Oleh :
Dosen :
TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadiran Tuhan yang maha Esa
karena berkat karunia-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
analisis resiko lingkungan ini tepat waktu. Makalah analisis resiko
lingkungan yang kami buat ini berkaitan dengan Analisis Resiko
Lingkungan Limbah Minyak hasil Explorasi yang tujuannya adalah untuk
pembelajaran serta tugas yang diberikan oleh dosen kami Bapak Kris Tri
Basuki, Prof. Dr. Ir. M.Sc selain itu kami berharap agar makalah yang kami
buat ini dapat bermanfaat bagi pembaca, sehingga dapat menambah
wawasan berkaitan dengan analisis resiko lingkungan.
Kami menyadari bahwa tugas yang kami buat ini tidaklah sempurna,
oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca yang sifatnya membangun, sehingga dapat menyempurnakan
tugas yang kami buat ini.
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Penerapan pasal 47 UU No. 32 Tahun 2009 ini biasanya diterapkan dalam industry
industry pabrik kimia yang menggunakan bahan beracun, alat angkut bahan berbahaya seperti
LNG, gas yang berpotensi meledak, radioaktif, dll, kemudian Industri Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir bahkan juga wajib dipenuhi oleh kegiatan atau usaha yang bergerak dibidang
rekayasa genetika yang menghasilkan produk rekayasa genetika karena pada prinsipnya
seluruh usaha atau kegiatan itu memiliki risiko, termasuk kegiatan rekayasa genetika. Oleh
karena itu, Produk Rekayasa Genetik yang hendak diedarkan atau dilepas ke lingkungan
harus mendapatkan sertifikat keamanan hayati terlebih dahulu, dari instasi yang
berwewenang.
Risiko merupakan perkiraan kemungkinan terjadinya konsekuensi kepada manusia
atau lingkungan. Risiko yang terjadi kepada manusia disebut sebagai risiko kesehatan,
sedangkan risiko yang terjadi kepada lingkungan disebut sebagai risiko ekologi.
Risiko lingkungan ( ekologi ) merupakan risiko terhadap kesehatan manusia
yang disebabkan oleh karena faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, hayati, maupun
social ekonomi- budaya. Secara umum dapat dikatakan bahwa risiko lingkungan merupakan
suatu faktor atau proses dalam lingkungan yang mempunyai kemungkinan (probability)
tertentuuntuk menyebabkan konsekuensi yang merugikan manusia dan
lingkungannya.Berdasarkan penjelasan tersebut risiko lingkungan mengandung unsur yang
tidak pasti, kemungkinan terjadinya dapat tinggi atau rendah dan tidak dapat dikatakan pasti
terjadi.
Resiko lingkungan memperkirakan resiko terhadap organisme, sistem, atau populasi
( sub ) dengan segala ketidakpastian yang menyertainya, setelah terpapar oleh agen tertentu,
dengan memperhatikan karakteristik agen dan sasaran yang spesifik. Menekankan proses
keseimbangan antara biaya yang dikeluarkan untuk mengurangi risiko lingkungan dengan
keuntungan yang diperoleh dari berkurangnya risiko lingkungan tersebut. Jadi intinya
Analisis risiko lingkungan adalah proses prediksi kemungkinan dampak negatif yang terjadi
terhadap lingkungan sebagai akibat dari kegiatan tertentu.
Penggunaan Analisis Resiko Lingkungan ini, akan mempermudah pihak managemen
kegiatan atau usaha dalam pengelolaan audit atau evaluasi yang menjadi patokan dalam
penilaian ketaatan suatu usaha atau kegiatan.
1.2. METODOLOGI
Studi dilakukan dengan terlebih dahulu mencari dan mengumpulkan data, dimana
data diperoleh dari hasil laporan pelaksanaan penelitian untuk kemudian dianalisis
resiko lingkungannya. Data yang diambil meliputi data pengolahan limbah,
kualitas/baku mutu limbah cair dan sungai tempat pembuangan serta data-data lain
yang berkaitan. Analisis dilakukan dengan membandingkan kondisi yang ada dengan
parameter lingkungan sehingga dapat diketahui tingkat resikonya. Suatu metode
hirarki digunakan untuk suatu acuan/matriks kualitatif. Di dalam matriks
dipergunakan Jurnal Purifikasi, Vol.5, No.4, Oktober 2004 : 151-156 152 kan
metode/cara hirarki tingkatan, dengan bentuk matriks ini, kemungkinan dirangking
berdasarkan seberapa sering resiko akanterjadi dan besaran dirangking berdasarkan
kuat dan hebatnya dampak yang terjadi.
