Anda di halaman 1dari 7

JURNAL MKMI, Desember 2015, hal.

203-209

ANALISIS RISIKO KESEHATAN PAJANAN PM10 PADA PEKERJA


INDUSTRI READYMIX PT. X PLANT KEBON NANAS
JAKARTA TIMUR

Health Risk Analysis of Particulate Matter 10 (PM10) Exposure among


Readymix Workers of PT X Kebon Nanas Plant, East Jakarta

Isnatami Nurul Azni1, Bambang Wispriyono1,2, Meliana Sari2


1
Dept. Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
2
Pusat Kesehatan Lingkungan dan Industri, FKM UI
(isnatami05@gmail.com)

ABSTRAK
Pajanan agen risiko kesehatan dari lingkungan kerja berdampak pada timbulnya risiko penyakit akibat kerja
sehingga pekerja menjadi tidak produktif. Oleh karena itu, untuk mengestimasi risiko kesehatan dari pajanan agen
risiko berupa PM10 dari lingkungan kerja, sebuah penelitian analisis risiko telah dilakukan pada 70 orang pekerja
industri readymix PT. X Plant Kebon Nanas. Risiko kesehatan akibat pajanan PM10 dihitung dengan memban-
dingkan asupan PM10 dengan dosis referensi. Konsentrasi PM10 diukur pada 6 titik dengan konsentrasi rata-rata
yaitu 0,289 mg/m3.Perhitungan risiko yang diterima saat ini (realtime) terdapat 21,4% pekerja yang berada dalam
kategori berisiko. Hasil estimasi risiko yang diterima seumur hidup (lifetime) hanya 2 orang pekerja yang dalam
kategori tidak berisiko. Manajemen risiko yang dapat dilakukan adalah dengan menurunkan konsentrasi menjadi
0,08 mg/m3. Dengan konsentrasi tersebut pekerja diestimasikan aman bekerja selama 11 jam per hari dan 362 hari
per tahun.
Kata kunci : Analisis risiko, industri beton, PM10

ABSTRACT
The exposure of a risk agent from the workplace affects the incidence of occupational-related diseases so
the workers are not able to work productively. To estimate health risk from exposure to PM10, cross sectional
design of health risk assessment has been conducted among 70 readymix workers of PT. X at Kebon Nanas Plant.
The result of the average concentration was 0.289 mg/m3. To estimate the health risks, Risk Quotient (RQ) has
been calculate which is obtained from the comparison of the daily intake and reference dose. The calculations of
the real time risk showed that 21,4% of workers are not safe from a health risk. While only 2 workers are safe from
life time risk. The limit concentration of PM10 to be safe to work is 0,08 mg/m3 for 11 hr/day and 362 days/year.
Keywords: Risk analysis, concrete industry, PM10

