Anda di halaman 1dari 7

DOKUMEN USULAN TEKNIS

SID PENGAMAN PANTAI SIMEULUE KAB. SIMEULUE (MIGAS ACEH)


DINAS PENGAIRAN ACEH

Pada Bab ini konsultan akan melakukan inovasi terhadap lingkup


6 pekerjaan yang tertera dalam KAK tanpa mengurangi maksud dan
tujuan dari Kerangka Acuan Kerja yang ada, hal ini bertujuan
untuk meningkatkan hasil dan kelancaran pekerjaan.

Dengan mempelajari Kerangka Acuan Kerja dan hasil rapat penjelasan, maka dalam
kesempatan ini kami mencoba untuk melontarkan suatu gagasan maupun pola pikir dalam
menyusun strategi pelaksanaan pekerjaan seperti di bawah ini.

6.1 UMUM

Pada dasarnya Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) pekerjaan ini sudah mencakup segala aspek
namum demikian Konsultan berpendapat perlu menyampaikan Apresiasi dan Inovasi
terhadap Kerangka Acuan Kerja sebagimana diuraikan dalam sub bab berikut.

6.2 APRESIASI DAN INOVASI

Sebagaimana telah dijelaskan pada bab 5 bahwa Kerangka Acuan Kerja (KAK) telah
dijelaskan cukup jelas, sehingga Konsultan dapat mengerti dan memahami dengan mudah
tujuan dari pekerjaan ini serta berkeyakinan dapat melaksanakan layanan jasa konsultansi
ini dengan mutu yang baik , tepat waktu dan tepat biaya.

Sebagai salah satu bentuk Apresiasi Konsultan terhadap pekerjaan ini adalah agar hasil studi
pada pekerjaan SID PENGAMAN PANTAI SIMEULUE KAB. SIMUELUE (MIGAS ACEH)
dapat digunakan sebagai bahan perencanaan maka pihak Konsultan harus benar-benar
memahami dan melaksanakan lingkup pekerjaan yang diuraikan pada Kerangka Acuan
Kerja.

VI - 1
DOKUMEN USULAN TEKNIS
SID PENGAMAN PANTAI SIMEULUE KAB. SIMEULUE (MIGAS ACEH)
DINAS PENGAIRAN ACEH

6.3 LOKASI PEKERJAAN

Lokasi SID PENGAMAN PANTAI SIMEULUE KAB. SIMUELUE (MIGAS ACEH) terletak
Kabupaten Simeulue. Sebaiknya pada dokumen Kerangka Acuan Kerja diberikan peta
petunjuk lokasi pekerjaan yang dapat memperlihatkan lokasi studi atau rencana pekerjaan
akan berlangsung. Dengan demikian jelas terlihat bagian-bagian yang akan dilakukan
perencanaan. Disamping itu juga kita melihat bahwa kabupaten Simeulue merupakan
daerah kepulauan yang memiliki banyak pantai.

6.4 KEBUTUHAN TENAGA AHLI

Pada prinsipnya kami pihak Konsultan memandang Tenaga Ahli yang dibutuhkan cukup
memadai baik jumlah maupun kualifikasinya.

6.5 JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Konsultan sependapat dan setuju dengan apa yang telah dijabarkan dalam KAK ( Kerangka
Acuan Kerja ) mengenai jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 6 (Enam) bulan
terhitung sejak dikeluarkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), dalam hal ini konsultan tidak
mempunyai apresiasi inovasi.

6.6 LAPORAN

Pihak konsultan sependapat seperti yang telah dijelaskan dalam Kerangka Acuan Kerja
sehingga dalam hal ini konsultan tidak memiliki apresiasi inovasi.

6.7 PELAKSANAAN SURVEY

Pada pelaksanaan survey, konsultan sependapat untuk melakukan pengukuran topografi


disepanjang garis pantai dan daratan sepanjang ±300 meter kearah daratan rencana
bangunan pengaman pantai dan kea rah laut sampai kedalam -10,00 meter dari MSL.

VI - 2
DOKUMEN USULAN TEKNIS
SID PENGAMAN PANTAI SIMEULUE KAB. SIMEULUE (MIGAS ACEH)
DINAS PENGAIRAN ACEH

Selain itu juga akan dilakukan pengukuran bathimetri, dan pengukuran profil melintang
(cross section) di sepanjang pantai ke arah laut dilakukan sebatas muka air terendah (LWL)
tertentu yang dijelaskan dari hasil pengukuran bathimetri, dengan jarak antara profil 50 m
sedangkan untuk daerah yang kritis adalah 25 m.

