Anda di halaman 1dari 10

Klasifikasi Makhluk Hidup

Klasifikasi makhluk hidup pada mulanya dibedakan atas dua kelompok, yaitu makhluk hidup yang
bermanfaat dan tidak bermanfaat.

Selanjutnya, pengklasifikasian itu berkembang dengan cara lain seperti berdasarkan tempat hidupnya,
misalnya hewan darat dan hewan air, tumbuhan darat dan tumbuhan air, berdasarkan ukuran besar
kecilnya, misalnya tumbuhan rumput-rumputan, tumbuhan pepohonan, tumbuhan perdu dan
berdasarkan kegunaannya, misalnya tumbuhan pangan, tumbuhan obat-obatan, dan lain-lain.

1. Tujuan dan Manfaat Klasifikasi Makhluk Hidup

Sampai saat ini, jumlah makhluk hidup semakin banyak dan beraneka ragam, baik dalam hal ukuran,
bentuk, struktur tubuh, maupun cara hidupnya. Karena begitu kompleksnya, tak mungkin klasifikasi
mahluk hidup tersebut hanya menggunakan cara-cara sederhana seperti telah dijelaskan di depan.
Sistem klasifikasi makhluk hidup terus berkembang seperti perkembangan ilmu-ilmu lain.

Oleh karena itu, sistem klasifikasi makhluk hidup dipelajari tersendiri dalam cabang ilmu biologi, yaitu
taksonomi yang khusus membahas sistem pengelompokan makhluk hidup. Seperti kita ketahui bersama
bahwa klasifikasi merupakan suatu cara pengelompokan makhluk hidup yang didasarkan pada ciri-ciri
tertentu. Sebenarnya,

Tujuan dari klasifikasi makhluk hidup adalah:

a. mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki;

b. mendeskripsikan ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk hidup
dari jenis yang lain;

c. mengetahui hubungan kekerabatan antarmakhluk hidup;

d. memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya.

Berdasarkan tujuan tersebut, sistem klasifikasi makhluk hidup memiliki manfaat seperti berikut.

a. Memudahkan kita dalam mempelajari makhluk hidup yang sangat beraneka ragam. Jika ingin
mengamati jantung dari anggota Aves, apakah Anda akan membuka seluruh jantung semua jenis
burung/Aves? Tentu tidak mungkin. Bayangkan, betapa repotnya bila kita harus melakukan hal itu.
Untuk itu, Anda cukup hanya mengamati jantung dari salah satu anggota Aves, misalnya burung dara.

b. Mengetahui hubungan kekerabatan antara makhluk hidup satu dengan yang lain. Apabila Anda
mengamati hewan kelelawar, elang, dan marmot, apakah kelelawar termasuk golongan Mamalia sama
seperti marmot? Jika kita amati dengan saksama, maka kelelawar memiliki kesamaan dengan marmot,
yaitu termasuk hewan menyusui (Mamalia), kesamaan lainnya adalah bereproduksi dengan beranak.
Walaupun kelelawar dan elang memiliki sayap untuk bisa terbang di udara, tetapi elang mempunyai
perbedaan, yaitu tidak menyusui, melainkan bertelur, sehingga elang termasuk kelompok Aves
(burung).

2. Perkembangan Klasifikasi Makhluk Hidup

1. Sistem Dua Kingdom


Sistem dua kingdom pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles
(Yunani). Dalam sistem ini makhluk hidup dibagi menjadi kingdom Plantae dan Animalia.
a. Kingdom Plantae (kerajaan tumbuhan), meliputi berbagai makhluk hidup yang mempunyai
ciri berdinding sel dan berklorofil.
Yang termasuk ke dalam kingdom ini adalah bakteri, jamur, ganggang, paku, dan tumbuhan
berbiji.
b. Kingdom Animalia (kerajaan hewan), meliputi berbagai makhluk hidup yang memiliki ciri
tidak berdinding sel dan idak memiliki klorofil. Yang termasuk ke dalam kingdom ini adalah
Protozoa, Porifera, Coelenterata, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, dan Chordata.
2. Sistem Tiga Kingdom
Klasifikasi tiga kingdom membagi makhluk hidup menjadi Kingdom Monera, Plantae, dan
Animalia.
a. Kingdom Monera, yaitu kelompok makhluk hidup yang memiliki ciri tersusun dari satu atau
banyak sel dan belum memiliki membran inti. Yang termasuk ke dalam kingdom ini adalah
bakteri dan ganggang hijau-biru.
b. Kingdom Plantae, adalah kelompok tumbuhan yang meliputib jamur, lumut, paku, dan
tumbuhan biji.
c. Kingdom Animalia, adalah kelompok hewan yang terdiri dari Protozoa, Porifera, Coelenterata,
Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, dan Chordata. Namun demikian ada juga yang
mengembangkan klasifikasi tiga kingdom yang berbeda. Misalnya Haeckel pada tahun 1866
mengusulkan makhluk hidup dikelompokkan menjadi tiga kingdom yaitu Protista, Plantae, dan
Animalia. Kingdom Protista adalah kelompok makhluk hidup yang tersusun atas satu atau
banyak sel, memiliki membran inti, dan memiliki organel. Yang termasuk ke dalam kingdom ini
adalah Protozoa, ganggang, dan jamur. Sehingga Kingdom Plantae hanya terdiri dari lumut dan
tumbuhan berpembuluh.
3. Sistem Empat Kingdom
Sistem empat kingdom terdiri dari Kingdom Monera, Fungi, Plantae, dan Animalia. Kingdom
Monera terdiri dari bakteri dan ganggang hijau-biru. Kingdom Fungi dipisahkan dari Plantae
karena tidak mempunyai klorofil walaupun sama-sama mempunyai dinding sel. Sedangkan
Kingdom Animalia meliputi berbagai hewan seperti dalam sistem tiga kingdom.
4. Sistem Lima Kingdom
Pencetus klasifikasi sistem lima kingdom adalah Robert H. Whittaker, seorang ahli biologi
Amerika Serikat pada tahun 1969. Dalam klasifikasi ini Whittaker mengelompokkan makhluk
hidup dalam Kingdom Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. Kingdom baru yang
ditambahkan, yaitu Protista meliputi berbagai jenis makhluk hidup uniseluler maupun
multiseluler yang menyerupai jamur, tumbuhan, dan hewan namun tidak dapat dikelompokkan
ke dalam Kingdom Fungi,Plantae, dan Animalia.
5. Sistem Enam Kingdom
Pada tahun 1990, Carl Woese, seorang ahli biologi molekuler Amerika Serikat, mengembangkan
sistem klasifikasi enam kingdom. Dalam klasifikasi ini, beliau membagi Kingdom Monera
menjadi dua kelompok. Bakteri yang mempunyai sifat khusus dikelompokkan dalam Kingdom
Archaebacteria, misalnya bakteri yang mampu hidup di
perairan bersuhu tinggi atau di Lingkungan dengan kadar garam tinggi. Sedangkan bakteri yang
lain dan ganggang hijau-biru (Cyanophyta) dikelompokkan dalam Kingdom Eubacteria. Jadi,
dalam system klasifikasi enam kingdom, makhluk hidup dikelompokkan menjadi
Archaebacteria, Eubacteria, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.
3. Tingkatan Takson dalam Klasifikasi

Tingkatan takson adalah tingkatan unit atau kelompok makhluk hidup yang disusun mulai dari tingkat
tertinggi hingga tingkat terendah. Urutan tingkatan takson mulai dari tingkat tertinggi ke tingkat
terendah, yaitu kingdom (kerajaan) atau regnum (dunia), phylum (filum) atau divisio (divisi), classis
(kelas), ordo (bangsa), familia (famili/suku), genus (marga), species (spesies/jenis), dan varietas (ras).