203
Isnatami Nurul Azni : Analisis Risiko Kesehatan Pajanan PM10 pada Pekerja Industri Readymix

PENDAHULUAN yang didirikan dekat dengan proyek pembangu-


Pencemaran udara merupakan masalah ke- nan. PT. X merupakan salah satu industri yang
sehatan lingkungan yang terjadi di negara maju bergerak dalam bidang readymix atau beton siap
maupun negara berkembang.Salah satu pencemar pakai.Saat ini PT. X telah memiliki ± 35 concrete
udara yang dapat menimbulkan masalah kese- batching plant yang tersebar di seluruh Indonesia
hatan adalah partikel debu kasar atau Particulate dan plant terbesar yaitu Plant Kebon Nanas.
Matter 10 (PM10). Studi epidemiologi membuk- Studi epidemiologi telah membuktikan
tikan bahwa PM10 berhubungan dengan berbagai adanya hubungan antara pajanan partikulat de-
gangguan kesehatan.1,2 PM10 banyak ditemukan ngan gangguan kesehatan. Hasil penelitian Anali-
pada industri yang banyak menghasilkan debu sis Risiko Kesehatan Lingkungan mengenai pa-
salah satunya adalah industri semen. Industri se- janan partikulat yang telah dilakukan mengambil
men merupakan penyumbang terbesar emisi par- populasi residensial,tetapi untuk penelitian anali-
tikulat global.3 Pertambangan batu kapur yang sis risiko yang mengukur tingkat risiko terhadap
merupakan bahan baku pembuatan semen juga pekerja yang terpajan partikulat dari lingkungan
ikut berkontribusi atas timbulnya debu partikulat. kerja.Oleh karena itu,penelitian ini dilakukan un-
Debu kapur tersebut dapat mencetuskan Penyakit tuk mengetahui tingkat risiko pada populasi pe-
Paru Obstruktif Kronik. kerja dari pajanan di lingkungan kerja.
Penelitian mengenai analisis risiko sebagai
suatu langkah preventif untuk mencegah risiko BAHAN DAN METODE
kesehatan telah mengangkat agen risiko berupa Penelitian ini menggunakan metode studi
partikulat dari pertambangan kapur dan industri analisis risiko kesehatan lingkungan. Metode ini
semen.4,5,6Subjek pada penelitian tersebut meru- tidak digunakan untuk menganalisis hubungan
pakan populasi residensial sedangkan menu- antara pajanan agen risiko dengan gangguan ke-
rut Centers of Disease Control and Prevention sehatan. Metode ini bertujuan untuk mengesti-
(CDC), 30 persen dari penderita penyakit paru masi risiko yang diterima suatu populasi akibat
obstruktif kronik dan penderita asma dewasa pajanan agen risiko kesehatan di lingkungan.
disebabkan oleh pajanan di tempat kerja.7 Oleh Tahapan analisis risiko dimulai dari identifikasi
karena itu, adanya penelitian analisis risiko yang bahaya; analisis pemajanan dan perhitungan
menggunakan populasi pekerja juga perlu dilaku- asupan; analisis dosis respons; dan karakterisasi
kan. Penelitian analisis risiko yang menggunakan risiko. Risiko dinyatakan sebagai Risk Quotient
populasi pekerja telah dilakukan,8 tetapi pajanan (RQ) dengan cara membagi antara asupan yang
agen risiko tidak dikhususkan dari lingkungan diterima dengan nilai referensi atau reference
kerja. concentration (RfC) untuk zat non karsinoge-
Penelitian epidemiologi pajanan debu se- nik (Persamaan 1). Suatu keadaan dinyatakan
men mengakibatkan gangguan kesehatan.9,10 berisiko dan membutuhkan manajemen pengen-
Salah satu industri yang menggunakan semen dalian jika RQ>1. Asupan/intake merupakan
dan kapur sebagai bahan baku adalah industri jumlah agen risiko yang diterima individu per
beton. Enam juta ton atau 12 persen dari total berat badan per hari (mg/kg.hari) dihitung de-
50 juta ton semen yang diproduksi di Indonesia ngan menggunakan (Persamaan 2)12 untuk pa-
digunakan sebagai bahan baku beton.11 Beton janan inhalasi, yaitu:
merupakan material yang digunakan dalam pem-
bangunan yang merupakan campuran dari se- (Persamaan 1)
men serta material-material lain berupa agregat
kasar dan halus seperti pasir, batu split, abu batu,
fly ash, air dan bahan additive yang berfungsi (Persamaan 2)
mengatur pengerasan beton. Pembangunan infra-
struktur yang semakin marak di kota besar seperti Intake : asupan inhalasi (mg/kg/hari)
Jakarta meningkatkan produksi beton di mana R : laju inhalasi (m3/jam)
produksi dilakukan di dalam sebuah pabrik/plant C : konsentrasi agen risiko (mg/m3)

