Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
laporan yang berjudul “PRATIKUM TEKANAN UAP” ini dengan
baik dan tepat waktu. Saya mengucapkan terimakasih kepada
ibu Jeni Simanggunsong yang telah membimbing kami dalam
melakukan praktikum ini, serta teman-teman yang bersedia
melaksanakan praktikum ini dengan baik.

Laporan ini berisikan bagaimana cara melaksanakan


praktikum sehingga para pembaca mengerti bagaimana
tekanan uap yang sesungguhnya, karena laporan ini di susun
dengan sistematika. Analisis data dibuat sejelas mungkin
sehingga para pembaca dapat mengerti.
penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna, maka kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca. Sekian dan terimakasih.
DAFTAR ISI

Kata pengantar...................................................................................

Daftar isi.............................................................................................

Bab 1

Judul................................................................................................

Latar belakang...................................................................................

Rumusan masalah.............................................................................

Manfaat..............................................................................................

Tujuan..................................................................................................

Bab 2

Landasan teoritis................................................................................

Bab 3

Meteodologi pengamatan .............................................................

Tempat dan waktu........................................................................

Alat dan bahan............................................................................

Prosedur kerja...........................................................................

Data pengamat.........................................................................

Bab 4

Pembahasan.................................................................................

Bab 5

Kesimpulan..................................................................................

Saran............................................................................................

Daftar Pustaka..............................................................................
Bab 1
LAPORAN PRATIKUM

1.1 Judul : TEKANAN UAP

1.2 Latar belakang

1.3 Rumusan Masalah

1.4 Manfaat

1.5 Tujuan

Bab 2
Landasan Teori
Pada peristiwa penguapan terjadi perubahan dari zat cair menjadi gas. Jika zat cair
dimasukkan ke dalam suatu ruangan tertutup maka zat tersebut akan menguap hingga
ruangan tersebut jenuh. Pada keadaan ini proses penguapan tetap berlangsung dan pada saat
yang sama juga terjadi proses pengembunan. Laju penguapan sama dengan laju
pengembunan. Keadaan ini dikatakan terjadi kesetimbangan dinamis antara zat cair dan uap
jenuhnya. Artinya bahwa tidak akan terjadi perubahan lebih lanjut tetapi reaksi atau proses
yang terjadi masih terus berlangsung. Tekanan yang disebabkan oleh uap jenuh dinamakan
tekanan uap jenuh.

Besarnya tekanan uap jenuh dipengaruhi oleh jumlah zat


dan suhu. Makin besar tekanan uap suatu cairan, makin mudah molekul-molekul cairan itu
berubah menjadi uap. Tekanan uap suatu larutan dapat diukur dengan alat manometer
merkurium. Perhatikan Gambar disamping.

Gambar Manometer merkurium

Pada alat tersebut setelah larutan dimasukkan dalam labu, semua udara dalam pipa
penghubung dikeluarkan melalui pompa vakum. Jika keran ditutup, maka uap yang ada
dalam pipa penghubung hanyalah uap dari pelarut larutan tadi sehingga uap itu disebut
tekanan uap larutan tersebut. Semakin tinggi suhu cairan semakin banyak uap yang berada di
atas permukaan cairan dan tekanan uap yang terbaca semakin tinggi.

Untuk mengetahui penurunan tekanan uap maka pada tahun 1880-an kimiawan Perancis F.M.
Raoult mendapati bahwa melarutkan suatu zat terlarut mempunyai efek penurunan tekanan
uap dari pelarut. Apabila pada pelarut murni kita tambahkan sejumlah zat terlarut yang tidak
mudah menguap, apa yang akan terjadi?

Gambar Partikel-partikel Pelarut Murni dan Larutan


Untuk mengetahui penurunan tekanan uap maka pada tahun 1880-an kimiawan Perancis F.M.
Raoult mendapati bahwa melarutkan suatu zat terlarut mempunyai efek penurunan tekanan
uap dari pelarut. Apabila pada pelarut murni kita tambahkan sejumlah zat terlarut yang tidak
mudah menguap, apa yang akan terjadi?

