Blok beton 5 2 4 6 1 0 18
Bangunan kisi I 8 15 3 0 0 27
Rangka piramid 4 baris 0 4 3 0 0 0 7
Rangka piramid 3 baris 0 2 5 0 0 0 7
Tiang 0 1 1 0 0 0 2
Krib tanah 0 1 15 2 2 0 20
Rangka sakunya 0 0 4 3 1 0 8
Matras kayu (termasuk
bronjong kayu) 0 0 1 16 12 0 29
Tiang pancang 0 0 11 24 36 8 79
Rangka kotak segitiga 0 0 2 0 19 0 21
Tipe Krippen 0 0 0 0 6 0 6

Total 6 21 63 54 77 8 229

244
9.6 CHECK DAM

Check dam adalah bangunan yang berfungsi menampung dan atau


menahan sedimen dalam jangka waktu sementara atau tetap, dan harns
tetap melewatkan aliran air baik melalui mercu maupun tubuh bangunan.

Check dam juga digunakan untuk mengatur kemiringan dasar saluran


drainase sehingga mencegah terjadinya penggerusan dasar yang
membahayakan stabilitas saluran drainase.

1. Debit Rencana
Debit rencana dihitung dengan rumus :
Q = 1/3,6.C.I.A (9.5)
dimana :
Q = debit rencana (m3/dt)
C = koefisien pengaliran
I = intersitas luas (mmljam)
A = luas daerah pengaliran sungai (km2)

2. Dimensi Hidrolis
a. Panjang Mereu
Panjang mercu pelimpahan dan sediman diperhitungkan
berdasarkan pada :
1) Kemampuan melewatkan debit banjir desain dengan tinggi
jagaan cukup, sehingga setiap bagian bangunan aman
terhadap kerusakan.
Besarnya debit rencana dan tinggi jagaan tersebut harns
diambil sesuai dengan standart yang berlaku yaitu :
Semua bangunan harns direncanakan aman terhadap
debit dengan besaran tertentu; dan biasanya dinyatakan
dengan kala ulangnya.
Bila standart di atas tidak emmuat ketentuan untu sesuatu
bangunan yang hendak direncanakan, maka penentuan
kala ulang untuk itu harus dipertimbangkan segi
keamanan, resiko dan konsekuwensinya, dan ekonomi.

245
2) Batasan tinggi muka air genangan pada debit banjir rencana
mengingat pengarnh terhadap : keamanan lingkungan, dan
dimensi bagian bangunan lain seperti :
Tanggul banjir.
Peredam energi.
b. Tinggi Mereu
Tinggi mercu pelimpahan bangunan penahan sedimen harus
diperhitungkan dengan mempertimbangkan :
I) Kebutuhan tampungan sedimen di hulu bangunan dengan
memperhatikan jumlah bangunan : tunggal atau serial.
2) Tinggi muka air genangan yang akan terjadi pada debit
rencana.
e. Bentuk Mereu
Bentuk mercu pelimpahan bangunan ini pada umumnya
direncakana berbentuk ambang lebar dengan memperhatikan
benturan dan abrasi oleh muatan yang tersangkut aliran.
d. Tubuh bangunan pelimpah
Dimensi tubuh bagian bangunan ini harns ditentukan dengan
memperhatikan faktor-faktor :
I) Bahaya benturan dan abrasi oleh muatan dan atau benda
padat lainnya.
2) Stabilitas struktural dan rembesan.
e. Peredam energi
I) Dan penahan sedimen tidak dilengkapi dengan bangunan
peredam energi mengingat benturan dan abrasi oleh muatan
dan benda padat lainnya.
2) Bila bangunan tidak berdiri di atas dasar yang kuat, maka
perlu dipertimbangkan pembuatan bangunan peredam energi
dengan tipe lantai yang harns tahan aus dan tanah benturan,
atau tipe bertangga.
f Tembok pangkal dan tembok sayap
1) Untuk tubuh dam sedimen penahan yang monolit maka
bangunan harns dimasukkan ke dalam tebing sungai yang
stabil.
2) Untuk melindungi tebing di udik dan di hilir bangunan oleh
faktor-faktorgerusan loka!, agradasi, dan sifat material tebing.