204
JURNAL MKMI, Desember 2015, hal. 203-209

tE : lama pajanan (jam/hari) Hasil pengukuran konsentrasi PM10 di enam ti-


fE : frekuensi pajanan (hari/tahun) tik Plant Kebon Nanas tercantum dalam Tabel
Dt : durasi pajanan (tahun) 1. Konsentrasi PM10 di lingkungan Plant Kebon
Wb : berat badan (kg) Nanas tidak menunjukkan nilai yang melewati
tavg : periode waktu rata-rata (Dt x 365 hari/ Nilai Ambang Batas Permenakertrans No. 13 Ta-
tahun untuk zat nonkarsinogen populasi hun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Fisik dan
industri) Kimia di Tempat Kerja.14 Namun seluruh kon-
sentrasi telah melebihi standar primer maupun
Konsentrasi PM10 didapatkan dari peng- sekunder yang ditetapkan oleh US. EPA sebesar
ukuran langsung di enam titik Plant Kebon Nanas 150µg/m3.15Dari hasil analisis didapatkan rata-
dengan menyesuaikan dengan SNI.16-7058-2004 rata konsentrasi PM10 yaitu sebesar 0,289 mg/m3.
untuk pengukuran debu total di tempat kerja. Karakteristik Antropometri dan Pola
Sampel pekerja sebanyak 70 orang yang didapat- Aktivitas. Survei dilakukan pada 70 orang peker-
kan dari rumus sampel satu proporsi. Kemudian ja untuk mendapatkan gambaran umum karakte-
data antropometri dan pola aktivitas dikumpulkan ristik antropometri dan pola aktivitas pekerja
untuk mengetahui nilai-nilai faktor pemajanan. Plant Kebon Nanas. Variabel yang disurvei adalah
Data antropometri dan pola aktivitas yang dikum- berat badan dan pola kerja berupa lama kerja per
pulkan berupa berat badan (Wb), lama kerja per hari, frekuensi kerja per tahun, dan masa kerja
hari (tE), frekuensi kerja dalam setahun (fE), dan (tahun) yang diasumsikan sebagai pola pajanan
durasi pajanan yang telah diterima oleh pekerja pekerja terhadap agen risiko PM10 dari lingku-
selama bekerja di Plant Kebon Nanas (Dt). Laju ngan kerja Plant Kebon Nanas (Tabel 2). Karak-
inhalasi belum tersedia nilai default sehingga teristik umur pekerja berkisar antara 19 sampai
dapat dihitung menggunakan persamaan Arbri- 55 tahun. Umur menjadi salah satu variabel
anto, 2004 dalam4 yaitu y = 5,3 Ln(x)-6,9 dengan penentuan laju inhalasi (R) yang nantinya mem-
y = laju inhalasi (m3/hari) dan x = berat badan pengaruhi asupan PM10selain yang dapat dihitung
(kg). Referensi lain yang dapat digunakan untuk menggunakan variabel berat badan (Wb).
mengetahui laju inhalasi, yaitu Exposure Factors Rata-rata lama kerja per hari yaitu 10 jam,
Handbook yang telah disusun US. EPA13 meng- sedangkan frekuensi kerja selama 322,5 hari/ ta-
gunakan variabel umur sebagai acuan perhitu- hun. Hasil survei didapatkan pula masa kerja di
ngan laju inhalasi. Plant Kebon Nanas tersingkat yaitu 1 bulan dan
terlama yaitu 24 tahun.Berdasarkan hasil tersebut
HASIL kemudian diambil nilai yang represntatif untuk
Konsentrasi PM10 di Plant Kebon Nanas. dijadikan sebagai variabel perhitungan asupan
Tabel 1. Hasil Pengukuran PM10 di Udara Plant Kebon Nanas
Lokasi NAB* (mg/m3) Konsentrasi (mg/m3) Waktu Pengukuran
Gedung Kantor 3 0,259 09.30—10.45
Area Timbangan 3 0,333 09.40—10.25
Stockpile 3 0,407 10.25—11.11
Ruang Produksi 3 0,370 10.40—11.25
Ruang tunggu supir 3 0,200 11.25—12.15
Ruang workshop 3 0,167 13.35—14.24

Tabel 2. Karakteristik Antropometri dan Pola Aktivitas Pekerja (n = 70)


Variabel Mean ± SD Median Min Max
Berat Badan (kg) 67,95 ± 12,99 68 39 109
Waktu Kerja (jam/hari) 9,83 ± 2,54 10 2 16
Frekuensi Pajanan (hari/tahun) 314,5 ± 37,88 322,5 29 329
Durasi Kerja realtime (tahun) 6,33 ± 5,88 4,25 1 bulan 24 tahun