BAB II
PROFIL LOKASI STUDI
2.1. PROFIL
Sebagai salah satu anak perusahaan PT Pertamina (Persero), PT. Pertamina EP Cepu
(PEPC) memiliki target kinerja yang ditetapkan oleh induk perusahaan. Disadari
bahwa target kinerja tersebut bukanlah hal yang mudah untuk dicapai, namun seluruh
jajaran staff PEPC yakin bahwa dengan dorongan dan dukungan semua pihak maka
target tersebut bukan tidak mungkin untuk dicapai.
PT. Pertamina EP Cepu (PEPC) saat ini mempunyai 2 (dua) tugas utama yang harus
dilaksanakan dalam rangka pencapaian target-target corporate yaitu :
Sebagai Partner/ Co-Venture Non Operator dalam pengelolaan Blok Cepu dgn PI
45%.
Sebagai pelaksana Pengawasan Penyaluran Minyak Mentah Produksi EPF Banyu
Urip yg dibeli oleh Pertamina Hilir dan dialirkan dari Banyu Urip sampai ke FSO
Cinta Natomas JOB-PPEJ.
Ada 3 (tiga) kegiatan utama di Blok Cepu yang dimulai sejak sejak tahun 2006, yaitu
kegiatan Eksplorasi, Pengembangan Lapangan Minyak Banyu Urip dan kegiatan
Perencanaan Pengembangan Lapangan Gas Jambaran-Cendana. Ke-3 jenis kegiatan
tersebut dilakukan baik dalam bentuk studi, perencanaan teknis, pengurusan perijinan
kegiatan dan anggaran maupun kegiatan operasional (eksekusi) di lapangan.
Kegiatan Eksplorasi Blok Cepu sejak awal tahun 2007 relatif dapat berjalan sesuai
program, namun untuk kegiatan pemboran eksplorasi terjadi beberapa kelambatan
jadwal akibat masalah pengadaan rig pemboran. Mulai tahun 2010 ini pemboran
eksplorasi (wildcat dan delineasi) akan dilakukan secara berkesinambungan dengan
menggunakan Rig yang dikontrak khusus untuk 2 (dua) lokasi pemboran dan dibuka
opsi tambahan sampai total 7 (tujuh) lokasi pemboran.
Kegiatan Pengembangan Lapangan Minyak Banyu Urip yang banyak mengalami
keterlambatan, dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu dengan Proyek Early Production
Facilities (EPF) yang dilaksanakan sejak tahun 2007, berhasil memproduksikan
minyak mulai tanggal 31 Agustus 2009. Pada saat ini produksi EPF Banyu Urip
mencapai angka rata-rata 18.800 BOPD.
Kegiatan Full Field Development Lapangan Minyak Banyu Urip melalui proyek
EPC1-5, sampai pertengahan 2010 berada pada tahapan persetujuan Procurement Plan
oleh BPMigas. Proses pra-kualifikasi tender sudah dimulai sejak kwartal pertama
tahun 2010, paralel dengan proses persetujuan AFE masing-maisng EPC oleh
BPMigas, dengan target Contract Award akan selesai pada kwartal pertama dan kedua
tahun 2011.
Perusahaan mempersiapkan skenario Pengembangan Blok Cepu dengan berlandaskan
kondisi legal saat ini yang masih mengacu pada Joint Operating Agreement (JOA)
yang ada dimana PEPC sebagai partner MCL.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sumber limbah cair pabrik tahu berasal dari proses merendam kedelai serta proses
akhir pemisahan jonjot-jonjot tahu. Pada Tabel 1 dapat dilihat bagaimana karakteristik
pencemar yang berasal dari limbah pabrik tahu.
Pemanfaatan limbah padat adalah sebagai makanan ternak. Pabrik tahu Purnomo
Kalidami, Surabaya memanfaatkan ampas limbah tahu untuk makanan babi di daerah
Pegirian, Surabaya.
Dari uraian rona lingkungan yang dijelaskan dan penjelasan tentang proses
pengelolaan limbah sebagaimana disebutkan di atas, dapat diidentifikasi dan
diperkirakan resiko limbah pabrik tahu terha dap komponen lingkungan seperti pada
Tabel 2.
Prakiraan resiko terhadap tata guna lahan yang mungkin terjadi yaitu resiko berasal
dari buangan limbah terutama limbah cair yang mencemari air tanah dan air
permukaan.
Akibat pencemaran tersebut maka warga merasa tidak nyaman dan pindah dari lokasi
sekitar pabrik, sehingga terjadi perubahan tata guna lahan. Resiko yang muncul
bersifat negatif. Bobotnya kecil karena pencemaran yang terjadi tidak berdampak
langsung terhadap masyarakat.
