Anda di halaman 1dari 10

WARRANT AND CONVERTIBLES

(Tugas Kelompok Manajemen Keuangan Lanjutan)

Dosen Pengampu: Putu Prima Wulandari, MSA.,Ak.

Nama:

Anisa Ayu Kharismasari

Akhmad Nurhadi Putranto

Pendidikan Profesi Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya

2014
Warrant and Convertible

Warrant

Warrant adalah sekuritas yang memberikan hak kepada pemegang, bukan kewajiban,
untuk membeli saham biasa langsung dari perusahaan pada harga tetap dan jangka waktu
tertentu. Setiap warrant dapat menentukan bagi pemegangnya untuk jumlah saham yang dapat
dibeli, harga kesepakatan, dan tanggal expired.

Dari uraian tersebut maka warrant mirip dengan call option. Perbedaannya lebih
kepada kontraktual antara warrant dan call option. Misalnya adalah warrant memiliki tanggal
batas waktu lagi (maturity date) bahkan beberapa warrant tidak pernah memiliki batas waktu.
Warrant tersebut biasanya karena ekuitas dikeluarkan dalam kombinasi dengan obligasi yang
ditempatkan secara pribadi. Dalam kebanyakan kasus seperti itu, warrant yang melekat pada
obligasi dalam perjanjian/kesepakatannya dinyatakan dilepas dari ikatan atau bisa dijual secara
terpisah.

Harga warrantsama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi menentukan nilai call


option, yaitu tergantung dari:

i. Varian tingkat pengembalian

ii. Waktu untuk tanggal expired.

iii. Tingkat bebas resiko bunga

iv. Harga saham

v. Harga kesepakatan

Perbedaan warrant dengan call option

Dari sudut pandang pemegang, warrant mirip dengan call option pada saham biasa.
Surat perintah warrant seperti call option yaitu memberikan hak kepada pemegangnya untuk
membeli saham biasa pada harga tertentu. Warrant biasanya memiliki tanggal expired,
meskipun dalam banyak kasus warrant memiliki waktu yang lebih lama dari pada call option.
Dari sudut pandang perusahaan, warrant sangat berbeda dengan call option. Perbedaannya
adalah jika call option dikeluarkan oleh individu namun jika warrant diterbitkan oleh
perusahaan. Ketika warrant dilaksanakan/disepakati, maka perusahaan harus mengeluarkan
saham baru. Setiap kali warrant dilaksanakan/disepakati, maka jumlah saham yang beredar
meningkat.

Penilaian warrant dan model black-scholes (advanced)

i. Keuntungan dari call option

Nilai perusahaan bersih dikurangi nilai hutang- harga kesepakatanJumlah saham yang
beredar

ii. Keuntungan jika ditambahkan dengan warrant

Nilai perusahaan bersih dikurangi nilai hutang + harga kesepakatan x jumlah nilai
warrant= Harga kesepakatanJumlah saham yang beredar baru setelah adanya warrant

iii. Keuntungan dari call option jika tanpa warrant

Jumlah nilai warrant = Nilai perusahaan bersih dikurangi nilai hutang- harga
kesepakatanJumlah saham beredar jumlah saham beredar tanpa warrantadanya
warrant

Convertible bonds

Sebuah obligasi konversi mirip dengan warrant. Perbedaan paling penting adalah
warrant sekuritas yang ikatannya dapat dipisahkan menjadi efek yang berbeda tetapi obligasi
konversi tidak bisa dipisahkan. Sebuah obligasi konversi memberikan pemegang, hak untuk
menukarnya dengan sejumlah saham tertentu kapan saja sampai tanggal jatuh tempo
obligasi.Saham preferen sering dapat dikonversi menjadi saham biasa. Sebuah saham preferen
yang dikonversi sama seperti obligasi konversi kecuali jika memilki tanggal jatuh tempo yang
tak terbatas.

Convertible bondshampir sama dengan obligasi biasa. Bedanya obligasi konversi bisa
ditukar dengan sejumlah saham biasa setelah memenuhi syarat tertentu. Salah satu contoh
syarat tersebut adalah suatu obligasi konversi baru dapat ditukar menjadi tiga lembar saham
biasa setelah 1 Januari pada tahun tertentu.

