3. PROSES PRODUKSI/MANUFAKTUR
Proses produksi Norwalk merupakan proses produksi yang terbaik dibandingkan dengan
industri yang sama. Manajemen bangga akan proses produksi yang cepat dan efisien untuk
menghasilkan obat baru dengan mempersingkat prosedur proses perijinan dari pemerintah.
Waktu yang seharusnya dihabiskan, dimanfaatkan oleh Norwalk untuk memproduksi obat jenis
baru dalam jumlah batch kecil.
4. PENGUKURAN KINERJA
Chadwick mengijinkan beberapa divisi untuk dikelola secara desentralisasi. Pembagian
manajer telah melalui suatu pertimbangan dan dilakukan secara merata pada semua tingkat
pengelolaan kritis seperti penelitian dan pengembangan, produksi, penjualan dan pemasaran,
serta beberapa fungsi administrasi seperti keuangan, SDM dan hukum.
Chadwick menyusun target keuangan yang cukup berani untuk dicapai oleh seluruh divisi.
Biasanya target yang harus dicapai diungkapkan sebagai Return on Capital Employed (ROCE).
Chadwick menginginkan adanya penyebaran tingkat pengembalian keuntungan dari divisi yang
tinggi keuntungannya ke divisi yang pencapaian keuntungannya cukup rendah dari
perkembangan dengan kategori menguntungkan.
Rangkuman keuangan yang dibuat secara bulanan wajib diserahkan oleh masing-masing
divisi ke perusahaan. Komite Eksekutif Chadwick, terdiri dari CEO, pimpinan bidang
operasional, Executive Vice President dan pimpinan bidang keuangan berkumpul tiap bulan
dengan para pimpinan divisi untuk menganalisis kinerja ROCE dan membuat salinan keterangan
keuangan untuk bulan berjalan.
5. PROBLEM CHADWICK
Bill Baron, Comptroller dari Chadwick mencari metode yang lebih baik untuk
mengevaluasi kinerja dari tiap divisi karena manajer divisi mengomplain tentang tekanan untuk
memenuhi target jangka pendek yang memerlukan investasi yang besar, poyek yang berisiko
dengan returns jangka panjang. Balance Scorecard dipilih untuk menciptakan cara agar tujuan
jangka pendek sesuai dengan kinerja jangka panjang perusahaan.
John Greenfield, manajer divisi dari Norwalk memperoleh memorandum dari Dan Daniels,
President dan Chief Operating Officer dari Chadwick untuk membaca artikel mengenai Balance
Scorecard, membuat scorecard untuk tiap divisi, dan mempresentasikan dalam Chadwick’s
Executive Committee.
Greenfield sebenarnya menyukai ide untuk membuat scorecard yang dapat membuat
operasinya lebih responsive, namun dia tidak yakin berapa banyak kebebasan yang ada untuk
mengembangkan dan menggunakan scorecard. Kemudian, Greenfield mendelegasikan kepada
Wagner, Divisional Controller, dan dua rekannya untuk menyusun Norwalk Balance Scorecard.
Pedoman untuk menyusun scorecard yang diminta adalah menggunakan data kuantitatif dan
objektif. Selain itu, direksi hanya menerima hard data, tidak termasuk opini atau hasil survey.
Dalam proses penyusunan scorecard, Wagner mengalami bebarapa hambatan, diantaranya
penundaan pertemuan untuk membahas scorecard dengan manajemen scorecard project. Pada
saat pelaksanaan pembahasan scorecard, Greenfield tidak dapat datang dalam pertemuan
tersebut. Selain itu, VP Marketing juga tidak dapat hadir dan gangguan juga datang ketika VP
Marketing menghubungi salah satu manajer peserta pembahasan sehingga mengganggu
pembahasan grup.
Exhibit 1
Norwalk Pharmaceutical Division – Business Strategy
1. Manage Norwalk portofolio of investment
Minimaze cost to executing our exsisting business base
Masimize return/yield on all development spending
Invest in discovery of new compounds
2. Satisfy customer needs
3. Drive responsibility to the lowest level
Minimize centralized staff overhead
4. People development
Industry training
Unique mix of technical and commercial skill
Beberapa hari kemudian, greenfield dikirimkan Wgner salinan memo yang diterima dari
Daniels. Presiden telah memutuskan bahwa semua divisi untuk mengikuti beberapa prinsip untuk
mengembangkan scorecard. Tetapi dia ingin semua scorecard menggunakan data kuantitatif, data
objektif. Daniels pernah mendengar bahwa beberapa divisi ingin mencakup tindakan pada
kepuasan pelanggan yang dikumpulkan dari survei dan wawancara. Daniels hanya menginginkan
“hard data” scorecard. Langkah-langkah dalam survei tersebut dikumpulkan untuk tujuan divisi
internal, tetapi tidak boleh dikirimkan ke kantor pusat atau dibahas dalam Komite Eksekutif atau
terdengar oleh anggota Komite Eksekutif. Manajer di Chadwick tidak berfokus pada “soft data”.
Net Contribution Market Share for key Price index for $ Revenue from New
markets “basket” of Product introduced in
formulation last 3 years
Working Capital Customer Complaint Cost index for
Rate technical compounds
Operating Profit Capital Turnover
After Taxes
Inventory turns by
product class
Gross Margin $
SG & A $
Pembahasan :
a. Faktor-faktor penentu keberhasilan Norwalk adalah sebagai berikut :
Produk Norwalk Terspesialisasi dan Fokus Untuk Pasar Mikro (Niches)
Norwalk tidak membuat berbagai macam produk melainkan spesialisasi untuk produk
pasar mikro (niches) dan terus mengembangkan produk ini secara terus-menerus sehingga
menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.