Dari gambar di atas dapat kita lihat bahwa jumlah partikel pelarut pada pelarut murni
(Gambar A) di permukaan lebih banyak dibandingkan pada larutan (Gambar B). Partikel-
partikel pada larutan lebih tidak teratur dibandingkan partikel-partikel
pada pelarut murni. Hal ini menyebabkan tekanan uap larutan lebih kecil daripada pelarut
murni. Inilah yang dinamakan penurunan tekanan uap jenuh. Selisih antara tekanan uap
murni dengan tekanan uap larutan jenuh dapat dituliskan secara
matematis seperti berikut.
ΔP = P0 – P

Keterangan:
ΔP = penurunan tekanan uap
P0 = tekanan uap pelarut murni
P = tekanan uap jenuh larutan

Bagaimana hubungan penurunan tekanan uap dengan jumlah partikel? Menurut Raoult,
besarnya tekanan uap pelarut di atas suatu larutan (P) sama dengan hasil kali tekanan uap
pelarut murni (P0) dengan fraksi mol zat pelarut dalam larutan (xB).

P = xB . P0

Persamaan di atas dikenal dengan hukum Raoult. Hukum Raoult hanya berlaku pada larutan
ideal dan larutan tersebut merupakan larutan encer tetapi pada larutan encer yang tidak
mempunyai interaksi kimia di antara komponen-komponennya, hukum Raoult berlaku pada
pelarut saja. Adapun banyaknya penurunan tekanan uap ( ΔP ) sama dengan hasil kali fraksi
mol terlarut (xA) dan tekanan uap pelarut murni (P0). Pernyataan ini secara matematis dapat
dituliskan seperti berikut.

ΔP = xA . Po

Keterangan:
xA = fraksi mol zat terlarut
xB = fraksi mol zat pelarut

Jika suatu cairan dimasukkan dalam wadah tertutup, cairan tersebut akhirnya akan menguap,
dan molekul-molekul gas tersebut menyebabkan adanya tekanan di atas cairan. Tekanan yang
disebabkan oleh adanya molekul-molekul gas dari cairan yang menguap disebut tekanan uap
cairan.

Jika cairan yang sama digunakan sebagai pelarut dalam suatu larutan, maka tekanan uap
cairan akan menurun. Hal ini disebabkan karena partikel-partikel zat terlarut di dalam cairan
akan menempati ruang di permukaan, sehingga pelarut tidak dapat menguap dengan mudah.
Sering kali, terdapat pula gaya tarik-menarik antara zat terlarut dengan pelarut, yang
menyebabkan pelarut menjadi lebih sukar menguap. Semakin banyak jumlah zat terlarut,
maka pelarut semakin sukar menguap. Dengan kata lain, adanya zat terlarut menyebabkan
penurunan tekanan uap cairan.

Jika zat terlarut bersifat nonvolatile (sukar menguap), maka tekanan uap larutan selalu lebih
rendah dibandingkan tekanan uap pelarut murni. Hubungan antara tekanan uap larutan
dengan tekanan uap pelarut murni bergantung pada konsentrasi zat terlarut di dalam larutan.
Hal ini dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan berikut:

ΔP = Xt . P°

P = Xp . P°

ΔP = P° - P

keterangan :
ΔP= penurunan tekanan uap larutan

P = tekanan uap larutan

P° = tekanan uap pelarut murni

Xt = fraksi mol zat terlarut

Xp = fraksi mol pelarut

Bab 3

3.1 Tempat dan Waktu

Dirumah Risky Mayuri

Jumat, 6 september 2013

3.2 Alat dan Bahan

Alat :

 Neraca atau Timbagan


 Sendok
 Gelas ukur
 Botol AQua besar

Bahan :

 Garam 300 gr
 Air 600 mL
 Telur 1 buah

3.3 Prosedur kerja

 Menyediakan garam 300 gr dan air 600 mL


 Masukan air kedalam botol aqua yang berukuran besar
 Masukan garam kedalam botol aqua yang berisi air
 Aduk garam hingga larut
 Masukanlah telur kedalam botol aqua yang berisi larutan garm
 Amatilah letak telur tersebut

3.4 Data pegamatan

Bahan dan media Keadaan dan letak telur


Air Tenggelam

Larutan garam mengapung


Bab 4
Pembahasan
Keadaan dan letak awal telur tenggelam di dalam air yang belum dicampur dengan garam

Keadaan dan letak telur sudah berubahan menjadi terapung keatas permukaan larutan garam itu
terjadi karna adanya tekanan uap didalam larutan garam yam\ng terbentuk gelembung-gelembung
yang menyembabkan telur mengapung.
Bab 5
5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

Daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai