Anda di halaman 1dari 32

Referat

TORSIO TESTIS
Oleh :
Mahdi Yusuf (201620401011106)
Raihana Zahra Ichsani (201620401011093)

Pembimbing :
Dr. Gunandar Rachmadi, Sp.U

SMF BEDAH RS BHAYANGKARA KEDIRI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2018
Pendahuluan

• Torsio testis adalah suatu keadaan dimana funikulus


spermatikus yang terpeluntir yang mengakibatkan
oklusi dan strangulasi dari vaskularisasi vena atau
arteri ke testis dan epididimis.

• Torsio testis merupakan suatu keadaan yang termasuk


gawat darurat dan butuh segera dilakukan tindakan
bedah.
ANATOMI TESTIS

• Organ genitalia pria


• Terletak di skrotum
• Ukuran 4 x 3 x 2,5 cm
• Volume 15-25 ml
• Berbentuk ovoid
• Dilapisi :
– Tunika albuginea
– Tunika vaginalis :
lapisan viseralis &
lapisan parietalis.
– Otot kremaster
VASKULARISASI

• Arteri :
– Arteri spermatika interna 
dari aorta
– Arteri deferensialis  dari
arteri vesikalis inferior
– Arteri kremasterika  dari
arteri epigastrika
• Vena :
– Pleksus pampiniformis
HISTOPATOLOGIS

• ± 250 lobuli  1 lobules :


tubuli seminiferi
• Di dalam tubulus seminiferus :
sel-sel spermatogonia & sel
Sertoli
• Di antara tubuli seminiferi :
sel-sel Leydig
TORSIO TESTIS
DEFINISI

• Keadaan dimana funikulus spermatika terpeluntir 


oklusi & strangulasi dari vaskularisasi vena atau arteri ke
testis dan epididimis.
• Merupakan kegawatdaruratan vaskuler.
INSIDENSI

• 1 diantara 4000 pria

• < 25 tahun (paling banyak 12 – 20 tahun)

• Testis kiri lebih sering


ETIOLOGI
• Adanya kelainan sistem penyangga testis menyebabkan

testis dapat mengalami torsio jika bergerak secara

berlebihan.

FAKTOR PENCETUS
• Pubertas

• Trauma

• Kelainan kongenital

• Gangguan seksual / aktifitas seksual

• Tumor testis
PATOFISIOLOGI
INTRAVAGINAL TORSIO

Tunika vaginalis
Mencegah
mengelilingi
Kelainan sistem insersi
seluruh
penyangga testis epididimis ke
permukaan
dinding skrotum
testis

Testis Menyebabkan testis &


Dikenal dengan epididimis dengan
mengalami mudahnya bergerak di
anomali bell
torsio testis kantung tunika vaginalis
clapper & menggantung pada
invaginalis funikulus spermatikus
INTRAVAGINAL TORSIO
EKSTRAVAGINAL TORSIO

Lapisan parietal yang Testis, epididimis


Keadaan menempel pada dan tunika
undesensus muskulus dartos
masih belum banyak vaginalis mudah
testis
jaringan penyangga sekali bergerak

Testis Memungkinkan untuk


mengalami terpluntir pada
sumbu funikulus
torsio testis spermatikus & rotasi
ekstravaginalis bebas dalam skrotum
EKSTRAVAGINAL TORSIO
DIAGNOSIS

• Anamnesis

• Pemeriksaan Fisik

• Pemeriksaan Penunjang
ANAMNESIS

• Gejala akut skrotum : • Kadang-kadang :

 Nyeri hebat daerah  Demam ringan


skrotum (mendadak, dapat • Jarang :
menjalar ke daerah  Rasa panas & terbakar
inguinal atau perut bawah) saat berkemih
 Skrotum bengkak • Gejala lain :
 Skrotum merah  Darah pada semen
• Mual dan Muntah
PEMERIKSAAN FISIK

• Srotum bengkak & hiperemis  dapat meluas hingga


skrotum sisi kontralateral

• Nyeri saat palpasi

• Testis terletak transversal atau horizontal

• Testis tampak lebih tinggi

• Nyeri tetap ada saat elevasi testis (Prehn sign +)

