Prinsip Proses Integritas dari Kerangka kerja Pelayanan keyakinan (trust service)
menyatakan bahwa sistem yang andal adalah salah satunya menghasilkan informasi yang akurat,
komplit, tepat waktu, dan valid. Seperti yang dibahas dalam tujuan pengendalian COBIT DS 11.1,
hal ini membutuhkan pengendalian atas input, proses, dan output data. Tabel 10-1 menyajikan 6
katagori dasar penerapan pengendalian yang dibahas dalam COBIT framework untuk memastikan
proses integritas.
Tabel 10-1 Penerapan Pengendalian yang Dibahas dalam COBIT untuk memastikan Proses
Integritas
[Type here]
2. Dokumen Turnaround adalah record (catatan) data perusahaan yang dikirim ke pihak eksternal
dan kemudian dikembalikan oleh pihak eksternal ke sistem sebagai masukan (input). Dokumen
turnaround disiapkan dalam mesin pembaca bentuk untuk memfasilitasi proses berikutnya
sebagai record input. Sebagai contoh Utility Bill yang dapat dibaca dengan perangkat scanning
khusus ketika bill terebut dikembalikan dengan pembayaran. Dokumen turnaround memastikan
ketelitian dengan mengeliminasi potensi kesalahan input ketika memasukkan data secara
manual.
[Type here]
Range check (cek ring) menguji apakah jumlah angka jatuh diantara batas bawah dan atas dari
yang ditetapkan. Sebagai contoh, promosi pemasaran mungkin diarahkan hanya untuk prospek
dengan laba $ 50.000 dan $ 99.999.
Size check (cek ukuran) memastikan bahwa data input akan cocok ke dalam filed tugas. Sebagai
contoh nilai 458.976.253 akan tidak cocok dengan field digit delapan.
Completeness check (cek kelengkapan) pada setiap input yang direkam menentukan apakah
semua item data yang dibutuhkan sudah dimasukkan. Sebagai contoh, catatan (rekaman)
transaksi penjualan tidak harus diterima untuk diproses kecuali melengkapinya dengan alamat
pengiriman dan penagihan pelanggan.
Validity check (cek validitas) membandingkan kode ID atau nomor rekening (akun) pada
transaksi data dengan data yang sama dalam file master untuk memverifikasi bahwa akun ada.
Sebagai contoh, jika nomor produk 65432 dimasukkan pada pesanan penjualan, komputer harus
memverifikasinya bahwa produk tersebut benar bernomor 65432 dalam database inventory.
Reasonableness check (cek kewajaran) menentukan kebenaran dari hubungan logis antara dua
item. Sebagai contoh, jam lembur harus dibuat nol untuk seseorang yang tidak bekerja
maksimum pada jam kerja regular dalam periode pembayaran.
Nomor ID resmi (seperti nomor pekerja) dapat berisi suatu cek digit yang dihitung dari digit
lainnya. Sebagai contoh, sistem dapat menetapkan setiap karyawan baru dengan nomor
Sembilan digit, lalu menghitung digit sepuluh dari Sembilan digit aslinya dan
menambahkannya dengan jumlah yang dihitung dengan Sembilan digit aslinya untuk
membentuk nomor ID sepuluh digit. Perangkat data entry kemudian dapat diprogram untuk
melakukan verifikasi cek digit dengan menggunakan digit Sembilan pertama untuk menghitung
digit kesepuluh setiap kali nomor ID tersebut dimasukkan. Jika kesalahan dibuat dalam
memasukkan salah satu dari sepuluh digit, perhitungan dilakukan pada Sembilan digit pertama
tidak akan cocok dengan yang kesepuluh atau cek digit.
Pengujian data entry terdahulu (preceding) digunakan dua metode yaitu batch processing dan
online real-time processing. Pengendalian data input tambahan berbeda dengan kedua metode
proses tersebut.
[Type here]
Batch processing bekerja lebih efisien jika transaksi disortir (diurutkan) sehingga akun-akun
yang terpengaruh berada pada urutan yang sama seperti rekaman dalam master file. Sebagai
contoh, keakuratan batch processing transaksi penjualan untuk memperbarui saldo rekening
pelanggan terlebih dahulu dilakukan dengan mengurutkan nomor rekening pelanggan. Menguji
sequent check (cek urutan) apakah batch data input berada dalam angka atau huruf yang berurut.
Error log menunjukkan review terhadap kesalahan data input (tanggal, sebab, masalah) yang
tepat waktu dan pengajuan transaksi yang tidak dapat diproses.
Batch total meringkas nilai penting untuk rekaman batch input. Berikut ini adalah tiga batch
total yang umumnya digunakan:
1. Total jumlah keuangan adalah field yang berisikan nilai-nilai moneter, seperti jumlah total
seluruh penjualan dalam dolar untuk sebuah batch transaksi penjualan.
2. Total jumlah Hash adalah field angka non keuangan, seperti filed total kuantitas yang
dipesan pada batch transaksi penjualan.
3. Record count adalah jumlah rekaman dalam batch.
Batch total ini dihitung dan disimpan oleh sistem ketika data awalnya dimasukkan. Data tersebut
kemudian akan di kalkulasi ulang untuk memverifikasi apakah seluruh input diproses dengan
benar.
[Type here]
Pengendalian Proses (Processing Control)
Pengendalian juga dibutuhkan untuk memastikan bahwa data diproses dengan benar.
