Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

OSILASI

Disusun oleh:
Nama : Selvi Misnia Irawati

NIM : 12/331551/PA/14761

Program Studi : Geofisika

Golongan : 66 B

Asisten : Halim Hamadi

UNIT LAYANAN FISIKA DASAR

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2012
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR
OSILASI

I. Pendahuluan
Pada masa sekarang ini, banyak alat-alat yang tidak lepas dari konsep
fisika. Salah satunya adalah tentang ayunan sederhana atau dalam ilmu fisika
sering disebut osilasi. Ayunan sederhana sendiri adalah apabila sebuah benda
yang digantungkan pada tali ringan yang tidak dapat melar, diberi gaya tarik
atau dorongan dari posisi setimbang dan dilepaskan, maka massa tersebut
akan berayun dalam bidang horizontal maupun vertikal dengan gerakan yang
periodik. Definisi osilasi adalah gerak bolak-balik benda di suatu titik
setimbang dengan lintasan yang sama secara periodik (berulang dalam rentang
waktu yang sama). Osilasi sendiri terjadi jika sebuah sistem diganggu dari
posisi kesetimbangan stabilnya. Osilasi dibagi menjadi dua yaitu osilasi
harmonis sederhana dan osilasi harmonis kompleks.
Pada praktikum ini, yang dibahas adalah osilasi harmonis sederhana,
dimana praktikan dibimbing untuk mengetahui pengaruh panjang maupun
jarak tali terhadap periode. Selain itu praktikan juga harus mengetahui
konstanta maupun eksponen pada rumus persamaan.

II. Tujuan
Tujuan dari praktikum osilasi ini adalah:
1. Belajar menerapkan dan mengartikan (menginterpretasikan) grafik
2. Menentukan hubungan antara periode osilasi dengan panjang tali
dan jarak tali secara grafis
3. Menentukan nilai a, b (eksponen) dan α (konstanta) berdasarkan
grafik dan perhitungan

3
III. Dasar Teori
1. Osilasi
Bila sebuah system diganggu dari posisi kesetimbangan
stabilnya maka akan terjadi osilasi. Osilasi merupakan gerak bolak
balik benda di sekitar suatu titik setimbang dengan lintasan yang sama
secara periodic (berulang dalam rentang waktu yang sama). Osilasi
disebut juga sebagai gerak harmonic (selaras). Contoh osilasi:
- Bandul jam yang bergerak ke kanan dan ke kiri
- Senar gitar yang bergetar
- Osilasi molekul udara dalam gelombang bunyi
- Osilasi medan listrik dan medan magnet dalam gelombang
elektromagnet
- Osilasi pada perangkat radio dan televise
Istilah vibrasi juga sering disebut sebagai sinonim osilasi,
walaupun sebenarnya vibrasi merujuk pada jenis spesifik osilasi yaitu
osilasi mekanis. Yang mana getaran atau vibrasi itu adalah suatu gerak
bolak-balik di sekitar titik kesetimbangan. Kesetimbangan disini
maksudnya adalah keadaan dimana suatu benda berada posisi diam
jika tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut.
Getaran mempunyai amplitude (jarak simpangan terjauh
dengan titik tengah) yang sama. Pada osilasi tidak hanya terjadi pada
sistem fisik, tetapi bias juga pada sistem biologi. Osilasi dibagi
menjadi dua macam yaitu osilasi harmonik sederhana dan osilasi
harmonik kompleks. Dalam osilasi harmonik sederhana terdapat gerak
harmonis sederhana. Dimana definisi dari gerak harmonik sederhana
adalah gerak bolak-balik benda melalui suatu titik kesetimbangan
tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon selalu
konstan. Dalam osilasi, sebuah benda melakukan gerak bolak-balik
menurut lintasan tertentu melalui titik setimbangnya.

4
2. Periode Osilasi
Periode osilasi merupakan waktu yang diperlukan benda
(sistem) untuk melakukan satu kali osilasi penuh (satu siklus). Satuan
periode osilasi dalam SI adala sekon (s) atau detik. Sembarang benda
tegar yang digantungkan dan disimpangkan dari posisi setimbangnya,
sehingga benda dapat berayun dalam bidang horizontal maupun
vertikal dinamakan bandul fisis. Apabila batang disimpangkan melalui
sudut teta (θ) terhadap garis vertikal dan kemudian dilepaskan, maka
batang akan mengalami osilasi. Pada masa batang osilasi tertentu,
periodenya dipengaruhi oleh panjang tali dan jarak kedua tali.
Secara umum persamaannya ditulis: T = α . Da . L2b
dimana, T = periode (s)
D = jarak antar tali (m)
L = panjang tali (m)
α = konstanta (s/m)
a,b = eksponen
periode juga dipengaruhi oleh beberapa konstanta dan eksponen yang
nilainya dapat dicari dari percobaan osilasi ini.
IV. Metode Eksperimen
A. Alat dan Bahan
1. 2 buah statis
2. 1 batang ukuran 70 cm
3. 1 batang osilasi panjang 50 cm
4. 2 benang masing-masing 1 m
5. 1 stowatch
6. 1 mistar gulung
7. 1 mistar siku
B. Skema Percobaan
Menyusun alat dan bahan praktikum menjadi sebuah rangkaian
eksperimen seperti gambar:

5
C. Tata Laksana
Percobaan 1
1. Alat dan bahan dirangkai sesuai dengan skema.
2. Pada percobaan pertama ini dengan memvariasi panjang
tali/benang (L) dan jarak tali/benang (D) dibuat tetap. Panjang
kedua tali dibuat sama, kemudian sisa di kanan dan di kiri
batang juga harus sama panjang.
3. Batang osilasi disimpangkan kemudian diukur waktunya
sampai tercapai 10 kali osilasi/ayunan (t1) kemudian stopwatch
direset. Batang osilasi disimpangkan lagi kemudian diukur
waktunya hingga terjadi 10 kali osilasi/ayunan (t2).
4. Langkah 2-3 diulang dengan perbedaan interval panjang tali 4
cm sampai diperoleh 7 data.

Percobaan 2

1. Alat dan bahan disusun sesuai skema.


2. Pada percobaan kedua ini dengan memvariasi jarak tali/benang
(D) dan panjang tali/benang (L) dibuat tetap.

6
3. Jarak antar tali diatur, jarak bagian atas harus sama dengan
jarak pada bagian bawah.
4. Panjang tali diatur, panjang tali di sebelah kiri sama dengan
panjang di sebelah kanan.
5. Panjang batang osilasi disamakan dengan jarak antar kedua
tali, kemudian sisa batang osilasi yang kanan dan kiri harus
sama.
6. Batang osilasi disimpangkan kemudian diukur waktunya
hingga tercapai 10 kali osilasi (t1) lalu stopwatch direset.
Waktu untuk mencapai 10 kali osilasi lagi dicatat (t2).
7. Langkah 3-6 diulang dengan jarek antar kedua tali (D) yang
berbeda (interval 1 cm) sampai diperoleh 7 data.
D. Metode Analisa Data
Data yang diperoleh dari percobaan 1 dan 2 digunakan untuk
mencari nilai a, b, dan α pada persamaan :
T = α . Da . L2b
Ln T = Ln α + 2b Ln L + a Ln D
1. Variasi L, D tetap
Ln T = 2b Ln L + Ln α + a Ln D
dengan, y = Ln T
m = 2b
x = Ln L
c = Ln α + a Ln D

Ln T

Ln L

7
Tabel :
No. L t1 t2 t̅ T Ln L Ln T √L

𝑡1 + 𝑡2 𝑡̅
𝑡̅ = 𝑇=
2 10

m = 2b ∆𝑚 = 2∆𝑏
∆𝑚 ∆𝑚
𝑏= ∆𝑏 =
2 2

𝑚 ± ∆𝑚 = ⋯ ± ⋯
b ± ∆b = ⋯ ± ⋯

2. Variasi D, L tetap
Ln T = a Ln D + Ln α +2b Ln L
dimana : y = Ln T
m=a
x = Ln D
c = Ln α + 2b Ln L
Ln T

Ln D
Tabel :
1
No. D t1 t2 t̅ T Ln D Ln T
D

𝑡1 + 𝑡2 𝑡̅
𝑡̅ = 𝑇=
2 10

m=a
∆m = ∆a

8
𝑚 ± ∆𝑚 = ⋯ ± ⋯
𝑎 ± ∆𝑎 = ⋯ ± ⋯
3. Variasi L untuk mencari α
𝛼
𝑇 = √𝐿
𝐷
dengan : y=T
𝛼
𝑚=𝐷

𝑥 = √𝐿
T (s)

√𝐿 (√𝑚 )
α = m .D
∆𝛼 = ∆m.D
𝛼 ± ∆𝛼 = ⋯ ± ⋯
4. Variasi D untuk mencari α
𝛼
𝑇 = √𝐿
𝐷
1
𝑇 = 𝛼√𝐿 𝐷

dengan : x=T
m = 𝛼√𝐿
1
y=𝐷

T (s)

1
(m-1)
𝐷

𝑚 = 𝛼√𝐿

9
𝑚
𝛼=
√𝐿
∆𝑚
∆𝛼 =
√𝐿
𝛼 ± ∆𝛼 = ⋯ ± ⋯
5. Regresi
𝑁 ∑(𝑥𝑦)−∑ 𝑥 ∑ 𝑦
m= 2
𝑁 ∑ 𝑥 2 −(∑ 𝑥)

1 ∑ 𝑥 2 .(∑ 𝑦)2 −2.∑ 𝑥.∑ 𝑥𝑦.∑ 𝑦+𝑁.(∑ 𝑥𝑦)2


Sy2 = 𝑁−2 [∑ 𝑦 2 − 2 ]
𝑁 ∑ 𝑥 2 −(∑ 𝑥)

𝑁
∆m = Sy √ 2
𝑁 ∑ 𝑥 2 −(∑ 𝑥)

V. Hasil Eksperimen
A. Data
Percobaan 1
D tetap, L divariasi
D = 31 cm
No. L (m) t1 (s) t2 (s) 𝐭̅ (s) T Ln L = X Ln T = Y √𝐋
1. 0.35 11.00 11.32 11.160 1.1160 -1.04982 0.1097 0.59160
2. 0.31 10.28 10.19 10.235 1.0235 -1.17118 0.0232 0.55677
3. 0.27 9.27 9.63 9.450 0.9450 -1.30933 0.0565 0.51961
4. 0.23 9.03 9.16 9.095 0.9095 -1.46968 0.0948 0.47958
5. 0.19 8.60 8.47 8.535 0.8535 -1.66073 0.1584 0.43580
6. 0.15 7.38 7.63 7.505 0.4505 -1.89712 0.2870 0.38729
7. 0.11 6.12 6.59 6.355 0.6355 -2.20727 0.4535 0.33166

Percobaan 2
L tetap, D divariasi
L = 26 cm

10
𝟏
No. D (m) t1 (s) t2 (s) 𝐭̅ (s) T Ln D = X Ln T = Y
𝑫
1. 0.31 9.03 9.15 9.090 0.9090 -1.17118 -0.09541 3.225806
2. 0.30 9.25 9.75 9.500 0.9500 -1.20397 -0.05129 3.333333
3. 0.29 10.54 10.34 10.440 1.0440 -1.23787 0.043059 3.448276
4. 0.28 10.86 10.69 10.775 1.0775 -1.27297 0.074644 3.571429
5. 0.27 11.35 11.25 11.300 1.1300 -1.30933 0.122218 3.703704
6. 0.26 10.93 12.00 11.965 1.1965 -1.34707 0.179401 3.846154
7. 0.25 12.56 12.50 12.530 1.2530 -1.38629 0.225541 4.000000

B. Grafik
1. Grafik hubungan Ln T vs Ln L dengan variasi L, D tetap (D=0.31 m).

11
2. Grafik hubungan Ln T vs Ln D dengan variasi D, L tetap (L=0.26 m).

12
3. Grafik hubungan T vs √L dengan variasi L

13
1
4. Grafik hubungan T vs D dengan variasi D

14
C. Perhitungan
1. Percobaan 1
Variasi L, D tetap. D = 0.31 m. Untuk menentukan nilai b.
Ln L = X Ln T = Y X2 Y2 XY
-1.04982 0.109751 1.102126 0.012045 -0.11522
-1.17118 0.023228 1.371670 0.000540 -0.02720
-1.46968 -0.09486 2.159947 0.008998 0.139414
-1.66073 -0.15841 2.758028 0.025094 0.263076
-1.89712 -0.28702 3.599064 0.082378 0.544503
∑X=-7.24853 ∑Y=-0.40731 ∑X2=10.99084 ∑Y2=0.129055 ∑XY=0.80457

𝑁 ∑(𝑥𝑦)−∑ 𝑥 ∑ 𝑦
m= 2
𝑁 ∑ 𝑥 2 −(∑ 𝑥)

5×0.80457−(−7.24853)×(−0.40731)
𝑚= 5×10.99084−(−7.24853)

1.1
𝑚 = 2.4

𝑚 = 0.46

1 ∑ 𝑥 2 .(∑ 𝑦)2 −2.∑ 𝑥.∑ 𝑥𝑦.∑ 𝑦+𝑁.(∑ 𝑥𝑦)2


Sy2 = 𝑁−2 [∑ 𝑦 2 − 2 ]
𝑁 ∑ 𝑥 2 −(∑ 𝑥)

1 10.99084×(−0.40731)2 −2×(−7.24853)×0.80457×(−0.40732)+5×(0.80457)2
Sy 2 = [0.129055 − ]
5−2 5×10.99084−(−7.24853)

Sy 2 = 0.0003005553667

Sy = 0.01733653272

Sy ≈ 0.02

𝑁
∆m = Sy √ 2
𝑁 ∑ 𝑥 2 −(∑ 𝑥)

5
∆𝑚 = 0.02 × √5×10.99084−(−7.24853)2

15
∆𝑚 = 0.02878957021

∆𝑚 ≈ 0.03

𝑚 ± ∆𝑚 = 0.46 ± 0.03

m = 0.46 ∆m = 0.03

2b= 0.46 2∆b= 0.03

b = 0.23 ∆b = 0.015

∆b ≈ 0.02

𝑏 ± ∆𝑏 = 0.23 ± 0.02

Jadi nilai b adalah 𝑏 ± ∆𝑏 = 0.23 ± 0.02

2. Percobaan 2

Variasi D, L tetap. L = 0.26 cm. Untuk menentukan nilai a.

Ln D = X Ln T = Y X2 Y2 XY
-1.23787 0.043059 1.532333 0.001854 -0.05330
-1.27297 0.074644 1.620442 0.005572 -0.09502
-1.30933 0.122218 1.714354 0.014937 -0.16002
-1.34707 0.179401 1.814607 0.032185 -0.24167
-1.38629 0.225541 1.921812 0.050869 -0.31267
∑X=-6.55354 ∑Y=0.644862 ∑X2=8.603548 ∑Y2=0.105416 ∑XY=-0.86268

𝑁 ∑(𝑥𝑦)−∑ 𝑥 ∑ 𝑦
m= 2
𝑁 ∑ 𝑥 2 −(∑ 𝑥)

5 × (−0.86268) − (−6.55354) × 0.644862


𝑚=
5 × 8.603548 − (−6.55354)

𝑚 = −1.218023863

16
𝑚 ≈ −1.2

1 ∑ 𝑥 2 .(∑ 𝑦)2 −2.∑ 𝑥.∑ 𝑥𝑦.∑ 𝑦+𝑁.(∑ 𝑥𝑦)2


Sy2 = 𝑁−2 [∑ 𝑦 2 − 2 ]
𝑁 ∑ 𝑥 2 −(∑ 𝑥)

1 8.603 × 0.6352 − 2 × (−0.849) × (−6.554) × 0.635 + 2 × (−0.849)2


𝑆𝑦 2 = [0.100994 − ( )]
5−2 5 × 8.604 − (−6.554)2

𝑆𝑦 2 = 0.00004981156667

𝑆𝑦 = 0.007057730986

𝑆𝑦 ≈ 0.007

𝑁
∆m = Sy √ 2
𝑁 ∑ 𝑥 2 −(∑ 𝑥)

5
∆𝑚 = 0.007√
5 × 8.604 − (−6.554)

𝑚 ± ∆𝑚 = −1.2 ± 0.1

∆𝑚 = 0.06014329142

∆𝑚 ≈ 0.1

𝑚 = 𝑎 = −1.2

∆𝑚 = ∆𝑎 = 0.1

𝑎 ± ∆𝑎 = −1.2 ± 0.1

Jadi nilai a adalah 𝑎 ± ∆𝑎 = −1.2 ± 0.1

3. Variasi L, D tetap. Untuk mencari nilai α


L2 = X T=Y X2 Y2 XY
0.591608 1.1160 0.35 1.245456 0.660235
0.479583 0.9095 0.23 0.827190 0.436181
0.435890 0.8535 0.19 0.728462 0.372032

17
0.387298 0.7505 0.15 0.563250 0.290667
0.331662 0.6355 0.11 0.728462 -0.210772
∑X=2.226042 ∑Y=4.265 ∑X2=1.03 ∑Y2=3.768219 ∑XY=1.969889

𝑁 ∑(𝑥𝑦)−∑ 𝑥 ∑ 𝑦
m= 2
𝑁 ∑ 𝑥 2 −(∑ 𝑥)
5 × 1.97 − 2.23 × 4.27
𝑚=
5 × 1.03 − (2.23)2
𝑚 = 1.824824476
𝑚 ≈ 1.8
1 ∑ 𝑥 2 .(∑ 𝑦)2 −2.∑ 𝑥.∑ 𝑥𝑦.∑ 𝑦+𝑁.(∑ 𝑥𝑦)2
Sy2 = 𝑁−2 [∑ 𝑦 2 − 2 ]
𝑁 ∑ 𝑥 2 −(∑ 𝑥)
1 1.03 × 4.27 − 2 × 2.23 × 1.97 × 4.27 + 5 × (1.97)2
2
Sy 2 = [3.77 − ]
5−2 5 × 1.03 − (2.23)2
Sy = 0.01264590843
Sy ≈ 0.01
𝑁
∆m = Sy √ 2
𝑁 ∑ 𝑥 2 −(∑ 𝑥)

5
∆𝑚 = 0.01√
5 × 1.03 − (2.23)2

∆𝑚 = 0.06407680559
∆𝑚 ≈ 0.1

𝛼
Oleh karena persamaan 𝑇 = 𝐷 √𝐿

1
𝑇 = 𝛼√𝐿 × 𝐷

dengan x=T

m = 𝛼√𝐿

1
𝑦=𝐷

18
𝑚 ∆𝑚
maka 𝛼 = ∆𝛼 =
√𝐿 √𝐿

1.8 0.064
𝛼 = 0.33 = 5.5 ∆𝛼 = = 0.2
0.33

𝛼 ± ∆𝛼 = 5.5 ± 0.2

Jadi, nilai α adalah 𝛼 ± ∆𝛼 = 5.5 ± 0.2

4. Variasi D, L tetap. Untuk mencari nilai α


𝟏
T=X 𝑫
=Y X2 Y2 XY

1.0440 3.448276 1.089936 11.89061 3.600000


1.0775 3.571429 1.161006 12.75510 3.848214
1.1300 3.703704 1.276900 13.71742 4.185185
1.1965 3.846154 1.431612 14.79290 4.601923
1.2530 4.000000 1.570009 16.00000 5.012000
∑X=5.701 ∑Y=18.56956 ∑X2=6.529464 ∑Y2=69.15603 ∑XY=21.24732

𝑁 ∑(𝑥𝑦)−∑ 𝑥 ∑ 𝑦
m= 2
𝑁 ∑ 𝑥 2 −(∑ 𝑥)
5 × 21.24732 − 5.701 × 18.56956
𝑚=
5 × 6.529464 − 5.7012
𝑚 = 2.670270287
𝑚 ≈ 2.7
1 ∑ 𝑥 2 .(∑ 𝑦)2 −2.∑ 𝑥.∑ 𝑥𝑦.∑ 𝑦+𝑁.(∑ 𝑥𝑦)2
Sy2 = 𝑁−2 [∑ 𝑦 2 − 2 ]
𝑁 ∑ 𝑥 2 −(∑ 𝑥)
1 6.53 × 18.572 − 2 × 5.7 × 21.25 × 18.57 + 5 × 21.252
Sy 2 = [69.16 − ]
5−2 5 × 6.53 − 5.72
Sy = 0.0219531319
Sy ≈ 0.02
𝑁
∆m = Sy √ 2
𝑁 ∑ 𝑥 2 −(∑ 𝑥)

5
∆𝑚 = 0.02 × √
5 × 6.53 − 5.72

19
∆𝑚 = 0.1348861609
∆𝑚 ≈ 0.1

𝛼
Oleh karena persamaan 𝑇 = 𝐷 √𝐿

dengan y=T

𝛼
m=𝐷

x = √𝐿

maka 𝛼 = 𝑚 × 𝐷 ∆𝛼 = ∆𝑚 × 𝐷
𝛼 = 2.7 × 1.96 ∆𝛼 = 0.135 × 1.96
𝛼 = 5,24 ∆𝛼 = 0.26
𝛼 ± ∆𝛼 = 5.24 ± 0.26
Jadi, nilai α adalah 𝛼 ± ∆𝛼 = 5.24 ± 0.26
VI. Pembahasan
Pada praktikum osilasi ini, data yang diperoleh dari percobaan
adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan 10 kali osilasi (t) setiap
perubahan panjang tali (L) dan jarak antar tali (D). Dalam praktikum ini
juga dihitung gradient garis untuk mencari konstanta α dan eksponen a
dan b dengan menggunakan regresi linier. Data-data yang diperoleh
digunakan untuk mencari nilai a, b, dan α sesuai dengan persamaan T =
α × L2b × Da
dengan: T = periode
D = jarak antar tali (m)
L = panjang tali (m)
α = konstanta (s/m)
a,b = eksponen
Setelah dilakukan percobaan dan perhitungan menggunakan
metode regresi linier, maka diperoleh:
Perhitungan 1 variasi L, D tetap : 𝑏 ± ∆𝑏 = 0.23 ± 0.02

20
Perhitungan 2 variasi D, L tetap : 𝑎 ± ∆𝑎 = −1.2 ± 0.1
Perhitungan 3 variasi L untuk mencari α : 𝛼 ± ∆𝛼 = 5.5 ± 0.2
Perhitungan 4 variasi D untuk mencari α : 𝛼 ± ∆𝛼 = 5.24 ± 0.26
Pada percobaan pertama yaitu dengan memvariasi nilai L dan D
tetap diperoleh besarnya eksponen b adalah 𝑏 ± ∆𝑏 = 0.23 ± 0.02. Nilai
tersebut tidak sesuai dengan referensi yang didapatkan tetapi hanya
mendekati nilai referensi yaitu besarnya b = 0.25. Hal ini dikarenakan
kekurangtelitian praktikan dalam melaksanakan praktikum, bisa juga
karena distorsi pada alat yang digunakan, peralatan percobaan yang
kurang memadai, dan praktikan kurang terampil dalam membuat
simpangan pada batang osilasi sehingga dapat mempengaruhi gerak
osilasi. Di samping itu pada percobaan ini didapatkan nilai m yang
menunjukkan gradien dari grafik Ln T vs Ln L yaitu sebesar 𝑚 ± ∆𝑚 =
0.46 ± 0.03.

Pada percobaan kedua yaitu dengan memvariasi nilai D dan L


tetap, diperoleh besarnya nilai eksponen a adalah 𝑎 ± ∆𝑎 = −1.2 ± 0.1.
Nilai tersebut tidak sesuai dengan referensi yang didapatkan dan hanya
mendekati, dimana nilai a adalah -1. Hal ini dikarenakan kekurangtelitian
dalam praktikum, dapat juga disebabkan karena distorsi alat yang
digunakan dalam praktikum seperti mistar gulung sudah rusak sehingga
praktikan sulit membacanya, peralatan percobaan yang kurang memadai,
dan praktikan kurang terampil dalam membuat simpangan pada batang
osilasi sehingga dapat mempengaruhi gerak osilasi. Selain itu pada
percobaan ini didapatkan nilai m sebesar 𝑚 ± ∆𝑚 = −1.2 ± 0.1. Nilai m
tesebut menunjukkan gradien yang dilukis oleh grafik Ln T vs Ln D.

Pada perhitungan ketiga yaitu dengan memvariasi besarnya L


untuk mendapatkan nilai α, diperoleh 𝛼 ± ∆𝛼 = 5.5 ± 0.2. Dan pada
perhitungan keempat yaitu dengan memvariasi besarnya D untuk
mendapatkan nilai α, diperoleh 𝛼 ± ∆𝛼 = 5.24 ± 0.26. Kedua nilai α

21
tersebut seharusnya sama karena merupakan konstanta, tetapi ada selisih
diantara keduanya walaupun hanya sedikit. Hal tersebut dapat terjadi
karena kekurangtelitian praktikan dalam praktikum maupun
perhitungannya, bisa juga terjadi karena distorsi alat yang digunakan
dalam praktikum misalnya mistar gulung yang sudah tidak jelas sehingga
praktikan kesulitan untuk membaca pengukuran dan mengakibatkan hasil
yang tidak valid, peralatan percobaan yang kurang memadai, dan
praktikan kurang terampil dalam membuat simpangan pada batang osilasi
sehingga dapat mempengaruhi gerak osilasi.

Dari data yang diperoleh pada saat praktikum, didapat grafik


1
hubungan Ln T vs Ln L, Ln T vs Ln D, T vs √𝐿, dan T vs 𝐷 yang disebut

grafik linier, dimana grafik tersebut mempunyai gradien m. Sehingga


hubungan tersebut dapat diketahui dengan melihat grafik. Untuk grafik
pertama diperoleh bahwa Ln T berbanding lurus dengan Ln L, semakin
besar nilai Ln T maka semakin besar pula nilai Ln L. Untuk grafik kedua
diperoleh hubungan bahwa Ln T berbanding terbalik dengan Ln D,
semakin besar nilai Ln T maka semakin kecil nilai Ln D. Pada grafik
ketiga diperoleh hubungan bahwa T berbanding lurus dengan √L, semakin
besar nilai T maka semakin besar pula nilai √L. Pada grafik keempat
1
diperoleh hubungan bahwa T berbanding lurus dengan D, semakin besar
1
nilai T maka semakin besar pula nilai D, dan sebaliknya.

Dari kedua metode yang digunakan yaitu metode regresi linier dan
metode grafik terdapat kelebihan dan kekurangan pada masing-masing
metode. Metode regresi linier mempunyai kelebihan yaitu ketelitian
perhitungan yang tinggi tetapi juga memiliki kelemahan yaitu proses
perhitungan yang lama dan panjang sehingga diperlukan alat bantu hitung
yang akurat dan memiliki ketelitian tinggi. Metode grafik mempunyai
kelebihan yaitu mudah diamati secara langsung karena bersifat visual

22
tetapi juga memiliki kelemahan yaitu tingkat ketelitian yang rendah karena
sulit menentukan bilangan decimal pada grafik.
Meskipun ada kendala dalam praktikum, tetapi dapat dicapai
tujuan dari praktikum osilasi ini yaitu menentukan hubungan antara
periode dengan panjang dan jarak tali, dan mengetahui nilai a, b, dan α
sesuai dengan rumus persamaan pegas. Hubungan antara periode (T)
dengan jarak antar tali (D) adalah berbanding terbalik, semakin besar nilai
jarak antar tali (D), maka semakin kecil nilai periode (T). Hubungan
antara periode (T) dengan panjang tali (L) adalah berbanding lurus,
semakin besar nilai panjang tali (L), maka semakin besar pula nilai
periode (T). Dan diperoleh nilai a = -1.2; dan b = 0.23 sehingga
persamaannya menjadi 𝑇 = 𝛼 × 𝐷−1.2 × 𝐿0.46 tetapi persamaan yang
seharusnya adalah 𝑇 = 𝛼 × 𝐷−1 × 𝐿0.5 . Terdapat selisih dalam persamaan
tersebut karena kekurangtelitian dalam praktikum dan distorsi alat yang
digunakan.
VII. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Hubungan antara periode (T) dengan panjang tali (L) berbanding
lurus. Semakin besar panjang tali yang digunakan maka periode yang
dibutuhkan juga semakin besar.
Hubungan antara periode (T) dengan jarak antar tali (D) berbanding
terbalik. Semakin besar jarak antar tali yang digunakan maka periode
yang dibutuhkan semakin kecil.
2. Sesuai dengan rumus persamaan 𝑇 = 𝛼 × 𝐷𝑎 × 𝐿2𝑏 diperoleh:

𝑎 ± ∆𝑎 = −1.2 ± 0.1

𝑏 ± ∆𝑏 = 0.23 ± 0.02

𝛼 ± ∆𝛼 = 5.5 ± 0.2 s/m, pada variasi L.

23
𝛼 ± ∆𝛼 = 5.24 ± 0.26 s/m, pada variasi D.

3. Persamaan periode:
𝑇 = 𝛼 × 𝐷𝑎 × 𝐿2𝑏 ↔ 𝑇 = 𝛼 × 𝐷−1.2 × 𝐿0.46

VIII. Daftar Pustaka


Staff Laboratorium Fisika Dasar.2011.Buku Panduan Praktikum Fisika
Dasar.Yogyakarta:Laboratorium Fisika Dasar Jurusan MIPA
Universitas Gadjah Mada
Tripler.2008.Fisika untuk Sains dan Teknik.Jakarta:Erlangga
http://blog.ub.ac.id/bektiwd/2010/02/24/fisika-osilasi/
http://arl.blog.ittelkom.ac.id/blog/files/2012/09/BAB-6-OSILASI-
Compatibility-Mode.pdf
http://george-meikalzalele.blogspot.com/2011/10/contoh-laporan-
praktikum-osilasi.html
IX. Pengesahan
Demikian laporan praktikum fisika dasar bab osilasi ini saya buat guna
memenuhi tugas laporan praktikum fisika dasar.

Mengetahui, Yogyakarta, 2 Desember 2012


Asisten Praktikan

Halim Hamadi Selvi Misnia Irawati

24
LAMPIRAN

25

Anda mungkin juga menyukai