CONTOHdfksudfjk

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

CONTOH KHUTBAH JUMAT: TEKS KHUTBAH JUMAT SINGKAT

TEKS KHUTBAH JUMAT SINGKAT TENTANG HAKIKAT IMAN DAN TANDA-


TANDANYA

َ‫ش َه ُد أَ ْن الَ إّلَهَ إّاله هللاُ َو ْح َدهُ ال‬ ْ َ‫ أ‬،ّ‫ص ّام ّب َح ْب ّل هللا‬ َ ّ‫ّي أَ َم َرنَا ّبا ْ ّال ْعت‬
ْ ‫اَ ْل َح ْم ُد ّ هَلِلّ الهذ‬
‫علَى‬ َ ‫ اَلله ُه هم‬.ُ‫س ْولُهُ الَ نَبّ هي بَ ْع َده‬
َ ‫ص ّ ِّل‬ ُ ‫ع ْب ُدهُ َو َر‬َ ‫ش َه ُد أَ هن ُم َح همدًا‬ ْ َ‫ش َّر ْيكَ لَهُ َوأ‬
‫ أ ُ ْو ّص ْي ُك ْم‬،ّ‫ أَ هما َب ْعدُ؛ فَ َيا ّع َبا َد هللا‬.‫ص ْح ّب ّه َو َم ْن تَ ّب َع ُهدَا ُه‬ َ ‫علَى آ ّل ّه َو‬ َ ‫ُم َح هم ٍد َو‬
َ‫ق تُقَاتّ ّه َوال‬ ‫ يَاأَيُّها َ اله ّذ ْي َن َءا َمنُوا اتهقُوا هللاَ َح ه‬:‫ فَقَا َل هللاُ تَعَالَى‬،ّ‫ّبتَ ْق َوى هللا‬
ْ ‫تَ ُم ْوت ُ هن إّاله َوأَنت ُ ْم ُّم‬
.‫س ّل ُم ْو َن‬

Jama’ah Jum’at Yang InsyaAllah di Rahmati Allah Swt

Wahai kaum Muslimin, marilah kita bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, menolong
agama-Nya dan selalu berbuat taat kepada-Nya agar Dia memberikan pertolongan dan
pahala-Nya kepada kita. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman
,
َّ ‫ض أَقَا ُموا ال‬
َ ‫صالَة‬ ِ ‫الَّذِينَ ِإن َّم َّكنَّا ُه ْم فِي اْأل َ ْر‬. ‫يز‬ ٌ ‫ع ِز‬ َ ‫ي‬ٌّ ‫ص ُرهُ ِإ َّن هللاَ لَقَ ِو‬
ُ ‫ص َر َّن هللاُ َمن َين‬ ُ ‫َولَ َين‬
ِ ‫عاقِبَةُ اْأل ُ ُم‬
‫ور‬ َ ِ‫ع ِن ْال ُمن َك ِر َو ِ ََّلِل‬َ ‫وف َونَ َه ْوا‬ِ ‫الز َكاة َ َوأَ َم ُروا ِب ْال َم ْع ُر‬
َّ ‫َو َءات َ ُوا‬
Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya
Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (yaitu) orang-orang yang jika kami
teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan
zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada
Allah-lah kembali segala urusan. (Qs al-Hajj/22:41-42)
Wahai kaum Muslimin, sesungguhnya iman itu tidak diperoleh hanya dengan berangan-
angan, tidak pula dengan berhias secara fisik, akan tetapi iman adalah apa yang terukir dan
tertanam di dalam hati. Dan bukti kejujuran iman itu adalah dengan mengerjakan
berbagai ketaatan dan menjauhi berbagai maksiat. Setiap orang bisa mengaku seorang
Muslim, bahkan lebih dari itu yaitu mengaku Mukmin. Setiap orang bisa
mengucapkan asyhadu allâ ilâha illallâh wa asyhadu anna muhammadar rasûlullâh. Orang-
orang munafik juga menyebut Allah Subhanahu wa Ta’ala , padahal mereka berada di neraka
yang paling dasar. Mereka datang kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
mengucapkan, “Kami bersaksi bahwa engkau adalah utusan Allah.” Mereka bersumpah
kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Sahabatnya bahwa mereka beriman
kepada beliau, padahal sebenarnya mereka tidaklah demikian. Akan tetapi syahadat dan iman
mereka tidaklah bermanfaat bagi mereka dan mereka berada di neraka yang paling bawah, di
bawah orang-orang Musyrik, Atheis, Yahudi dan Nasrani. Karena syahadat dan
iman mereka tidak bersumber dari keyakinan dan keimanan, tidak pula karena sikap
menerima dan tunduk ke pada Allah Swt.
Allah Swt Berrfirman:

َ‫اَلِلِ َوال َي ْو ِم األ َ ِخ ِر َو َما ُهم ِب ُمؤْ ِمنِين‬


َّ ِ‫اس َم ْن يَقُو ُل َءا َمنَّا ب‬
ِ َّ‫َو ِمنَ الن‬
Di antara manusia ada yang mengatakan, “Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian”
padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. (Qs al-Baqarah/2:8)

Iman adalah akidah yang kokoh sebelum segala sesuatu. Iman itu membuahkan perkataan
yang baik dan amal shaleh. Iman juga menghasilkan kecintaan kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala dan Rasul-Nya, serta ikhlas dalam mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan
mengikuti Rasul-Nya. Iman adalah kesungguhan, amalan, ketekunan, kesabaran, menahan
dan mencegah diri dari sesuatu disukai maupun yang tidak disukai semata-mata karena
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sesungguhnya iman memiliki tanda-tanda yang banyak.
Allah Subhanahu wa Ta’ala banyak menyebutkannya dalam al-Qur`ân dan
Rasulullâh shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak menyebutkannya dalam haditsnya. Di antara
contohnya adalah firman Allah Swt Berfirman:

‫ع َلى‬ َ ‫علَ ْي ِه ْم َءا َياتُهُ زَ ادَتْ ُه ْم ِإي َمانًا َو‬


َ ‫ت‬ ْ َ‫ِإنَّ َما ْال ُمؤْ ِمنُونَ الَّذِينَ ِإذَا ذ ُ ِك َر هللاُ َو ِجل‬
ْ ‫ت قُلُوبُ ُه ْم َو ِإذَا ت ُ ِل َي‬
‫ أ ُ ْولَئِ َك ُه ُم ْال ُمؤْ ِمنُونَ َحقًّا لَّ ُه ْم‬. َ‫صالَة َ َو ِم َّما َرزَ ْقنَا ُه ْم يُن ِفقُون‬ َّ ‫ الَّذِينَ يُ ِقي ُمونَ ال‬. َ‫َر ِبِّ ِه ْم َيتَ َو َّكلُون‬
‫دَ َر َجاتٌ ِعندَ َربِِّ ِه ْم َو َم ْغ ِف َرة ٌ َو ِر ْز ٌق َك ِري ٌم‬
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka
(karenanya), dan hanya kepada Allah-lah mereka bertawakal. (yaitu) Orang-orang yang
mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang kami berikan kepada
mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan
memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Rabb-nya dan ampunan serta rezki (nikmat)
yang mulia.” (Qs al-Anfâl/8:2-4)

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman berfirman:

‫ورة ٌ فَ ِم ْن ُهم َّمن َيقُو ُل أَيُّ ُك ْم زَ ادَتْهُ َه ِذ ِه ِإي َمانًا فَأ َ َّما الَّذِينَ َءا َمنُوا فَزَ ادَتْ ُه ْم ِإي َمانًا َو ُه ْم‬
َ ‫س‬ُ ‫ت‬ ْ َ‫نزل‬ِ ُ ‫َو ِإذَا َمآأ‬
. َ‫سا ِإلَى ِر ْج ِس ِه ْم َو َماتُوا َو ُه ْم َكافِ ُرون‬ ً ‫ض فَزَ ادَتْ ُه ْم ِر ْج‬ ٌ ‫ َوأ َ َّما الَّذِينَ فِي قُلُوبِ ِهم َّم َر‬. َ‫يَ ْست َ ْبش ُِرون‬
َ‫عام َّم َّرة ً أ َ ْو َم َّرتَي ِْن ث ُ َّم الَ َيتُوبُونَ َوالَ ُه ْم َيذَّ َّك ُرون‬
َ ‫أ َ َوالَ َي َر ْونَ أَنَّ ُه ْم يُ ْفتَنُونَ ِفي ُك ِِّل‬
“Dan apabila diturunkan suatu surah, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada
yang berkata, “Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turunnya) surat
ini?” adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya, dan mereka
merasa gembira. Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka
dengan suroh itu bertambah kekafiran mereka, di samping kekafirannya (yang telah ada) dan
mereka mati dalam keadaan kafir. Dan tidaklah mereka (orang-orang munafik)
memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, dan mereka tidak
(juga) bertaubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran? (Qs at-Taubah/9:124-126)
Jama’ah Jum’at Yang InsyaAllah di Rahmati Allah Swt

Demi Allah Subhanahu wa Ta’ala, adakah di antara kita yang menyandang kedudukan
sebagaimana yang disebutkan dalam ayat di atas? Adakah dari kita, ketika nama
Allah Subhanahu wa Ta’ala disebut, hatinya menjadi takut kemudian mengagungkan-Nya.
Adakah dari kita, ketika ayat-ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala dibacakan, imannya menjadi
bertambah dan mereka merasa gembira karena telah merasakan manisnya bisa membenarkan
dan mengamalkan hukum-hukumnya? Adakah dari kita yang mewujudkan tawakalnya
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala? hanya bersandar kepada-Nya serta tidak
menggantungkan diri kepada selain-Nya? Adakah dari kita yang mengerjakan shalat sesuai
yang tuntutan agama, dengan cara menjaga shalat itu dan menyempurnakan rukun-rukun dan
syarat-syaratnya? Adakah dari kita yang menginfakkan sebagian rezekinya yang telah
diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan cara membayar zakat dan menutup
kekurangan kaum kerabat dan orang-orang fakir miskin?

