Metode Shrinkage Stoping
Metode Shrinkage Stoping
b. Aplikasi
Pengaplikasian yang dilakukan untuk metode shrinkage stoping antara lain, sebagai
berikut :
1) Ideal untuk bijih dengan kemiringan 50° – 90° yang lebih besar dari sudut gelincir
broken ore.
2) Urat sempit sampai lebar.
3) Badan bijih dengan bentuk teratur untuk menghindari losses dan dilusi.
4) Ketebalan bijih lebih dari 5 meter.
5) Hanging wall dan Footwall dinding cukup stabil, sehingga tidak terjadi crushing
dan spalling bila broken ore diambil.
6) Untuk bijih yang broken orenya tidak menggumpal bila ditumpuk dalam waktu
lama di dalam stope.
7) Bijih harus kuat, sehingga penyanggan pada atap bisa seminimal mungkin.
8) Kadar sebaiknya seragam, karena tidak memungkinkan sorting.
c. Development
Development untuk shrinkage stoping terdiri atas :
1) Drift pengangkutan sepanjang bagian bawah stope.
2) Crosscut ke ore di bagian bawah stope.
3) Finger raise dan cones dari crosscut ke undercut.
4) Undercut atau lapisan bawah stope 5 – 10 m di atas drift pengangkutan.
5) Raise dari level pengangkutan melalui undercut ke level utama untuk menyediakan
akses dan ventilasi ke stope.
b. Kerugian
Kerugian yang dicapai bila menggunakan metode shrinkage stoping, antara lain :
1) Kondisi kerja yang sulit dan berbahaya.
2) Kondisi lantai (tempat pijakan yang terdiri dari broken ore) kurang nyaman untuk
pergerakan para pekerja dan peralatan.
3) Bijih ditinggal dalam stope untuk waktu yang lama, sehingga investasi tidak segera
kembali.
4) Badan bijih yang terletak pada waste rock tidak bisa ditambang.
5) Metode ini mempunyai persyaratan yang sangat ketat dan hanya cocok untuk bijih
tertentu.
5. Cara Penambangan
Teknik pertambangan shrinkage stoping, seperti terlihat pada gambar diatas, meliputi
kemajuan penambangan lombong pada arah vertikal dan horizontal. Broken ore digunakan
sebagai tempat pijak dan penyangga sementara.
Operasi shrinkage stoping meliputi siklus pemboran dan peledakan , ekstraksi bijih,
scaling dan penyanggaan. Bijih dihancurkan dalam lombong melalui penggalian atap oleh
pertambangan yang bekerja tepat pada bagian bawah crown. Untuk menjaga ruang kerja
yang cukup dalam lombong, broken ore harus ditarik dari bagian bawah lombong setelah
peledakan. Jumlah material yang ditarik berkaitan dengan pengembangan material dan
peningkatan nisbah void yang terjadi ketika batuan diledakkan akibat peledakkan, batu
yang dipindahkan berjumlah 50- 55% tetapi hanya 30- 50% yang dapat diambil, dengan
jelas, aspek ini menunjukkan kerugian produksi. Ketika lombong selesai ditambang
sampai ketinggian maksimum bijih diambil sampai lombong kosong. Salah satu akibat
hancuran batuan pada dinding akan terjadi dan selanjutnya timbul dilution.
Jenis badan bijih, orientasi, dan sifat – sifat geomekanik batuan adalah hal hal yang
perlu di perhatikan dalam pemilihan shrinkage stoping. Hal lain yang juga penting adalah
sifat fisik, kimiawi bijih. Badan bijih harus benar-benar inten yang tidak mempunyai
kecendrungan beroksidasi, hydrolysis, dissolution atau perekatan material. Juga harus
mempunyai ketahanan terhadap peremukan dan degradasi selama proses pengambilan.
Sifat-sifat ini sangat penting agar dapat dipastikan bahwa bijih cocok untuk diledakan,
juga di butuhkan mobilitas agar terjadi aliran bebas butiran selama dalam lombong.
Degradasi sifat fisik dan kimia bijih serta perekatan bijih di sebabkan oleh air tambang
(misalnya akibat pengeboran), yang mengalami perkolasi melewati masa batuan.
PT. Aneka Tambang Tbk di Urat Ciguha
Cadangan
Cadangan emas terukur yang terdapat didaerah ciguha ditemukan pada urat kuarsa
terdiri dari dua urat, yaitu:
1. Urat ciguha timur
Urat ini mempunyai arah N 170E dengan kemiringan 70 – 75 ke arah Barat.
Urat ini memanjang sekitar 900 m dengan lebar anatara 1,0 – 2,5 m dan terdapat
dalam batuan breksi dan tufa andesitit yang telah mengalami ubahan kloritasi dan
piritisasi. Urat ini berkadar bijih 4,00 – 23,48 gr/ton Au sepanjang 100 m pada
drift vein tampak menipis kearah Barat.
2. Urat Ciguha
Urat ini mempunyai bentangan panjang sekitar 1500 m denagn lebar antara 1,0
– 7,5 m dan arah N 142E, kemiringan antara 70 – 85 ke arah Barat. Jenis litologi
ini terdiri dari tufa breksi, tufa lapili, tufa andesitit, dan urat kuarsa. Ubahn batuan
klorisasi dan piritisasi disertai urat – urat tipis kuarsa dengan kerapatan 1 – 3 m
dan lebar 1 – 10 cm yang memperlihatkan arah penyebaran sejajar denagn urat
kuarsa sangat umum dijumpai sepanjang jalan masuk utama terowongan. zona
bijih pada urat utama adalah sepanjang 135 m dengan kadar rata – rata 4,0 – 28,18
gr/ton dan pada urat Timur Panjang 235 m dengan kadar rata – rata 4,00 – 28,46
gr/ton Au.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan makalah ini, antara lain :
1. Tambang Bawah tanah merupakan sistim penambangan yang mengacu pada
pengambilan material berharga yang dihubungkan dengan terowongan agar dapat
mencapai lokasi tersebut.
2. Metode shrinkage stoping merupakan metode dengan membuat Drift pada
setiap level dan kemudian dibuat Raise yang kemudian ore akan diledakkan
menjadi broken ore sehingga akan menjadi tertimbun.
3. Metode shrinkage stoping memiliki beberapa syarat dan aplikasi dalam
pembuatannya salah satunya endapan bijih harus seragam dan
homogen.
4. Metode shrinkage stoping memiliki kerugian yaitu : kondisi kerja yang sulit dan
berbahaya, tempat pijakan yang kurang nyaman, dst. Dan keuntungan yang yaitu
: biaya development dan pembuatan ventilasi yang terbilang cukup murah,
pendapatan mining recovery tinggi dst.
Saran
Adapun saran yang dapat penyusun berikan, yaitu : perlunya dilakukan pembuatan
simulasi kecil terhadap metode penambangan bawah tanah, agar mahasiswa dapat memahami
dan mengerti sehingga dapat membedakan metode penambangan antara satu dengan yang
lainnya.