Pengendalian proses yang penting sebagai berikut:
Data Matching. Pada kasus tertentu, dua atau lebih item data harus dicocokkan terlebih dahulu
sebelum terjadinya suatu tindakan. Sebagai contoh, sebelum membayar penyedia (vendor),
sistem harus memverifikasi informasi bahwa faktur vendor cocok dengan informasi pesanan
pembelian dan laporan penerimaan.
File Labels. File label membutuhkan pemeriksaan untuk memastikan bahwa file-file yang benar
di perbaharui (update). Eksternal label yang dapat dibaca oleh manusia dan internal label yang
ditulis dalam bentuk yang dapat dibaca oleh mesin pada media data record keduanya harus
digunakan. Dua tipe penting dari internal label adalah header dan trailer record. Header record
terletak pada awal setiap file dan berisikan nama file, tanggal kadaluarsa dan identitas data
lainnya. Trailer record terletak pada akhir file dan berisikan total batch yang dihitung selama
input. Program-Program harus didesain untuk membaca header record sebelum diproses, untuk
memastikan file yang benar sedang diperbaharui. Program-program tersebut juga harus
didesain untuk membaca informasi dalam trailer record setelah diproses, untuk memastikan
bahwa semua rekaman input sudah diproses dengan benar.
Perhitungan ulang dari batch total. Batch total harus dihitung kembali sebagai setiap transaksi
yang diproses, dan total untuk batch kemudian harus dibandingkan dengan niali dalam trailer
record. Setiap perbedaan mengindikasikan suatu kesalahan proses. Seringkali. Sifat perbedaan
tersebut memberikan petunjuk tentang jenis kesalahan yang terjadi. Sebagai contoh, jika saat
dihitung ulang jumlah record nya lebih kecil dari yang aslinya, satu atau lebih transaksi record
tidak diproses. Sebaliknya, jika saat dihitung ulang jumlah recordnya lebih besar dari yang
aslinya, ada tambahan transaksi yang tidak sah diproses, atau beberapa transaksi record diproses
dua kali. Jika perbedaan total keuangan atau hash dibagi merata dengan 9, kemungkinan
penyebabnya adalah kesalahan transposisi (perubahan), dimana dua digit yang berdekatan
secara tidak sengaja terbalik (seperti 46 menjadi 64). Kesalahan transposisi mungkin muncul
karena dianggap sepele tapi bias memiliki konsekuensi keuangan yang sangat besar. Sebagai
contoh, efek dari salah mencatat tingkat bunga pinjaman sebesar 6.4% menjadi 4.6%.
Cross footing dan zero balance test. Jumlah total dapat dihitung dalam berbagai cara. Sebagai
contoh, di dalam kertas kerja, grand total dapat dihitung salah satunya dengan menjumlah total
[Type here]
kolom atau baris atau dengan menjumlahkan baris dari total kolom. Kedua metode ini harus
menghasilkan hasil yang sama. Cross footing balance test membandingkan hasil yang
diproduksi oleh setiap metode untuk memverifikasi keakuratan. Zero balance test menerapkan
logika yang sama untuk mengendalikan akun. Sebagai contoh, akun kliring upah di debit untuk
pembayaran bruto semua pekerja dalam periode waktu tertentu. Kemudian meng-kredit jumlah
alokasi biaya seluruh pekerja untuk berbagai katagori beban. Akun kliring upah harus memiliki
saldo nol setelah keduanya di jurnal (di entri); apabila tidak bersaldo nol mengindikasikan
kesalahan proses.
Write-protection mechanisms. Pengendalian ini untuk melindungi terhadap tertimpanya atau
terhapusnya data file yang tersimpan pada media magnetic. Write-protection mechanisms telah
lama digunakan untuk melindungi master file dari kerusakan yang tidak disengaja. Invoasi
teknologi juga mengharuskan penggunaan Write-protection mechanisms untuk melindungi
integritas data transaksi. Sebagai contoh, tag identifikasi frekuensi radio (RFID) digunakan
untuk melacak kebutuhan persediaan dengan perlindungan catatan (jumlah harga) agar
pelanggan tidak dapat merubah harga barang.
Pengendalian update bersamaan (Concurrent update control). Kesalahan dapat terjadi ketika
dua atau lebih pengguna berusaha untuk memperbaharui record yang sama secara bersamaan.
Pengendalian update bersamaan mencegah kesalahan tersebut dengan mengunci satu pengguna
sampai sistem telah selesai memproses transaksi yang dimasukkan oleh pengguna yang lain.
[Type here]
persediaan pada buku besar harus sama dengan jumlah saldo item pada database persediaan.
Hal yang sama berlaku pada pengendalian akun piutang, modal aset dan utang.
Rekonsiliasi data eksternal. Total database secara periodik harus direkonsiliasi (dicocokan)
dengan data yang dikelola di luar sistem. Sebagai contoh, jumlah pekerja yang direcord pada
file upah dapat dibandingkan dengan total jumlah pekerja pada database sumber daya manusia
untuk mendeteksi upaya untuk menambah karyawan fiktif pada database upah. Demikian pula,
persediaan di tangan harus dihitung secara fisik dan membandingkannya dengan kuantiti yang
direcord di tangan dalam database.