Wahai Jama’ah Jum’at Yang InsyaAllah di Rahmati Allah Swt

Marilah sejenak kita memikirkan keadaan saudara kita sesama Muslim. Jika kita perhatikan
keadaan mereka saat ini – tidak hanya di daerah kita saja, akan tetapi di seluruh daerah islam
atau wilayah Islam, kita sering menemukan mereka bukanlah Muslim dan Mukmin sejati,
kecuali orang-orang yang dikehendaki oleh Allah Swt. Mulai yang kaya hingga yang miskin,
mereka meremehkan (agama) dan tidak menunaikan hak-hak Allah Swt yang menjadi
kewajiban mereka sebagai hamba-Nya. Penyepelean dalam perkara keimanan maupun
keyakinan dan penyepelean dalam akhlak dan pemeliharaanya. banyak umat Islam yang
meremehkan masalah keimanan dan keyakinan sebagaimana mereka juga meremehkan
masalah akhlak dan penjagaannya serta meremehkan amalan. Mereka menyepelekan
keimanan dengan menjadikan mahluk sebagai kholik; kita dapati dalam hati mereka ada
keraguan terhadap berita dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya berupa perkara-
perkara ghaib. Mereka ragu dengan keberadaan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tidak merasa
ragu dengan keberadaan diri mereka. Padahal, orang yang ragu dengan keberadaan
Allah Subhanahu wa Ta’ala, seharusnya dia ragu dengan keberadaan dirinya dengan alasan
karena tidak satu pencipta pun selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagian kaum Muslimin
sekarang ini jika nama Allah Swt disebut di sisinya, hatinya tidak bergetar sedikit pun,
seolah-olah sesuatu yang disebut di sisinya itu tidak lebih hanya sesuatu yang
membuat hatimereka takut. Apabila ayat-ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala dibacakan kepada
mereka, iman mereka tidak bertambah, bahkan hatinya bertambah semakin kotor. Mereka
mengolok-olok ayat-ayat Allah Swt dan bersikap sombong terhadap hukum-hukumnya.
Sebagian kaum Muslimin saat ini, tidak bertawakal kepada Allah Swt, bahkan sebaliknya,
mereka bersandar pada sebab-sebab yang bersifat serba materi secara utuh. Karena itulah,
kita dapati mereka tidak mengikuti syariat Islam dalam mencari rezeki. Mereka beranggapan
bahwa cara-cara syar`i hanya akan mempersempit pintu rezeki. Sehingga, mereka mencari
rezeki dengan cara apapun, tidak peduli itu halal atau haram. Sebagian umat Islam ada juga
mencari keamanan dan keselamatan kepada kuburan, dukun dan bentuk musuh-musuh
Allah Swt lainnya, sehingga hal itu mengakibatkan mereka loyal kepada mereka pada
sebagian perkara yang menyelisihi syariat Islam.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

‫ ذَ ِل َك‬. ‫س َّو َل لَ ُه ْم َوأ َ ْملَى لَ ُه ْم‬


َ ‫ان‬ُ ‫ط‬ َّ ‫ار ِهم ِ ِّمن َب ْع ِد َمات َ َبيَّنَ لَ ُه ُم ْال ُهدَى ال‬
َ ‫ش ْي‬ ِ ‫علَى أ َ ْد َب‬ َ ‫ارتَدُّوا‬ ْ َ‫إِ َّن الَّذِين‬
‫ْف ِإذَا‬َ ‫ فَ َكي‬. ‫ار ُه ْم‬ َ ‫ض اْأل َ ْم ِر َوهللاُ َي ْعلَ ُم ِإس َْر‬
ِ ‫سنُ ِطيعُ ُك ْم فِي َب ْع‬ َ ُ‫ِبأَنَّ ُه ْم قَالُوا ِللَّذِينَ َك ِر ُهوا َمان ََّز َل هللا‬
‫ط هللاَ َو َك ِر ُهوا‬ َ ‫ ذَ ِل َك بِأَنَّ ُه ُم ات َّ َبعُوا َمآأ َ ْس َخ‬. ‫ار ُه ْم‬ َ َ‫ت َ َوفَّتْ ُه ُم ْال َمالَئِ َكةُ يَض ِْربُونَ ُو ُجو َه ُه ْم َوأ َ ْدب‬
‫ط أ َ ْع َمالَ ُه ْم‬
َ ‫ِرض َْوانَهُ فَأ َ ْح َب‬
“Sesungguhnya orang-orang yang kembali ke belakang (kepada kekafiran) sesudah petunjuk
itu jelas bagi mereka, setan telah menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan
memanjangkan angan-angan mereka. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka
(orang-orang munafik) itu berkata kepada orang-orang yang benci kepada apa yang
diturunkan Allah (orang-orang Yahudi), ‘Kami akan mematuhi kamu dalam beberapa
urusan’, sedang Allah mengetahui rahasia mereka. Bagaimanakah (keadaan mereka)
apabila malaikat mencabut nyawa mereka seraya memukul-mukul muka mereka dan
punggung mereka? Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka mengikuti apa
yang menimbulkan kemurkaan Allah dan karena mereka membenci keridhaan-Nya, sebab itu
Allah menghapus (pahala) amal-amal mereka. (Qs Muhammad/25-28)