246
2. Perhitungan hidrolis
a. Rumus Pengaliran
Q = m ...Jg.A3e (9.6)
T
dimana :
Q = debit rencana (m3/det)
m = koef. pengaliran = 0,8
Ae = penampung hidrolis
T = lebar permukaan = (b + mh)
b = lebar dasar penampung hidrolis
he = tinggi kritis.
b. Dalamnya gerusan (X)
Dalam gerusan akibat terjun lurus harns dihitung berdasarkan
rumus :
x = 1/4 (Hz X H) 2/3 (9.7)
dimana
x = dalamnya gerusan dari dasar saluran hilir.
HZ = perbedaan tinggi energi di hulu dan di hilir.
H = tinggi energi di atas ambang

3. Perhitunganstabilitas.
a. Perhitungan kekuatan konstruksi
Pembebanan
Dihitung sebagai tembok penahan tanah.
Kekuatan konstruksi
Harns memenuhi peraturan yang berlaku untuk bahan yang
dipakai.
,b. Perhitungan Stabilitas
Tembok penahan tanah harns stabil terhadap guling dan gaya
geser f > 1.2 - 1.5, dan juga harns stabil terhadap daya
dukung tanah.

247
.0
Lc..ne hliit (b)
'- Lerenc hulu
O~crah tapis lindunc

Mcreu s~yap

Oindinc scbl
8~gia~ ../'" panc:anl
ptn",r
Sayap'
Mereu bendun,
I'inll" hillr 0.. -' PinuJr hulu
TinJsi Tinsp .rek IiC
bcn<.lun,_ . Tinui bcndunC

Panjanc1anlai
lindunc
'

Lebar I~nl~i K.leb~lan


__' .
KClcb~!an2l<:.' Me"",njanl sunpi
L.b~r

lind..ng K"""r~n !anlai lin<.l..n8


Pin"ir hilir<.IasarI r-;;;;;
'Pin"ir hulu dasar
Oasar bendune (pondasi)

Gambar 9.21. Check Dam

9.7 AMBANG (GROUND SILL)

Bangunan ini direncanakan berupa ambang atau lantai dan berfungsi


untuk mengendalikan ketinggian dan kemiringan dasar sungai, agar dapat
mengurangi atau menghentikan degradasi sungai.

Bangunan ini juga dibangun untuk menjaga agar dasar sungai tidak
turun terlalu berlebihan.

r~o:"'~'.-o-':"':.'~-,,--,-o~- .
~.:,.~I:.; I"'~.":.l'~':~~'.;;=:;-'~ .~~_"_'.o'..\~:; . ~..~i

....., ..q' ....//


. -- --i-
_.1.: -.:
-.0_ . II,
, ...;....o.
(a) (b) (c) (d)

Gambar 9.23. Denah ambang


Gambar 9.22. Contoh ambang dan arah limpasan air.

248
1. Tipe dan bentuk ambang
Ada dua buah tipe umum ambang
a. Ambang datar (bed gindle work)
Bangunan ini hampir tidak mempunyai terjunan dan elevasi
mercunya hampir sarna dengan permukaan dasar sungai, dan
berfungsi menjaga agar permukaan dasar sungai tidak turnn lagi.
b. Ambang pelimpah (head work)
Bangunan ini mempunyai terjunan, hingga elevasi permukaan
dasar sungai di sebelah hilimya dan tujuannya adalah untuk lebih
melandaikan kemiringan dasar sungai.

2. Perencanaan ambang
a. Tinggiambang.
1) Untuk sungai sempit. .
L = (lIn - 11m)h = (1.5 - 2.0) l/h (9.8)
2) Untuk sungai lebar.
L = (1.5 - 2.0) b (9.9)
dimana :
L = jarak antar.a ambang (m)
h = tinggi ambang (m)
n = kemiringan dasar sungai
m = tingkatan perencanaan dasar sungai
b = lebar sungai (m)
b. Konstruksi ambang
Konstrnksi ambang terdiri dari tubuh dan lantai lindung yang
dibangun secara monolit dari bahan beton yang disebut pula
bangunan utama (liath gbr. 9.24) dan biasanya diadakan hamparan
pelindung (konsolidasi) dasar sungai di sebelah hulu dan sebelah
hilir bangunan utama tersebut.

