OLEH :
2016
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makhluk hidup di bumi sangat beraneka ragam. Penyebabnya yang pertama,
spesies berevolusi melalui proses adaptasi terhadap lingkungan yang dikenal dengan
seleksi alam dan yang kedua, bahwa perbedaan pada organisme dikendalikan oleh
faktor genetis yang diturunkan tetuanya (Kimball, 1999).
Keanekaragaman hayati yang merupakan totalitas variasi gen, jenis, dan
ekosistem, menunjukkan terdapatnya berbagai variasi bentuk, penampilan, jumlah,
ukuran, dan sifat lainnya pada tingkat yang berbeda-beda. Keanekaragaman hayati
adalah keanekaragaman semua spesies, tumbuhan, hewan, mikroorganisme, dan
proses-proses ekosistem serta ekologis (Kimball, 1999).
Banyaknya ragam makhluk hidup yang menghuni bumi ini membuat kita sulit
untuk mengenalinya satu per satu. Untuk itu diperlukan suatu ilmu yang bisa
menyederhanakan objek kajian pada keanekaragaman hayati agar mudah dipelajari.
Cabang ilmu yang berfokus pada pengklasifikasian organisme-organisme dan
penentuan hubungan evolusioner mereka adalah sistematika. Dalam sistematika,
organisme-organisme yang beraneka ragam itu akan dikelompokkan sesuai dengan
aturan-aturan yang telah disepakati. Organisme-organisme yang telah dikelompokkan
akan dimasukkan kedalam suatu kedudukan atau jenjang yang disebut dengan takson.
Kedudukan tertinggi yang ada di dalam takson adalah kingdom. Menurut R. H.
Whittaker, organisme-organisme dibagi ke dalam lima kingdom yaitu Monera, Protista,
Fungi, Plantae, dan Animalia. Selain Whittaker, Carl Woese juga mencetuskan sistem
klasifikasi enam kingdom. Dalam sistem klasifikasi enam kingdom ini, kingdom
Monera dipecah menjadi kingdom Archaebacteria dan Eubacteria. Untuk itu makalah
ini disusun guna menjelaskan lebih lanjut mengenai sistem lima kingdom yang
dicetuskan oleh R. H. Whittaker dan sistem enam kingdom yang dicetuskan oleh Carl
Woese.
B. Tujuan
1. Menjelaskan sistem klasifikasi organisme berdasarkan lima dan enam kingdom
2. Membantu mahasiswa dalam mempelajari organisme-organisme
PEMBAHASAN
A. Pengenalan Sistem Klasifikasi Lima dan Enam Kingdom
Sistem klasifikasi makhluk hidup berbeda-beda melihat siapa ahli yang
mengemukakan. Sistem klasifikasi makhluk hidup juga dapat berkembang sesuai
perkembangan zaman. Sistem klasifikasi makhluk hidup yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah sistem klasifikasi yang dikemukakan oleh R. H. Whittaker (lima
kingdom) dan Carl Woese (enam kingdom). Lima kingdom yang dimaksud dalam
sistem klasifikasi Whittaker yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.
Sedangkan dalam sistem klasifikasi enam kingdom, kingdom Monera dipecah menjadi
dua kingdom yaitu Archaebacteria dan Eubacteria.
Dalam setiap kingdom di atas dibagi menjadi filum (untuk hewan) dan divisi
(untuk tumbuhan), setiap divisi dan filum dibagi menjadi beberapa ordo, setiap ordo
dibagi menjadi beberapa famili, setiap famili dibagi menjadi beberapa genus, dan
setiap genus dibagi lagi menjadi beberapa spesies. Semakin kebawah tingkat
taksonnya, semakin banyak pula persamaan yang dijumpai pada makhluk hidup
tersebut.
B. Pembagian dan Ciri-ciri Setiap Kingdom
1. Monera
Monera adalah contoh prokariota. Bakteria dan archae merupakan dua cabang
utama evolusi prokariota. Prokariota merupakan organisme yang paling mudah
berkembang biak dan memperbanyak populasinya. Prokariota dapat bertahan hidup
di habibat yang terlalu panas, terlalu dingin, terlalu asin, terlalu asam, ataupun
terlalu basa untuk eukariota apapun (Campbell,dkk, 2003 : 105). Selanjutnya pada
tahun 1970-an seorang mikrobiologis bernama Carl Woese dan peneliti lain dari
university of Illinois menemukan suatu kelompok bakteri yang memiliki ciri unik
dan berbeda dari anggota kingdom Monera lainnya. Kelompok tersebut dinamakan
Archaebacteria. Archaebacteria lebih mendekati makhluk hidup eukariot
dibandingkan bakteri lain yang merupakan prokariot. Hal itu menyebabkan
terciptanya sistem klasifikasi 6 kingdom pemisah kingdom Archaebacteria dari
anggota kingdom Monera lain yang kemudian disebut Eubacteria. (Becker,Wayne
M 2005). Menurut Campbell, Eubacteria dibagi menjadi lima kelompok, yaitu
Proteobacteria, Bakteri gram Positif, Spirochetes, Chlamydias, dan Cyanobacteria.
Contoh organisme yang termasuk dalam kingdom Eubacteria adalah Escherichia
coli. Sedangkan Archaebacteria terdiri atas Metanogen, Halofil, dan Termoasidofil.
Contoh organisme yang termasuk dalam kingdom Archaebacteria adalah
Methanococcus janashii.
