Anda di halaman 1dari 12

PERENCANAAN BIAYA SEWA DAN BIAYA OPERASIONAL

RUSUN SEDERHANA UNLAM

Retna Hapsari Kartadipura

Abstrak

Rumah susun sederhana sewa Unlam Banjarbaru dibangun di Jalan Unlam 1 yang
berdekatan dengan Kampus Unlam, di Kota Banjarbaru. Untuk mengoperasionalkan
rumah susun sederhana sewa, perlu dana yang tidaklah kecil. Agar aset dan investasi
tetap terjaga, diharapkan pendapatan dari biaya sewa rumah susun sederhana sewa dapat
menutup biaya operasi dan pemeliharaan (OP). Dari perhitungan yang dilakuan didapat
besarnya biaya sewa yang didasari dari 5 biaya dasar yaitu biaya iuran, biaya pajak,
biaya pemeliharaan, biaya upah pengelola dan biaya asuransi yang kemudian semua
biaya ditotalkan dan dibagi dengan jumlah kamar yang ada di rumah susun sederhana
sewa banjarbaru.
Dari Perhitungan didapat kesimpulan bahwa biaya yang dibebankan kepada
penghuni rumah susun sederhana sewa adalah sebesar Rp. 433.000/bulannya

Kata Kunci: rusunawa, biaya sewa, biaya operasional, rusun mahasiswa

PENDAHULUAN rendah dalam memiliki hunian dekat


Latar Belakang dengan tempat perkuliahan di kota
Dengan terus bertambahnya jumlah Banjarbaru maka Kementrian
mahasiswa dari luar kota yang ada di Perumahan Rakyat (Menpera)
Kota Banjarbaru pertahunnya maka mencanangkan program pembangunan
kapasitas daya tampung kota semakin rumah susun sederhana sewa
lama semakin berkurang. Hal ini salah (rusunawa) yang mempunyai 71 kamar
satunya dapat dilihat dari masih sebagai tempat tinggal/kost untuk
banyaknya mahasiswa terutama dari mahasiswa dari luar kota Banjarbaru.
golongan masyarakat berpendapatan Biaya tinggal yang harus ditanggung
rendah di Kota Banjarbaru yang belum oleh penghuni di rumah susun pada
memiliki tempat tinggal sehat sebagai dasarnya terdiri dari biaya sewa beserta
salah satu kebutuhan dasar. surcharge. Besarnya harga sewa di
Dalam mengantisipasi ketidak rumah susun sederhana dipengaruhi
mampuan masyarakat berpendapatan oleh besarnya biaya produksi pada

1
tahap pembangunannya. Di samping sewa (rusunawa). Selanjutnya rumah
biaya produksi terdapat juga biaya susun sederhana sewa juga dibagi
operasional dan pemeliharaan dalam dua kategori yaitu rusunawa
(operasional and maintainance cost) tanpa subsidi dan rusunawa dengan
yang turut mempengaruhi besarnya subsidi. Dalam Lampiran Keputusan
surcharge di rumah susun sederhana. Menteri Negara Perumahan dan
Oleh karena itu, studi ini dilakukan permukiman No.10/KPTS/M/1999
untuk megetahui berapa besar biaya disebutkan bahwa sasaran prioritas
minimum yang dibebankan kepada bagi masing-masing kategori rumah
penyewa, dimana biaya tersebut yang susun tersebut berbeda satu sama lain
akan menutupi dari biaya operasional dengan penjelasan sebagai berikut:
rumah susun itu sendiri. 1) Rumah susun sederhana milik
Tujuan Rumah susun sederhana ini
Dari perumusan masalah yang telah diprioritaskan bagi kelompok
diiuraikan diatas maka Tujuan studi ini masyarakat yang secara ekonomi
adalah menunjukkan perhitungan harga mampu untuk membeli (tunai atau
sewa yang ditetapkan untuk rumah dengan KPR) unit rumah susun.
susun sederhana sewa dikota Intervensi Pemerintah dalam batas
Banjarbaru. Untuk mencapai tujuan memberi insentif kemudahan perijinan
tersebut maka sasaran dalam studi ini dan petunjuk teknis, karena
yaitu Menghitung besarnya harga sewa pembangunannya menunjang kebijakan
berdasarkan komponen biaya produksi, Pemerintah.
operasional, dan pemeliharaan secara 2) Rumah susun sederhana sewa tanpa
keseluruhan. subsidi
TINJAUAN PUSTAKA Rumah susun sederhana ini
Kategori Rumah Susun diprioritaskan bagi kelompok
Berdasarkan kelompok sasarannya masyarakat yang secara ekonomi
pembangunan rumah susun sederhana mampu, tetapi memilih untuk tinggal
dikategorikan dalam dua jenis, yaitu: dirumah sewa (karena tinggal
rumah susun sederhana untuk dimiliki sementara atau alasan lain). Intervensi
(rusunami) dan rumah susun sederhana Pemerintah dalam batas memberi

2
insentif kemudahan perijinan dan dikembangkan total biaya produksi
petunjuk teknis, karena yang harus dikeluarkan akan terdiri
pembangunannya menunjang kebijakan dari beberapa input biaya yang terbagi
Pemerintah. dalam dua tahapan yaitu tahapan
3) Rumah susun sewa bersubsidi ini perencanaan dan pembangunan dengan
secara umumdibagi menjadi 2 yaitu: rincian biaya sebagai berikut:
a) Subsidi terbatas: diprioritaskan bagi Biaya Tahap Perencanaan
kelompok masyarakat dengan Biaya pada tahap perencanaan
kemampuan ekonomi menengah ke merupakan segala jenis biaya yang
bawah yang mampu membayar berhubungan dengan lahan mulai dari
meskipun terbatas. Intervensi perijinan, pengadaan hingga jasa
Pemerintah dapat dilakukan dalam pembuatan siteplan (perencanaan
penyediaan tanah, pembiayaan, tapak). Secara lebih rinci biaya-biaya
pembangunan, maupun pengelolaannya, dalam tahapan perencanaan rumah
namun tetap diperhitungkan susun ini adalah sebagai berikut:
pengembalian dananya, agar dapat 1) Biaya Lahan (Land Cost)
bergulir untuk proyek selanjutnya. Biaya pengadaan lahan merupakan
b) Subsidi penuh: diprioritaskan bagi biaya yang diperlukan dalam
kelompok yang kemampuan memperoleh lahan sebagai tempat
ekonominya sangat terbatas, hanya dibangunnya rumah susun sederhana
mampu membayar sewa untuk menutup nantinya. Proses perolehan lahan
ongkos operasi dan pemeliharaan rutin tersebut dapat dilakukan dengan
saja. Intervensi Pemerintah dilakukan pembebasan melalui mekanisme beli,
dengan memberi subsidi pembangunan sewa, ganti rugi, dan dapat juga dengan
(tanah, bangunan, prasarana dan sarana konsolidasi lahan (Arifin, 2004). Biaya
dasar lingkungan) sepenuhnya (social atas pengadaan lahan biasa dihitung
housing). per m2.Biaya lahan yang diperoleh
Komponen Biaya pengembang dari penjual tanah dapat
Komponen Biaya Produksi mencapai 6-8% dari harga jual suatu
Dalam membangun segala jenis rumah (Hummel, 2001).
bangunan rumah susun yang akan 2) Biaya Pengukuran Lahan

3
Informasi tersebut diperlukan dalam rumah susun sederhana. Proses
proses perijinan pembangunan rumah pematangan lahan dapat dilakukan
susun. dengan jalan memotong bagian lahan
3) Biaya Investigasi Tanah yang terjal (cut) dan menutup bagian
Proses investigasi tanah diperlukan yang landai (fill) agar lahan yang akan
dalam melihat kelayakan tanah yang digunakan siap untuk digunakan untuk
akan digunakan dalam pembangunan proses pembangunan rumah susun
rumah susun sederhana. Proses ini sederhana.
dilakukan dalam analisis tapak sebelum 6) Biaya Administrasi Lahan
proses pembuatan siteplanning Proses administrasi lahan merupakan
dilakukan. bagian dari proses legalisasi segala
4) Biaya Pembuatan SitePlanning sesuatu yang berhubungan dengan
Pembuatan siteplanning (perencanaan proses pembangunan rumah susuns
tapak) merupakan proses ederhana. Dalam beberapa proyek, ijin
pengaturan/penyesuaian antara kondisi dari pemerintah daerah/pusat harus
fisik ruang dari tapak dengan program- diperoleh sebelum proses konstruksi
program yang telah direncanakan dilaksanakan dan biaya yang
sebelumnya pada tapak dengan dikeluarkan dalam proses ini berkisar
memperhatikan kaidah seni yang antara 20-25% dari biaya fisik proyek
terkait dengan prinsip-prinsip dalam pembangunan rumah (Hummel, 2001).
bidang arsitektur, sipil, Arsitektur Administrasi lahan dalam proses
Lansekap, dan perencanaan kota pembangunan rumah susun terdiri dari
(Lynch,1983). Besar biaya yang proses perijinan, pengurusan Hak Guna
dikeluarkan untuk biaya professional Bangunan, pengalihan hak milik atas
ini berkisar antara 7 dan 15% dari total lahan. Biaya-biaya perijinan yang
biaya proyek keseluruhan (Hummel, harus ditempuh dalam pembangunan
2001). rumah susun antara lain:
5) Biaya Pematangan lahan 1. Ijin Prinsip
Pematangan lahan diperlukan untuk 2. Ijin Lokasi
menyesuaikan kondisi fisik topografi 3. Ijin PerencanaanTapak (Site Plan)
tanah dengan proses pembangunan 4. Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)