249
1II.,k.~I.,~ l,'o".,I..!a". :'<'11.1..",
I:: 1\10. :,'1'1> lun!=~.£11
III"k. bk'l Loos.'ho.la.i 1J:\'nu.'nc la~ al
pondasl t I 100. 131'IS
,.: !~r!~. "u;.spJ :n~t(.I) . ." ' .
lunsgall dilLa!! ..- Ibmparaoblol.t'ok'l ro:hn.
~-:--=- <!;;~g
dasar~~r.~aiba~i.1n
';:0:*=~~ ~u.u 11.".1. iaf'IStun~::ai,
Sc:ial l'anQos ba.la=::-"
Tian~ j',mCan!,: !>.::.'n o.:nulao~
L,;,... v " j

Gambar 9.24. Contoh konstruksi ambang

c. Lantai lindung dan konsolidasi dasar sungai pada ambang


Lantai lindung ambang biasanya dikombinasikan dengan
konsolidasi dasar sungai guna melindungi tubuh ambang terhadap
gerusan atau gejala piping. Panjang lantai lindung dan konsolidasi
dasar sungai hanya dapat ditetapkan berdasarkan model hidrolika
atau diperoleh secara empiris untuk ambang yang kecil-kecil.
Dan panjang lantai pelindung atau konsolidasi dasar sungai yang
diperlukan sebagai peredam energi secara kasar dapat dilihat
pada rumus Safranes.
Andaikan kedalaman air sungai yang deras arusnya pada tepi
hulu lantai lindung adalah hi (lihat gbr. 9.25) :

h\ - (H - hI) h\ + q2
2g
= 0 (9.10)

h2 = -V h2, + 2q2 hI
--- (9.11)
4 4 4

Gambar 9.25. Panjang lantai lindung pada ambang

250
dimana :
h = Tinggi air di atas mercu ambang (m)
D = Tinggi ambang (m)
H = Total tinggi tekanan = D + h (m)
hf = Kehilangan tinggi tekanan akibat geseran = C*(D/h)*H
q = Debit persatuan panjang (m3/dt/m')
h2 = Kedalaman air di tepi hilir lantai lindung (m)
C = 0.02

Jika panjang yang diperlukan untuk peredam energi adalah L,


maka perkiraan L - 4,Sh2
Lantai lindung dibuat horizontal dan biasanya monolit dengan
tubuh ambang.
Sedang konsolidasi dasar sungai diadakan disebelah hilir lant~i
lindung dnegan konstruksi yang fleksibel dan dengan kekasaran
yang tinggi pada permukaan bagian hulunya dan berangsur
berkurang ke arah hilirnya.
d. Konstruksi kontak tubuh ambang dengan tebing sungai.
Konstruksi kontak tubuh ambang dnegan tebing sungai merupakan
bagian pekerjaan yang sangat penting, demikian pula kontak
antara tebing sungai dengan bagian-bagian ambang lainnya,
seperti lantai lindung dan konsolidasi dasar sungai. Seperti
diketahui bahwa air yang melimpah dari atas mercu ambang
menyebabkan alirannya bersifat terbuka dan mengakibatkan
gerusan, baik. pada alur sungai maupn pada bantara di kanan
kirinya serta kedua tebingnya.
Guna mencegah gerusan pada tebing sungai atau tanggul pada
. keduaujungtubuhambanmg,makakeduaujungambangtersebut
diperbesar seperlunya seperti terlihat pada gambar 9.26 dan pada
gambar 9.27. Selain itu diadakan pIa lapis pelindung (plesengan)
pada kedua ujung ambang, hingga mencakup panjang lantai
lindung yang dibuat dari konstruksi beton bertulang.

Jl~~IOh _'-4AT '- yane kurans baik


Pcli9,~ung>'anl "urans .,-/

scr\l$an dan rusa"nya


mcmadai
langllul dapal mcnycbabk~
~ -~AT ~
onloh yan; baik

Gambar 9.26. Konstruksi bagian hi/ir ambang


251
Batu pccab

Tubuh ambans y.p + 9.6S


~/\I.jO
Q 0.50
/ ./Y.P + 9.39
Beton . YP+.8.49 Elevasi .
. , . .;.24 dasar sunp!
Lapisan Pondasi ambans
ketikil Setal panc:anskayu.
panjans S.Om

Gambar 9.27. Contoh ambang dan perkuatan sayap.

