Anda di halaman 1dari 16

BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Keanekaragaman Makhluk Hidup

Keanekaragaman adalah tata majemuk yang mengacu pada jumlah spesies.


Keanekaragaman dapat dikarenakan oleh adanya proses evolusi atau adaptasi. Adaptasi
merupakan proses penyesuain diri makhluk hidup terhadap lingkungannya untuk dapat
bertahan hidup. Ada beberapa factor yang menyebabkan timbulnya keanekaragaman
makhluk hidup :

 Mutasi : peristiwa perubahan yang disebabkan oleh factor internal seperti,


lingkungan, radiasi, dan suhu.
 Rekombinasi : merupakan proses atau peristiwa yang berakibat terbentuknya
kombinasi gen baru pada kromosom. Individu baru dari reproduksi seksual akan
memiliki factor keturunan dari kedua induknya.

Keanekaragaman makhluk hidup terbagi atas :

A. Keanekaragaman Individu

Kata Individu berasal dari bahasa Latin : in = tidak + dividuus = dapat dibagi. Di bumi
ini tidak ada dua individu makhluk hidup apa pun yang benar-benar sama. Setiap individu
makhluk hidup memiiki ciri-ciri antara individu makhluk tersebut. Ciri-ciri khusus yang
dimiliki makhluk hidup itu merupakan “faktor pembeda” antara individu-individu makhluk
hidup lain. Keanekaragaman individu ini mencakup ;
 Keanekaraman tingkat gen : merupakan tingkat keanekaragaman paling rendah. Gen
adalah materi hereditas di dalam kromosom yang mengendalikan sifat makhluk hidup.
Gen terdapat di setiap inti sel makhluk hidup. Gen pada makhluk hidup memiliki
perangkat dasar yang sama, tetapi memiliki susunan yang berbeda. Hal ini menyebabkan
setiap makhluk hidup memiliki fenotipe maupun genotipe yang berbeda.
Keanekaragaman gen juga dapat dikemukakan melaui hibridisasi atau perkawinan silang
antara species satu dengan species yang berbeda sifat atau melaui proses domestikasi.
Contoh : perbedaan warna pada bunga, variasi kelapa (kelapa kopyor, kelapa
gading, kelapa hijau), variasi mangga (mangga golek, mangga arum manis, mangga
kuini).
 Keanekaragaman tingkat jenis : Adanya perbedaan yang bisa ditemukan pada
kelompok atau komunitas pada berbagai spesies yang hidup disuatu habitat tertentu.
Umumnya tingkat spesies dianggap sebagai yang paling alami untuk melihat keragaman
seluruh organisme. Selain itu spesies juga merupakan focus utama dari mekanisme
evolusi, dan asal muasal. Kepunahan spesies adalah agen utama dalam mengatur
keanekaragaman hayati yang ada. Keanekaragaman hayati tingkat jenis menunjukkan
keanekaragaman atau variasi yang terdapat pada berbagai jenis atau spesies makhluk
hidup dalam genus yang sama atau familia yang sama. Pada berbagai spesies tersebut
terdapat perbedaan-perbedaan sifat.

Contoh : Famili Fellidae : kucing, harimau, singa. Famili Palmae : kelapa, aren,
palem, siwalan, lontar. Famili Papilionaceae : kacang tanah, kacang buncis, kacang
panjang, kacang kapri. Familia graminae : rumput teki, padi, jagung. Genus
Ipomoea : ketela rambat (Ipomoea batatas) dan kangkungan (Ipomoea crassicaulis).
Genus Ficus : pohon beringin (Ficus benjamina) dan pohon Preh (Ficus ribes).
B. Keanekaragaman Populasi
Kata Populasi berasal dari bahasa Latin : populus = rakyat, penduduk .Populasi itu suatu
kelompok individu sejenis atau se-spesies. Di dunia ini terdapat banyak sekali populasi
makhluk hidup yang bervariasi (beranekaragam) jenis atau spesiesnya. Apabila berbicara
tentang populasi makhluk hidup, kita harus menyebutkan nama jenis individu makhluk
hidup yang merupakan anggota populasi itu, dan kita membatasi mengenai waktu dan
tempatnya. Populasi makhluk hidup selalu menyangkut tentang nama jenis individu, waktu
dan tempat(ekosistem).

