Pembahasan Soal SNMPTN 2011 Fisika IPA Kode 599 PDF
Pembahasan Soal SNMPTN 2011 Fisika IPA Kode 599 PDF
Disusun Oleh :
Pak Anang
Kumpulan SMART SOLUTION dan TRIK SUPERKILAT
Pembahasan Soal SNMPTN 2011
Fisika IPA Kode Soal 599
By Pak Anang (http://pak-
http://pak-anang.blogspot.com)
anang.blogspot.com)
16. Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan-waktu di bawah ini.
;(m/s)
TRIK SUPERKILAT:
Percepatan adalah gradien atau kemiringan grafik ; − <:
30
selisih di sumbu Y 30 − 10 20
8= = = = 2 m/s
selisih sumbu X 30 − 20 10
10
20 30 <(s)
Percepatan ketika mobil bergerak semakin cepat adalah ....
A. 0,5 m/s2
B. 1,0 m/s2
C. 1,5 m/s2
D. 2,0 m/s2
E. 3,0 m/s2
Penyelesaian:
Penyelesaian:
Ingat:
Percepatan adalah perubahan kecepatan tiap satuan waktu, dirumuskan dengan:
∆; ;= − ;?
8= =
∆< < − <?
Dari grafik kita bisa melihat bahwa mobil bergerak semakin cepat pada detik ke-20 sampai detik
ke-30. Mobil bergerak dipercepat mulai kecepatan 10 m/s hingga 30 m/s.
Jadi dari grafik bisa diketahui bahwa:
<? = 20 s
< = 30 A
;? = 10 msBC
;= = 30 msBC
Ditanyakan berapakah besar percepatan batu (8).
Besar percepatan batu dinyatakan oleh:
∆; ;= − ;? 30 − 10 20
8= = = = = 2 ms BD
∆< < − <? 30 − 20 10
;D = ? m/s b V+
V?W = 20 m 1 VC = VD = 0 m
VC ;C
1 2 acuan V = 0 m
;C ;D
<? = 0 s < =1s
Jadi, waktu yang diperlukan (P) untuk batu pertama sampai di tanah (RQ = M S) adalah:
1
0 = 20 − (10)< D
2
⇒ 5< D − 20 = 0
⇔ <D − 4 = 0
⇔ (< + 2)(< − 2) = 0
⇔ < + 2 = 0 atau < − 2 = 0
⇔ < = −2 <=2
Karena waktu tidak mungkin negatif, maka nilai < yang mungkin adalah < = 2 s.
Agar kedua batu jatuh di tanah (RN = M S) pada saat yang bersamaan maka batu kedua juga sampai
di tanah pada saat P = N n, sebagaimana telah dihitung batu pertama jatuh di tanah pada detik ke-2.
Substitusikan < = 2 s ke persamaan posisi batu kedua, akan diperoleh besar kelajuan awal batu
kedua KLMN O:
1
VD = 20 + ;?f (2 − 1) − (10)(2 − 1)D
2
⇒ 0 = 20 + ;?f − 5
⇔ ;?f = −15 m/s
Tanda negatif artinya arah kecepatan adalah ke sumbu V negatif, atau ke bawah!
Jadi besarnya kelajuan awal adalah 15 m/s.
Jadi pada soal tersebut es bermassa 5 kg (x = y z{) suhunya naik dari −22°C menjadi 0°C
(∆| = NN°}), lalu es berubah wujud menjadi air. Sehingga banyaknya kalor yang diperlukan adalah:
Diketahui:
es + air
t~• = 5 kg 0°C 0°C
u~• = 2100 J/kg °C sD
rC = −22°C es
rD = 0°C sC
∆r = rD − rC = 22°C
w~• = 333 €• = 333000 •
−22°C
Ditanya:
s=‚=Yƒ = ?
Jawab:
s=‚=Yƒ = sC + sD
= t~• u~• ∆r + t~• w
= 5 ∙ 2100 ∙ 22 + 5 ∙ 333000
= 231000 + 1665000
= 1896000 •
= 1896 kJ
D E
−’
Titik A, B, dan C segaris. Begitu juga titik D dan E. Simpangan titik A sama dengan 0,5 amplitudo,
sedangkan simpangan titik E −0,5 amplitudo. Berapa kali panjang gelombang jarak titik C dari
titik A ....
C
A.
Œ
C
B. D
C. 1
•
D.
