Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

A. Auksin ?

B. Cara kerja auksin ?

C. 5 hasil penelitian auksin ?

D. Contoh produk auksin ?

E. Cara pembuatan auksin secara alami ?


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Auksin

Auksin adalah zat hormon tumbuhan yang ditemukan pada ujung batang, akar, dan
pembentukan bunga yang berfungsi untuk sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu
pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung.

a. Peran auksin
Auksin berperan penting dalam pertumbuhan tumbuhan. Peran auksin pertama kali
ditemukan oleh ilmuwan Belanda bernama Fritz Went (1903-1990).

b. Fungsi auksin
 Membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan
 Baik itu pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang
 Mempercepat perkecambahan
 Membantu dalam proses pembelahan sel
 Mempercepat pemasakan buah
 Mengurangi jumlah biji dalam buah

c. Kerja hormon auksin ini sinergis dengan hormon sitokinin dan hormon giberelin.
 Tumbuhan yang pada salah satu sisinya disinari oleh matahari maka
pertumbuhannya akan lambat karena kerja auksin dihambat oleh matahari
 Sisi tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya
sangat cepat karena kerja auksin tidak dihambat
 Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung
mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan fototropisme

d. Membedakan tanaman yang memiliki hormon yang banyak atau sedikit :

 Kita harus mengetahui bentuk anatomi dan fisiologi pada tanaman sehingga
kita lebih mudah untuk mengetahuinya
 Sedangkan untuk tanaman yang diletakkan di tempat yang terang dan gelap
diantaranya untuk tanaman yang diletakkan di tempat yang gelap pertumbuhan
tanamannya sangat cepat selain itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan
cenderung warnanya pucat kekuningan. Hal ini disebabkan karena kerja
hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari
 Sedangkan untuk tanaman yang diletakkan di tempat yang terang tingkat
pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan tanaman yang
diletakkan di tempat gelap, tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga
warnanya segar kehijauan, hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin
dihambat oleh sinar matahari.

2.2 Cara kerja auksin

Cara kerja hormon Auksin :

 Cara kerja hormon Auksin adalah menginisiasi pemanjangan sel dan juga
memacu protein tertentu yg ada di membran plasma sel tumbuhan untuk
memompa ion H+ ke dinding sel
 Ion H+ mengaktifkan enzim ter-tentu sehingga memutuskan beberapa ikatan
silang hidrogen rantai molekul selulosa penyusun dinding sel
 Sel tumbuhan kemudian memanjang akibat air yg masuk secara osmosis

Auksin merupakan salah satu hormon tanaman yang dapat meregulasi banyak proses
fisiologi, seperti pertumbuhan, pembelahan dan diferensiasi sel serta sintesa protein
(Darnell, dkk., 1986).

Auksin diproduksi dalam jaringan meristimatik yang aktif (yaitu tunas, daun muda,
dan buah) (Gardner, dkk., 1991).

Kemudian auxin menyebar luas dalam seluruh tubuh tanaman, penyebarluasannya


dengan arah dari atas ke bawah hingga titik tumbuh akar, melalui jaringan pembuluh
tapis (floom) atau jaringan parenkhim (Rismunandar, 1988).

Auksin atau dikenal juga dengan IAA = Asam Indolasetat (yaitu sebagai auxin utama
pada tanaman), dibiosintesis dari asam amino prekursor triptopan, dengan hasil perantara
sejumlah substansi yang secara alami mirip auxin (analog) tetapi mempunyai aktifitas
lebih kecil dari IAA seperti IAN = Indolaseto nitril,TpyA = Asam Indolpiruvat dan
IAAld = Indolasetatdehid. Proses biosintesis auxin dibantu oleh enzim IAA-oksidase
(Gardner, dkk., 1991).

Auksin pertama kali diisolasi pada tahun 1928 dari biji-bijian dan tepung sari bunga
yang tidak aktif, dari hasil isolasi didapatkan rumus kimia auksin (IAA = Asam
Indolasetat) atau C10H9O2N. Setelah ditemukan rumus kimia auksin, maka terbuka
jalan untuk menciptakan jenis auksin sintetis seperti Hidrazil atau 2, 4 - D (asam -
Nattalenasetat), Bonvel Da2, 4 - Diklorofenolsiasetat), NAA (asam (asam 3, 6 - Dikloro -
O - anisat/dikambo), Amiben atau Kloramben (Asam 3 - amino 2, 5 – diklorobenzoat)
dan Pikloram/Tordon (asam 4 – amino – 3, 5, 6 – trikloro – pikonat).