Dalam keanekaragaman makhluk hidup terdapat kurva bentuk bel (Genta) atau disebut
Kurva Normal, adalah suatu kurva yang menggambarkan (menunjukkan) wilayah distribusi
frekuensi variasi (keanekaragaman) dalam suatu populasi. Melihat bentuknya yang demikian
itu, maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa nilai variabel di ujung-ujung kurva
distribusi,memperoleh frekuensi yang paling rendah (sedikit). Sedang nilai variabel yang
ditengah-tengah kurva distribusi, memperoleh frekuensi yang tinggi (banyak).
1.2 Klasifikasi Makluk Hidup

Klasifikasi merupakan suatu cara memilah dan mengelompokkan makhluk hidup menjadi
golongan atau unit tertentu. Urutan klasifikasi yang sekarang digunakan dari tingkat tertinggi
ke rendah adalah Domain (Daerah), Kingdom (Kerjaan), Phylum/ Divisio, Class (Kelas),
Ordo (Bangsa), Family (Suku), Genus (Marga), Species (Jenis).

A. Tujuan dan Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup

Tujuan klasifikasi makhluk hidup adalah untuk mempermudah mengenali,


membandingkan, dan mempelajari makhluk hidup. Membandingkan berarti mencari
persamaan dan perbedaan sifat atau ciri pada makhluk hidup. Klasifikasi didasarkan pada :

1. Berdasarkan persamaan yang dimiliki.

2. Berdasarkan perbedaan yang dimiliki.

3. Berdasarkan ciri morfologi dan anatomi.

4. Berdasarkan ciri biokimia.

5. Berdasarkan manfaat
B. Sejarah Klasifikasi Makhluk Hidup.

 Sistem Kalsifikasi 2 Kingdom

Sistem ini mengklasifikasikan makhluk hidup atas 2, yiatu tumbuhan dan hewan, yang
merupakan klasifikasi paling kuno. Aristosteles (384 SM - 322 SM), mengelompokkan
hewan dalam bukunya “Sejarah Hewan”, dan muridnya Theophrastus (sekitar 371 SM – 287
SM) secara bersamaan menulis tentang klasifikasi tumbuhan.

Carrolus Linneaus (1707-1778), meletakkan dasar nomenclature biologi modern, yang


sekarang distandarisasi dalam Nomenclature Codes. Dia mengklasifikasi makhluk hidup
menjadi dua kingdom: Regnum Animale ('kingdom hewan') untuk hewan dan Regnum
Vegetabile ('kingdom tumbuhan') untuk tumbuhan. (Linnaeus juga memasukkan
includedmineral, menjadikannya kingdom ketiga, Regnum Lapideum.) Linnaeus membagi
setiap kingdom menjadi beberapa kelompok yang bernama phyla untuk hewan
dan divisi untuk tumbuhan.

Regnum Vegetabile (Tumbuhan)

Makhluk Hidup

Regnum Animalia (Hewan)


 Sistem Klasifikasi 3 Kingdom

Pada tahun 1674, Antonie van Leeuwenhoek, yaitu "bapak mikroskopi", mengirim copy
dari pengamatan perdananya tentang organisme mikroskopik bersel tunggal kepada Royal
Society, di London. Hingga saat ini, keberadaan organisme mikroskopik tersebut tidak
diketahui. Pada awalnya organisme-organisme ini diklasifikasikan menjadi hewan dan
tumbuhan. Lalu, di pertengahan tahun 1800-an dikotomi kingdom tumbuhan dan hewan
semakin buram batasannya dan ketinggalan zaman. Pada tahun 1866, setelah proposal yang
diajukan Richard Owen dan John Hogg, Ernst Haeckel mengajukan kingdom ketiga. Haeckel
merevisi kandungan kingdom ini berkali-kali sebelum akhirnya memutuskan dasar
klasifikasinya, yaitu apakah bersel tunggal (Protista) atau bersel banyak (hewan dan
tumbuhan).

Kingdom Protista (bersel tunggal)

Makhluk Hidup Kingdom Plantae (Tumbuhan)

Kingdom Animalia (Hewan)

 Sistem Klasifikasi 4 Kingdom

Perkembangan dunia mikroskopi dan khususnya mikroskop elektron, membuat para


ilmuwan mengenali perbedaan penting antara prokaryote (organisme bersel satu yang tidak
punya inti sel) dan eukaryote (organisme bersel satu ataupun bersel banyak yang punya inti
sel). Pada tahun 1938, Herbert F. Copeland mengusulkan klasifikasi empat kingdom, yang
memindah dua prokaryote, bacteria dan "algae biru-hijau", ke dalam Kingdom Monera.

