Pembimbing:
dr.Arsi Widyastriastuti, Sp.A
Oleh :
Raihana Zahra Ichsani
201620401011093
Kultur swab tenggorokan diolah dan isolat yang diidentifikasi oleh kultur
pemanfaatan glukosa, dekstrosa, sukrosa, gula maltosa yang diikuti oleh uji
nitrat dan urease (Fisher Scientific, MA, USA)
Uji Toksisitas Modified Elek’s Test
Media agar Elek dengan serum bovine 20% bayi baru lahir menguji dua
ditempatkan di tengah plate dan diinkubasi pada suhu 37° C selama 24 dan 48
jam
Pada 24 jam menggunakan pelat sumber cahaya yang sesuai, diamati untuk garis
identifikasi precipitin antara strain uji dan strain kontrol positif kuat dan lemah.
Real – Time PCR Detection
DNA diekstraksi menggunakan QIAamp DNA blood mini kit (QIAGEN,
Jerman).
Gen target meliputi rpoB untuk C. diphtheriae, C. ulcerans, dan fragmen gen
toksa C. diphtheriae.
Susunan reaksi PCR termasuk 95° C selama 10 menit; diikuti 45 siklus 95° C
fragmen library kit (Ion Torrent; Life Technologies, USA). Rangkaian genetik
Urutan Baku dibaca dirangkai menggunakan alat SPAdes 5.0.0.0 yang disematkan
oleh alat MLST 1.8 dari Center for Genomic Epidemiology server
eBURST
Hasil
distrik Malappuram
Segera setelah pelaporan kasus difteri meningkat di bagian utara Kerala dengan
Enam kasus dilaporkan dari tiga distrik di Kerala Selatan, masing-masing dua
Kesempatan untuk menyediakan layanan imunisasi untuk melindungi remaja dan orang
dewasa harus diwujudkan, seperti pada usia sekolah, usia kehamilan, dll
Vaksinasi tetanus toxoid (TT) sudah menjadi bagian dari jadwal imunisasi untuk remaja
Mengganti vaksinasi TT dengan vaksin Td (TT dan dosis rendah difteri toxoid) memiliki
potensi untuk memberikan perlindungan terhadap difteri pada program imunisasi (16).
Distribusi kasus melalui jenis kelamin pada usia sekolah (laki-laki >>
2016 cakupan DTP3 masing-masing 89, 97, dan 95% sesuai dengan DLHS4.
sekolah
Difteria biasanya memiliki angka fatalitas kasus dalam kisaran 5-10%, namun
CFR yang lebih tinggi telah didokumentasikan di banyak bagian dunia. Wabah
difteri yang dilaporkan di Assam pada tahun 2015 mendokumentasikan 20%
CFR
Wabah difteri periode peningkatan keragaman genom organisme secara
bersamaan
Penerapan tipe metode yang tepat sangat penting tidak hanya pada investigasi
laboratorium telah memberi wawasan tentang variasi strain dan pola transmisi
Difteri sebagai patogen yang muncul yang semakin penting di seluruh dunia,