Gambar 9.28. Contoh perkuatan kaki tanggul dengan sekat pancang.

D:ts:tr rC:1c:ana s~:'I~ai D.I)O!r r('ncana 'lu:~aIJI


di seb<:!ah hulu sc:bd:lh hllir
~AT

/ 'j '\~ Zi.\ ~ Iw_1


Ibl3S bi;1 I~ ~,C! J
13n~~uJ ~.~

-
~
~:ant:&1 'incJun~. Tcmbok penahan
.. , ::

~\.~
~ ~I:
Conloh perkual3n
Icrcng
= 30

Gambar 9.29. Contoh perkuatan sayap pada ambang

252
Pada ambang yang tinggi tekanannya keeil tidak diperIukan
perkuatan-perkuatan seperti uraian di atas. Tetapi hal tersebut
pun diperIukan untuk melindungi bantaran dan memperkuat kaki
tanggul dengan sekat paneang atau dengan konstruksi lain yang
sesuai dengan kondisi setempat serta menggunakan bahan-bahan
yang dpaat diperoleh setempat (Gbr. 9.28).
Pada sungai-sungai yang jarak antara kedua tanggulnya lebih
besar dari 50 m, perkuatan lereng tanggul biasanya tidak
diperlukan, tetapi kaki-kaki tanggul haruslah diperkuat dengan
melindungi permukaan bantara di sebelah hilir ambang.
Gbr. 9.29 memperIihatkan perkuatan sayap-sayap pengarah aliran
pada ambang pelimpah. Perkuatan tersebut harus ditempatkan
lebih ke belakang dan dibuat dari .melindungi dasar sungai
terhadap hempasan langsung dari air yang melintas ambang
tersebut.
e. Sayap pengarah arus.
Apabila ambang dibangun pada sungai, biasanya aliran turbulen
terjadi di sebalah hilir ambang yang disebabkan loneatan hidrolis,
mengakibatkan mudah terjadinya gerusansetempat.
Dalam keadaan demikian perIu adanya sayap pengarah arus, baik
disebelah hulu maupun sebelah hilir ambang dan bersamaan
dengan itu dasar bantaran serta dasar alur sungai diperkuat dengan
hamparan pelindung yang konstruksinya tleksibel.
f. Pelindung bantaran
Apabila pada sungai-sungai dengan penampung ganda, tetapi
ambang harus dibangun pada alur sungainya saja, maka harus
diadakan perlindungan untuk dasar bantaran yang meneakup
sampai dengan hulu dan ujung hilir sayap pengarah arus.
Untuk ambang pada sungai yang bantarannya sangat lebar, supaya
biayanya lebih murah, perkuatan diadakan di sekitar kai tanggul.
Perkuatan bantaran diadakan dengan konstruksi bronjong guling,
hamparan blok beton, dan lain-lain.

253
3. HaI-haI yang perIu diperhatikan untuk keamanan ambang.
a. Gejala piping
Apabila ambang di bangun di atas lapisan tanah permeabel, air
rembesan mengalir melalui lapisan tanah pondasi. Hal tersebut
disebabkan terjadinya tinggi tekanan oleh perbedaan elevasi muka
air sungai di sebelah hulu dan di sebelah hilir ambang. Apabila
kecepatan alir air rembesan tersebut cukup besar, hingga
melampaui kecepatankritis untuk lapisan tanah pondasi tersebut,
maka akan terjadi piping, yaitu butiran-butiran halus yang
membentuk lapisan tanah pondasi mulai bergerak dan hanyut
bersama aliran air rembesan dan terjadilah rongga-rongga pada
lapisan yang semakin lama menjadi semakin bertambah besar
yang menyebabkan ambang turnn atau rnntuh.
Tinggi keamanan terhadap piping dapat diperoleh dengan nilai
banding rayapan (creep ratio).
Sebagaimana yang tertera pada gambaran 9.30, jika hi ~ h2
bangunan aman terhadap piping, bila C = L/H > angka-angka
pada tabel 9.4 dan 12~ 2hl.
Maka L = 11 + 2h1 + 12 + 2h2 + 13
Jika hi ~ h2 dan 12 < hi + h2,
Maka L =. I) + hI + 12+ h2 + 13 (9.12)
C = L/H
dimana :
L = panjang lintasan aliran air rembesan.