Kingdom Monera (Prokaryote)

Kingdom Protista (Eukaryote)


Makhluk Hidup
Kingdom Plantae

Kingdom Animalia

Lalu perlahan-lahan semakin nampak pentingnya membedakan prokaryote dan eukaryote,


sehingga Stanier dan van Niel memopulerkan proposal dari Édouard Chatton pada tahun
1960-an untuk mengenalinya ke dalam klasifikasi formal. Sehingga dibuatlah tingkat di atas
kingdom, yaitu superkingdom atau empire.

Kingdom Monera

Empire Prokaryote
Kingdom Protista
Makhluk hidup
Empire Eukaryote Kingdom Plantae

Kingdom Animalia

 Sistem Klasifikasi 5 Kingdom

Perbedaan antara fungi dan organisme lain tumbuhan semakin mencolok. Di satu sisi
Haeckel pernah memindah fungi ke dalam Protista. Robert Whittaker menambahkan
fungi sebagai kingdom tambahan. Sistem lima kingdom diusulkan pada tahun 1969, dan
modifikasinya masih digunakan di sebagian kecil publikasi saat ini.

Perbedaannya adalah di nutrisi; Plantae autotrof bersel banyak, Animalia heterotrof


bersel banyak, dan Fungi adalah saprotrof bersel banyak. Dua kingdom sisanya, Protista dan
Monera, meliputi koloni bersel sederhana dan bersel satu. Sistem lima kingdom dapat
dikombinasikan dengan sistem dua empire.
Kingdom Monera

Empire Prokaryote Kingdom Protista


Makhluk Hidup
Kingdom Fungi
Empire Eukaryote

Kingdom Plantae

Kingdom Animalia

 Sistem Klasifikasi 6 Kingdom

Pada tahun 2004, seorang ilmuwan, Thomas Cavalier-Smith mengklasifikasikan


makhluk hidup menjadi 6 Kingdom, namun dengan memisahkan Eukaryota dari Protista yang
bersifat autotrof menjadi Kingdom baru, yaitu Chromista. Walaupun sekarang Indonesia
sedang berusaha mengadaptasikan klasifikasi Domain, namun klasifikasi menurut ketentuan
terakhir (yang terbaru) adalah klasifikasi Cavalier-Smith ini.

Makhluk Hidup

Prokaryote Eukaryote

Kingdom Bacteria Kingdom Protozoa


Kingom Chromista
Archaebacteria Eubacteria Kingdom Fungi
Kingdom Plantae
Kingdom Animalia

Kingdom Eubacteria

Para makhluk hidup di Kingdom Eubacteria berupa makhluk hidup sel


tunggal (uniseluler). Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Eubacteria memiliki
sel prokariotik (sel sederhana yang tidak mempunyai kapsul sebagai lapisan terluarnya dan
dinding sel didalamnya). Eubacteria juga dikenal dengan istilah bakteri. Organisme yang
dikelompokkan ke dalam kingdom ini memiliki peptidoglikan di dalam dinding sel mereka.

Kingdom Archaebacteria

Pada tahun 1977 seorang mikrobiolog bernama Carl Woese dan peneliti lain
dari University of Illinois menemukan suatu kelompok bakteri yang memiliki ciri unik dan
berbeda dari anggota kingdom Monera lainnya. Kelompok tersebut dinamakan
Archaebacteria. Archaebacteria lebih mendekati makhluk hidup eukariota dibandingkan
bakteri lain yang merupakan prokariota. Hal itu menyebabkan sistem klasifikasi 6 kingdom
pemisah kingdom Archaebacteria dari anggota kingdom Monera lain yang disebut
Eubacteria. Namun hingga sekarang yang diakui sebagai sistem klasifikasi standar adalah
sistem lima kingdom yang ditemukan oleh Whittaker.

Makhluk hidup di kingdom Archaebacteria tidak jauh berbeda dengan yang ada di
kingdom Eubacteria karena mereka dulunya satu kingdom. Namun Archaebacteria umumnya
tahan di lingkungan yang lebih ekstrem.