Pada pengukuran Hidro-Oseanografi yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran


mengenai kondisi perairan setempat yaitu kondisi pasang surut, arus, gelombang, sedimen,
dan debit. Jelas dijelaskan pada Dokumen Kerangka Acuan Kerja bahwa pengamatan
pasang surut dilakukan dengan pengamatan langsung secara visual yang dibaca pada setiap
1 (satu) jam. Sebagaimana kita ketahui, bahwa pengamatan secara kasat mata sangat
memungkinkan kesalahan dan keakuratan data yang diperoleh. Pada pengukuran ini
KONSULTAN menyarankan untuk melakukan survey dengan menggunakan alat pembaca
secara digital dengan menggunakan alat Water level recorder jenis Infinity WH JFE
Advantech Japan seperti pada gambar 6.1 yang dapat merekam data pasang surut dalam
frekuensi detik, yang kemudian akan dilakukan running dengan menggunakan Fortran.

Gambar 6.1 Water level recorder jenis Infinity WH JFE Advantech Japan

VI - 3
DOKUMEN USULAN TEKNIS
SID PENGAMAN PANTAI SIMEULUE KAB. SIMEULUE (MIGAS ACEH)
DINAS PENGAIRAN ACEH

Selain pengamatan atau pengukuran pasang surut, juga dilakukan pengukuran arus.
Konsultan menyarankan untuk menggunakan Current Meter Jenis Infinity EM JFE
Advantech Japan untuk melakukan pengukuran arus seperti pada gambar 6.2. Alat ini sudah
bersifat digital dan keakuratannya sudah sangat bagus untuk berbagai perencanaan.
Disamping itu juga data yang dihasilkan bisa mencapai ribuan karena alat tersebut membaca
data dalam rentang waktu detik.

Item yang diukur Kecepatan Arah Temperatur (suhu)


Sensor kecepatan
Tipe sensor Hole element Thermistor
elektromagnetik 2-D
Lingkup
0 sampai ± 500 cm/s 0 sampai ± 3600 −5 hingga 450C
pengukuran
Resolusi 0.02 cm/s 0.010 0.0010C
Akurasi
± 1cm/s atau 2% ± 2% ± 0.020C
(ketepatan)

Gambar 6.2 Current Meter Jenis Infinity EM JFE Advantech Japan

Selain keakuratan data yang mendekati kebenaran dengan standard deviasi yang sangat
kecil, kedua alat tersebut juga dapat kita peroleh dengan sewa yang harganya tidak terlalu
jauh berbeda dengan pengeluran biaya yang dilakukan secara manual atau visual.

Maka dengan itu, apabila CV. Global Rekayasa Konsultan diberikan kesempatan untuk
mengerjakan pekerjaan tersebut, kami akan menggunakan kedua alat diatas untuk
membantu terlaksananya pekerjaan SID Pengaman Pantai Simeulue Kab. Simeulue
(Migas Aceh).

VI - 4
DOKUMEN USULAN TEKNIS
SID PENGAMAN PANTAI SIMEULUE KAB. SIMEULUE (MIGAS ACEH)
DINAS PENGAIRAN ACEH

6.8 PENGENDALIAN MUTU

1) Umum

Pemantauan terhadap pelaksanaan pekerjaan merupakan hal yang sangat penting agar
pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu, tepat sasaran dan mutu yang terjamin. Untuk hal
tersebut, diperlukan suatu instrumen pengendali yang berlaku di Dinas Pengairan Aceh.

Dalam hal ini konsultan sepakat untuk membuat pengendali mutu berupa Rencana Mutu
Kontrak ( RMK ).

Rencana Mutu Kontrak ( RMK ) ini merupakan cara pengendalian proses mutu untuk SID
Pengaman Pantai Simeulue Kab. Simeulue (Migas Aceh). Rencana mutu ini
digunakan untuk memonitor dan menilai spesifikasi teknis yang tercantum dalam kontrak
dengan maksud agar dalam pelaksanaannya dapat dihindari terjadinya ketidak sesuaian,
sehingga dapat diperoleh produk yang dapat memenuhi sasaran yang diinginkan oleh
Pemberi Pekerjaan.

Penggunaan instrumen pengendali mutu ini sesuai dengan keputusan Direktur Jenderal
Sumber Daya Air No : 177 / KPTS / D / 2003 tanggal 26 Mater 2003 dan di lengkapi pula
dengan Petunjuk Teknis yang dikeluarkan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Sumber Daya
Air No : PR.01.01-DS / 146 tanggal 10 April 2003.

Berdasarkan Surat Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah NO.HK.02.05 – Mn / 135


tanggal 19 februari 2005, program peningkatan mutu pekerjaan ini sejalan dan merupakan
aplikasi dari Keputusan Presiden Republik Indonesia No.18 tahun 2000 untuk memenuhi “
PENGGUNAAN PROGRAM MUTU “ dalam pengadaan barang / berbagai dokumen yang
disiapkan dalam pelaksanaan suatu proyek.