Penjualan dengan Mengandalkan Distributor Kunci Sebagai Customer Care
Distributor ternyata juga sebagai customer care sehingga apa yang diinginkan oleh
pelanggan bisa diketahui oleh Norwalk dan kemudian Norwalk dapat menyediakan
produk seperti yang dikehendaki oleh pelanggan.
Penelitian dan Pengembangan yang Baik
Norwalk terus melakukan penelitian dan pengembangan meskipun waktu yang
dibutuhkan untuk hal tersebut sangat lama dan biaya yang besar. Namun demikian
Norwalk dengan berjalannya waktu melakukan sejumlah inovasi dalam penelitian &
pengembangannya. Mereka untuk memperpendek waktu dan mengurangi biaya dengan
menggunakan senyawa yang sudah ada dan diperbolehkan. Hal tersebut juga atas
masukan dari konsumen. Norwalk lebih unggul dibandingkan pesaing dengan
mendapatkan ijin pemerintah lebih cepat dan efisien.
b. Resiko utama dalam Norwalk adalah sebagai berikut :
Ketergantungan Kepada Distributor
Strategi penjualan Norwalk dimana Norwalk bergantung kepada hubungan baik antara
Distributor dengan konsumen dan bergantung kepada promosi yang dilakukan oleh
distributor akan menjadi resiko tersendiri bagi Norwalk.Resiko tersebut misalnya
distributor tidak lagi mau mempromosikan produk2 norwalk maka tentunya penjualan
Norwalk itu sendiri akan turun.
Produk Tidak Terdiversifikasi
Hanya mengandalkan 1 produk utama itu juga merupakan resiko tersendiri, dimana ketika
ada produk sama yang lebih baik maka tentunya Norwalk tidak bisa berbuat apa-apa dan
penjualan tentunya akan turun dengan sendirinya.Menurut kelompok kami, seharusnya
Norwalk juga memproduksi produk2 lain yang bisa mengurangi resiko seandainya ada
pesaing lain yang muncul.
Penelitian & Pengembangan
Fokus hanya kepada senyawa yang sudah ada bisa berdampak dalam jangka panjang
ketika senyawa yang sudah ada sekarang tidak mampu menjawab kebutuhan di masa
datang. Sehingga tetap diperlukan penelitian untuk kebutuhan jangka panjang.
c. Penilaian Norwalk Balanced Scorecard (Exhibit. 2)
Balanced Scorecard, terdapat 4 perspektif yaitu:
a. Financial perspective,
b. Customer perspective,
c. Internal business process perspective,
d. Learning and growth perspective
Jika dilihat proses pembuatan strategi tersebut hanya dibuat dalam waktu singkat dan
hanya ditentukan secara desentralisasi masing-masing divisi. Dalam Divisi Norwalk sendiri
pertemuan untuk membahas Balaced Scorecard tersebut hanya satu hari dan ada beberapa bagian
yang tidak bisa hadir seperti Manajer Umum yang telat , VP pemasaran tidak hadir dah bahkan
pada saat pembahasannya pun kemudian para manajer tidak fokus karena urusan pekerjaan
masing-masing.
Dari hal diatas terlihat bahwa belum semua bagian dari divisi Norwalk ikut berperan
merumusakan Balanced Scorecard. Padahal pembuatan Balanced Scorecard ini meliputi berbagai
macam perspektif yang telah disebutkan diatas. Disamping itu Pembuatan Balanced Scorecard
juga harus disesuaikan dengan tujuan perusahaan baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang. Yang dengan kata lain juga harus disesuaikan dengan visi dan misi perusahaan.
Dilihat dari kebijakan Manajemen yang menghendaki pembuatan Balanced Scorecard yang
yang berdasar pada data kuantitatif juga kurang tepat. Jika dilihat dari 4 perspektif Balanced
Scorecard yang ada tentunya ada bagian-bagian yang tidak bisa diukur secara kuantitatif.
Jika dilihat dari Balanced Scorecard yang ada terlihat memberi penekanan kepada aspek
keuangan (financial perspektif) padahal ada perspektif lain yang tidak kalah penting. Dan Tujuan
Balanced Scorecard itu sendiri menyeimbangkan 4 perspektif itu agar tercapai tujuan perusahaan
baik jangka pendek maupun jangka panjangnya.
Seharusnya dalam Balanced Scorecard yang dibuat tersebut masing-masing perpektif itu
ada tujuan, ukurannya dan target yang diinginkan misalnya sebagai berikut :
a. Financial Perspective
Dalam pengukuran kinerja keuangan harus ditentukan tujuannya misalnya menaikkkan
kontribusi, menaikkan working capital, menaikkan profit. Setelah tujuan ditentukan baru
menentukan alat ukur pencapaiannya dan juga menentukan targetnya.
b. Customer Perspective
Tentukan tujuan dari perspektif ini yaitu dengan meningkatkan market share dan
menurunkan customer complain, baru kemudian menentukan ukuran dan menentukan
target yang ingin dicapai.
c. Internal business process perspective
Para manajer harus mampu menyusun proses produksi yang produktif dengan
menggunakan perhitungan biaya produksi yang efektif. Disini harus ditentukan tujuan
perusahaan dalam membuat proses produksinya menjadi lebih baik dan murah misalnya,
meningkatkan formula standar harga, mengurangi indeks biaya, meningkatkatkan capital
turnover.