4
Biaya Tahap Pembangunan menunjang pembangunan rumah susun
Biaya tahap pembangunan akan terdiri sederhana. Pembangunan PSU
dari biaya tahap pembangunan dilakukan dengan pertimbangan akan
bangunan rumah susun sederhana dan standar jumlah penduduk yang akan
pembangunan system Prasarana, menjadi calon penghuni rumah susun
Sarana, dan Utilitas (PSU). Sub nantinya.
komponen biaya secara rinciakan Komponen Biaya Pengelolaan
dijelaskan sebagai berikut: Biaya pengelolaan merupakan segala
1) Biaya Bangunan Rumah Susun jenis biaya yang harus dikeluarkan
Menurut Poerbo (1993) biaya dalam ketika proses produksi rumah susun
tahapan pembangunan dapat sederhana telah dilakukan. Komponen
dikelompokkan ke dalambiaya biaya ini terdiri dari beberapa sub
langsung dan biaya tidak langsung. komponen seperti:
a) Biaya Langsung 1) Biaya Operasional
Biaya ini pada dasarnya mengikuti Biaya operasional merupakan segala
standar yang telah dikeluarkan oleh jenis biaya yang dibutuhkan dalam
pemerintah. menjalankan fungsi pengelolaan rumah
b) Biaya Tidak Langsung susun sederhana yang umumnya akan
Biaya tidak langsung yang dimaksud terdiri dari biaya-biaya seperti biaya
disini adalah segala jenis biaya yang administrasi termasuk biaya upah
terkait dengan jasa pembuatan desain personil, biaya iuran atas pemakaian
konstruksi bangunan yang melibatkan listrik, air, telepon dari pengelola dan
pihak konsultan arsitek dengan kebersihan sampah, biaya pajak baik
memperhatikan aturan-aturan teknis terdiri atas PBB (Pajak Bumi dan
sesuai dengan pedoman yang telah Bangunan), Pajak perseroan dan PPn
ditetapkan dalam peraturan-peraturan (Pajak Pertambahan Nilai). Beban
terkait rumah susuns ederhana. biaya pajak PPn akan lebih lanjut
2) Biaya Prasarana, Sarana, dan Utilitas dijelaskan dalam tinjauan kebijakan
(PSU) Dasar Peraturan Menteri Keuangan RI
Prasarana, sarana dan utilitas dasar No.36/PMK 03/2007 tentang batasan
merupakan komponen penting dalam rusuna yang dibebaskan atas PPn.