Makin tinggi tingkatan takson, maka akan makin banyak anggota takson, namu makin banyak pula
perbedaan ciri antar anggota takson. Sebaliknya, makin rendah tingkatan takson, maka makin sedikit
anggota takson, dan makin banyak pula persamaan ciri antar anggota takson.

Kingdom (kerajaan) atau regnum (dunia)

Kingdom merupakan tingkatan takson tertinggi dengan jumlah anggota takson terbesar. Organisme di
bumi dikelompokan menjadi beberapa kingdom, antara lain kingdom animalia (hewan), kingdom
plantae (tumbuhan), kingdom fungi (jamur), kingdom monera (organisme uniseluler tanpa nukleus),
dan kingdom protista (eukariotik yang memiliki jaringan sederhana). Dari tahun 1970-an sampai abad
ke-20, sebagian besar buku pelajaran ilmiah menggunakan sistem klasifikasi dengan lima kerajaan-
prokariota, protista, jamur, tumbuhan, dan hewan.

Tetapi para ilmuwan kemudian menyadari bahwa kerajaan prokariot terdiri dari dua macam mikroba.
Hal ini menyebabkan pemisahan prokariota menjadi dua kerajaan: Archaea dan Bakteri. Kerajaan
Protista berisi kelompok campuran hewan sebagian besar sederhana, bersel satu. Organisme ini
termasuk ganggang, jamur air, dan amuba. Banyak ilmuwan telah mengusulkan membagi protista
menjadi dua atau lebih kerajaan yang terpisah. Kerajaan tanaman, Plantae, mengandung lumut, pakis,
konifer, dan tanaman berbunga. Kingdom Fungi mencakup jamur, jamur roti, ragi, dan lumut. Banyak
ilmuwan juga memasukan ganggang hijau di kerajaan ini. Kerajaan hewan, Animalia, termasuk mamalia,
ikan, serangga, dan cacing.

Phylum (filum) atau divisio (divisi)

Phylum digunakan untuk takson hewan, sedangkan divisi digunakan untuk takson tumbuhan. Kingdom
animalia dibagi menjadi beberapa phylum, antara lain filum chordata (memiliki notokorda saat embrio),
filum echidermata (hewan berkulit duri), dan filum platyhelminthes (cacing pipih). Nama divisi pada
tumbuhan menggunakan akhiran-phyta. Contoh, kingom plantae dibagi menjadi tiga divisi, antara lain
bryophyta (tumbuhan lumut), pteridophyta. Ini adalah takson tertinggi ketiga. Untuk hewan, bakteri,
dan kerajaan archaea, pakar taksonomi umumnya menggunakan istilah filum. Untuk jamur, tanaman,
dan protista, para ilmuwan sering menggunakan istilah divisi, tetapi mereka kadang-kadang menerima
filum. Manusia dan semua hewan lainnya dengan tulang punggung milik filum Chordata.

Classis (kelas)

Anggota takson pada setiap filum atau divisi dikelompokan lagi berdasarkan persamaan ciri-ciri
tertentu. Nama kelas tumbuhan menggunakan akhira yang berbeda-beda, antara lain : -edoneae (untuk
tumbuhan berbiji tertutup), -opsida (untuk lumut), -phycae (untuk alga), dan lain-lain. Contohnya, divisi
Angiospermae dibagi menjadi dua kelas, yaitu kelas Monocotyledoneae dan kelas Dicotyledoneae; divisi
bryophyta diklasifikasikan menjadi 3 kelas, yaitu hepaticopsida (lumt daun); dan filum chrysophyta
(ganggang keemasan) dikelompokan menjadi 3 kelas, yaitu Xantophyceae, Chrysophyceae, dan
Bacillariophyceae.