Pengendalian transmisi data. Organisasi juga butuh untuk menerapkan desain pengendalian
agar memperkecil resiko kesalahan transmisi (pengiriman) data. Setiap kali perangkat penerima
mendeteksi kesalahan transmisi data, perangkat pengirim meminta untuk mengirim kembali
data tersebut. Umumnya, hal ini terjadi secara otomatis dan pengguna baru menyadarinya
setelah terjadi. Sebagai contoh, Transmission Control Protocol (TCP) yang dibahas pada Bab 8
memberikan nomor urut untuk setiap paket dan menggunakan informasi tersebut untuk
memverifikasi bahwa seluruh paket sudah diterima dan memasang kembali dalam urutan yang
benar. Ada dua pengendalian lain yang umumnya digunakan dalam transmisi data yaitu
checksums dan parity bits.
1. Checksums. Ketika data ditransmisikan (dikirim), perangkat pengirim dapat menghitung
file hash, yang disebut checksums. Perangkat penerima melakukan perhitungan yang sama
dan mengirim hasilnya ke perangkat pengirim. Jika dua hash setuju, transmisi dianggap
akurat. Jika tidak file dikirim ulang.
2. Parity bits. Komputer merepresentasikan karakter sebagai kumpulan digit berpasangan yang
disebut bit. Setiap bit memiliki dua kemungkinan nilai: 0 atau 1. Banyak komputer
menggunakan skema pengkodean tujuh digit, yang mewakili lebih dari 26 huruf dalam
abjad inggris (huruf besar dan kecil), nomor 0 sampai 9 dan variasi symbol khusus ($, %
dan sebagainya). Parity bit adalah suatu tambahan ekstra digit untuk setiap karakter awal
yang dapat digunakan untuk memeriksa akurasi transmisi. Dua skema dasarnya yang
disebut sebagai even parity (parity genap) dan odd parity (parity ganjil). Pada parity genap
(Even Parity), parity bit diset agar masing-masing karakter memiliki bit angka genap
dengan nilai 1; pada parity ganil (Odd Parity) parity bit diset agar jumlah ganjil bit dalam
karakter memiliki nilai 1. Untuk contoh, digit 5 dan 7 dapat direpresentasikan dengan pola
[Type here]
tujuh digit masing-masing 0000101 dan 0000111. Sistem Parity genap (even parity) akan
mengeset parity bit dari 5 sampai 0, sehingga akan ditransmisikan sebagai 00000101
(karena kode binary dari 5 sudah memiliki dua bit dengan nilai 1). Parity bit untuk 7 akan
diatur ke 1, sehingga akan ditransmisikan sebagai 10000111 (karena kode binary untuk 7
memiliki 3 bit dengan nilai 1). Perangkat penerima melakukan pemeriksaan pairy (parity
checking), mencakup verifikasi bahwa jumlah yang tepat dari bit diatur ke angka 1 pada
masing-masing karakter yang diterima
[Type here]
check terhadap kuantitas pesanan dan field harga memuat nomor positif, dan range check pada
tanggal pengiriman yang dijanjikan untuk memverifikasi bahwa tidak lebih awal dari tanggal
pemesanan atau selambat-lambatnya dari kebijakan perusahaan untuk mengiklankan.
Transaksi-transaksi yang ditolak terdaftar pada laporan pengendalian bersama dengan total
batch yang dihitung. Data control menyesuaikan dengan total batch, menyelidiki dan
mengoreksi seluruh kesalahan, dan menyampaikan transaksi yang dikoreksi untuk diproses.
5. Memperbaharui master file. File transaksi penjualan diproses terhadap database pelanggan
(akun piutang) dan persediaan atau master file. Operator membaca label eksternal dan
program membaca record internal header untuk memastikan bahwa master file yang benar
sedang di perbaharui (update). Transaksi penjualan dengan nomor pelanggan atau nomor-
nomor item yang tidak ada dalam master file yang sesuai tidak diproses; sebagai gantinya,
nomor-nomor tersebut dimasukkan pada laporan kesalahan (error). Setelah transaksi
penjualan diproses, sign check bekerja untuk memastikan field kuantitas di tangan pada master
record tidak negatif. Pengujian juga dilakukan untuk memastikan bahwa harga jual jatuh
dalam batas normal, pesanan tersebut tidak melebihi batas kredit pelanggan dan kuantitas yang
dipesan wajar mengingat dan riwayat pesanan pelanggan. Memeriksa data yang berlebihan –
untuk contoh, perbandingan jumlah item persediaan dan deskripsi – digunakan untuk
memastikan bahwa master file record yang benar diperbaharui (update). Perubahan total
dalam saldo pelanggan dihitung; total keuangan ini dibandingkan dengan total jumlah
penjualan seluruh transaksi yang sedang diproses.
6. Mempersiapkan dan mendistribusikan output. Output termasuk penagihan dan/atau
dokumen-dokumen pengiriman dan laporan pengendalian. Laporan pengendalian berisikan
akumulasi total batch selama file update run dan daftar transaksi yang ditolak oleh program
update.
7. Review Pengguna. Pengguna pada departemen pengiriman dan penagihan melakukan review
terbatas terhadap dokumen-dokumen yang datanya tidak lengkap atau kekurangan. Mereka
juga membandingkan sistem yang dihasilkan total batch dengan yang dihitung pada langkah
1 untuk memverifikasi seluruh transaksi yang diproses.