D
E. 2
Penyelesaian:
Ingat:
Jarak dua titik yang fasenya sama adalah: ∆Ž = ••, • = 1, 2, 3, …
Jadi, dua titik fasenya sama apabila letaknya berjarak kelipatan bulat dari panjang gelombang •.
Perhatikan grafik gelombang tersebut, terlihat bahwa titik A dan C terletak pada fase yang sama. Ini
bisa dilihat dari soal yang menyatakan bahwa A, B dan C segaris. Sehingga membuktikan bahwa
amplitudo A dan C sama, yaitu sebesar 0,5 amplitudo gelombang.
Nah, kita sudah mengerti apa itu fase yang sama. Perhatikan lagi lintasan yang ditempuh pada
gelombang dari A ke C seperti pada gambar di bawah ini.
’
A B C
0
D E
−’
Pada grafik di atas kita bisa menyimpulkan bahwa jarak titik A ke titik C adalah sepanjang dua kali
panjang gelombang. Sehingga, jarak titik A ke titik C adalah 2•.
Dari soal diketahui jarak yang ditempuh gelombang yang dihasilkan oleh gerakan naik turun gabus
adalah 9 m (– = — S) dalam memerlukan waktu selama 30 s (P = ˜M n).
Dan gabus bergerak naik turun sebanyak dua kali selama 3 s. Ini menyatakan bahwa jumlah
gelombang yang terbentuk sebanyak dua buah gelombang (™ = N) dan waktu yang diperlukan
adalah 3 s (P = ˜ n).
Pertama, < = 30 s digunakan untuk mencari berapa besar cepat rambat gelombang:
jarak yang ditempuh gelombang Ž 9 3
;= = = = m/s
waktu yang diperlukan gelombang < 30 10
Sementara, < = 3 s digunakan untuk menemukan nilai periode atau frekuensi dari gelombang.
waktu tempuh < 3
r= = = s
banyak gelombang • 2
Jadi nilai panjang gelombang bisa ditemukan dengan menghubungkan variabel ; dan r, sehingga
diperoleh:
•
; = •“ ⇒ ; = ⇒ • = ;r
r
3 3
⇔ = ×
10 2
9
⇔ =
20
⇔ = 0,45 m
⇔ = 45 cm
Dari soal kita bisa mendapatkan nilai induktansi sebesar 700 mH (¢ = £MM S¤ = M, £ ¤).
Besar perubahan arus listrik dari 200 mA (¥Q = NMM S¦) menjadi 80 mA (¥N = §M S¦) adalah:
∆¡ = ¡D − ¡C = 80 − 200 = −120 mA = −120 × 10B• = −0,12 A
Waktu yang diperlukan pada perubahan arus adalah sebesar 0,02 sekon (∆P = M, MN n =).
Sehingga besarnya GGL induksi yang dibangkitkan dalam kumparan tersebut adalah:
∆¡
ž = −w
∆<
0,12
= (−0,7) ∙ ‰ Š
0,02
= (−0,7) ∙ (−6)
= 4,2 V
Jika lampu B dilepas, lampu yang menyala lebih terang adalah ....
A. Lampu A dan C
B. Lampu A dan D
C. Lampu C dan D
D. Lampu C dan E
E. Lampu D dan E
Penyelesaian:
Perhatikan gambar. Lampu A, B, dan C disusun paralel, sedangkan lampu D dan E dipasang seri.
Lampu yang menyala paling terang adalah lampu yang mendapat arus paling besar.
Misal hambatan pada lampu adalah ¨ maka hambatan totalnya adalah:
¨ 7
¨=‚= = ¨© + ¨ª + ¨« = +¨+¨ = ¨
3 3
Jadi arus yang mengalir pada rangkaian adalah:
¬ ¬ 3¬
¡= =- =
¨=‚=Yƒ •
¨ 7¨
C
Arus yang mengalir pada lampu A, B, C adalah masing-masing • arus yang mengalir pada rangkaian,
±
yakni ¡® = ¡¯ = ¡° = -².
Arus yang mengalir pada lampu D dan E adalah sama dengan arus yang mengalir pada rangkaian,
•±
sesuai dengan sifat rangkaian seri. Jadi ¡ª = ¡« = -².
Setelah lampu B dilepas. Artinya rangkaian paralel tersisa dua lampu, yakni lampu A dan C.