Kingdom Protista

Makhluk hidup yang ada dalam kerajaan Protista memiliki sel eukariotik. Protista
memiliki tubuh yang tersusun atas satu sel atau banyak sel tetapi tidak berdiferensiasi.
Protista umumnya memiliki sifat antara hewan dan tumbuhan. Kelompok ini terdiri dari
Protista menyerupai tumbuhan (ganggang atau Protophyta), Protista menyerupai jamur, dan
Protista menyerupai hewan (Protozoa, Protos: pertama, zoa: hewan). Protozoa mempunyai
klasifikasi berdasarkan sistem alat geraknya, yaitu Flagellata/Mastigophora (bulu cambuk,
contoh Euglena, Volvox, Noctiluca, Trypanosoma,
dan Trichomonas), Cilliata/ Infusiora (rambut getar,
contoh Paramaecium), Rhizopoda/ Sarcodina (kaki semu, contohAmoeba),
dan Sporozoa (tidak mempunyai alat gerak, contoh Plasmodium). Ganggang dikelompokkan
berdasarkan pigmen / jenis chlorophyl, yaitu Chrolophyta (warn; hijau), Euglenoid,
Chrysophyta (warna; keemasan/kuning), Rhodophyta (warna; merah), Phaeophyta (warna;
coklat), dan Phyropyta (warna; api).

Kingdom Fungi (Jamur)

Fungi memiliki sel eukariotik. Fungi tidak bisa membuat makanan sendiri. Cara
makannya bersifat heterotrof, yaitu menyerap zat organik dari lingkungannya sehingga
hidupnya bersifat parasit dan saprofit. Kelompok ini terdiri dari semua jamur, kecuali jamur
lendir (Myxomycota) dan jamur air (Oomycota). Beberapa kelompok kelas antara lain:

a. kelas Myxomycetes (jamur lendes) contohnya Physarum policephalius.

b. kelas Phycomycetes (jamur ganggang) contoh nya jamur tempe (Rhizopus oryzae, mucor
mue)dan spesies jamur lainnya

Kingdom Plantae (Tumbuhan)

Tumbuhan terdiri dari tumbuhan lumut (Bryophyta), tumbuhan paku (Pteridophyta),


tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae), dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).

Tumbuhan memiliki sel eukariotik. Tubuhnya terdiri dari banyak sel yang berdiferensiasi
membentuk jaringan. Tumbuhan memiliki kloroplas sehingga dapat membuat makanannya
sendiri (bersifat autotrof).

Kingdom Animalia (Hewan)

Hewan memiliki sel eukariotik. Tubuhnya tersusun atas banyak sel yang telah
berdiferensiasi membentuk jaringan. Hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri
sehingga bersifat heterotrof. Kelompok ini terdiri dari semua hewan, yaitu hewan tidak
bertulang belakang (invertebrata/avertebrata) dan hewan bertulang belakang (vertebrata).

 Sistem Klasifikasi 3 Domain

Sejak pertengahan 1970-an, semakin banyak riset di bidang komparasi gen pada level
molekular (dimulai dengan gen ribosomal RNA) sebagai faktor utama dalam klasifikasi;
kemiripan genetik ditekankan terhadap penampilan luar dan perilaku. Tingakatan taxonomi,
termasuk kingdom, adalah kelompok organisme dengan nenek moyang yang sama,
baik monofilik (semua keturunan dari satu nenek moyang yang sama) atau parafilik (hanya
beberapa keturunan dari satu nenek moyang yang sama).
Berdasarkan studi RNA, Carl Woese membagi prokaryote (Kingdom Monera) menjadi
dua kelompok, yaitu Eubacteria dan Archaebacteria, karena ada banyak perbedaan genetik
antara dua kelompok ini. Eukaryote , seperti tumbuhan, fungi dan hewan mungkin nampak
serupa, tapi mirip dalam genetiknya di tingkatan molekular dibandingkan Eubacteria atau
Archaebacteria. (Ditemukan juga bahwa eukaryote lebih dekat secara genetik dengan
Archaebacteria daripada dengan Eubacteria.) Woese menciptakan sistem "tiga kingdom
utama" atau "urkingdom".
Kingdom Bacteria