5
2) Biaya Pemeliharaan swasta dibebankan kepada pemerintah.
Biaya pemeliharaan merupakan jenis Pendekatan Perhitungan Harga Sewa
biaya yang dikeluarkan untuk Dalam subbab ini akan dijelaskan
melakukan perawatan atas bangunan mengenai dasar perhitungan penentuan
gedung rumah susun sederhana dan harga sewa-beli (jual) dan sewa dengan
prasarana, sarana dan utilitas (PSU) mengadaptasi pendekatan studi yang
yang digunakan. Besarnya biaya dilakukan oleh Poerbo (1993) tentang
pemeliharaan ini dikeluarkan secara harga sewa minimum dan disesuaikan
periodic bulanan, tahunan maupun dengan perhitungan yang dilakukan
sewaktu-waktu (Arifin,2004). Total oleh pengembang pada umumnya
biaya operasional dan pemeliharaan berdasarkan biaya produksi dan
besarnya sekitar 5% dari harga sewa pengelolaannya.
rumah susun (Poerbo, 1993). Perhitungan harga sewa yang
3) Pajak digunakan untuk rumah susun
Sebagaimana yang telah dijelaskan sederhana sewa diperoleh dengan
sebelumnya, jenis pajak yang pendekatan perhitungan sebagai
dibebankan kedalam proses berikut:
pengelolaan rumah susun sederhana 𝐵𝑃𝑛
𝐻𝑆𝑀 =
yaitu Pajak Bumi dan Bangunan ∑𝑈𝑛𝑖𝑡

(PBB). Dimana:

4) Asuransi HSM = Harga Sewa Murni

Asuransi digunakan dalam proses BPn = Biaya Operasional

pengelolaan rumah susun dimaksudkan ∑Unit = Jumlah unit hunian

sebagai jaminan dalam resiko yang terbangun dalam rumah

keselamatan penghuni yang dapat susun

disebabkan oleh adanya kebakaran


ataupun gempa pada bangunan rumah Harga sewa yang dihasilkan dalam

susun. Pembayaran polis pada rumah formulasi diatas selanjutnya akan

susun yang dikelola pemerintah tidak dikombinasikan dengan besarnya biaya

dibebankan kepada penghuni namun tambahan yang dibebankan kepada tiap

untuk rumah susun yang dikelola oleh penghuni rumah susun (surcharge)

6
sehingga diperoleh hargasewa total perhitungan melalui biaya produksi,
sebagai berikut: operasional dan pemeliharaan tersebut.
𝐵𝑇 Pada studi ini mula-mula diidentifikasi
𝐻𝑆𝑇 = 𝐻𝑆𝑀 +
∑𝑈𝑛𝑖𝑡 besarnya biaya produksi padatahap
Dimana: perencanaan dan pada tahap konstruksi
HST = Harga Sewa Total bangunan rumah susun beserta
BT = Biaya Tambahan infrastruktur penunjangnya.
(Surcharge)
∑Unit= Jumlah unit Metode pengambilan data dalam studi
hunian yang terbangun dalam ini menggunakan survey data primer
rumah susun dan survey data sekunder. Dalam
METODE PENELITIAN mengetahui besarnya biaya produksi
Metode penelitian yang digunakan maka dibutuhkan informasi yang
dalam studi ini tergolong kedalam diperoleh dari data-data primer melalui
metode penelitian kuantitatif dengan wawancara kepada para pengembang
pendekatan analisis dari sisi supply dan atau pelaksana pembangunan rumah
demand. Dalam pendekatan analisis susun sederhana. Informasi mengenai
dari sisi supply akan dilihat besarnya besarnya biaya operasional dan
harga sewa atau sewa yang diperoleh pemeliharan diperoleh juga melalui data
melalui biaya produksi, operasional primer melalui wawancara kepada pihak
dan pemeliharaan rumah susun pengelola rumah susun sederhana.
sederhana. Adapun dari sisi demand Sedangkan data-data primer yang
akan dilihat seberapa pantaskah biaya dibutuhkan didapat melalui
sewa yang dibebankan kepada pengumpulan data dari berbagai
mahasiswa untuk dapa ttinggal tempat, dan data sekunder didapat dari
dirumah susun berdasarkan harga sewa buku-buku dan berbagai literature.
yang akan berdasarkan hasil

7
Gambar 1. Bagan Analisis Perhitungan Harga Sewa Rumah Susun Sederhana

PEMBAHASAN a. Perhitungan Biaya Iuran


Biaya operasional rusunawa Perhitungan Iuran Listrik
adalah ; Total pemakaian listrik perkamar
1. Biaya Iuran adalah 3,6 kWh/hari, total kamar yang
2. Biaya Pajak ada di Rusunawa Unlam Banjarbaru
3. Biaya Pemeliharaan adalah 71 kamar sehingga total
4. Biaya Upah Pengelola pemakaian listrik untuk seluruh kamar
5. Biaya Asuransi adalah 255,6 kWh.
6. Biaya Kekosongan