Ordo (Bangsa)

Angggota takson pada setiap kelas dikelompokan lagi menjadi beberapa ordo berdasarkan persamaan
ciri-ciri yang lebih khusus. Nama ordo pada takson tumbuhan biasanya menggunakan akhiran –
ales.Sebagai contoh, kelas Dicotyleneae dibagi menjadi beberapa ordo, antara lain ordo Solanales,
Cucurbitales, Malvales, Rosales, Asterales, dan Poales.
Familia (Familia/Suku)

Anggota takson setiap ordo di kelompokan lagi menjadi beberapa famili berdasarkan persamaan ciri-ciri
tertentu. Familia berasal dari bahasa latin Familia. Nama famili pada tumbuhan biasanya menggunakan
akhiran –aceae, misalnya famili Solanaceae, Cucurbetaceae, Malvaceae, Rosaceae, Asteraceae, dan
Poaceae. Namun, ada pula yang tidak menggunakan akhiran kata-aceae, misalnya Compositae (nama
lain Astraceae) dan Graminae (nama lain Poaceae). Sementara nama famili pada hewan menggunakan
akhiran kata –ideae, misalnya Homonidae (manusia), Felidae (kucing), dan Canidae (anjing).

Genus (Marga)

Anggota takson setiap famili dikelompokan lagi menjadi beberapa genus berdasarkan persamaan ciri-
ciri tertentu yang lebih khusus. Khaidah penulisan nama genus, yaitu huruf besar pada kata pertama
dan dicetak miring atau digarisbawahi. Sebagai contoh, famili Poaceae tediri atas
genus Zea (jagung), Saccarum (tebu), Triricum (gandum), dan Oryza(padi-padian)

Species (Speciea janin)

Species merupakan tingkatan takson palig dasar atau terendah. Anggota takson memiliki paling banyak
persamaan ciri dan terdiri atas organisme yang bila melakukan perkawinan secara ilmiah dapat
menghasilkan keturunan yang fertil (subur). Nama species tediri dari atas dua kata; kata pertama
menunjukan nama sfesifiknya, Sebagai contoh, pada genusRosa terdapat spesies Rosa multiflora, Rosa
canina, Rosa alba, Rosa rugosa, dan Rosa dumalis.

Tingkatan Takson dalam Klasifikasi

Seperti contoh yang disebutkan diatas, spesies diidentifikasi oleh genus dan nama spesies. Sistem
klasifikasi ini disebut sistem binomial (dua nama). Kedua kata-kata yang dicetak miring (jika tulisan
tangan atau diketik, keduanya digarisbawahi). Huruf awal dari nama genus dikapitalisasi, tetapi spesies
tidak. Sebuah subspesies diidentifikasi dengan tiga nama, dengan nama subspesies berikut nama-nama
genus dan spesies.

Lebih dari 1,700,000 spesies organisme telah diidentifikasi, dan ribuan yang baru diidentifikasi dan
diklasifikasikan setiap tahun. Teknik-teknik baru yang terus dikembangkan yang membuat identifikasi
dan klasifikasi organisme yang lebih akurat. Untuk alasan ini, organisme sering harus direklasifikasi, dan
jajaran dan nama taksa kadang-kadang harus direvisi.

Komisi ilmuwan internasional menetapkan aturan, atau kode, untuk mengadopsi nama ilmiah. Set kode
yang berbeda ada untuk botani, zoologi, dan mikrobiologi. Ketiga kelompok bekerja untuk
menggabungkan kode mereka ke dalam satu set standar aturan yang mencakup semua kehidupan.
Varietas atau Ras

Pada organisme –organisme satu spesies terkadang masih ditemukan perbedaan ciri yang sangat jelas,
sangt khusus atau bervariasi sehingga disebut varietas (kultifar) atau ras.
Istilah varietas dan kultifar digunakan dalam spesies tumbuhan, sedangkan istilah rasdigunakan dalam
spesies hewan. Varietas dapat diartikan secara botani dan secara agronomi.