Domain Bacteria Kingdom Archae

Makhluk Hidup Domain Archae Kingdom Protista

Kingdom Fungi
Domain Eukarya
Kingdom Plantae

Kingdom Animalia

1.3 Penamaan Makhluk Hidup


a. Sistem Klasifikasi
Suatu kajian tentang pengelompokkan mahluk hidup kedalam tingkatan atau
takson tertentu yang disebut taksonomi.seorang tokoh yang sangat berperan dalam
klasifikasi mahluk hidup dan dikenal sebagai bapak taksonomi adalah Carolus
Linnaeus (1707-1778). Sistem klasifikasi dapat dibedakan berdasarkan cara dan
tujuannya, yaitu :
1. Sistem klasifikasi buatan (artificial)
Didasarkan pada pertimbangan secara sekehendak hatimpara ahli taksonomi
dengan melihat habitat (tempat hidup) dan nilai dari mahluk hidup tersebut.
2. Sistem klasifikasi alamiah (natural)
Didasarkan pada kesamaan morfologi secara fenotif yang ada hubungannya
dengan mahluk hidup yang sesungguhnya.
3. Sistem klasifikasi evolusi (filogenetik)
Sistem ini lebih menekankan aspek hubungan kekerabatan dan sejarah
perkembangan evolusi mahluk hidup yang ada sekarang.
b. Sistem Binomial Nomenklatur
Pada pertengahan abad ke-18 (1707-1778) Carolus Linnaeus mengajukan
sistem penamaan mahluk hidup didalam tulisannya “systema nature” dengan
istilah “binomial nomenclature” (bi=dua, nomen=nama) yang artinya tata nama
seluruh organisme ditandai dengan nama ilmiah yang diterdiri dari dua kata latin
atau yang dilatinkan.
Kata pertama menunjukkan genus, yang penulisannya dimulai dengan huruf
kecil.misalya untuk nama ilmiah singkong Felis domesticus .Felis menunjukkan
genus, sedangkan domesticus merupakan ciri khususnya , yang bearti sejenis
hewan yang dipelihara di dalam rumah (domestic).
c. Aturan Pemberian Nama Ilmiah
Peraturan nama ilmiah memuat aturan sebagai berikut :
1. Setiap organisme mempunyai nama ilmiah tertentu.
2. Untuk nama ilmiah digunakan bahasa latin atau yang dilatinkan.
3. Tidak ada dua organisme atau lebih yang mempunyai nama spesies yang sama
(tautonim) atau hampir sama.
4. Nama genus harus terdiri dari satu kata dan penulisannya selalu dimulai
dengan huruf besar.
5. Nama spesies terdiri dari dua kata.kata pertama merupakan nama genus dan
kata kedua merupakan petunjuk spesies.
Contoh nama ilmiah padi : Oryza(1) sativa(2)
1 = nama genus.
2 = nama petunjuk spesies.
6. Penulisan nama spesies harus ditulis miring atau digaris bawahi. Garis bawah
kata pertama dan kedua secara terpisah.
7. Nama penemu boleh dicantumkan dibelakang nama spesies, seperti : Oryza
sativa L, Rosa hybrida Hort, dsb.
8. Untuk pemberian nama suku (family) terdiri dari satu kata majemuk dibentuk
dari salah satu nama genus yang dibawahnya ditambah akhiran –aceae untuk
tumbuhan dan akhiran –idea untuk hewan.
Contoh :
Solanum + aceae = Solanaaceae .
Felis + idea = Felidae .
d. Tingkatan / Takson Mahluk Hidup .
Kelompok taksonomi pada takson yang sama memiliki kategori yang sama.
Urutan takson yang tertinggi sampai terendah sebagai berikut :

Kingdom
Phylum/ Divisio
Class
Ordo
Family
Genus
Species
Setiap takson memiliki persamaan dan perbedaan ciri. Makin tinggi takson makin
sedikit persamaan ciri yang dimilikinya dan dengan demikian makin banyak pula
perbedaannya. Sebaliknya makin rendah takson, maka makin banyak
persamaannya dan makin sedikit perbedaanya.
e. Konsep Spesies
Konsep spesies menurut para ahli taksonomi merupakan gabungan populasi alami
yang secara morfologi dan ekologi serupa dan yang dapat melakukan perkawinan
(interbreeding) serta menghasilkan keturunan yang fertile. Contohnya, kuda dan
kedelai dapat melakukan perkawinan dan menghasilkan bagal, tetapi bagal ini
mandul maka kuda dan kedelai bukan termasuk satu spesies.