205
Isnatami Nurul Azni : Analisis Risiko Kesehatan Pajanan PM10 pada Pekerja Industri Readymix

Tabel 3. Variabel Pehitungan Asupan Tabel 4. Hasil Perhitungan Risiko


Variabel Nilai Pajanan RQ Risiko
Konsentrasi (mg/m3) 0,289 Realtime 0,5 Tidak Berisiko
Berat Badan (Wb) (kg) 67,95 Lifetime 3,3 Berisiko
Waktu Kerja (tE) (jam/hari) 9,83
Frekuensi Pajanan (fE) (hari/tahun) 322,5 Tabel 5. Proyeksi Tingkat Risiko
Durasi Kerja seumur hidup (lifespan) (Dt) 25 5 tahun 10 tahun 15 tahun 20 tahun
Laju Inhalasi (m3/jam) 0,6
0,6 1,3 1,9 2,6
(Tabel 3). Nilai laju inhalasi diambil menggu-
nakan persamaan Arbrianto, 2004 dalam4 yaitu y memiliki risiko.
= 5,3 Ln(x)-6,9 dengan y = laju inhalasi (m3/hari) Manajemen Risiko. Pada pekerja yang
dan x = berat badan (kg). dengan nilai x=70 kg terindikasi berisiko kesehatan terhadap pajanan
didapatkan R=15,6 m3/hari kemudian dikonversi PM10 perlu dilakukan manajemen risiko untuk
ke dalam satuan m3/jam menjadi 0,6 m3/jam. mengurangi dampak pajanan pada pekerja pada
Analisis Asupan. Nilai variabel pemajan- durasi pajanan yang lama. Manajemen risiko
an yang didapatkan dari hasil survei pada pekerja dapat dilakukan dengan cara memanipulasi fak-
Plant Kebon Nanas. Nilai rata-rata pajanan (tavg) tor pemajanan yaitu manajemen pada sumber
yang digunakan adalah 25 x 365 untuk pajanan dan manajemen waktu pajanan. Manajemen pada
industri dan komersial dan tidak diketahui secara sumber dilakukan dengan cara menurunkan kon-
khusus material yang terkandung di dalam PM10 sentrasi PM10 hingga mencapai batas konsentrasi
sehingga nilai yang digunakan adalah rata-rata aman dalam pajanan lifetime. Penentuan konsen-
pajanan nonkarsinogenik. Hasil pengukuran asu- trasi aman dapat dilakukan dengan mensubstitusi
pan didapatkan dengan menggunakan Persamaan nilai RfC sebagai nilai asupan (0,007 mg/kg/hari).
2.Untuk pajanan real time menggunakan durasi Seluruh faktor pemajanan menggunakan
pajanan (Dt) 4,25 tahun sedangkan perhitungan nilai yang didapatkan dari hasil survei pada pe-
pajanan lifetime menggunakan (Dt) 25 tahun. kerja kecuali durasi pajanan digunakan waktu
Penentuan dosis respons PM10 diturunkan dari 25 tahun sebagai perhitungan asupan lifetime.
nilai baku mutu National Ambient Air Quality Berdasarkan perhitungan didapatkan konsentrasi
Standards (NAAQS) yaitu 150µg/m3.15 Nilai RfC aman untuk pajanan 25 tahun yaitu 0,08 mg/m3.
ini tidak menggunakan Nilai Ambang Batas Per- Dengan persamaan tersebut didapatkan
menakertrans 13/2011 karena nilai faktor pema- waktu kerja maksimal per hari yaitu 3 jam/hari
janannya tidak diketahui. Nilai RfC juga tidak dan frekuensi kerja 100 jam/hari.pengurangan
menggunakan nilai No-Observed-Adverse-Efect waktu kerja dirasa tidak memungkinkan karena
Level (NOAEL) ataupun nilai Lowest-Observed- adanya standar jam kerja. Oleh karena itu mana-
Adverse-Efect Level (LOAEL) karena belum ada jemen risiko yang paling memungkinkan adalah
tinjauan dari instansi yang berkompeten. Nilai pengurangan konsentrasi. Jika konsentrasi dapat
RfC pada penelitian ini adalah 0,007 mg/kg/hari. diturunkan menjadi konsentrasi aman (0,08 mg/
Karakterisasi Risiko. Hasil perhitungan m3) maka dengan perhitungan yang sama di-
didapatkan pada pajanan realtime tidak memper- dapatkan waktu kerja aman selama 11 jam/hari
lihatkan adanya risiko sedangkan pada pajanan dan frekuensi kerja sebanyak 362 hari/tahun (Ta-
lifetime memperlihatkan adanya risiko (Tabel 4). bel 6).
Dengan menggunakan perhitungan yang sama,
dapat diketahui pula durasi pajanan yang mulai PEMBAHASAN
menimbulkan risiko. Dari hasil perhitungan di- Hasil pengukuran udara ambien di enam
dapatkan bahwa risiko mulai ada dan perlu di- titik Plant Kebon Nanas menunjukkan bahwa
lakukan pengendalian pada durasi pajanan >5 konsentrasi PM10seluruhnya masih di bawah
tahun (Tabel 5). Oleh karena itu, sebanyak 38% Nilai Ambang Batas Permenakertrans No. 13/
dari pekerja yang telah bekerja >5 tahun sudah MEN/X/201114 untuk partikulat respirabel sebe-