[Type here]
ketepatan waktu dan mengoreksi kesalahan. Berbagai pengendalian aplikasi yang dibahas pada
bab ini diterapkan pada setiap tahapan (input, proses, output) proses transaksi online, sebagai
berikut.
[Type here]
Beri batasan kredit dan kelompokkan pelanggan sesuai dengan batas kredit yang diberikan.
Beri batasan harga disesuaikan dengan batas yang dibolehkan.
Lakukan tes kenormalan yang berhubungan dengan jumlah barang yang terjual, dan jenis
barang yang dikeluarkan secara online.
[Type here]
menyetujui harga pada sistem BasWare, maka akan menghasilkan jurnal, dan secaraotomatis
masuk dalam sistem yang pada gilirannya, SAP FI / Co membuat file berkelompok, misal secara
mingguan. File ini kemudian diimpor oleh sebuah aplikasi keuangan online banking, kemudian
manajer keuangan dan / atau direktur dapat mengotorisasi pembayaran.
Universitas menerapkan sejumlah kontrol dalam proses untuk menjamin integritas faktur
pengolahan mereka. Legalitas dari pembayaran, dan pengarsipan dengan software elemen dalam
faktur penting dalam kelengkapan kontrol, dengan persyaratan dari Komisi Eropa dan otoritas
pajak setempat. Pengontrolan ini meliputi :
• pemisahan tugas (Otorisasi);
• membuat otomasi kepada pihak yang berkepentingan;
• membuat otomasi akun dalam buku besar dan pusat-pusat biaya;
• mengontrol transmisi data antara sistem IT yang berbeda;
• memeberi tanda data yang sudah discan dan file pembayaran.
[Type here]
memeriksa setiap sel spreadsheet, yang merupakan satu-satunya cara yang dapat diandalkan untuk
mendeteksi kesalahan Efektif spreadsheet.
Ketersediaan (Availability)
Interupsi proses bisnis karena tidak tersedianya atau jika sistem informasi dapat
menyebabkan kerugian keuangan secara signifikan. Akibatnya, COBIT bagian DS 4 membahas
pentingnya memastikan bahwa sistem dan informasi yang tersedia bisa digunakan. Tujuan utama
adalah untuk meminimalkan resiko tidak bekerjanya sistem. Hal ini tidak mungkin, namun
demikian, untuk benar-benar risiko tidak bekerjanya sistem. Oleh karena itu, organisasi juga perlu
kontrol yang dirancang untuk memungkinkan dimulainya kembali operasi normal secara cepat
setelah terjadinya permasalahan pada sistem. Tabel 10-2 merangkumcara mengontrol tujuan
dengan dua cara.
Tabel 10-2
Tujuan dan Kontrol Kunci
[Type here]
Meminimalkan Risiko Kegagalan Sistem
Organisasi dapat memahami mengambil berbagai tindakan untuk meminimalkan risiko
COBIT dalam objektif DS 13.5 mengidentifikasihal yang perlu dilakukan dengan melakukan
tindakan pencegahan, kontrol dan benar menyimpan media yang magnetic dan optik, untuk
mengurangi risiko kegagalan hardware dan software. Sebagai contoh, banyak organisasi
menggunakan redundant arrays if independent drives (RAID) bukan hanya satu disk drive.
Dengan RAID, data ditulis ke dirives beberapa disk hampir bersamaan. Jadi, jika salah satu disk
drive gagal, data dapat dengan mudah diakses dari yang lain.
COBIT bagian DS 12 membahas pentingnya menemukan dan merancang pusat data untuk
meminimalkan risiko yang terkait dengan bencana alam dan kesalahan manusia. Fitur desain
secara umum adalah sebagai berikut:
• memperluas lantai penyimpanan, sebagai bentuk perlindungan kalau terjadi banjir.
• Deteksi kebakaran dengan pendeteksi kebakaran untuk mengurangi kemungkinan kerusakan
akibat kebakaran.
• Sistem pendingin udara yang memadai untuk mengurangi kemungkinan overheating
peralatan komputer.
• Kabel dengan rancangan khusus yang tidak dapat dengan mudah dicabut, mengurangi risiko
mencabut sistem karena kerusakan yang disengaja.
• Perlindungan untuk arus yang tidak stabil.
• Uninterruptible Power Supply (UPS) sistem menyediakan perlindungan dalam hal terjadi
pemadaman listrik berkepanjangan, menggunakan daya baterai untuk memungkinkan sistem
untuk beroperasi secara fukup dalam proses untuk membuat cadangan data penting dan
aman. (Namun, penting untuk secara teratur memeriksa dan menguji baterai dalam UPS
Untuk memastikan bahwa hal itu akan berfungsi bila diperlukan).
• Kontrol akses fisik mengurangi risiko pencurian atau kesalahan.
Dengan melakukan pelatihan dapat mengurangi resiko kegagalan sistem. Melatih operator
dengan membuat simulasi seolah-olah terjadi kegagalan sistem, kemudian melakuan bagaimana
memulihkan, dengan kerusakan minimal. Itulah sebabnya COBIT mengontrol objektif DS 13.1
[Type here]
menekankan pentingnya mendefinisikan dan prosedur untuk memastikan bahwa staf TI
memahami tanggung jawab mereka.