Varietas secara botani adalah populasi tanaman dalam satu spesies yang menunjukan perbedaan ciri
yang jelas. Penanamannya diatur oleh ICBN ( Intenational Code of Botanical Nomenclature). Penulisan
varietas dicetak miring atau digarisbawahi. Contohnya; Oryza sativa var indica (Padi) dan Zea mays L,
var tunicata (jagung).

Sementara itu varietas secara agronomi adalah sekelompok tanaman yang memiliki satu atau lebih ciri
khas yang dapat dibedakan secara jelas dan ciri tersebut dapat dibedakan dipertahankan bika
dikembangkan secara vegeatif (aseksua) maupun secara generati (generatif). Varietas dalam agoronomi
disebut juga kultifar. (Kultifar terdir atas populasi tanaman budidaya terseleksi, galur murni, hasil
kloning, dan hasil hibrida. Istilah kultifar diajukan oleh L.H. Bailey pada tahun 1923. Cara penanaman
kutifar diatur oleh ICNCP (International code of Nomenclature for Cultivated Palnts).Cara penulisan
kultifar adalah dengan memberi tanda petik dan tidak dicetak miring, Contoh: Oryza sativa ‘Cisadane’
(padi); kultifar pada spesies Rosa alba, antara lain Rosa alba ‘Mormors rose’ Rosa alba‘Blush hip’, Rosa
alba ‘Suaveolens’, Rosa alba ‘Celestial’, Rosa alba ‘Amelie’, dan Rosa alba ‘Chloris’.

Diantara tingkatan takson tersebut terkadang terdapat tingkatan antara. Tingkatan dibawah suatu
takson menggunakan naama subtakson. Contohnya dibawah ini famili ada subflum, di bawah ordo ada
subordo , dibawah famili ada subfamili, dan seterusnya, Nama subfamili pada hewan menggunakan
akhiran –inae, misalnya Caninae, Felinae, dan Boainae. Sebaliknya, diatas tingkatan takson tedapat
supertakson. Contohnya diatas kelas ada superkelas, di atas ordo ada superordo, di atas famili ada
tingkatan superfamili, dan seterusnya.

Tabel 1.1 menunjukan contoh tingkatan takson pada hewan, sedangkan Tabel 1.2 menunjukan contoh
tingkatan takson pada tumbuhan.

Tabel 1.1 Tingkatan takson pada beberapa hewan.

Nama Organisme
Tingkatan takson
Manusia Harimau Kucing

Kingdom Animalia Animalia Animalia

Filum Chordata Chordata Chordata

Subfilum Vertebrata Vertebrata Vertebrata

Kelas Mammalia Mammalia Mammalia

Ordo Primata Carnivora Carnivora

Famili Homonidae Felidae Felidae

Genus Homo Panthera Felis

Spesies Homosapiens Panthera tigris Felis catus


Tabel 1.2 Tingkatan takson pada beberapa tumbuhan.

Nama Organisme
Tingkatan
Takson
Jagung Tomat Mawar

Kingdom Plantae Plantae Plantae

Magnoliophyta Magnoliophyta Magnoliophyta


Divisi
(Angiospermae) (Angiospermae) (Angiospermae)

Liliopsida Magnoliopsida Magnoliopsida


Kelas
(Monocotyledoneae) (Dicotyledoneae) (Dicotyledoneae)