206
JURNAL MKMI, Desember 2015, hal. 203-209

Tabel 6. Manajemen Risiko


Konsentrasi 0,289 mg/m3 0,08 mg/m3
Waktu Pajanan (tE) 3 jam/hari 11 jam/hari
Frekuensi Pajanan (fE) 100 hari/tahun 362 hari/tahun
Durasi Pajanan (Dt) 8 tahun 28 tahun

sar 3 mg/m3 dan Ambang Batas OSHA untuk total lasi residensial sehingga nilai faktor pemajanan
dust sebesar 15 mg/m3. Selain itu jika dibanding- lebih tinggi yaitu 24 jam/hari untuk waktu pa-
kan dengan standar nasional udara ambien baik janan dan 365 hari/tahun untuk frekuensi pajan-
primary maupun secondary dari US.EPA15 yaitu an. Variabel berat badan yang ditemukan dalam
150 µg/m3 seluruh konsentrasi PM10 sudah berada penelitian ini sebesar 68 kg lebih tinggi dari studi
di atas batas aman. Primary standard merupakan analisis risiko sebelumnya yaitu 55 kg4,8 namun
baku mutu untuk melindungi kesehatan manu- nilai tersebut mendekati nilai default US.EPA,
sia sedangkan secondary merupakan baku mutu yaitu 70 kg.13 Perbedaan berat badan ini dapat
untuk melindungi makhluk hidup secara umum. mempengaruhi laju inhalasi yang akhirnya dapat
Oleh karena itu, batas 150 µg/m3 yang sudah menjadi faktor peningkatan risiko.
dilewati oleh Plant Kebon Nanas selain memba- Plant Kebon Nanas beroperasi selama 24
hayakan pekerja, masyarakat di sekitar Plant juga jam per hari tergantung dengan jumlah perminta-
berisiko kesehatan yang sama bahayanya. an produksi.Hal tersebut mempengaruhi pola ak-
Sebaran data konsentrasi PM10 di Plant Ke- tivitas pekerja di Plant Kebon Nanas. Lama kerja
bon Nanas normal sehingga nilai yang digunakan rata-rata yaitu selama 10 jam/ hari dan 322,5 hari/
adalah nilai rata-rata (mean) yaitu sebesar 0,289 tahun. Nilai tersebut sudah melebihi standar jam
mg/m3.Konsentrasi tersebut lebih besar dari 5 ti- kerja normal Keputusan Menakertrans N0. 102/
tik lokasi sampling PM10 di Jakarta.8Pada peneli- MEN/VI/2004 tentang waktu kerja lembur dan
tian ini tidak digunakan faktor meteorologi seper- upah kerja lembur,yaitu 8 jam/hari dan 5 hari
ti arah angin, suhu, curah hujan, dan kelembaban. kerja/ minggu.17 Semakin lama pekerja berada
Risiko akan lebih besar pada lokasi yang tertimpa di dalam Plant Kebon Nanas maka makin tinggi
arah angin lebih besar.6 jumlah asupan PM10 yang berasal dari lingkungan
Konsentrasi PM10 tertinggi berada di area kerja.
stockpile yaitu sebesar 0,407 mg/m3. Stockpile Risiko dapat dihitung dengan menggu-
merupakan area terbuka yang digunakan seba- nakan nilai rata-rata pada pekerja maupun nilai
gai penyimpanan material berupa agregat halus masing-masing individu.Untuk konsentrasi PM10
dan kasar. Area tersebut juga dilalui kendaraan tidak dapat menggunakan nilai sesungguhnya
yang masuk atau ke luar Plant seperti truk mix- pada individu karena pengukuran konsentrasi
er, tanker, serta loader sehingga memungkinkan PM10tidak menggunakan personal dust sampler
timbulnya konsentrasi PM10 yang tinggi di area sehingga konsentrasi yang dihirup setiap waktu
tersebut.Kondisi tersebut sangat memungkinkan diasumsikan berdasarkan pola aktivitas masing-
terjadi karena sumber PM10 dapat berasal dari ak- masing individu.
tivitas transportasi atau emisi kendaraan. Pemba- Hasil perhitungan RQ rata-rata untuk pa-
karan bahan bakar fosil dari aktivitas transportasi janan realtime menunjukkan masih dalam batas
merupakan penyumbang terbesar emisi partikulat aman dari risiko kesehatan (RQ<1). Namun se-
ke udara.Partikulat juga berasal dari debu jalan iring dengan durasi yang meningkat pada perhi-
terutama pada jalanan yang tidak beraspal16. Kon- tungan pajanan lifetime risiko kesehatan masuk
sentrasi yang tinggi mempengaruhi asupan yang dalam kategori tidak aman dan perlu dilakukan
nantinya akan meningkatkan risiko kesehatan. pengendalikan (RQ1).Estimasi risiko mulai mun-
Pengukuran antropometri dan survei pola cul yaitu pada durasi >5 tahun karena 38% dari
aktivitas menghasilkan nilai faktor pemajanan pekerja yang diwawancarai sudah bekerja >5 ta-
untuk populasi pekerja.Studi analisis risiko yang hun. Pada estimasi pajanan lifetime hanya 2,8%
telah dilakukan sebelumnya menggunakan popu- pekerja yang belum memperlihatkan adanya