Kegagalan sistem dapat disebabkan oleh adanya malware komputer (virus dan worm). Oleh
karena itu, penting untuk menginstal, menjalankan, dan menjaga antivirus saat ini dan anti-
spyware program. Program ini harus secara otomatis dipakai tidak hanya untuk memindai e-mail,
tetapi juga semua media penyimpanan (CD, DVD, USB perangkat, dll) yang ada dalam
perusahaan.
[Type here]
Bagi beberapa organisasi,jawaban atas kedua pertanyaan tersebut mendekati nol.
Contohnya Penerbangan dan institusi finansial tidak dapat beroperasi tanpa sistem informasi
mereka,mereka juga dapat kehilangan informasi tentang transaksi. pada organisasi seperti itu,
tujuannya tidak pada pemulihan cepat atas masalah,tapi resiliency. Solusinya adalah dengan
memperkerjakan real-time mirroring. Real-time mirroring termasuk maintaining dua salinan dari
dua database pada dua pust data yg terpisah pada semua waktu dan mengaupdate setiap salinan
dalam real-time seperti setiap transaksi yang terjadi.jika suatu saat terjadi sesuatu pada satu pusat
data,organisasi dapat secara cepat mengganti semua kegiatan sehari2 dengan yang lainnya.
Walaubagaimanapun, Bagi organisasi lainnya penerimaan RPO dan RTO mungkin dapat
diukur dalam ukuran jam atau bahkan berhari-hari.penerimaan tujuan-tujuan tersebut memerlukan
prosedur back up data ditambah pemulihan bencana dan kelancaran perencanaan bisnis.
[Type here]
loading pertama dan full backup terakhri dan kemudian diinstal tiap kelanjutan incremental
backup dari rangkaian yang cocok.
2.Differential backup. Semua Salinan differential backup atau backup berbeda berubah dibuat
sejak full backup atau backup penuh terakhir. Jadi setiap file differential backup yang baru
terdiri dari pengaruh kumulatif dari semua aktivitas sejak full backup terakhir. Dengan
demikian, kecuali dari hari pertama mengikuti full backup, diffrential backup harian memiliki
waktu yang lebih lama daripada incremental backup. Akan tetapi, restolution atau Perbaikan
lebih simpel, karena full backup terakhir membutuhkan untuk disuplemen dengan hanya
differential backup terbaru,daripada seperangkat file incremental backup harian.
Tidak masalah prosedure backup mana yang digunakan, salinan berlipat ganda seharusnya
diciptakan. Satu salinan dapat disimpan pada on-site, untuk penggunaan suatu kejadian dari
masalah minor yang relativ terjadi, seperti kerusakan hard drive. Pada kejadian dari masalah yang
lebih serius lagi, seperti kebakaran atau banjir, setiap salinan backup disimpan on-site akan lebih
mudah hancur atau tidak dapat diakses. Oleh karena itu, salinan backup kedua perlu untuk
disimpan off-site. File-file backup tersebut dapat dipindahkan pada site penyimpanan yang jauh
baik secara fisik ataupun elektronik. pada kasus yang lain, kontrol keamanan yang sama perlu
untuk diaplikasikan untuk backup file yang digunakan untuk melindungi salinan asli dari
informasi. Hal itu berarti salinan backup dari data sensitif harus dienkripsikan diantara tempat
penyimpanan dan selama transmisi elektronik. Akses ke backup file juga perlu dikontrol dan
dimonitori secara hati-hati.
Penting juga untuk melatih sistem penyimpanan secara periode dari backupnya. hal
tersebut berverifikasi bahwa prosedur backup bekerja dengan benar dan bahwa media backup
(tape atau disk) dapat dibaca dengan sukses oleh hardware yang digunakan.
[Type here]
Backup dipakai hanya selama periode waktu yang relativ singkat. Sebagai contoh,banyak
organisasi bertahan hanya beberapa bulan dari backup. Bagaimanapun, beberapa informasi harus
disimpan lebih lama. sebuah arsip adalah salinan dari database, master file, atau software yang
dipakai secara tidak langsung sebagai catatan historis, yang biasanya legal dan memerlukan
pengaturan. Sebagai backup, salinan arsip yang berlipat ganda seharusnya dibuat dan disimpan
pada lokasi yang berbeda. Tidak seperti halnya backup, arsip jarang dienkripsikan karena mereka
memiliki rentetan waktu yang lama yang meningkatkan resiko kehilangan kunci decryption.
Akibatnya, kontrol akses secara fisik dan logis adalah alat pokok untuk melindungi arsip file.
Media apa yang seharusnya digunakan untuk backup dan arsip-arsip, tape atau disk? Disk
backup lebih cepat dan disk mudah hilang. Tape lebih murah, lebih mudah untuk dibawa, dan lebih
berdurasi lama. Dengan demikan, banyak organisasi menggunakan kedua media tersebut. Pertama
data diback up ke disk, untuk cepat, kemudian ditransfer ke tape.