Jika terdapat perubahan pada lingkup pekerjaan, khususnya yang menyangkut jenis
pekerjaan baru, akan sesegera mungkin ditambahkan pada Rencana Mutu Kerja, termasuk

VI - 5
DOKUMEN USULAN TEKNIS
SID PENGAMAN PANTAI SIMEULUE KAB. SIMEULUE (MIGAS ACEH)
DINAS PENGAIRAN ACEH

uraian – uraian terkait, seperti Ringkasan Kerangka Acuan Kerja, Bagan Alir Kegiatan Pokok,
Jadwal Pelaksanaan Detail, Rencana Pembahasan maupun Asistensi dan lain-lain.

2) Maksud, Tujuan dan Sasaran

Maksud Rencana Mutu Kontrak ( RMK ) ini adalah mendapatkan Mutu Produk Pekerjaan
dan Mutu Proses Kegiatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Tujuan Rencana Mutu Kontrak ( RMK ) adalah untuk memantapkan tingkat mutu produk
maupun proses produksi melalui proses kegiatan yang terencana, sistematis dan seragam,
sehingga akan memberikan dampak peningkatan efisiensi serta efektif dalam :

a. Penggunaan Tenaga kerja Profesional

b. Penerapan teknologi bidang teknik Sumber Daya Air

c. Penggunaan peralatan survey / penyelidikan yang tepat

d. Penggunaan Anggaran Biaya yang lebih hemat

Dengan demikian pada akhirnya akan memperoleh jaminan mutu / kemajuan mencapai
tingkat mutu proses pembuatan maupun produk desain mencapai sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan atau disepakati bersama.

Sasaran rencana mutu pekerjaan adalah untuk memperoleh desain yang efektif dan efisien
baik dari segi teknis , ekonomis dan soial budaya.

3) Ruang Lingkup

Ruang Lingkup Pekerjaan SID Pengaman Pantai Simeulue Kab. Simeulue (Migas
Aceh) adalah sebagai mana terdapat dalam KAK (Kerangka Acuan Kerja).

Pada pekerjaan pemodelan, konsultan menyarankan untuk menggunakan pemodelan


dengan Delf3D untuk menguji keakuratan dan ketelitian dalam pemodelan. Selain digunakan
Pemodelan dengan SMS dan GENESIS, konsultan akan memberi gambaran perbandingan
antara kedua pemodelan tersebut, sehingga bisa menghasilkan pemodelan yang lebih
bagus. Untuk tujuan jaminan mutu pekerjaan akan dilakukan inspeksi dan test.

VI - 6
DOKUMEN USULAN TEKNIS
SID PENGAMAN PANTAI SIMEULUE KAB. SIMEULUE (MIGAS ACEH)
DINAS PENGAIRAN ACEH

4) Tanggung Jawab

Tanggung Jawab dari masing – masing pihak baik dari Pemberi Kerja dengan Instansi terkait
maupun pihak konsultan sebagai penyedia jasa konsultansi diuraikan sebagai berikut :

a. Kepala Dinas Pengairan Pemerintah Aceh, bertanggung jawab atas :


- Usulan rencana pemberian petunjuk untuk pembuatan , penggunaan dan perubahan
desain dengan tingkat kesulitan yang rendah.
- Subtansi pengarahan dan pemberian petunjuk untuk pembuatan , penggunaan dan
perubahan desain pekerjaan dengan tingkat kesulitan rendah.
- Pembentukan Panitia Pengadaan Jasa Konsultansi di Proyek
- Pembentukan Tim Pengawas Pekerjaan dengan tingkat kesulitan yang rendah
- Penyelenggaraan Pembuatan Desain pekerjaan
- Penetapan Kerangka Acuan Kerja dan RAB desain dengan tingkat kesulitan yang
rendah.

b. Direktur Sungai, Danau dan Waduk, bertanggung jawab atas :


- Penetapan pekerjaan yang termasuk dalam kriteria tingkat kesulitan
- Menetapkan pekerjaan desain yang diusulkan proyek
- Subtansi pengarahan dan pemberian petunjuk untuk pembuatan, penggunaan dan
perubahan desain pekerjaan dengan tingkat kesulitan tinggi
- Memberikan pengesahan suatu dokumen desain pekerjaan.
- Menetapkan Kerangka Acuan Kerja dan Rencana Anggaran Biaya untuk desain
pekerjaan dengan tingkat kesulitan tinggi.

c. DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR , bertanggung jawab atas :


- Penyelenggaraan pembangunan sarana dan prasarana bidang sumber daya air
seluruh indonesia.
- Penetapan Kriteria tingkat kesulitan bagi pekerjaan bidang sumber daya air.
- Penetapan Tim Pengarah pekerjaan desain dengan tingkat kesulitan tinggi.

VI - 7

Anda mungkin juga menyukai