207
Isnatami Nurul Azni : Analisis Risiko Kesehatan Pajanan PM10 pada Pekerja Industri Readymix

risiko sehingga manajemen risiko perlu segera a National Multicity Study. American Journal
dilakukan. of Epidemiology. 2006;163(6):579—588
Sesuai dengan perhitungan risiko yang 3. ZelekeZKet al. 2010. Cement Dust Expo-
telah dilakukan bahwa risiko perlu dilakukan sure and Acute Lung Function: A Cross-shift
pengendalian agar 97,2% pekerja tidak berisiko study. BMC Pulm Medicine. 2010;10:19.
kesehatan. Ada dua cara yang dapat dilakukan doi: 10.1186/1471-2466-10-19.
yaitu menurunkan konsentrasi dan waktu pajan- 4. Rahman, Abdur et al. Analisis Risiko Ke-
an. Namun, manajemen risiko yang paling me- sehatan Lingkungan Pertambangan Kapur
mungkinkan untuk dilakukan adalah dengan pe- di Sukabumi, Cirebon, Tegal, Jepara, dan
ngendalian konsentrasi PM10. Pengendalian dapat Tulung Agung. Jurnal Ekologi Kesehatan.
dilakukan penghijauan karena pohon secara ala- 2008;7(1):665-677
mi dapat menyerap polutan.Selain itu efektivitas 5. Suryaman, Ujang Saleh dan Abdur Rahman.
serta perawatan fasilitas seperti dust collector dan Safe Area For Residential Population to Re-
sprinkler untuk penyiraman material di stockpile side Near Limestone Mining: a risk manage-
perlu dilakukan untuk mengurangi konsentrasi ment approach. Jurnal Ekologi Kesehatan.
PM10.Sumber PM10 juga berasal dari pembakaran 2011;10(4):256-266
bahan bakar untuk aktivitas transportasi di mana 6. Novirsa, Randy dan Achmadi, Umar Fahmi.
dalam aktivitas produksi di Plant Kebon Nanas, Analisis Risiko Pajanan PM 2,5 di Udara
penggunaan truk mixer, loader, dan truk tanker Ambien Siang Hari terhadap Masyarakat di
merupakan hal yang utama sehingga perawatan Kawasan Industri Semen. Jurnal Kesehatan
kendaraan juga perlu dilakukan untuk mengenda- Masyarakat. 2012;7(4):173-179
likan PM10 di lingkungan kerja. 7. Kurniawidjaja, L, Meily.Program Perlin-
dungan Kesehatan Respirasi di Tempat Kerja
KESIMPULAN DAN SARAN Manajemen Risiko Penyakit Paru Akibat
Konsentrasi PM10 di seluruh area Plant Kerja. J Respir Indo. 2010;30(4):217-229
Kebon Nanas telah melebihi standar NAAQS 8. Nukman, et al. Analisis dan Manajemen
US.EPA sebesar 150µg/m3.Tingkat risiko rata- Risiko Kesehatan Pencemaran Udara: Stu-