Perhatian spesial perlu dibayar untuk backup dan pengarsipan e-mail, karena telah menjadi
repositori penting dari tingkah laku organisasi dan informasi. Alih-alih, e-mail sering terdiri dari
solusi-solusi untuk masalah yang spesifik. E-mail juga biasanya terdiri dari informasi yang relevan
terhadap lowsnit. seharusnya menarik untuk sebuah organisasi untuk menyadari suatu polis dari
penghapusan semua e-mail secara periode, untuk mencegah gugatan pengacara dari penemuan
suatu "smoking gun" dan untuk mencegah biaya penemuan e-mail yang diminta oleh partai
lainnya. Kebanyakan para ahli, menyarankan melawan seperti politisi-politisi, karena ada beberapa
hampir menjadi salinan-salinan dari e-mail yang disimpan di arsip-arsip luar organisasi. Oleh
karena itu, sebuah kewenangan menghapus secara regular seluruh e-mail yang berarti bahwa
organisasi tidak akan dapat untk mengatakan bagian dalam cerita; pengadilan (dan hakim) hanya
akan membaca e-mail yang diciptakan oleh polis lainnya untuk dipeselisihkan. Pernah juga ada
kasus dimana pengadilan telah mendenda organisasi jutaan dolar karena gagal memberikan e-mail
yang diminta. Oleh karena itu, organisasi perlu untuk mengbackup dan mengarsip e-mail penting
ketika purging secara periode sejumlah volume rutin, sisa-sisa e-mail.
Pemulihan Bencana Alam dan Perencanaan Kelanjutan Bisnis (Disaster Recovery and
Business Continuity Planning)
[Type here]
Backup dirancang untuk masalah mitigasi ketika satu atau lebih file atau database menjadi
di karena hardware, software, atau human error. Pemulihan Bencana Alam dan Perecanaan
Kelanjutan Bisnis dirancang untuk mitigasi masalah yang lebih serius.
Perencanaan pemulihan bencana atau Disaster Recovery Plan (DRP) outline prosedur
untuk menyimpan kembali fungsi organisasi IT pada suatu kejadian yang pusat datanya terusak
oleh bencana alam atau akibat dari terorisme. Organisasi memiliki tiga pilihan dasar untuk
menggantikan IT infrastruktur mereka yang tidak hanya termasuk komputer,tapi juga jaringan
komponen seperti routers dan switches, software, data, akses internet, printer, dan supplies. Pilihan
pertama adalah untuk mengontrak untuk kegunaan dari cold site. Yaitu sebuah gedung kosong
diprewired untuk keperluan akses telepon dan internet, ditambah sebuah kontrak dengan satu atau
lebih vendor untuk menyediakan semua perlengkapan yang perlu dalam periode waktu yg spesifik.
Cold site masih meninggalkan organisasi tanpa penggunaan dari sistem informasi selama periode
waktu,jadi sesuai jika hanya ketika organisasi RTO pada satu hari atau lebih. Pilihan waktu kedua
adalah untuk mengontrak untuk penggunaan dari hot site, yaitu sebuah fasilitas yang tidak hanya
prewired untuk akses telepon dan internet tapi juga tetdiri dari semua perlengkapan kantor dan
komputer organisasi yang perlu untuk menampilkan aktivitas esensi bisnis. Hot site secara tipikal
berhasil dalam RTO hitungan jam.
Masalah antara cold dan hot site adalah penyedia site secara tipikal menjual berlebihan
kapasitasnya, dibawah asumsi bahwa dalam sekali waktu hanya sedikit klien yang akan perlu
untuk menggunakan fasilitas. Asumsi tersebut biasany dibenarkan. Pada kejadian bencana pada
umumnya, seperti badai katrina, mempengaruhi semua organisasi dalam area geografik,
bagaimanapun juga beberapa organisasi dapat menemukan bahwa mereka tidak dapat meraih akses
ke cold dan hot site mereka. Akibatnya, pilihan ketiga pergantian infrastruktur bagi organisasi
dengan jangka pendek RTO adalah untuk membangun pusat data kedua sebagai back up dan
menggunakannya untuk implementasikan real-time mirroring.
Business continuity plan (BCP) atau kelanjutan perencanaan bisnis menspesifikasikan
bagaimana cara untuk meringkas tidak hanya operasional IT tapi semua proses bisnis, termasuk
pemindahan ke kantor baru dan menyewa tempat sementara, jikambencana besar tidak hanya
menghancurkan pusat data organisasi tapi juga pusat kepala bagian. Perencanaan seperti itu sangat
penting karena lebih dari setengah organisasi tanpa DRP dan BCP tidak pernah buka kembali
setelah ditekan untuk tutup lebih dari beberapa hari karena bencana. Maka, memiliki DRP dan
[Type here]
BCP dapat berarti perbedaan antara bertahan atas major catastrophe seperti badai katrina atau 9/11
dan bangkrut.
Memiliki DRP dan BCP bagaimanapun juga tidaklah cukup. Kedua perencanaan harus
didokumentasikan dengan baik. Dokumentasi tersebut seharusnta tidak hanya termasuk instruksi
untuk notifikasi kesesuaian staf dan langkah-langkah untuk mengambil ringkasan operasional, tapi
juga dokumentasu vendor dari semua hardware dan software. penting khususnya untuk
mendokumentasikan modifikasi numerous yang dibuat untuk konfigurasi default, sehingga
pergantian sistem memiliki fungsi yang sama sebagai aslinya. Kegagalan melakukan hal tersebut
dapat menciptakan biaya substansial dan menunda implementasi proses pemulihan. Instruksi
operasional secara rinci juga dibutuhkan, khususnya jika pergantian sementara telah disewa.
Akhirnya, salinan dari seluruh dokumen perlu untuk disimpan anatara on-site dan off-site sehingga
dapat tersedia ketika dibutuhkan.