Ordo Poales Solanales Rosales

Famili Poaceae Solanaceae Rosaceae

Genus Zea Solanum Rosa

Solanum
Spesies Zea mays Rosa multiflora
lycopersicum

4. Sistem Tata Nama Makhluk Hidup

Setiap jenis makhluk hidup memiliki nama ilmiah (scientific name). Kadang kala juga disebut dengan
istilah nama latin. Penyebutan nama latin ini sebenarnya kurang tepat, karena sebagian besar nama
yang diberikan bukan dalam bahasa latin yang asli, melainkan nama yang diberikan oleh orang yang
pertama kali mendeskripsikannya, baru kemudian dilatinkan. Orang yang mendeskripsikan suatu
spesies disebut deskriptor. Nama spesies yang diberikan oleh para ahli pada mulanya merupakan
deskripsi lengkap suatu organisme, misalnya physalis amno ramosissme ramis angulosis glabris ffliis
dentoserrati yang berarti tanaman yang memilki batang bersudut dan daun berbulu dengan tepian ang
bergigi. Namun, pada perkembangannya, nama yang cukup panjang dianggap itu kurang praktis dan
sulit untuk diingat atau dihapal sehingga diubah menjadi nama genus dan spesie yang ringkas dan jelas
hingga lebih mudah diingat, contohnya physalis angulata (ceplukan).

Pemberian nama ilmiah pada setiap makhluk hidup tujuannya adalah agar spesies mudah dikenali dan
menghindari kesalahpahaman, karena biasanya nama spesies akan disebut berbeda di daerah yang
berbeda. Misalnya di Jawa Tengah (bahasa jawa) pisang disebut gedang, sedangkan di Jawa Barat
(bahasa sunda), gedang artinya pepaya. Pisang di Jawa Barat disebut cau, sedangkan dalam bahasa
inggris pisang disebut banana, Nama ilmiah dari pepaya yaitu Carica papaya, dan nama ilmiah pisang,
adalah Musa paradisiaca.

Carolus Linnaeus, pada tahun 1735 memperkenalkan sistem pemberian nama ilmiah untuk setiap jenis
spesies dengan mengguanakan sistem tata nama ganda, yang disebut binominal nomenklatur.
Pemberian nama spesies menggunakan dua kata yang merupakan deskripsi atau gambaran dari
organisme tersebut. Sistem tata nama binominal nomenklatur mengikuti beberapa kaidah, yaitu
sebagai berikut.

a. Setiap organisme mempunyai nama ilmiah tertentu.

b. Untuk nama ilmiah digunakan bahasa latin atau yang dilatinkan.


c. Tidak ada dua organisme atau lebih yang mempunyai nama spesies yang sama atau hampir sama.

d. Nama genus harus terdiri dari satu kata dan penulisannya selalu dimulai dengan hurup besar

e. Nama spesies terdiri dari dua kata. Kata pertama merupakan nama genus dan kata kedua merupakan
petunjuk spesies. Contoh nama ilmiah padi:

Oryza sativa

1 2

1 = nama genus

2 = nama petunjuk spesies

1 + 2 = nama spesies

f. Penulisan nama spesies harus ditulis menggunakan huruf miring atau digaris bawahi. Garis bawah
kata pertama dan kedua harus terpisah. Selain itu juga dapat dicetak tebal. Contoh nama ilmiah padi:

Oryza sativa (cetak miring)

Oryza sativa (cetak tebal)

Oryza sativa (digaris bawah)

g. Nama penemu boleh dicantumkan dibelakang nama spesies, seperti: Oryza sativa L., Rosa
hybrida Hort, dsb. L dan Hort merupakan singkatan nama atau nama penemunya.

h. Untuk pemberian nama suku (famili) terdiri dari satu kata majemuk dibentuk dari salah satu nama
genus yang dibawahinya ditambah akhiran –ceae untuk tumbuhan dan akhiran –idea untuk hewan.
Seperti:

Solanum + aceae = Solanaceae

Felis + idae = Felidae

i. Jika tidak diketahui penunjukkan jenis (spesies) maka nama spesiesnya adalah setelah genus ditulis sp.
dengan huruf kecil dan tidak dicetak miring, digaris bawah atau dicetak tebal.

5. Identifikasi Makhluk Hidup (kunci dikotomi dan Kunci Determinasi)

Apabila Kita menemukan suatu makhluk hidup yang belum diketahui golongannya, termasuk tumbuhan
ataukah hewan, bagaimana cara Kita mengetahui jenis makhluk hidup tersebut?