Prakiraan resiko terhadap udara, yaitu resiko berasal dari bau limbah tahu yang
semakin lama semakin tidak sedap. Akibat pencemaran tersebut warga khususnya
pekerja pabrik merasa kurang nyaman akibat terhisapnya bau ke dalam pernafasan.
Jenis resiko yang muncul bersifat negatif. Bobotnya kecil karena pencemaran gas
yang timbul jumlahnya kecil dan bukan merupakan gas yang berbahaya.
Prakiraan resiko terhadap air tanah yaitu berasal dari pengolahan limbah cair, yang
mungkin meresap dan masuk ke dalam air tanah. Resiko yang mungkin timbul berupa
timbulnya penyakit-penyakit yang diderita oleh masyarakat yang menggunakan air
tanah, seperti penyakit kulit, penyakit perut, dan lain-lain. Resiko yang muncul
bersifat negatif. Bobotnya sedang karena lokasi dekat dengan warga sehingga ada
kemungkinannya mencemari air sumur warga.
Prakiraan resiko terhadap air permukaan yaitu berasal dari pengolahan limbah cair,
yang dibuang ke sungai. Resiko yang timbul pada flora, fauna, dan manusia, yang
memanfaatkan sungai. Resiko terbesar yang mungkin terjadi adalah matinya biota air,
tumbuhan air, dan hewan air. Resiko yang muncul bersifat negatif.
Dari hasil pengujian maka effluen dari pengolahan Pabrik Tahu Purnomo, Kalidami,
Surabaya berada di atas Baku Mutu yang diijinkan Pemda Jawa Timur, seperti pada
Tabel 3.
Prakiraan resiko terhadap flora darat berasal dari limbah cair yang berasal dari proses
akhir pemisahan jonjot-jonjot tahu yang telah diolah kemudian dibuang ke sungai lalu
dihisap oleh tumbuhan yang hidup di sekitar sungai. Resiko yang mungkin timbul
berupa berkurangnya kemampuan tumbuhan dalam berfotosintesis sehingga
menyebabkan tumbuhan tersebut mati serta bersifat negatif. Tetapi bobotnya kecil
karena effluen dari pabrik tahu telah mengalami pengenceran air sungai sehingga
konsentrasi pencemar juga menurun.
Prakiraan resiko terhadap flora air berasal dari limbah cair yang berasal dari proses
akhir pemisahan jonjot-jonjot tahu yang telah diolah kemudian dibuang ke sungai lalu
dihisap oleh tumbuhan yang hidup di sekitar sungai. Resiko yang mungkin timbul
berupa berkurangnya kemampuan tumbuhan dalam berfotosintesis sehingga
menyebabkan tumbuhan tersebut mati serta bersifat negatif. Bobotnya kecil karena
effluen dari pabrik tahu telah mengalami pengenceran air sungai sehingga konsentrasi
pencemar juga menurun. Dengan demikian kecil pengaruhnya terhadap flora air.
Prakiraan resiko terhadap fauna darat berasal dari limbah cair yang berasal dari proses
akhir pemisahan jonjot-jonjot tahu yang telah diolah kemudian dibuang ke sungai lalu
dihisap oleh tumbuhan yang hidup di sekitar sungai. Berkurangnya flora darat
mempengaruhi pula fauna yang ada. Resiko yang mungkin timbul berupa
berkurangnya jumlah fauna daratan, dan akibat berkurangnya flora darat mengurangi
pula makanan bagi fauna darat serta bersifat negatif. Bobotnya kecil karena pengaruh
limbah bagi kehidupan di darat tidak terlalu signifikan.
Prakiraan resiko terhadap fauna air berasal dari limbah cair yang berasal dari kolam
pengolahan ke sungai. Resiko yang mungkin timbul berupa berkurangnya fauna di
dalam air serta bersifat negatif. Bobotnya kecil karena effluen dari pabrik tahu telah
mengalami pengolahan yang baik serta sehingga konsentrasi pencemar juga kecil.
Dengan demikian kecil pengaruhnya terhadap fauna air.
Prakiraan resiko terhadap tingkat kesehatan masyarakat berasal dari limbah cair yang
dari kolam pengolahan yang masuk ke dalam air permukaan/sungai, di mana
masyarakat sekitar tinggal dan memanfaatkan sungai maupun air tanah (sumur).