Pengetesan secara periode dan revisi kemungkinan adalah komponen yang paling penting
dan efektif terhapa pemulihan bencana dan kelancaran perencanaan bisnis. Kebanyakan
perencanaan gagal meinisialkan tes mereka karena tidak mungkin untuk memenuhi segala
antisipasi yang bisa saja salah. Waktu untuk menemukan masalah seperti itu tidak selama
emergenci aktual, tapi lebih pada pengaturan yang mana kelemahan dapat dengan hati-hati dan
melalui analisa dan perubahan yang sesuai pada prosedur yang dibuat. Oleh karena itu pemulihan
bencana dan kelancaran perencanaan bisni perlu untuk dites pada akhir dasar annual untuk
meyakinkan bahwa mereka dengan akurat mencerminkan perubahan terbaru pada perlengkapan
dan prosedur. sangat penting khususnya untuk mengetes prosedur termasuk dalam mentransfer
operasi aktual pada cold dan hot site. Akhirnya, dokumentasi DRP dan BCP Perlu untuk
diperbaharui untuk merefleksikan setiap perubahan dalam prosedur yang dibuat dalam merespon
untuk identifikasi masalah selama pengujian rencana-rencana tersebut.
[Type here]
AUTHORIZATION / ACCESS CONTROL
Kontrol otorisasi, adalah proses membatasi akses pengguna dikonfirmasi ke bagian tertentu
dari sistem dan membatasi tindakan apa yang mereka diizinkan untuk melakukan. Kontrol otorisasi
sering dilaksanakan dengan menciptakan matriks kontrol akses. Kemudian, ketika seorang
karyawan mencoba untuk mengakses sistem informasi khususnya sumber daya, sistem melakukan
tes kompatibilitas yang cocok kredensial otentikasi pengguna terhadap matriks kontrol akses untuk
menentukan apakah karyawan yang harus diizinkan untuk mengakses sumber daya itu dan
melakukan tindakan yang diminta.
Access Control
Salah satu bagian mendasar dalam Information System Security adalah Access Control.
Menurut definisi dari CISSP (Certified Information System Security Profesional) Study Guide,
Access Control didefinisikan sebagai suatu proses untuk mengatur / mengontrol siapa saja yang
berhak mengakses suatu resource-rosource tertentu yang terdapat di dalam sebuah sistem.
Di dalam proses ini akan diidentifikasi siapa yang sedang melakukan request untuk mengases suatu
resource tertentu dan apakah orang tersebut memiliki hak akses (authorized) untuk mengakses
resource tersebut.
Access control memproteksi data terhadap unauthorize access atau akses yang dilakukan
oleh orang yang memang tidak memiliki hak akses terhadap reource tersebut. Akses di sini bisa
berupa melihat data (view) ataupun melakukan perubahan terhadapt suatu data (modify).
[Type here]
Dengan demikian Access Control mendukung terwujudnya
1. Confidentiality
Memastikan data hanya bisa dilihat oleh orang yang memiliki hak akses untuk melihat data
tersebut atau dikenal dengan istilah No Unauthorized Read
2. Integrity
Memastikan data hanya bisa ditulisi dan diubah oleh orang yang memiliki hak akses untuk
melakukan penulisan ataupun pengubahan terhadap data tersebut atau dikenal dengan istilah No
Unauthorized Write
Terdapat dua entitas utama yang terlibat dalam access control, yaitu:
Yang menjadi subject di sini adalah entitas yang mengajukan request / permintaan untuk
melakukan akses ke data.
Yang menjadi object di sini adalah entitas yang mengandung atau mengatur data. Atau dengan
kata lain object adalah resource yang tersedia di dalam suatu sistem
Least Privilege
Dalam menyusun dan membuat perencanaan Access Control, salah satu prinsip yang harus
dipegang adalah Least Privilege. Yang dimaksud dengan Least Privilege di sini adalah hanya
memberikan hak akses yang memang dibutuhkan oleh subject yang bersangkutan untuk
melakukan tugas-tugas yang memang menjadi bagian dari tanggung jawabnya. Yang perlu dicatat
di sini adalah jangan pernah memberikan akses penuh (Full Access) terhadap semua resource yang
tersedia di dalam sistem kepada subject. Berikan hak akses sesuai dengan yang dibutuhkannya.
Tujuan utama dari prinsip ini adalah meminimalisir terjadinya Authorization Creep atau suatu
kejadian yang tidak disengaja di mana suatu subject diberi hak akses yang seharusnya tidak dia
miliki. Kondisi ini tentunya memiliki potensi untuk memunculkan threat / ancaman terhadap
sistem yang kita miliki.
[Type here]
Access Control sendiri dapat dibagi menjadi 3, yaitu Physical Access Control, Administrative
Access Control, dan Logical Access Control.
Physical Access Control ditujukan untuk membatasi akses secara fisik ke perangkat hardware yang
membangun suatu sistem. Physical Access Control terbagi menjadi tiga bentuk, yaitu
1. Perimiter Security
Perimiter Security bertujuan untuk membatasi akses masuk ke area atau lokasi di mana perangkat
hardware berada. Contoh nyata dari penerapan Perimiter Security adalah penggunaan pagar dan
tembok, penerapan limited access room di mana hanya beberapa orang saja yang diijinkan
memasuki suatu ruangan tertentu. Pembatasan masuk ruangan bisa dilakukan menggunakan kunci
ruangan ataupun perangkat autentikasi semisal card reader dan perangkat biometric seperti finger
print scanner.