Obligasi konversi biasanya memberikan bunga kupon yang lebih rendah dari obligasi
non-konversi. Keuntungan bagi pemegang obligasi konversi adalah kesempatan menukar
obligasinya menjadi saham biasa perusahaan penerbitnya. Dengan dikonversikannya obligasi
menjadi saham biasa, maka utang akibat obligasi akan berubah menjadi penyertaan modal
(equity). Dari sisi penerbit obligasi konversi, maka keuntungan yang diperolehnya yaitu
pembayaran bunga yang lebih rendah, namun sebagai kompensasi keuntungan tersebut maka
penerbit juga akan mengalami dilusi saham sewaktu pemegang obligasi melakukan konversi
obligasinya ke saham baru.

Fitur-fitur Obligasi Konversi biasanya juga mencakup :


• Harga penukaran 15% – 20% lebih tinggi daripada nilai pasar saham biasa pada saat
obligasi tersebut diterbitkan;
• Fitur penukaran (harga dan jumlah saham) umumnya akan diproteksi dari dilusi akibat
dividen saham dan pemecahan nilai saham (stock split). Artinya kalau ada pemecahan
nilai saham 2:1, maka rasio penukaran Obligasi Konversi juga akan dinaikkan 2 kali
lebih tinggi, misalnya sebelumnya 1 lembar Obligasi Konversi dapat ditukar menjadi
50 saham biasa, maka dengan adanya stock split 2:1, akibatnya 1 lembar Obligasi
Konversi dapat ditukar menjadi 100 saham biasa.
• Fitur “callable” (dapat ditebus kembali) dimana hak ini dipegang oleh pihak penerbit
Obligasi Konversi, yang biasanya akan dijalankan pada saat harga penukaran Obligasi
Konversi tercapai, sehingga hal ini akan memaksa terjadinya penukaran atau pelunasan
hutang Obligasi Konversi tersebut.
Nilai Convertible Bonds

Nilai obligasikonvertibel bisa dipecah ke dalam tigakomponen :


(1) Straight Bond Value,
(2) Nilai konversi, dan
(3)Nilai opsi.
Straight Bond Value adalah apakah obligasi konversi akan dijual jika mereka tidak bisa
mengkonversi menjadi saham biasa. Ini akan tergantung pada tingkat umum suku bunga dan
pada risiko. Nilai obligasi biasa merupakan nilai minimum dari obligasi konversi.Harga
obligasi konversi tidak akan pernah lebih rendah dari nilai obligasi tersebut.

Straight Bond Value = Present Value nilai pokok + Present value kupon
bunga.
Harga obligasi konversi tergantung pada nilai obligasi (bond value) dan nilai konversi
(convertion value).Nilai obligasi sendiri tergantung pada nilai perusahaan penerbit obligasi.
Nilai Konversi
Nilai obligasi konversi tergantung pada nilai konversi. Nilai konversi adalah apa yang
akan bernilai jika obligasi segera dikonversi menjadi saham biasa. Biasanya, nilai konversi
dihitung dengan mengalikan jumlah saham biasa yang akan diterima pada saat obligasi
dikonversi dengan harga saat ini dari saham biasa.
Dengan demikian, obligasi konversi memiliki dua nilai minimum: straight
bondvaluedan conversion value . Nilai konversi ditentukan oleh nilai perusahaan yang
mendasari saham biasa. Ketika nilai saham biasa naik harga konversi naik dan jika nilai saham
biasa turun, harga konversi turun juga.

Conversion Value = Number Share of Commons Stock + Curret Price.

Nilai Opsi
Nilai dari obligasi konversi umumnya akan melebihi kedua straight bond value dan
conversion value. Hal ini terjadi karena pemegang obligasi konversi tidak perlu segera
mengkonversi obligasinya. Sebaliknya, dengan menunggu dikonversi, pemegang obligasi
dapat mengambil keuntungan dari mana yang lebih besar di masa depan antara straight bond
valueatau conversion value. Ketika nilai perusahaan rendah, nilai obligasi konversi yang paling
signifikan dipengaruhi oleh nilai yang mendasari mereka sebagai straight debt. Namun, ketika
nilai perusahaan sangat tinggi, nilai obligasi konversi sebagian besar ditentukan oleh nilai
konversi yang mendasarinya
Bagian bawah gambar menunjukkan bahwa nilai dari obligasi konversi adalah maksimum
daristraight bond value dan nilai konversi, ditambah dengan nilai opsinya:

Alasan menerbitkan warrants dan convertibles

Pertama kali yang dibandingkan adalah utang konversi dengan straight debt. Kemudian
bandingkan utang konversi dengan ekuitas. Untuk setiap perbandingan, akan terlihat dalam
situasi apa perusahaan lebih baik dengan utang konversi dan dalam situasi apa hal tersebut
menjadi buruk.
Utang Konversi versus Straight Debt, utang konversi membayar tingkat bunga yang
lebih rendah daripada straight debt. Sebagai contoh, jika tingkat bunga adalah 10 persen untuk
straight debt, tingkat bunga utang konversi mungkin 9 persen. Investor akan menerima tingkat
bunga yang lebih rendah pada konversi karena potensi keuntungan dari konversi.
Dibandingkan dengan straight debt, perusahaan menjadi lebih buruk setelah mengeluarkan
utang konversi jika saham yang mendasarinya kemudian tidak baik. Perusahaan akan lebih baik
setelah dikeluarkan utang konversi jika saham yang mendasarinya kemudian tidak buruk.
Dalam pasar yang efisien, kita tidak bisa memprediksi harga saham di masa mendatang.
Dengan demikian, kita tidak bisa membantah bahwa convertible mendominasi atau didominasi
oleh straight debt.
Utang Konversi versus Saham Biasa, perusahaan akan mendapatkan keuntungan dengan
menerbitkan saham di atas harga pasar. Artinya, perusahaan akan menerima lebih dari nilai
saham berikutnya. Namun, penurunan harga saham tidak banyak mempengaruhi nilai konversi
karena nilai straight debt berfungsi sebagai dasar. Dibandingkan dengan ekuitas, perusahaan
akan lebih baik setelah dikeluarkannya utang konversi jika saham yang mendasarinya
kemudian tidak baik. Perusahaan akan lebih buruk setelah mengeluarkan utang konversi jika
saham yang mendasarinya kemudian tidak buruk. Kita tidak bisa memprediksi harga saham di
masa depan pasar yang efisien. Dengan demikian, kita tidak bisa mengatakan bahwa
mengeluarkan convertible lebih baik atau lebih buruk daripada menerbitkan saham.
Berikut adalah tabel yang membandingkan obligasi konversi dengan instrumen pendanaan
lainnya.
Tabel 1. Kondisi Perbandingan Convertible Bonds dengan Instrumen Pendanaan Lain
Bila perusahaan terus Bila perusahaan terus
menerus memburuk menerus membaik
Obligasi Konversi  Tidak terjadi konversi  Terjadi konversi karena
(dibandingkan dengan) karena harga saham harga saham tinggi.
Straight Bonds rendah  Convertible bonds
 Obligasi konversi memberikan pendanaan
menyediakan pendanaan yang mahal karena
yang murah karena tariff obligasi akan dikonversi
kupon lebih rendah. dan menimbulkan efek
dilusi dalam ekuitas.
Obligasi Konversi Obligasi konversi Obligasi konversi
(dibandingkan dengan) menyediakan pendanaan menyediakan pendanaan
Saham Biasa/Common yang mahal karena yang murah karena
Stock perusahaan akan perusahaan menerbitkan
memperoleh pendanaan saham pada harga tinggi
yang lebih banyak jika ketika obligasi dikonversi.
menerbitkan saham karena
harga sahamnya lebih tinggi
saat diterbitkan.

Mengapa Perusahaan Menerbitkan Warrants dan Convertibles ?

Dari penelitian diketahui bahwa perusahaan yang menerbitkan obligasi konversi yang
berbeda dari perusahaan yang lain. Berikut adalah beberapa perbedaannya :
1. Peringkat obligasi perusahaan yang menerbitkan obligasi konversi lebih rendah
dibandingkan perusahaan lainnya.
2. Obligasi konversi cenderung digunakan oleh perusahaan-perusahaan kecil dengan
tingkat pertumbuhan yang tinggi
3. Obligasi konversi biasanya subordinasi dan tidak aman.
Jenis perusahaan yang menggunakan obligasi konversi memberikan petunjuk mengapa
mereka mengeluarkan obligasi konversi .Beberapa penjelasan yang masuk akal adalah
:

1. Matching Cash Flows


Jika pembiayaan mahal, masuk akal untuk menerbitkan surat berharga yang
arus kasnya sesuai dengan perusahaan. Ketika perusahaan baru berdiri dan masih sangat
berisiko, perusahaan mungkin lebih memilih untuk menerbitkan convertible atau waran
karena memiliki biaya bunga awal yang lebih rendah. Ketika perusahaan ini berhasil,
convertible (atau waran) akan dikonversi.
2. Risk Synergy
Argumen lain untuk obligasi konversi dan obligasi dengan waran adalah
bahwa mereka berguna untuk menilai risiko perusahaan penerbit. Obligasi konversi
dan obligasi dengan waran dapat melindungi kesalahan evaluasi resiko. Obligasi
konversi dan obligasi dengan waran memiliki dua komponen: straight bonds dan
calloptions pada saham perusahaan. Jika perusahaan ternyata sebuah perusahaan
berisiko rendah, komponenstraight bonds akan memiliki nilai tinggi dan call option
akan memiliki nilai yang rendah. Namun, jika perusahaan ternyata menjadi sebuah
perusahaan berisiko tinggi, komponen straightbonds akan memiliki nilai rendah dan
call option akan memiliki nilai yang tinggi.
3. Agency Costs
Obligasi konversi dapat mengatasi masalah agensi yang berkaitan dengan
pengumpulan uang. obligasi lurus seperti obligasi bebas risiko dikurangi put option
pada aset perusahaan. Hal ini menciptakan insentif bagi kreditor untuk memaksa
kegiatan perusahaan menjadi berisiko rendah . Sebaliknya, pemegang saham biasa
memiliki insentif untuk mengadopsi proyek berisiko tinggi. Proyek berisiko tinggi
dengan kekayaan Transfer NPV negatif dari pemegang obligasi kepada pemegang
saham. jika konflik-konflik ini tidak dapat diselesaikan, perusahaan mungkin terpaksa
melewatkan peluang investasi yang menguntungkan . Namun, karena obligasi
konversi memiliki komponen ekuitas, pengambilalihan kekayaan dapat terjadi ketika
utang konversi diterbitkan.Dengan kata lain, obligasi konversi mengurangi biaya
agensi. Salah satu implikasi adalah bahwa obligasi konversi memiliki perjanjian utang
yang kurang ketat
4. Backdoor Ekuitas
Sebuah teori populer convertible memandang sebagai backdoor equity.Ketika
perusahaan masih baru, kecil, dan dengan pertumbuhan tinggi biasanya tidak bisa
mengeluarkan utang dengan persyaratan yang layak karena biaya kesulitan keuangan
tinggi. Namun, pemilik mungkin tidak mau mengeluarkan ekuitas apabila saat ini harga
saham yang terlalu rendah.
Kebijakan Konversi

Ada satu aspek dari obligasi konversi yang telah kita dihilangkan sejauh ini. Perusahaan
sering diberikan call option atas obligasi. Ketika call option atas obligasi dilakukan, pemegang
obligasi memiliki sekitar 30 hari untuk memilih antara lain:
1. Mengkonversi obligasi menjadi saham biasa pada rasio konversi.
2. Menyerahkan obligasi dan menerima harga call option secara tunai.
Jika nilai konverrsi lebih rendah dari call price,maka lebih bail tidak mengkonveksi
obligasi ke saham. Sebaliknya jika nilai konversi dari obligasi lebih besar dari call price,
dinamakan force conversion,maka akan dikonversi.

Apa yang harus dilakukan manajer? Menarik obligasi tidak akan mengubah nilai
perusahaan secara keseluruhan. Bagaimanapun, kebijakan konversi yang optimal
menguntungkan pemegang saham dan merugikan pemegang obligasi. Kebijakan konversi yang
optimal adalah melakukan apa yang pemegang obligasi tidak ingin anda lakukan.

Pemegang obligasi menyukai pemegang saham untuk menarik obligasi saat nilai
obligasi di pasar dibawah harga penarikan (call price)karena pemegang saham akan
memberikan nilai lebih kepada pemegang obligasi. Untuk memaksimalkan nilai pemegang
saham dan meminimalkan nilai pemegang obligasi syaratnya adalah : menarik obligasi jika
nilai obligasi = call price.
Daftar Pustaka

Modul Chartered Accountant: Etika Profesi dan Tata Kelola Korporat. 2017. Ikatan Akuntan
Indonesia.

Ross, Westerfield, Jaffe. 2003. Corporate Finance-Sixth Edition. Mc Graw Hill: United

States of America.

http://michaelorstedsatahi.wordpress.com/2011/05/09/retirement-of-financial-liabilities/

http://books.google.co.id/books

http://arumii.blogspot.com/2014/03/convertible-securities.html

Anda mungkin juga menyukai