Disusun oleh :
DAFTAR ISI...............................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
A. Pengertian Penilaian Risiko............................................................................................2
B. Metode Penilaian Risiko.................................................................................................3
D. Dasar – Dasar Penilaian Risiko (Base Line Risk Assesment)........................................3
E. Tahap Penilaian Risiko...................................................................................................6
F. Studi Kasus......................................................................................................................7
BAB III PENUTUP..................................................................................................................10
A. Kesimpulan...................................................................................................................10
B. Saran..............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11
i
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Risiko lingkungan merupakan risiko terhadap kesehatan manusia yang
disebabkan oleh karena factor lingkungan, baik lingkungan fisik, hayati, maupun
social ekonomi-budaya. Secara umum dapat dikatakan bahwa risiko lingkungan
merupakan suatu factor atau proses dalam lingkungan yang mempunyai kemungkinan
(probabilitas) tertentu untuk menyebabkan konsekuensi yang merugikan manusia dan
lingkungannya. Risiko lingkungan mengandung unsur yang tidak pasti, kemungkinan
terjadinya dapat tinggi atau rendah dan tidak dapat dikatakan pasti terjadi.
Ketidakpastian dalam memperkirakan adanya risiko dapat disebabkan dari beberapa
hal yaitu kesalahan metodeologi, pengetahuan yang terbatas tentang sifat system yang
diperkirakan, terjadinya kemungkinan yang rendah (low probability event) dan
kejadian yang tidak dapat diperkirakan.
Risiko secara luas dapat diartikan sebagai kemungkinan dari beberapa kondisi
yang tidak menyenangkan. Risiko secara terbatas dapat diartikan sebagai gambaran
kemungkinan bahwa seseorang yang sehat tetapi terpapar oleh beberapa factor risiko
akan dapat menderita suatu penyakit. Penilaian risiko terhadap kesehatan manusia
memerlukan identifikasi, kompilasi dan integrasi informasi tentang tingkat bahaya,
manusia yang terpapar dan hubungan antara kuantitas paparan, dosis, dan efek
samping. Berbagai sumber informasi tersebut dapat ditemukan melalui pencarian
literatur.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan penilaian risiko?
2. Model apa saja yang ada pada penilaian risiko?
3. Apa saja yang menjadi dasar penilaian risiko?
4. Bagaimana langkah untuk melakukan penilaian risiko?
5. Berikan contoh studi kasus pada penilaian risiko?
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian dari penilaian risiko.
2. Menjelaskan model penilaian risiko.
3. Menjelaskan dasar-dasar penilaian risiko.
4. Menjelaskan langkah-langkah dalam melakukan penilaian risiko
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Penilaian Risiko
Penilaian risiko sekarang menjadi istilah yang banyak digunakan untuk
pendekatan sistematis untuk mengkarakterisasi risiko yang diajukan kepada individu
dan populasi oleh pencemar lingkungan dan paparan yang berpotensi merugikan
lainnya. Menurut International Programme on Chemical Safety Organisation (IPCS)
penilaian risiko adalah proses yang dimaksudkan untuk memperkirakan risiko untuk
target tertentu organisme, system atau (sub) populasi, termasuk identifikasi
ketidakpastian yang ada, berdasarkan paparan melalui perantara tertentu,
mempertimbangkan karakteristik mengenai perantara maupun karakteristik dari
system target atau sasaran tertentu.
Tingkat pemaparan suatu agen dalam lingkungan dan manusia, merupakan
interaksi antara agen tersebut dengan tubuh manusia (melalui kulit, tractus
resoiratorius, tractus gastro intestinalis). Dosis tergantung pada jumlah yang
dihisab/ditelan, lokasi pengambilan polutan, kecepatan translokasi dan polutan serta
pemaparan akut atau kronis.