Mereka adalah orang-orang yang berloyal kepada musuh-musuh Islam pada sebagian perkara
yang menyelisihi syariat. Mereka menempuh jalan yang menyimpang ini tiada lain karena
lemahnya tawakal mereka kepada Allah Swt dan kuatnya tawakal mereka kepada selain-Nya.
Mereka membela musuh-musuh Allah Swt habis-habisan karena mereka kuat dalam hal
materi. Mereka mengira segala sesuatu bisa mereka raih. Mereka lupa bahwa yang
menciptakan mereka lebih dahsyat kekuatannya dari pada orang-orang yang mereka bela.
Sesungguhnya kekuatan yang mereka kagumi dari musuh-musuh Allah Swt tersebut bisa
mereka dapatkan jika mereka mau bertawakal kepada Allah Swt dan mengerjakan sebab-
sebab yang menyebabkan datangnya pertolongan Allah Swt dengan cara menegakkan agama-
Nya dan menerapkan syariat itu pada diri-diri mereka dan orang-orang yang loyal
kepada mereka. Karena, jika mereka mengerjakan yang demikian, maka Allah Swt akan
bersama mereka. Dan siapa yang bersama Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka dia akan
menang. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

ً ‫ع ِلي ًما قَد‬


‫ِيرا‬ ِ ‫ت َوالَفِي اْأل َ ْر‬
َ َ‫ض ِإنَّهُ َكان‬ ِ ‫س َم َاوا‬ َ ‫َو َما َكانَ هللاُ ِليُ ْع ِجزَ هُ ِمن‬
َّ ‫ش ْىء فِي ال‬
Dan tiada sesuatupun yang dapat melemahkan Allah baik di langit maupun di bumi.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Kuasa. (Qs Fâthir:44)

Saat ini ada sebagian kaum Muslimin yang tidak menegakkan shalat dan tidak pula
menjaganya. Mereka tidak menunaikannya sesuai dengan sunnah Rosulullah, tidak
menyempurnakan syarat-syarat dan rukun-rukunnya serta kewajiban-kewajibannya. Mereka
tidak memperhatikan masalah thaharah, sudahkah mereka telah menyempurnakan thaharah
itu ataukah belum. Mereka tidak mengerjakan shalat tepat waktu, tidak pula menunaikannya
dengan tuma`ninah, baik ketika duduk, ruku`, maupun sujudnya. Bahkan sebagian mereka
yang mengaku Muslim, ada yang tidak melaksanakan shalat sama sekali, bahkan lebih dari
itu, mereka mengolok-olok orang-orang yang mengerjakan shalat. Ada juga sebagian kaum
Muslimin mereka yang pekerjaannya hanya mengumpulkan harta benda saja dan menahan
diri mereka untuk berinfak. Mereka tidak menunaikan zakat, sedekah maupun infak sama
sekali kepada orang-orang yang berhak. Mereka membelanjakan sebagian besar hartanya
untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Bahkan terkadang untuk sesuatu yang diharamkan
Allah Subhanahu wa Ta’ala.

َ‫َمنَاْآلياتَِوال ِ ِّذ ْك ِر‬ ْ ‫آن‬


ِ ‫َونفعنِ ْيَو ِإيَّا ُك ْمَ ِبماَ ِف ْي ِه‬،‫َالع ِظي ِْم‬ ْ ‫بَاركَهللاَُ ِل ْيَول ُك ْمَ ِف‬
ِ ‫يَالقُ ْر‬
.‫ْالح ِكي ِْم‬
.‫َالر ِح ْي ُم‬
َّ ‫ور‬ ْ ‫أقُولَُق ْوَ ِليَهذاَوأ ْست ْغ ِف ُرَهللاَ ِل ْيَول ُك ْمَفا ْست ْغ ِف ُر ْوهَُاِنَّهَُ ُهو‬
ُ ُ‫َالغف‬
link Teks Khutbah Singkat dan Ceramah Agama Singkat

Anda mungkin juga menyukai