Auksin sintetis ini sudah digunakan secara luas dan komersial di bidang pertanian, di
mana batang, pucuk dan akar tumbuh-tumbuhan memperlihatkan respons terhadap
auksin, yaitu peningkatan laju pertumbuhan terjadi pada konsentrasi yang optimal dan
penurunan pertumbuhan terjadi pada konstrasi yang terlalu rendah atau terlalu tinggi.

Setelah pemanjangan ini, sel terus tumbuh dengan mensintesis kembali material
dinding sel dan sitoplasma. Selain memacu pemanjangan sel, hormon Auksin yang
dikombinasikan dengan Giberelin dapat memacu pertumbuhan jaringan pembuluh dan
mendorong pembelahan sel pada kambium pembuluh sehingga mendukung pertumbuhan
diameter batang.

2.3 5 hasil penelitian auksin

1. Ikhwan Nasirudin, J 201 92 0750. Pengaruh Pemberlan Auksin (IAA)Terhaclap


Pertumbuhan Padi (Oryza sativa L.) IR-64 (di bawah bimbingan Hlrawatl Midland
dan SarJana Parm an).

Auksin merupakan zat pengatur tumbuh yang sangat penting dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Hampir semua proses pertumbuhan
dan perkembangan suatu tanaman membutuhkan adanya auksin.

Dalarn pertanian modern, auksin banyak digunakan untuk meningkatkan


produksi tanaman pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pemberian auksin terhadap pertumbuhan padi (Oryza sativa L.) JR-64 sampai Ease
vegetatifnya dan untuk mengetahui konsentrasi auksin yang optimum pada
pertumbuhan padi.

Disain penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5


perlakuan dan 4 kali ulangan. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis varian
dan dilanjutkan dengan uji Duncan pada tingkat signifikasi 5 % untuk mengetahui
adanya beda nyata antar perlakuan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian auksin pada berbagai


konsentrasi memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman padi
IR-64. Pada konsentrasi 10 ppm, auksin berpengaruh paling optimum terhadap
pertumbuhan vegetatif tanaman padi LR-64 dengan menghasilkan 16 — 17 anakan
per rumpun tanaman. Pada konsentrasi yang lain (15 — 20), auksin berpengaruh
terhadap tinggi tanaman padi IR-64.

2. Pengaruh Media Tanam dan Konsentrasi Auksin terhadap Pertumbuhan Stek Basal
Daun Mahkota Tanaman Nenas (Ananas comosus L. Merr) cv. Queen.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh media alternatif dan konsentrasi
auksin yang optimum untuk perbanyakan tanaman nenas (Ananas comosus L. Merr)
yang menggunakan bahan tanam dari daun mahkota buah.
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah perlakuan media tanam dan
konsentrasi auksin tertentu yang paling tepat untuk perbanyakan tanaman nenas
(Ananas comous L.) yang menggunakan bahan tanam dari daun mahkota buah.

Penelitian dilakukan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Leuwikopo, Darmaga,


Bogor. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2008 sampai bulan Desember
2008. Bahan tanam yang digunakan adalah mahkota buah nenas varietas Queen yang
diperoleh dari Kebun Percobaan Pasir Kuda IPB, Bogor.

Penelitian terdiri dari dua tahap yaitu tahap persemaian dan tahap pembibitan.
Pengamatan dilakukan selama 8 minggu di persemaian dan 8 minggu di pembibitan.
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan dua faktor yaitu media
tanam dan konsentrasi auksin.

Media tanam yang digunakan terdiri dari 3 macam media campuran yaitu
arang sekam + kompos, cocopeat + kompos, pasir + kompos serta satu media kontrol
yaitu arang sekam. Konsentrasi auksin yang digunakan adalah 0 ppm, 0.17 ppm dan
0.34 ppm. Tahap persemaian setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali sedangkan
pada tahap pembibitan setiap perlakuan diulang sebanyak dua kali.

Peubah yang diamati pada tahap persemaian antara lain persentase stek hidup,
persentase stek bertunas, persentase stek berakar, tinggi tunas dan panjang akar,
sedangkan peubah yang diamati pada tahap pembibitan antara lain tinggi tanaman,
panjang akar, lebar daun, jumlah daun dan jumlah akar.

3. Dari hasil praktikum yang sudah saya lakukan yaitu mengamati pengaruh hormone
auksin terhadap pertumbuhan akar mawar pada tanaman mawar, yaitu dengan cara
merendam 4batang mawar yang sudah dibersihkan pada masing-masing larutan
(auksin + 5ml alcohol 70% + aquades 1000ml), masing-masing larutan dengan auksin
0ppm, 0,1ppm, 1 ppm, 10ppm. Batang direndam selama kurang lebih 3jam. Setelah
itu menanam batang mawar kedalam poliback, dengan tanah dan kompos.