Resiko yang mungkin timbul berupa munculnya penyakit kulit, perut, dan sebagainya
serta bersifat negatif. Bobotnya adalah sedang karena pemanfaatan sungai dipakai
untuk menyiram tanaman oleh masyarakat di sekitar sungai. Sedangkan pemanfaatan
sumur dipakai untuk keperluan sehari-hari seperti mandi, mencuci, bahkan sumber air
untuk memasak.
Prakiraan resiko terhadap estetika lingkungan berasal dari limbah cair yang dari
kolam pengolahan yang masuk ke dalam air permukaan/sungai, limbah padat yang
ditumpuk. Resiko yang mungkin terjadi berupa penurunan estetika lingkungan dan
bersifat negatif serta bobotnya kecil.
Dengan metode analisis kualitatif ini akan dibuat matriks kombinasi antara nilai
peluang resiko seperti Tabel 4 dan besarnya resiko pada Tabel 5 se-hingga akan
dihasilkan suatu nilai resiko tinggi, sedang atau rendah seperti Tabel 6.
Keterangan:
1 = ada kemungkinan tidak terjadi
2 = kecil
3 = medium
4 = sering
5 = sangat sering terjadi
Keterangan:
1 = Resiko Tidak Ada
2 = Resiko Pengaruhnya kecil
3 = Resiko Sedang
4 = Resiko Besar
5 = Resiko Besar Besar Sekali
Keterangan:
5 = Tidak menjadi perhatian Internasional/Dunia
4 = Menjadi perhatian Nasional
3 = Menjadi perhatian lokal
2 = Menjadi perhatian kelompok
1 = Tidak Menjadi perhatian masyarakat
Tabel 10. Nilai Resiko
Resiko Frekuensi Pengaruh Sensitifitas Nilai
(F) (S1) (S2) Resiko
R=
Fx(S1+S2)
1. Perubahan tata guna 4 4 3 28
lahan
2. Pencemaran Udara 1 2 2 4
3. Pencemaran air Tanah 2 4 2 12
4. Pencemaran air 2 3 4 14
permukaan
5. Penurunan jum lah flora 4 4 2 24
(tumbu han) darat
(Teristrial)
6. Penurunan jumlah flora 3 4 2 18
(tumbuhan) air
(Aquatik)
7. Penurunan jumlah 2 3 2 10
fauna (hewan) darat
8. Penurunan jumlah 3 4 2 18
fauna (Hewan) air
9. Penurunan tingkat 3 4 4 24
kesehatan masyarakat
10. Berkurangnnya 2 3 2 10
Estitika Lingkungan
Total Resiko 162
Keterangan :
0 150 = Resiko rendah, pengelolaan dengan prosedur
yang rutin.
151 300 = Resiko sedang, memerlukan perhatian
manajemen tingkat tinggi.
301 450 = Resiko tinggi, memerlukan penelitian dan
manajemen terperinci
Dengan demikian dapat disimpulkan limbah dari Pabrik Tahu Purnomo, Kalidami,
Surabaya memiliki resiko kecil. Tabel 11. Menunjukkan analisis dengan aspek
lingkungan signifikan
A B C D E F G (A*B*C*D*E*F*G)
Keterangan :
A = Luasan Dampak
B = Keseriusan resiko
C = Peluang terjadinya resiko
D = Waktu pemaparan
E = Peraturan perundang undangan
F = Metode pengendalian
G = persepsi pandangan masyarakat
( Razif, 2002 )
Ternyata dari hasil evaluasi tidak ada aspek lingkungan signifikan, karena angka
semuanya berada dibawah 196.000. Hanya satu komponen yaitu pencemaran air tanah
yang tinggi namun tidak sampai 196.000.
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil analisis kualitatif beberapa komponen resiko yang memiliki resiko
tinggi yaitu pencemaran air tanah. Limbah minyak PT. Pertamina ep Cepu, Cepu,
memiliki resiko sedang sehingga memerlukan perhatian menajemen tingkat tinggi,
dengan komponen yang paling berpengaruh adalah limbah cair. Pengaruh limbah secara
keseluruhan terhadap manusia dan keseluruhan terhadap manusia dan lingkungan
sekitar pabrik tidak signifikan. Hal ini dikarenakan karena adanya unit pengolahan
limbah yang telah menurunkan banyak komponen limbah.
Daftar Pustaka :
2. Hambali. (2003). Analisis Resiko Lingkungan ( Studi Kasus Limbah Pabrik CPO
PT Kresna Duta Agroindo Kabupaten Merangin, Jambi ). Program Pascasarjana.
Program studi magister Teknik Lingkungan ITS, Surabaya.
6. http://175.158.32.27:10081/pepc/?page=about&id=profil-perusahaan&lang=id