Tabel 9.4. Harga kritis C = L/H

KelasBatas C=UH
Pasur sangat halus 18
Pasir halus 15
Pasir kasar 12
Kerikil dan pasir 9
Kerikil kasar termasuk batu pecah 4 -6

254
I
"' ... JI
~. _:----
, "~
L .-1

- I, ~ 'hh:l
...L.-
I t. .~_
.L..I,

Gambar 9.30. Garis rembesan air pada ambang

Lane mengusulkan untuk tanah pondasi yang mengandung


endapan datar, menggunakan sepertiga lintasan rembesan
mendatar untuk lintasan vertikal dan koefisien rembesan datar
lebih besar dari rembesan vertikal.
LW = 1/3 (11 + 12+ 13)+ 2 (HI + h2) (9.13)
CW = LW/H

Apabila suatu bobot diberikan untuk angkat CW disebut "nilai


banding rayapan seimbang" dan keamanan terhadap bahaya pip-
ing dapat dijamin, jika nilai rayapan lebih besar dari angka-
angka seperti yang tertera pada tabel 9.5.

Tabel 9.5. Nilai banding rayapan seimbang

Kelas Nilai banding rayapan seimbang


Pasir sangat halus 8,5
Pasir 7,0
Pasir sedang 6,0
Pasir kasar 5,0
Kerikil halus 4,0
Kerikil sedang 3,5
Kerikil kasar termasuk batu pecah 3,0
Batu pecah dengan sedikit kerikil 2,5

255
b. Pasir apung
Gejala pasir apung (Quick sand) dapat terjadi apabila dalam
lapisan pasir terdapat aliran air rembesan dengan lintasan vertikal
ke arah atas, sehingga berat efektif butiran pasir dapat diimbangi
dengan tekanan angkat yang terdapat pada aliran air rembesan
dan hilangnya daya kontak antara butiran pasir tersebut, hingga
butiran pasir seolah-olah melayang di dalam aliran tersebut.
Gradien hidrolis kritis (ic) dari air rembesan yang menyebabkan
terjadinya pasir apung dapat diperoleh dengan rumus :
Gs - 1
1c = (9.14)
1+ e

dimana :
ic = gradient hidrolis kritis
Gs = berat jenis butir tanah
e = angka pori

Jika faktor keamanan adalah Fs ;:::5


c. Kecepatan aliran air rembesan
Keeepatan aliran air rembesan (v) dinyatakan derigan rumus
berikut :

v = kH (9.15)
L

dimana :
k = koefisien permeabelitas
H = perbedaan elevasi antara muka air di hulu dan di
hilir ambang
L = panjang lintasan
Walaupun angka v sangat bervariasi tergantung dari karakteristik
lapisan tanah pondasi ambang, tetapi keamanan ambang dapat
dijamin terhadap gejala-gejala piping dan pasir apung, jika angka
v lebih keeil dari 1 mmldetik.

256
d. Tekanan angkat
Tekanan angkat (up lift) yang disebabkan oleh perbedaan elevasi
muka air di sebelah hulu dan di sebelah hilir ambang akan bekerja
pada alas ambang tersebut. Akan tetapi untuk ambang yang
rendah, perbedaan elevasi muka air di hulu dan di hilir ambang
tersebut sangat kecil dan dapat diabaikan.
e. Stabilitas dinamik tubuh ambang
Tubuh ambang haruslah senantiasa dalam keadaan aman terhadap
guling (over turning) dan gelincir (sliding).
Gaya-gaya yang bekerja pada ambang adalah :
1) Tekanan air
2) Tekanan tahan
3) Tekanan angkat
4) Kekuatan gempa

257
--- n____

Anda mungkin juga menyukai