rata menunjukkan hasil RQ<1 yang mana risiko di Kasus di Sembilan Kota Besar Padat
masih rendah dan belum berbahaya.Namun, pada Transportasi. Jurnal Ekologi Kesehatan.
perhitungan tingkat risiko per individu terdapat 2005;4(2):270-289
15 pekerja yang masuk dalam kategori berisiko 9. Mwaliselage et al. Respiratory Symtomps
(RQ>1) dan perlu dilakukan pengendalian risiko. and Chronic Obstructive Pulmonary Disease
Manajemen risiko yang paling mungkin dilaku- among Cement Workers. Scand J Work Envi-
kan pada pekerja adalah dengan menurunkan ron Health. 2005;31(4):316-323
konsentrasi menjadi 0,08 mg/m3. Program peng- 10. Nordby et al. Exposure to Thoracic Dust,
hijauan merupakan suatu cara yang dapat di- Airway Symptoms and Lung Function in Ce-
lakukan untuk mengendalikan konsentrasi PM10 ment Dust Production Workers. European
selain cara lainnya yaitu perawatan truk mixer Respirology Journal. 2011;38(6):1278-1286
dan loader serta pengaspalan daerah dalam Plant 11. CNN Indonesia. 2014. Produksi Be-
Kebon Nanas. ton Tahun Depan Naik 42 Persen.2014.
http://www.cnnindonesia.com/ekono-
DAFTAR PUSTAKA mi/20141007174540-99-5661/produksi-be-
1. Peters, A et al.Associations Beetwen Mor- ton-tahun-depan-naik-42-persen/
tality and Air Pollution in Central Eu- 12. Louvar, Joseph F. Health and Environemntal
rope. Environmental Health Perspective. Risk Analysis: Fundamental with Applica-
2000;108(4):283-287 tion. Prentice Hall Inc: USA. 1998
2. Medina-Ramon, et al.The Effect of Ozone and 13. US. EPA. 2011. Exposure Factors Handbook:
PM10 on Hospital Admissions for Pneumonia 2011 Edition. www.epa.gov/ncea/efh
and Chronic Obstructive Pulmonary Disease: 14. Kementrian Tenaga Kerja Dan Transmi-

208
JURNAL MKMI, Desember 2015, hal. 203-209

grasi, Peraturan Menteri Nomor Per.13/ 16. Fierro, Marian. 2000. Particulate Matter.
Men/X/2011 Tahun 2011, Tentang Nilai Am- Diakses di http://www.airinfonow.org/pdf/
bang Batas Faktor Fisika Dan Faktor Kimia Particulate_Matter.pdf
Di Tempat Kerja 17. Keputusan Menakertrans N0. 102/MEN/
15. US. EPA. 2012. National Ambient Air Quali- VI/2004, tentang waktu kerja lembur dan
ty Standards (NAAQS). http://www.epa.gov/ upah kerja lembur
ttn/ naaqs/criteria.html

209

Anda mungkin juga menyukai