Pengamatan dilakukan selama tiga minggu, pada minggu pertama hasilnya


adalah dari keempat poliback yang berbeda ukuran auksinnya yaitu auksin dengan
ukuran 0ppm, 0,1ppm, 1ppm, dan 10ppm belum ada batang mawar satupun yang
tumbuh akarnya, akan tetapi dari pengamatan pada minggu pertama ini sudah dapat
diamati pada batang mawar dengan ukuran auksin yang paling banyak yaitu 10ppm
sudah menunjukkan atau sudah tumbuh 2tunas pada batangnya. Dapat dilihat pada
akar belum ada yang tumbuh akan tetapi sudah tumbuh 2tunas pada batangnya. Hal
ini kemungkinan karena pada saat memotong batang, sudah ada persiapan untuk
tumbuh tunas pada batang tersebut.
Pengamatan pada minggu kedua juga hampir sama halnya dengan minggu
pertama. Batang mawar belum ada yang berakar sama sekali, akan tetapi pada batang
yang direndam pada larutan auksin 10ppm yang pada minggu pertama sudah tumbuh
2tunas pada minggu kedua ini menjadi tumbuh 3tunas dan pada batang mawar yang
awalnya direndam dalam larutan dengan auksin 1ppm sudah tumbuh tunas kecil. Pada
minssu kedua ini hanya pada batang yang awalnya direndam dengan auksin 1ppm dan
10ppm yang sudah terlihat mengalami pertumbuhan tunasnya, sedangkan pada batang
yang awalnya direndam dengan auksin 0,1 ppm dan oppm belum terlihat mengalami
pertumbuhan.
Pengamatan pada minggu ketiga dapat dijelaskan keempat batang mawar pada
poliback yang awalnya direndam dengan larutan dengan auksin masing-masing
0,1ppm 1ppm, 10ppm, dan 0ppm yang sudah terlihat mengalami pertumbuhan akar
hanyalah batang pada poliback yang awalnya direndam dengan larutan auksin 1ppm
dan 10ppm yaitu pada batang yang awalnya direndam dengan larutan auksin 1ppm
tumbuh 2akar yang panjangnya 3cm. Sedangkan batang yang awalnya direndam
dengan larutan auksin 10ppm sudah mengalami pertumbuhan 4akar yang panjangnya
1cm, 1,5cm, 2cm, dan 4 cm. Pengamatan pada pertumbuhan tunasnya pada batang
dengan auksin 1ppm yang awalnya pada minggu kedua hanya tumbuh 1tunas kecil
pada minggu ketiga ini sudah tumbuh 2tunas. Sedangkan pengamatan tunas pada
batang mawar yang awalnya direndam dengan larutan auksin 10ppm sudah tumbuh
3tangkai dengan jimlah daun 15lembar.
Dari hasil penelitian dari minggu pertama sampai dengan minggu ketiga ini
dapat diketahui bahwa batang mawar yang awalnya direndam dalam larutan dengan
auksin 0ppm dan 0,1 ppm belum mengalami suatu pertumbuhan sama sekali, hanya
batang mawar yang direndam dalam larutan dengan auksin 1ppm dan 10ppm saja
yang sudah mengalami pertumbauhan tunas dan juga pertumbuhan akarnya. Hal ini
terlihat jelas tanaman sebelum ditanam atau direndam dalam larutan auksin dengan
auksin yang ukurannya lebih banyak dapat tumbuh lebih cepat daripada tanaman yang
sebelum ditanam direndam dahulu dalam larutan dengan auksin yang lebih sedikit.
Karena telah diketahui bahwa auksin memiliki fungsi yaitu mendorong
perpanjangan sel, pembelahan sel, diferensiasi jaringan xilem dan floem,
pembentukkan akar, pengembangan Sel, adanya pertumbuhan yangg cepat,
meningkatkan permeabilitas sel (kehadiran auksin meningkatkan masuknya difusi air)
serta Apical dominant, apabila pucuk daun dibuang, maka akan mendorong
pertumbuhan tunas lateral/ samping sehingga batang yang direndam auksin yang lebih
banyak yang cepat mengalami pertumbuhan.
4. EDY ROMZAH.
Tujuan Penelitian ini untuk mrengetahui Respon Perendaman Bibit Dalam
Auksin Dosis Pemberian Fosfat Tewrhadap pertumbuhan Tanaman Kunyit
(Curcuma domestica Val.)

Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakulktas Pertanian


Universitas IBA Palembang. Sedangkan waktu pelaksanaannya tel;ah dimulai
pada bulan Februari samapai bula Juni 2011.