Sehingga hambatan total rangkaian adalah:
¨ 5
¨=‚= = ¨© + ¨ª + ¨« = +¨+¨ = ¨
2 2
Jadi arus yang mengalir pada rangkaian adalah:
¬ ¬ 2¬
¡= =³ =
¨=‚=Yƒ D
¨ 5¨
C
Arus yang mengalir pada lampu A dan C adalah masing-masing arus yang mengalir pada
D
±
rangkaian, yakni ¡® = ¡° = ³².
Arus yang mengalir pada lampu D dan E adalah sama dengan arus yang mengalir pada rangkaian,
D±
sesuai dengan sifat rangkaian seri. Jadi ¡ª = ¡« = ³².
Jadi lampu yang menyala lebih terang adalah lampu D dan E.
“Ô
Ø
× sin Ø
×
Ø × cos Ø
Perhatikan gambar, pada saat kubus meluncur dari bidang miring, yang menyebabkan benda
bergerak adalah gaya tarik dari berat kubus (× sin Ø). Juga akan muncul gaya hambat berupa
gaya gesekan kinetik (“Ô ).
Pada PERNYATAAN diketahui bahwa benda meluncur turun tanpa gesekan, sehingga “Ô = 0.
Sehingga berdasarkan hukum II Newton untuk benda bergerak berlaku:
∑Ú = t8
⇒ × sin Ø − “Ô = t8
⇔ tb sin Ø − 0 = t8
tb sin Ø
⇔ 8=
t
⇔ 8 = b sin Ø
Karena nilai sin Ø adalah konstan dan b adalah percepatan gravitasi yang nilainya juga konstan,
maka besarnya percepatan (8) juga konstan. Jadi PERNYATAAN adalah BENAR!
Sekarang mari kita tinjau hubungan SEBAB-AKIBATnya. Ternyata dari pernyataan dan alasan kita
tidak dapat menyimpulkan suatu hubungan sebab-akibat.
Ingat:
Pada cermin cekung, hubungan antara titik fokus (“), jarak benda (A), jarak bayangan (A ˆ ), dan
perbesaran (é) adalah:
1 1 1 Aˆ
= + dan é =
“ A Aˆ A
dengan ketentuan apabila “, A, A ˆ bernilai negatif, maka berarti terletak di belakang cermin, dan bila
é bernilai negatif maka bayangan yang tercipta adalah maya dan tegak.
Mari kita perhatikan dengan seksama pada soal diketahui benda diletakkan tepat di antara titik
Q
fokus dan permukaan cermin cekung. Berarti benda di tengah-tengah cermin cekung ›É = ½œ.
N
Sehingga,
1 1 1 1 1 1
= + ˆ⇒ =C + ˆ
“ A A “ D“ A
1 1 1
⇔ ˆ = −C
A “ D“
1 1 2
⇔ ˆ= −
A “ “
1 1
⇔ ˆ = − ⇒ A ˆ = −“
A “
Jadi,
A ˆ −“
é= = C = −2
A D
“
Tanda negatif berarti bayangan maya dan tegak.
s ž? ’
ê= , ê? =
¬ ´
Pada kapasitor yang dirangkai dalam susunan seri maka berlaku:
1. Muatan masing-masing kapasitor sama dengan muatan total rangkaian. (s = sC = sD = … ).
2. Jumlah beda potensial masing-masing kapasitor sama dengan beda potensial keseluruhan.
(¬ = ¬C + ¬D + ¬• + … ).
C C C C
3. Besar energi kapasitor gabungan adalah: = + + + …
° ° ° ë ° W f ì
C C C íf
Energi kapasitor: † = D ê¬ D = D s¬ = D
°
Pada soal, ˜ ÍËT¼ »TÎTÉÂPÇÅ ÃÂÉËÉË™ ÉľTÅT ÉÄÅ masing-masing 1 mF, 2 mF dan 3 mF.
(îQ = Q Sï, îN = N Sï, ðñò î˜ = ˜ Sï)
Tegangan sebesar 1 volt (ó = Q ôõö÷).
Untuk download rangkuman materi, kumpulan SMART SOLUTION dan TRIK SUPERKILAT dalam
menghadapi SNMPTN serta kumpulan pembahasan soal SNMPTN yang lainnya jangan lupa untuk selalu
mengunjungi http://pak-anang.blogspot.com.
Terimakasih,
Pak Anang.