Pada awal 1980 salah satu yang penting pada kebijakan lingkungan adalah
berperannya penilaian risiko (risk assement) dan penilaian manajemen (risk
manajemen) dalam pengambilan keputusan di bidang lingkungan. Di Indonesia hal
tersebut sudah ada dan sudah dimulai sejak 1982, yaitu dengan dikeluarkannya UU
No.4/1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup. Undang
– undang tersebut telah diperbaharui dengan UU No.23 tahun 1997. Pemerintah
Republik Indonesia juga telah mengeluarkan peraturan tentang analisis mengenai
dampak lingkungan dan pedoman penetapan baku mutu lingkungan. Pada ketetapan
baku mutu lingkungan sudah ditentukan batas yang aman untuk melindungi kesehatan
masyarakat. Suatu polutan mempunyai nilai baku mutu tertentu. Apabila polutan
memiliki kadar dibawah baku mutu tersebut, maka polutan dinyatakan tidak
berbahaya.
Penilaian risiko bertujuan untuk menyediakan bimbingan bagi para pengguna
untuk mengidentifikasi, memperoleh dan menggunakan informasi yang diperlukan
untuk menilai bahaya, paparan, dan risiko kesehatan yang sesuai dalam konteks
penilaian risiko kesehatan. Selain itu penilaian risiko juga berguna untuk
3
mengevaluasi masa lalu, sekarang dan masa depan berupa paparan yang ditemukan di
udara, tanah, air, makanan, produk atau materi lain.
Di Amerika Serikat penilaian risiko dilakukan oleh berbagai instiusi maupun
Lembaga federal karena adanya persyaratan yang diwajibkan. Misalnya, badan
Perlindungan Lingkungan, di bawah amandemen 1990 Clean Air Act, telah diminta
untuk mengevaluasi risiko 189 polutan udara berbahaya untuk memastikan bahwa
eksposur ke populasi memiliki “margin keamanan yang cukup”. Entitas sector swasta
termasuk industry pencemar polutan juga dapat menggunakan penilaian risiko untuk
menentukan konsekuensi potensial paparan terhadap pekerja atau populasi umum dari
proses yang dapat menyebabkan kontaminasi lingkungan. Organisasi lingkungan
dapat menerapkan metode penilaian risiko untuk mengukur besarnya bahaya yang
ditimbulkan oleh racun lingkungan dan kemudian menggunakan hasilnya untuk
mempromosikan pencegahan dan mempengaruhi public dan pembuat kebijakan.
a. Analisis kontaminasi
b. Identifikasi penduduk terpapar
c. Identifikasi perjalanan penting dari pemaparan (potential partway)
d. Estimasi konsentrasi pada titik paparan
e. Monitor data lingkungan dan prediksi bahan kimia
f. Estimasi kontaminasi yang masuk ke dalam jalur tubuh
Proses analisis paparan meliputi 3 tahap yaitu :
a. Aturan dari sifat paparan (characteristic exposure setting)
b. Identifikasi jalur paparan (identy exposure setting)
c. Jumlah paparan (quantify exposure)
3. Penilaian Toksisitas (Toxocity Assesment)
Penilaian toksisitas dilakukan dengan cara :
a. Mengusulkan informasi toksisitas secara kualitatif dan kuantitatif
b. Menentukan nilai toksisitas
Komponen lain dari penilaian toksisistas meliputi :
a. Tipe kemunduran kesehatan yang berhubungan dengan paparan bahan kimia
b. Hubungan antara besarnya paparan dan gagasan kesehatan
c. Hubungan yang tidak menentu antara bahan kimia dengan karsinogen pada
manusia
Secara ringkas tahapan penilaian toksisitas adalah :
a. Mengumpulkan informasi toksisitas secara kualitatif dan kuantitatif untuk
bahan evaluasi
b. Mengidentifikasi periode paparan untuk menilai toksisitas
c. Menghitung nilai toksisitas untuk efek non karsinogenik
d. Menghitung nilai toksisitas untuk efek karsinogenik