Penelitian ini menggunakan Ranangan Acak Kelompok (RAK) yang


disusun secara factorial dengan 2 faktor. Faktor pertama Auksin A0 = (Kontrol)
A1 = (0,2 cc/l.air), A2 = (0,4 cc/l.air), A3 = (0,6 cc/l.air), A4 = (0,8 cc/l.air). dan
perlakuan kedua dosis fosfat F1 = 95 kg/ha P2O5, F2 = 130 kg/ha P2O5, F3 = 165
kg/ha P2O5. Adapun peubah yang diamati adalah sebagai berikut : Tinggi
Tanaman (cm), Jumlah Daun (helai), Jumlah Akar (buah), Panjang Akar (cm),
Berat Basah Tanaman (g), Berat Kering Tanaman (g).

Hasil analisis keragaman menunjukan bahwa auksin berpengaruh sangat


nyata terhadap peubah tinggu tanaman, jumlah akar, panjang akar dan berat basah
tanaman dan berpengaruh nyata terhadap jumlah daun serta berpengaruh tidak
nyata terhadap peubah berat kering tanaman. Dosis fosfat berpengaruh sangat
nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah akar, panjang akar dan berat basah
tanaman, berat kering tanaman dan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah
daun. Sedangkan interaksi kedua perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap
tringgi tanaman, jumlah akar, panjang akar dan berat basah tanaman dan
berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun dan berat kering tanaman.

5. Pertumbuhan bibit aren


Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya media
tanam dan pemberian auksin.
Suatu penelitian telah dilakukan di Jalan Pasar II Setiabudi, Kelurahan
Tanjung Sari, Medan (± 25 m dpl) pada bulan Maret – Agustus 2012. Penelitian
media tanam dan pemberian auksin dilakukan untuk mengetahui pengaruhnya
terhadap pertumbuhan bibit aren. Penelitian ini menggunakan rancangan acak
kelompok dengan 2 faktor yaitu faktor I media tanam terdiri dari (top soil + pasir +
kompos), (top soil + arang sekam + kompos), (top soil + pasir + arang sekam +
kompos) dan faktor II auksin terdiri dari 4 taraf, yaitu 0 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 150
ppm.
Parameter yang diamati adalah pertambahan tinggi bibit, jumlah daun, klorofil
daun dan diameter batang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon media tanam
dan pemberian auksin asam asetat naftalen pada pembibitan aren (Arenga pinnata
Merr) serta interaksi antara media tanam dan pemberian auksin belum berpengaruh
nyata terhadap semua parameter yang diamati.

2.4 Contoh produk auksin

Auksin

Harga:
– Rp. 50.000/botol isi 100ml
– Rp. 450.000/liter
Kandungan bahan aktif : 10 mg per 100 ml
Harga belum termasuk ongkos kirim

Pemakaian:

1. Setiap 100ml hormon diencerkan dengan 1 liter aquades/air.


2. Untuk pemakaian ke tanaman setiap 1 ml hormon yang sudah diencerkan dilarutkan
dengan 1 liter air.
3. Disemprotkan ke permukaan daun.
4. Penyemprotan dilakukan pagi hari atau sore hari.

Fungsi Dari Hormon Auksin Ini Adalah Membantu Proses Pertumbuhan, Baik Itu
Pertumbuhan Akar Maupun Pertumbuhan Batang, Mempercepat Perkecambahan,
Membantu Proses Pembelahan Sel, Mempercepat Pemasakan Buah, Mengurangi Jumlah
Biji Dalam Buah. Kerja Hormon Auksin Ini Sinergis Dengan Hormon Sitokinin Dan
Hormon Giberelin.
2.5 Cara pembuatan auksin secara alami

A. Bahan
 Pisang 100 gram
 Aquades 250 ml
 EM 5 ml
 Gula putih 10 gram

B. Alat
 Blender
 Corong
 Pisau
 Timbangan
 Beaker glass
 Glass ukur
 Saringan/lap
 Botol bekas air mineral

C. Prosedur
 Pisang sebanyak 100 gram masukan ke dalam blender
 Tambahkan aquades sebanyak 250 ml
 Tambahkan gula putih sebanyak 10 gram
 Haluskan sampai larut
 Setelah halus kemudian saring menggunakan penyaring/lap
 Masukan ke dalam botol air mineral, di bantu corong
 Tambahkan 5 ml EM 4
 Kemudian tutup rapat
 Kocok hingga tercampur sempurna
 Kemudian tutup dengan menggunakan kertas karton
 Simpan di tempat sejuk terhindar sinar matahari, selama 5 hari
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.undip.ac.id/30164/

http://isroi.com/jualanku/#auksin

http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/27454

Anda mungkin juga menyukai