Anda di halaman 1dari 5

LINGKUNGAN ETIKA DAN AKUNTANSI

Etika adalah cabang dari filsafat yang menyelidiki penilaian normatif tentang apakah
perilaku ini benar atau yang memang sudah seharusnya dilakukan. Praktik bisnis merupakan
aktivitas utama masyarakat yang wajib didukung oleh perilaku baik. Oleh karena itu, perilaku
etika diperlukan untuk mencapai kesuksekan jangka panjang di dalam mengelola sebuah bisnis.
Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang harus ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai
tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar memiliki standar baku yang mencegah timbulnya
ketimpangan dalam memandang etika moral sebagai standar kerja atau operasi perusahaan.
Adapun prinsip-prinsip etika bisnis adalah sebagai berikut:
a. Prinsip otonomi, yaitu kemampuan mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan
kesadaran tentang apa yang baik untuk dilakukan dan bertanggung jawab secara moral
atas keputusan yang diambil.
b. Prinsip kejujuran, bisnis tidak akan bertahan lama apabila tidak berlandaskan kejujuran
karena kejujuran merupakan kunci keberhasilan suatu bisnis (misal kejujuran dalam
pelaksanaan kontrak, kejujuran terhadap konsumen, kejujuran dalam hubungan kerja dan
lain-lain).
c. Prinsip keadilan, bahwa tiap orang dalam berbisnis harus mendapat perlakuan yang sesuai
dengan haknya masing-masing, artinya tidak ada yang boleh dirugikan haknya.
d. Prinsip saling menguntungkan, agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan,
demikian pula untuk berbisnis yang kompetitif.
e. Prinsip integritas moral, prinsip ini merupakan dasar dalam berbisnis dimana para pelaku
bisnis dalam menjalankan usaha bisnis mereka harus menjaga nama baik perusahaan agar
tetap dipercaya dan merupakan perusahaan terbaik

1. PRAKTIK BISNIS TIDAK BERETIKA


Adam Smith percaya bahwa peran bisnis yang dilakukan melalui persaingan pasar bebas
akan menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera. Perusahaan akan berlomba-lomba
menciptakan barang serta jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat dengan harga yang lebih murah
dan lebih baik. Dengan adanya persaingan, serta motif untuk mendapatkan keuntungan maka,
akan terjadi proses barang dan jasa yang lebih baik. Sebagian besar produk-produk peradaban
dunia merupakan produk yang dihasilkan oleh bisnis.
Terdapat beberapa contoh kasus perusahaan yang melakukan praktik bisnis yang tidak
beretika untuk mendapatkan keuntungan, antara lain :
a. Pada tahun 1920an, banyak perusahaan yang melakukan manipulasi laporan keuangan
yang kemudian mendorong optimisme yang berlebihan dari pasar modal dan berakhir
dengan kepanikan, market crash, dan depresi ekonomi yang berkepanjangan.
b. Pada tahun 1970an, para eksekutif yang mendapatkan remunerasinya berdasarkan ukuran
perusahaan, berupaya untuk terus meningkatkan pendapatannya dengan tindakan-
tindakan yang dapat merugikan pihak lain. Biasanya untuk menekan biaya dan harga,
mereka membuat produk yang dapat mebahayakan konsumen. Contohnya adalah
Perusahaan Ford Pinto.
Terdapat beberapa masalah etika dalam bisnis yang dapat diklasifikasikan ke dalam lima
kategori, yaitu:
a. Suap (Bribery)
Merupakan tindakan berupa menawarkan, membeli, menerima, atau meminta sesuatu
yang berharga dengan tujuan mempengaruhi tindakan seorang pejabat dalam
melaksanakan kewajiban publik. Suap dimaksudkan untuk memanipulasi seseorang
dengan membeli pengaruh.Pembelian itu dapat dilakukan baik dengan membayar
sejumlah uang atau barang, maupun pembayaran kembali setelah transaksi
terlaksana.Suap kadang kala tidak mudah dikenali.Pemberian cash atau penggunaan
callgirls dapat dengan mudah dimasukkan sebagai cara suap, tetapi pemberian hadiah
(gift) tidak selalu dapat disebut sebagai suap tergantung dari maksud dan respons yang
diharapkan oleh pemberi hadiah.
b. Paksaan (Coercion)
Merupakan tekanan, batasan, dorongan dengan paksa atau dengan menggunakan jabatan
atau ancaman.Coercion dapat berupa ancaman untuk mempersulit kenaikan jabatan,
pemecatan, atau penolakan industri terhadap seorang individu.
c. Penipuan (Deception)
Merupakan tindakan memperdaya,menyesatkan yang disengaja dengan mengucapkan
atau melakukan kebohongan.
d. Pencurian (Theft)
Merupakan tindakan mengambil sesuatu yang bukan hak kita atau mengambil properti
milik orang laintanpa persetujuan pemiliknya. Properti tersebut dapat berupa properti
fisik atau konseptual.
e. Diskriminasi tidak jelas (Unfair Discrimination)
Merupakan perlakuan tidak adil atau penolakan terhadap orang-orang tertentu yang
disebabkan oleh ras, jenis kelamin, kewarganegaraan, atau agama.Suatu kegagalan untuk
memperlakukan semua orang dengan setara tanpa adanya perbedaan yang beralasan
antara yang disukai atau tidak.