e. Ringkasan informasi toksisitas
4. Karakteristik risiko (Risk Characterization)
Karakteristik risiko adalah merupakan ringkasan dan hasil penilaian paparan
dan toksisitas yang bersifat kualitatif dan kuantitatif pada suatu karakteristik dasar
dari risiko lingkungan. Selama proses penentuan karakteristik risiko, maka
informasi toksisitas bahan kimia spesifik dibandingkan dalam hal ukuran tingkat
pemaparan dan tingkat produksi dari model proses perjalanan (fate) dan
transportasi kontaminan. Kegiatan dari karakteristik risiko meliputi :
a. Tinjauan kembali hasil akhir pengeluaran dan toksisitas analis paparan
6
F. Studi Kasus
Studi kasus kontaminasi kromium di Hudson County, New Jersey(Jonathan and
Thomas, 2018). Dari tahun 1905 hingga 1976, Hudson County adalah pusat
manufaktur kimia kromat. Biji chromite dari seluruh dunia diproses untuk mengubah
senyawa yang tidak larut menjadi bentuk heksavalen yang lebih larut, yang tercuci
keluar dengan air. Proses ini menghasilkan 1,5 pon ampas limbah untuk setiap pon
produk yang bermanfaat. Selama periode tersebut diperkirakan bahwa antara 2-3 juta
ton limbah produksi(Burke et al., 1991). Meskipun potensi toksisitas limbah, itu
dijual dan diberikan untuk digunakan sebagai bahan pengisi dan banyak digunakan
dalam kontruksi di ratusan situs perumahan dan komersial di seluruh daerah. Selama
tahun 1980an diakui bahwa bahan limbah dapat menimbulkan risiko kesehatan yang
serius bagi masyarakat dan pekerja di sekitar lokasi tersebut.
1. Identifikasi Bahaya
Efek merugikan dari paparan senyawa kromuim dalam lingkungan kerja
menyebabkan kerusakan pada kulit dan permukaan mukosa, termasuk ulkus
kulit, iritasi dan dermatitis alergika, dan perforasi septum hidung. Efek toksik
dari paparan tinggi termasuk gagal ginjal dan hati. Studi epidemologis pada
pekerja terpapar kromium telah menunjukkan peningkatan risiko kanker paru
8
yang terkait dalam paparan bentuk heksavalen yang lebih aktif secara
biologis(Thompson et al., 2014). Studi awal pekerja kromat yang terekspos
mengidentifikasi risiko setinggi 80, tetapi penelitian selanjutnya dari
kelompok selanjutnya menemukan pengurangan risiko. Hexavalent chromium
juga telah menunjukkan bukti mutagenetitas dalam tes sel bakteri dan
mamalia(Badan Zat Beracun dan Registry Penyakit (ATSDR)). Dari langkah
identifikasi bahaya menunjukkan potensi bahaya bagi pekerja dan masyarakat
dengan meningkatnya risiko kanker paru-paru yang berpotensi terpapar.
2. Dosis-Respon
Evaluasi dosis yang menyebabkan efek akut dan non-kanker memberikan
panduan dalam proses penilaian risiko. Pedoman yang dipublikasikan seperti
tingkat efek samping yang tidak dapat diamati (NOAEL) dan dosis referensi
(RfD) memeberikan dasar untuk menentukan apakah kontaminasi kromium
dapat menyebabkan efek kesehatan yang merugikan di masyarakat. focus
utama adalah bahaya karsinogenik, karena saat ini diasumsikan bahwa tidak
ada ambang batas atau tingkat aman paparan agen yang telah terbukti
menyebabkan kanker pada manusia. Ektrapolasi dari studi pekerjaan, EPA
memperkirakaan bahwa menghirup kronis kromium hexavalent pada tingkat
0,008 are/meter kubik udara meningkatkan risiko seumur hidup populasi
kanker paru-paru dengan satu kasus untuk setiap 10.000 yang terkena (US
EPA, 1984). Berdasarkan informasi ini, ditetapkan bahwa dosis potensial di
penduduk Hudson County berada dalam jangka perhatian.
3. Penilaian Eksposur
Hudson County adalah salah satu wilayah terpadat di Amerika Serikat. Bahan
limbah telah didistribusikan secara luas di seluruh wilayah pemukiman, tempat
kerja, dan lahan publik. Kadar kromium di dalam tanah di lokasi yang
terkontaminasi setinggi 53.000 bagian/juta. Kontaminasi ditemukan tersebar
luas, termasuk tanah, air permukaan, sedimen, dan air tanah. Jalur paparan
potensial termasuk inhalasi partikel tanah tersuspensi, kontak langsung dengan
tanah, debu, air, dan permukaan yang terkontaminasi, konsumsi makanan yang
terkontaminasi, dan konsumsi partikel yang diinspirasikan. Untuk
mengevaluasi tingkat paparan, Departemen Kesehatan New Jersey melakukan
evaluasi kadar kromium urin pada anak-anak dan orang dewasa dengan
kemungkinan terpapar pada pengisian yang terkontaminasi. Kadar kromium
9
urin bagi mereka yang berada di daerah yang berpotensi terpapar lebih tinggi
daripada yang berasal dari sampel dasar perbandingan. Anak-anak di bawah
usia 5 tahun yang hidup di dekat situs kromium ditemukan mengalami
peningkatan konsentrasi kromium urin. Anak-anak yang lebih tua juga
menunjukkan bukti keterpaparan tetapi kurang dari kelompok yang lebih
muda.
4. Karakteristik Risiko
Investigasi potensi risiko di Hudson County memberikan panduan kesehatan
masyarakat yang penting untuk mendukung kegiatan jangka pendek dan
jangka panjang dari sumber yang menimbulkan risiko paparan telah dilakukan
dan strategi jangka panjang untuk pembersihan sedang dikembangkan.
Pendekatan penilaian memberikan wawasan penting ke dalam identifikasi
daerah dan populasi yang berisiko paling tinggi dan membentuk respon
kesehatan masyarakat. Studi kasus ini menunjukkan mereka yang berisiko
paing tinggi terkena kanker paru-paru kemungkinan besar adalah penghuni
lama yang terpapar dengan tingkat kontaminasi yang lebih tinggi.
10
B. Saran
Diperlukan adanya kewaspadaan terhadap lingkungan sekitar karena dapat
muncul risiko-risiko yang membahayakan kesehatan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Badan Zat Beracun dan Registry Penyakit (ATSDR) Chromium (Cr) Toxicity: What Are the
Routes of Exposure for Chromium? | Environmental Medicine | ATSDR. Available at:
https://www.atsdr.cdc.gov/csem/chromium/routes_of_exposure.html (Accessed: 7 May
2023).
Burke, T. et al. (1991) ‘Chromite ore processing residue in hudson county, New Jersey’,
Environmental Health Perspectives, 92, pp. 131–137. Available at:
https://doi.org/10.1289/EHP.9192131.
Jonathan, M.S. and Thomas, A.B. (2018) Epidemiologi Dan Penilaian Risiko (Terjemahan).
Available at: https://www.scribd.com/document/395200052/TERJEMAHAN-Epidemiologi-
dan-Penilaian-Risiko-docx (Accessed: 7 May 2023).
Marlinae, L., Laily Khairiyati, M. and Agung Waskito, M. (2021) ‘BUKU AJAR ANALISIS
RESIKO LINGKUNGAN LAHAN BASAH’.
Thompson, C.M. et al. (2014) ‘A chronic oral reference dose for hexavalent chromium-
induced intestinal cancer’, Journal of Applied Toxicology, 34(5), pp. 525–536. Available at:
https://doi.org/10.1002/JAT.2907.
US EPA (1984) EPA Policy for the Administration of Environmental Programs on Indian
Reservations (1984 Indian Policy) | US EPA. Available at: https://www.epa.gov/tribal/epa-
policy-administration-environmental-programs-indian-reservations-1984-indian-policy
(Accessed: 7 May 2023).