1.4 Karakteristik Keanekaragaman Makhluk Hidup Di Indonesia


a. Berdasarkan kaakteristik wilayahnya : secara geografis, wilayah Indonesia
terletak pada pertemuan rangkaian penggunungan sirkum pasifik dan sirkum
mediterania yang memiliki banyak gunung berapi.sehingga tanah menjadi subur.
Contohnya sebagai berikut: burung cenderawasih di papua ; komodo dipulau
komodo ; bunga bangkai (Amorphophallus sp) merupakan flora langka khas di
indonesia.
b. Berdasarkan penyebarannya : spesies-spesies melakukan persebaran ke
berbagai daerah dan melakukan adaptasi sehingga terjadi pembentukan spesies
baru yang sesuai dengan karakteristik lingkungan yang ditempatinya.hal tersebut
mengakibatkan terjadinya keanekaragaman flora dan fauna di indoesia.
1. Persebaran Hewan Di Wilayah Indonesia Barat
Bagian barat yang merupakan paparan sunda memiliki fauna Oriental Asia,
contohnya : gajah, tapir, badak bercula dua, harimau, siamang, orang utan,
badak bercula satu, harimau, banteng, kera berhidung panjang, dan beruang
madu.
2. Persebaran Hewan Di Wilayah Indonesia Timur
Bagian timur indonesia ditempati fauna tipe Australia yang terdiri atas
burung dengan warna menyolok misalnya Kasuari, burung nuri, parkit,
cendrawasih, dan merpati berjambul, beberapa jenis hewan berkantung
misalnya kanguru, wallabi, dan kanguru pohon. Dibagian tengah , seperti
sulawesi terdapat hewan yang khas yaitu anoa,dan dipulau komodo terdapat
komodo (biawak besar).
3. Persebaran Fauna di Zona Peralihan
Sebelah timur dari garis wallace , jumlah hewan kawasan Oriental akan
menyusut secara mencolok. Sebaliknya, sebelah barat jumlah hewan
kawasan Australia menurun secara jelas. Beberapa jenis mamalia berkantung
memasuki daerah wallace dan burung pelatuk oriental menuju ke sebelah
timur garis wallace. Menurut Weber, daerah Indonesia tersebut adalah
daerah peralihan bertahap antara kawasan Oriental dan Australia.
Daerah yang merupakan daerah peralihan adalah Sulawesi.
4. Flora Malesiana
Flora malesiana meliputi tumbuh tumbuhan yang berada diwilayah
Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua Nugini, dan Kepulauan Solomon. Flora
malesiana dapat dikatakan sebagai sumber plasma nutfah karena
keanekaragaman yang tinggi. Umumnya, hutan hutan di Indonesia
didominasi oleh tumbuhan Dipterocarpaciaea (tumbuhan berbiji bersayap),
seperti meranti. Tumbuhan khas malesiana yang terkenal adalah Rafflesia
arnoldii.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keanekaragaman mahluk hidup dimuka bumi ini ditunjukkan dengan adanya berbagai
variasi bentuk, ukuran ,warna dan sifat mahluk hidup lainnya. Indonesia terletak didaerah
tropis yang memiliki karakteristik keanekaragaman makhluk hidup yang tinggi di
bandingkan dengan daerah subtropik dan kutub.
Keanekaragaman makhluk hidup dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor
genetic dan faktor lingkungan. Terdapat interaksi antara faktor genetic dan faktor
lingkungan dalam mempengaruhi sifat mahluk hidup.
Adanya sistem klasifiksi memudahkan kita dalam mempelajari makhluk hidup, serta
adanya sistem penamaan kita dapat mengetahui nama-nama makhluk hidup sesuai
ketentuan.

3.2 Saran

Isi makalah dan beberapa pembahasan di atas tiadak sepenuhnya sempurna, untuk itu
penulis mohon kepada para pembaca agar dapat memberikan kritik dan saran yang baik.
Harap mahklum jika terdapat adanya beberapa kejanggalan dan ketidaksempurnaan
makalah. Atas perhatian para pembaca, penulis mengucapkan terima kasih
DAFTAR PUSTAKA

http:// id . wikipedia .org / wiki / keanekaragaman – hayati.

http:// www . scribd .com / doc /17734355/23/ A-manfaat

Depdiknas . Kamus Besar Bahasa Indonesia , Jakarta : Balai Pustaka , 2002 .

“keanekaragaman hayati (upaya)” , 26 November 2009 .

Dasar ekologi . Yogyakarta : Gadjah Mada University Press , 1993 .

iii

Anda mungkin juga menyukai