8
Jika diasumsikan Rusunawanya sendiri Jika diasumsikan pemakaian air di
memiliki barang elektronik sebagai Rusunawa perorangnya adalah 0,5 m3
berikut : perhari, maka apabila rusunawa dalam
1. 50 Lampu hemat energi 20 watt, 6 kondidi terisi penuh dengan asumsi 1
jam/hari: 6 kWh/hari orang perkamar, dapat dihitung
2. 2 Pompa air 150 watt, 3 jam/hari pemakaian air dalam satu hari adalah
0,9 kWh/hari 35,5 m3, dan perbulannya berkisar 1000
3. 2 Kulkas sedang 100 watt, 24 m3, maka perhitungannya adalah 5 x
jam/hari : 4,8 kWh/hari 2.775 = Rp. 13.875, 15 x 4.250 = Rp.
Total 11,7 kWh 63.750, 35 x 5.750 = Rp. 201.250, 945
Sehingga Total pemakaian listrik untuk x 6.500 = Rp. 6.142.500
keseluruhan Rusunawa adalah 267,3 Sehingga jumlah tagihan PDAM adalah
kWh/hari. Karena pembayaran iuran Rp. 6.421.375/bulan.
listrik adalah tiap bulan, maka Perhitungan Iuran Telepon
pemakaian listrik Rusunawa Unlam Diasumsikan Pemakaian telepon untuk
dalam 1 bulan adalah 8019 kWh. Dari satu harinya adalah 30 menit dan tariff
Lampiran III Keputusan Presiden telepon yang berlau adalah Rp.
Republik Indonesia No. 104 Tahun 50/menit. Maka Biaya telepon yang
2003, Golongan Tarif R-3/TR Biaya harus dibayar dalam 1 bulan adalah 30 x
Pemakaian Listrik adalah Rp. 621/kWh, 30 x 50 = Rp 45.000/bulan. Rata-rata
sehingga Iuran listrik yang dibayar biaya abonemen yang berlaku adalah
dalam 1 bulan adalah 8019 x 621 = Rp. Rp. 15.000. Maka Total iuran telepon
4.979.799 Jika Diasumsikan Rusunawa yang harus dibayar adalah Rp.
menggunakan batas daya sebesar 6.600 60.000/bulan.
VA = 6,6 kVa maka biaya beban yang Perhitungan Pajak Bumi Bangunan
dikenakan adalah 6,6 x 34.260 = Dasar perhitungan pajak adalah
Rp.226.116/bulan. Total Iuran Listrik Nilai Jual Kena Pajak. Nilai Jual Kena
yang dibayar adalah : Rp. 4.979.799 + Pajak adalah nilai jual yang
Rp.226.116 = Rp. 5.205.915/bulan dipergunakan sebagai dasar
Perhitungan Iuran PDAM penghitungan pajak, yaitu suatu
persentase tertentu dari nilai jual

9
sebenamya. Pajak Bumi Bangunan yang Jadi Total Biaya Upah Pengelola
dibebankan (Rp .000) PBB = Tarif Adalah Rp. 5.100.000/bulan
Pajak x NJKP = Persentase Pajak x
Perhitungan Biaya Asuransi
(Persentase NJKP x (NJOP -
Diasumsikan Jika Uang pertanggungan
NJOPTKP)) = 0.5% x (20% x
yang dibayar pertahun adalah Rp.
(379.601,66 – 12.000)) = Rp 3.676,02)
7.562.000 pertahun, maka jika terjadi
Besar PBB adalah Rp 3.676.020/tahun
kebakaran, perusahaan asuransi akan
Perhitungan Biaya Pengelolaan membayar premi sebesar 0.2 dari total
Rusunawa pembayaran uang pertanggungan.
Jika dalam satu rusunawa terdapat Perhitungan Biaya Kekosongan
rincian jumlah pengelola sebagai Dikarenakan Rusunawa Unlam
berikut: Banjarbaru tidak setiap waktu terisi
- 3 Orang sebagai administrator penuh, maka biaya kekosongan
- 4 Orang Sebagai Keuangan bangunan dimasukkan dalam
- 4 Orang Sebagai Manager Staff perhitungan biaya sewa. Bisa saja saat
Dari data yang diperoleh, upah seseorang keluar dari rusunawa terdapat
minimum pekerja diatas adalah (dalam jenjang waktu dimana tempat yang
Rp. 000/bulan) awalnya didiami oleh orang yang keluar
Tabel 1. Jenis Pekerjaan Pengelola tadi tidak langsung didiami oleh orang