2. Cable Protection
Proteksi kabel dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu shielding untuk meningkatkan
ketahanan terhadap EMI (Electro Magnetic Interference), memilih jenis kabel yang tahan terhadap
EMI seperti fiber optic, dan juga penggunaan conduit untuk memproteksi kabel dari gangguan
kerusakan secara fisik seperti misalnya gigitan tikus.
Penggunaan cable shielding dimaksudkan untuk memproteksi data yang dilewatkan melalui suatu
kabel dari gangguan EMI (protected the data). Sedangkan penggunaan conduit dimaksudkan untuk
memproteksi kabel itu sendiri secara fisik dari serangan yang mungkin mengakibatkan kerusakan
secara fisik (protected the cable).
Pembagian area kerja secara fisik di antara karyawan ditujukan untuk meminimalisir terjadinya
shoulder surfing. Yang dimaksud dengan istilah shoulder surfing adalah di mana seorang karyawan
dapat melihat dan mengamati aktifitas yang dilakukan oleh karyawan lainnya dengan mengintip
lewat balik bahu. Memang terdengar konyol, tetapi beberapa aksi pencurian password juga
dilakukan dengan mekanisme seperti ini. Selain itu, dengan membagi area kerja secara fisik dapat
menghidarkan seorang karyawan untuk mengetahui dan mempelajari keseluruhan proses yang
[Type here]
sifatnya sensitif. Seorang karyawan hanya mengetahui sebagian saja dari proses sensitif tersebut
yaitu proses yang memang menjadi bagian dari area kerja dan tanggung jawabnya.
Administrative Access Control akan berisi sekumpulan peraturan dan strategi untuk
membatasi akses terhadap suatu resource tertentu dalam upaya pengaman terhadap sistem. Selain
itu, Administrative Access Control juga berbicara mengenai mekanisme monitoring / pengawasan
dan pendeteksian terhadap pelanggaran akses terhadap suatu resource.
Ada 4 point utama yang terkandung dalam Administrative Access Control, yaitu:
Di sini berbicara mengenai penyusunan aturan / kebijakan dan prosedur yang jelas
berkaitan dengan akses terhadap resource-resource yang terdapat di dalam sistem. Dalam point ini
peranan dan dukungan dari pimpinan dalam tataran eksekutif sangatlah penting sehingga kebijakan
dan juga prosedur yang sudah disusun memiliki kekuatan (dan terkadang memang perlu agak
dipaksakan) untuk bisa diimplementasikan dan diikuti oleh semua karyawan yan terlibat di dalam
sistem. Tanpa adanya dukungan dari pimpinan maka kebijakan dan prosedur yang sudah disusun
menjadi powerless atau tak memiliki kekuatan apa-apa.
2. Hiring Pratices
Selain merekrut karyawan yang sependapat dengan kebijakan dan prosedur yang berlaku,
perllu juga dilakukan pelatihan / training berkaitan dengan security awareness. Di sini setiap
karyawan akan dijelaskan dan disadarkan betapa pentingnya aspek keamanan terhadap sistem.
Diharapkan setelah mengikuti pelatihan ini setiap karyawan dapat mengikuti dan menjalankan
setiap kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan keamanan sistem dengan penuh tanggung
[Type here]
jawab karena telah menyadari betapa pentingnya aspek keamanan sistem yang terkandung di
dalamnya.
4. Monitoring
Point terakhir adalah monitoring atau pengawasan terhadap kebijakan dan prosedur yang
berlaku. Di sini akan dilakukan pemantauan apakah setiap prosedur sudah dilakukan dengan baik
atau adakah pelanggaran-pelanggaran yang terjadi terhadap kebijakan dan prosedur yang berlaku.
Tujuan utama dari point ini adalah memastikan setiap kebijakan dan prosedur yang berlaku
berjalan dengan baik.
Logical Access Control akan berbicara mengenai hal-hal teknis yag diberlakukan untuk
melakukan pengaturan / pengendalian akses terhadap resource-resource yang ada di dalam suatu
sistem.
Ada 3 point utama yang terkandung dalam Logical Access Control, yaitu:
Point ini dimaksudkan untuk mengijinkan akses kepada authorized user. Hal ini bisa dilakukan
dengan menggunakan Role Based Access Control di mana akan didefinisikan akses apa saja yang
diijinkan kepada seorang atau sekumpulan karyawan berkaitan dengan jabatan dan wewenang
yang dimilikinya.
2. Encryption
Melakukan penyandian data sehinga data hanya bisa dibaca oleh orang-orang yang memang
memiliki hak akses.
Melakukan segmentasi pada infrastruktur jaringan komputer yang ada. Hal ini ditujukan untuk
menghindari adanya aksi pencurian data yang dilakukan melalui infratruktur jaringan yang ada.
Sumber :
[Type here]
https://www.slideshare.net/arifkasri/pengendalian-integritas-pemrosesan-dan-ketersediaan (diakses pada
tanggal 14 Oktober 2017 pukul 14.00 Wita )
https://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2015_1_992_Bab2.pdf (diakses pada tanggal
14 Oktober 2017 pukul 14.00 Wita )
[Type here]