Langkah awal yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi terlebih dahulu, yaitu mengenal makhluk
hidup tersebut. Untuk mengidentifikasi makhluk hidup yang baru kita kenal dibutuhkan suatu alat
pembanding yang dapat berupa gambar, spesimen (awetan tumbuhan atau hewan), atau tumbuhan
dan hewan yang sudah diketahui namanya yang disebut kunci identifikasi/kunci determinasi.

Suatu jenis kunci identifikasi yang paling sederhana dinamakan kunci dikotomi (bentuknya menggarpu),
kunci ini cocok untuk mengidentifikasi suatu makhluk hidup termasuk dalam kelompok mana. Lihatlah
contoh diagram pada Gambar dibawah.
Pada umumnya suatu species diidentifikasi dengan menggunakan kunci determinasi. Kunci ini terdiri
atas serangkaian petunjuk yang merupakan ciri-ciri morfologi suatu makhluk hidup, dengan ciri setiap
petunjuk terdiri atas dua pernyataan yang berlawanan dan pernyataan-pernyataan ini membawa kita
pada petunjuk selanjutnya. Jika salah satu ada yang cocok, maka pernyataan yang lain gugur, demikian
seterusnya sampai akhirnya nama jenisnya diketahui.

Agar lebih jelas, pelajarilah contoh determinasi sederhana berikut ini;

I. Kunci Determinasi Tumbuhan

1 a. Tidak mempunyai akar, batang, dan daun 3

b. Mempunyai akar, batang dan daun 2

2 a. Akar tunggal 4

b. Akar serabut 4

3 a. Ukuran tubuh mikroskopis 6

b. Ukuran tubuh makroskospis 6

4 a. Bentuk daun menyerupai pita 7

b. Bentuk daun tidak menyerupai pita 5

5 a. Bentuk daun menyerupai jantung atau ginjal 7

b. Bentuk daun tidak menyerupai jantung atau ginjal 8

6 a. Warna hijau, biru kehijauan, abu-abu hijau Alga

b. Warna putih, cokelat, abu-abu kuning Jamur

7 a. Tulang daun sejajar 8

b. Tulang daun menyirip atau menjari 8

8 a. Berbunga 9
b. Tidak berbunga 10

9 a. Daun berpelepah Rumput-


rumputan

b. Daun tidak berpelepah 11

10 a. Daun kecil dan kaku Gymnospermae

b. Daun tidak kecil dan kaku 13

11 a. Bagian bunga berkelipatan 4 dan 5 12

b. Bagian bunga kelipatan 3 12

12 a. Benang sari berkumpul pada satu tangkai bersama Malvaceae

b. Benang sari tidak berkumpul pada satu tangkai bersama 14

Dan Seterusnya...

II. Kunci Determinasi Hewan

1 a. Homoiotermis 2

b. Poikilotermis 8

2 a. Hidup di darat 3

b. Hidup di air 5

3 a. Memiliki rambut atau bulu 4

b. Memiliki zat tanduk 8

4 a. Ada kelenjar susu Mamalia

b. Tidak ada kelenjar susu Aves

5 a. Alat gerak sirip 6

b. Alat gerak bukan sirip 7

6 a. Bernapas dengan paru-paru 9

b. Bernapas dengan insang Pisces

7 a. Jantung 3 ruang Amphibia

b. Jantung 4 ruang Reptil

Setelah mempelajari uraian di atas, Kita bisa mengetahui bahwa ternyata keanekaragaman berbagai
jenis makhluk hidup yang ada di dunia ini sangat banyak. Kita tidak akan mampu menghitung atau
mengetahui semua jenisnya, akan tetapi kita dapat mempelajari melalui pendekatan klasifikasi dan tata
nama.

Anda mungkin juga menyukai