2. Protista
Protista adalah eukariota yang paling beraneka ragam. Protista bersifat
eukariotik, bahkan protista yang paling sedehana sekalipun jauh lebih kompleks
dibangdingkan dengan prokariota. ( Campbell,dkk, 2003 : 125).
Sebagian besar Protista memiliki proses metabolisme aerobic yang
menggunakan mitokondria untuk respirasi selular. Beberapa Protista bersifat
fotoautotrof yang menggunakan kloroplas, beberapa lagi bersifat heterotrof yang
menyerap molekul organic atau partikel makanan yang lebih besar, dan sebagian
yang lain bersifat miksotrof yang dapat melakukan fotosintesis dan nutrisi
heterotrofik. Sangat bermanfaat dalam konteks ekologi untuk mengelompokkan
keanekaragaman nutrisi tersebut ke dalam tiga kelompok : Protista yang menelan
makanannya (seperti hewan), atau protozoa (tunggal, protozoan); protista yang
melakukan absorpsi (seperti fungi) dan protista fotosintetik (seperti tumbuhan)
yaitu algae (Campbell 2003: 126).
Contoh organisme yang termasuk dalam kingdom Protista antara lain :
a. Protista mirip hewan (protozoa) contohnya Plasmodium sp.
b. Protista mirip fungi contohnya Physarum sp.
c. Protista mirip tumbuhan (algae) contohnya Euglena sp.
3. Fungi
Fungi adalah eukariota yang sebagian besar adalah eukariota multiselular
(Campbell, 2003). Fungi tidak lagi dimasukkan ke dalam kingdom Plantae karena
memiliki perbedaan yang kontras dalam hal memperoleh makanan, organisasi
struktural dan pertumbuhan serta reproduksi. Ditinjau dari cara memperoleh
makanan, tumbuhan bersifat autotrof sedangkan fungi bersifat heterotrof. Untuk
memperoleh makanan, fungi akan mencerna makanan diluar tubuhnya dengan cara
mensekresikan enzim-enzim hidrolitik yang sangat ampuh kedalam makanan
tersebut. Enzim-enzim itu akan menguraikan molekul kompleks menjadi senyawa
yang lebih sederhana yang dapat diserap dan digunakan oleh fungi (Campbell,
2003). Makanan fungi dapat berasal dari sumber-sumber seperti tanah subur,
produk makanan yang dibuat oleh pabrik, dan tubuh hewan dan tumbuhan (baik
yang mati maupun yang hidup) (Kimball, 1999).
Klasifikasi berdasarkan reproduksi seksualnya dibagi menjadi empat yaitu :
Chytridiomycotina contohnya Physoderma zeamaydis, Zygomycotina contohnya
Rhizopus oryzae, Ascomycotina contohnya Saccharomyces cerevisiae,
Basidiomycotina contohnya Volvariella volvacea (Campbell, 2002).
4. Plantae
3. Tidak memiliki dinding sel, komponen terbesar sel hewan tersusun atas
protein struktural kolagen.
4. Memiliki jaringan saraf dan jaringan otot sehingga bisa aktif bergerak
(bersifat motil).
1. Avertebrata
Avertebrata adalah kelompok hewan yang tidak memiliki ruas tulang
belakang. Beberapa filum dalam Avertebrata adalah :
i. Protozoa (hewan bersel satu)
Kata Protozoa berasal dari bahasa Yunani protos yang berarti
pertama dan zoon yang berarti hewan. Ciri-ciri umum yang
dimiliki oleh Protozoa antara lain tubuh bersel satu, cara
hidup bebas dan parasit pada makhluk hidup lain, selnya
tidak memiliki plastida, bergerak dengan kaki semu, bulu
cambuk, berbulu getar, cara berkembang biak dengan
membelah diri (tak kawin) dan konjugasi (kawin). Menurut
Campbell (1998 : 524) Protozoa merupakan hewan yang
terdiri atas enam filum. Keenam filum tersebut adalah
Rhizopoda (Sarcodina), Actinopoda (Heliozoa dan
Radiozoa), Foraminifera, Apicomplexa (Sporozoa),
Oomastigophora (Zooflaellata), dan Ciliophora (Ciliata).
ii. Porifera (hewan berpori)
Nama Porifera berasal dari bahasa latin porus yang artinya
lubang kecil dan ferre yang artinya membawa atau
mengandung. Jadi jika diartikan secara bahasa Porifera
berarti hewan yang berpori. Ciri umum yang dimiliki oleh
Porifera antara lain hidup di air, seluruh permukaan tubuh
berpori-pori, mempunyai rangka dari zat tanduk, zat spons
yang sering digunakan untuk alat gosok pada waktu
mandi. Filum Porifera dibagi maenjadi tiga kelas yaitu
Calcarea, Hexatinellida, dan Demospongia. Contoh
organisme yang termasuk Porifera adalah Schyra dan
Spongillia.
iii. Coelenterata (hewan berongga)
Ciri-ciri umum yang dimiliki oleh Coelenterata hidup di air,
tubuhnya berongga, mempunyai tentakel untuk menangkap
makanan dan sebagai alat peraba, mempunyai dua bentuk
tubuh yaitu polip menempel pada tempat hidup dan medusa
seperti payung melayang-layang di air. Contoh dari
Coelenterata adalah Aurelia aurita.
iv. Vermes (cacing)