• Refleks kremaster (-)


PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Dilakukan apabila diagnosis masih meragukan  tidak


menunjukkan bukti klinis yang nyata

• Pemeriksaan lab : urinalisis, darah lengkap  u/


menyingkirkan diagnosis infeksi traktus urinarius
pada pasien dengan nyeri akut pada skrotum

• USG Doppler & Radionuclide Scanning  aliran darah


ke testis (-)
DIAGNOSIS BANDING

• Epididimis akut

• Hernia skrotalis inkarserata

• Hidrokel terinfeksi

• Tumor testis
• Torsio appendix testis/epididymis
PENATALAKSANAAN
Tindakan pemulihan aliran darah ke testis
secepatnya.

1. Detorsi 2. Operasi
manual

Orkidopeksi
elektif Orkidopeksi Orkidektomi
DETORSI MANUAL

• Tidak menggantikan eksplorasi pembedahan.

• Detorsi manual berhasil  orkidopeksi elektif


dalam waktu 48 jam.

• Angka keberhasilan : 30-70%.

• Keberhasilan bila dilakukan 4 jam setelah


onset : 97%.

• > 24 jam : 10% kemungkinan.


• Anastesi lokal (5ml lidocain / xylocaine 2%)

• Detorsi ke arah lateral  tidak berubah  detorsi


ke arah medial

• Dilakukan > 1 kali rotasi (torsio > 360o)

• Nyeri hilang : tanda detorsi berhasil


OPERASI

• Detorsi manual tidak berhasil

• Untuk reposisi testis & penilaian testis (masih viable atau


sudah nekrosis)

• Dalam 6 jam : cegah iskemia testis

• Dalam 12 jam : penurunan 20%

• 6 – 8 jam : atrofi testis  > 10 jam : nekrosis


Insisi skrotal medial untuk melihat testis
secara langsung dan guna menghindari
trauma yang mungkin ditimbulkan bila
dilakukan insisi inguinal.

Tunika vaginalis dibuka hingga tampak


testis yang mengalami torsio.

Testis direposisi dan dievaluasi


viabilitasnya.

Jika testis masih viabel dilakukan fiksasi


orkidopeksi.

Jika testis tidak viabel maka dilakukan


orkidektomi.
ORKIDOPEKSI

Fiksasi testis

Dilakukan dengan mempergunakan benang yang tidak


diserap pada 3 tempat untuk mencegah agar testis tidak
terpluntir kembali.

Dilakukan pada tunika albuginea, muskulus dartos


kemudian disusul pada testis kontralateral (kecuali bila
terdapat infeksi sekunder karena iskemia nekrosis).
ORKIDEKTOMI

Pengangkatan testis

Mencegah timbul komplikasi infeksi serta


potensial autoimmune injury pada testis
kontralateral
KOMPLIKASI

• Salah satu kegawatdaruratan dalam bidang urologi  >


6-8 jam keterlambatan : menurunkan angka pertolongan
terhadap testis 55-85%.

• Komplikasi : atrofi  hipoksia  edema  iskemia 


nekrosis.

• Komplikasi lain : infark testis, hilangnya testis, infeksi


deformitas, deformitas kosmetik.

• Kualitas semen   testis iskemia menstimulasi produksi


antitestis dan antibodi antisperma.
TESTIS NEKROSIS
PROGNOSIS

• Bila dilakukan penangan sebelum 6 jam hasilnya baik, 8


jam memungkinkan pulih kembali, 12 jam meragukan, 24
jam dilakukan orkidektomi. Viabilitas testis sangat
berkurang bila dioperasi setelah 6 jam.

• Keberhasilan dalam penanganan torsio  penyelamatan


testis yang segera serta insiden terjadinya atrofi testis 
durasi dan derajat dari torsio testis.

• Keterlambatan intervensi pembedahan akan memperburuk


prognosis serta meningkatkan angka kejadian atrofi testis.

Anda mungkin juga menyukai