Jenis Pekerjaan Upah yang lain. Oleh karena itulah, menurut


perarturan yang berlaku biaya
Administrator 500
kekosongan berkisar kurang lebih 10%,
Keuangan 450
jadi diambil saja yaiutu 10%.
Manager Staff 450
HASIL PERHITUNGAN
Dari Perhitungan diperoleh bahwa
Maka dapat dihitung total biaya
Iuran Listrik Rp. 5.205.915/bulan =
pengelola sebagi berikut
Rp. 62.470.980/tahun
3 x 500 = 1.500, 4 x 450 = 1.800, 4 x
Iuran Air Rp. 6.421.375/bulan =
450 = 1.800, Jumlah 5.100
Rp. 77.056.500/tahun
Iuran Telpon Rp. 60.000/bulan =

10
Rp. 720.000/tahun perencanaannya, dalam 1 kamar bias
Pajak Bumi dan Bangunan dihuni maksimal hingga 2 orang,
Rp 3.676.020/tahun sehingga biaya menjadi Rp.
Iuaran pemeliharaan 216.500/bulan. Ditekankan kembali
Rp. 121.454.500/tahun bahwa hasil perhitungan biaya sewa
Iuran Pengelola Rp. 5.100.000/bln = perbulan diatas hanyalah biaya untuk
Rp. 61.200.000/tahun menutupi biaya operasional dan
Biaya Asuransi Rp. 7.562.000/tahun pemeliharaan rusunawa saja.
Total Biaya Iuran adalah
Rp. 334.140.000/tahun UCAPAN TERIMA KASIH
Kemudian dapat dihitung biaya Penulis menghaturkan terimakasih
perbulannya adalah sebagai berikut kepada sdr. Riza Rahman yang telah
Rp. 334.140.000 : 12 = membantu dalam penulisan artikel ini.
Rp. 27.845.000/bulan
Karena pada Rusunawa Unlam terdapat DAFTAR PUSTAKA
71 kamar maka Biaya yang dibebankan Hummel, John. 1996. “Cost Estimates
for Land Development.” dalam Land
perkamar perbulannya adalah
Development Hand Book: Planning,
Rp. 27.845.000 : 71 = Engineering and Surveying, ed.
Dewberry dan Davis, 741-761. New
Rp. 392.183/bulan ~ Rp. 393.000/bulan
York: McGraw-Hill
Dikarenakan adanya biaya kekosongan
sebesar 10%, maka jumlah diatas Mardiasmo. 2009. Perpajakan Edisi
Revisi 2009 Yogyakarta: Penerbit Andi
dikalikan dengan 110% sehingga biaya
Peraturan Pemerintah Republik
sewa menjadi: Indonesia Nomor 25 tahun 2002
Tentang Penetapan Besarnya Nilai Jual
110% x Rp. 393.000 = Rp. 432.300 ~
Kena Pajak Untuk Penghitungan Pajak
Rp. 433.000 Bumi Dan Bangunan
KESIMPULAN
Peraturan Pemerintah Republik
Dari perhitungan yang dilakukan Indonesia Nomor 25 Tahun 2002
Tentang Penetapan Besarnya Nilai Jual
didapat Biaya-biaya yang berlaku pada
Kena Pajak Untuk Penghitungan Pajak
Rusunawa Unlam didapatkan bahwa Bumi Dan Bangunan
biaya sewa yang berlau pada rusunawa
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
adalah Rp. 433.000/bulan. Pada Nomor : 24/prt/m/2008 30 Desember

11
2008 Tentang Pedoman Pemeliharaan Susun dan Persoalan-Persoalan
Dan Perawatan Bangunan Gedung Hukumnya: Suatu Orientasi” dalam
Eko Budihardjo, Sejumlah Masalah
Poerbo, Hartono. 1993. Tekno Pemukiman Kota. Bandung: Alumni.
Ekonomi Bangunan Bertingkat
Banyak. Jakarta: Penerbit Djambatan. Uu. Nomor 16 Tahun 1985 Tentang
Rumah Susun. Peraturan Menteri
Rahardjo, Satjipto. 1998. “Rumah Keuangan RI NO.36/PMK 03

12

Anda mungkin juga menyukai