2. TUNTUTAN MASYARAKAT TERHADAP BISNIS

3. INISIATIF UNTUK MENCIPTAKAN BISNIS YANG BERKELANJUTAN


Terdapat beberapa insiatif yang cukup besar di dalam menciptakan bisnis yang
berkelanjutan, antara lain :
a. Corporate Social Responsibility dari World Business Council for Sustainable Development
(WBCSD)
WBCSD bertujuan untuk menjadi katalisator perubahan dan membantu tercapainya
kerjasama yabg lebih erat antara dunia usaha, pemerintah dan organisasi lain yang peduli
terhadap lingkungan hidup dan pembangunan yang berkelanjutan. WBSD merintis
pengembangan CSR sejak tahun 1997 sampai dengan tahun 2000. Terdapat beberapa prinsip
yang disarankan oleh WBCSD yang dapat digunakan dalam perumusan strategi, anatara lain :
 Pembangunan kapasitas dari masyarakat sehingga dapat membentuk modal sosial.
 Pembangunan kemitraan dengan perusahaan lain dan kelompok-kelompok di dalam
masyarakat.
 Kerjasama dalam bidang teknologi, sebagai bagian dari pembangunan kapsitas dan
pembangunan kemitraan.
 Keterbukaan dan trasnparansi untuk mengkomunikasikan bukti-bukti perilaku perusahaan
yang bertanggung jawab.
b. Global Corporate Citizenship dari World Economic Forum CEOs
Perkumpulan ini berisikan sekitar 44 pemimpin perusahaan terkemuka, yang memiliki
komitmen untuk menjadi global corporate citizen di dalam menjalankan bisnis. Menjalankan
usaha yang bertanggungjawab harus melebihi dari kegiatan filantropi dan harus terintergrasi
dengan strategi dan praktik usaha inti mereka. Mereka merekomendasikan suatu Framework for
Action untuk memimpin perusahaan sebagai penanggung jawab akhir penerapan Corporate
Citizen. A Framework for Action yang direkomendasikan antara lain :
 Provide Leadership
 Define What It Means For Your Company
 Make it Happen
 Be Trasnparent About It
c. UN Global Impact
UN Global Impact merupakan sebuah inisiatif yang dibentuk oleh PBB untuk
mempromosikan corporate citizenship. Perusahaan diharapkan dapat berkontibusi secara
sukarela melalui organisasi dan supply chain-nya. Perusahaan juga dapat bekerjasama dengan
PBB, pemerintah setempat, atau LSM untuk meningkatkan pembangunan berkelanjutan baik
pada masyarakat setempat maupun secara internasional.
DAFTAR PUSTAKA
http://yuriaiuary.blogspot.co.id/2017/05/lingkungan-etika-dan-akuntansi.html
(diakses pada tanggal 21 September pukul 15.00 Wita)

Anda mungkin juga menyukai