Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN KEBUTUHAN


OKSIGEN AKIBAT PATOLOGIS SISTEM KARDIOVASKULAR
(HIPERTENSI)

DISUSUN OLEH :

GUSWANTI
P02770116051

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALTIM


PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN SAMARINDA
Jalan Wolter Monginsidi No. 38, Sidodadi, Samarinda Ulu, Kota Samarinda
Tahun Akademik 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Asuhan
Keperawatan Pada Gangguan Kebutuhan Oksigen Akibat Patologis Sistem
Kardiovaskular (Hipertensi)”. Banyak pihak yang telah membantu terlaksananya
penyusunan tugas makalah ini. Sehingga dalam kesempatan ini saya mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Bapak Drs. H. Lamri. M. Kes., selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kaltim.
2. Bapak Ismansyah, S. Kp., M.Kep., selaku Ketua Jurusan Keperawatan.
3. Bapak Ns. Wiyadi, S. Kep., M. Sc selaku Ketua Prodi D-III Keperawatan Samarinda.
4. Bapak Joko Sapto Pramono, S.Kp., MPHM. selaku koordinator mata ajar
Keperawatan Medikal Bedah I.
5. Ibu dr. Hilda, M.Kes., dan Ibu Iis Sugiarty, SST., selaku dosen pembimbing mata ajar
Keperawatan Medikal Bedah I.
6. Teman-teman yang telah membantu dalam melaksanakan pembuatan makalah ini.
Penulis juga menyadari makalah Keperawatan Medikal Bedah I yang menjelaskan
Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Kebutuhan Oksigen Akibat Patologis Sistem
Kardiovaskular (Hipertensi). Oleh sebab itu dengan kerendahan hati penulis sangat
mengharapkan masukan, saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak terutama
dari dosen pembimbing dan teman sejawat keperawatan demi perbaikan makalah ini.
Penulis berharap semoga bahan ajar ini dapat memberikan manfaat positif demi
perkembangan tentang Keperawatan Medikal Bedah I. Akhir kata penulis memohon
kepada Tuhan Yang Maha Esa agar selalu mendapatkan petunjuk dan ridho-Nya, serta
selalu berada di jalan-Nya.

Samarinda, 16 september 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Tujuan ............................................................................................................. 1
C. Sistematika Penulisam ................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Pengertian ....................................................................................................... 3
B. Anatomi Fisiologi ........................................................................................... 3
C. Etiologi ............................................................................................................ 5
D. Patofisiologi..................................................................................................... 7
E. Patoflowdiagram ............................................................................................ 8
F. Tanda dan Gejala ........................................................................................... 9
G. Pemeriksaan Penunjang ................................................................................ 9
H. Penatalaksanaan Medis ................................................................................. 9
I. Komplikasi ...................................................................................................... 10
J. Konsep Dasar Keperawatan ......................................................................... 10
1. Pengkajian .................................................................................................. 10
2. Diagnosa ..................................................................................................... 11
3. Intervensi .................................................................................................... 12
K. Studi Kasus Singkat ....................................................................................... 15

BAB III KESIMPULAN


A. Penutup ........................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi adalah faktor risiko utama penyakit-penyakit kardiovaskular yang
merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Data penelitian Departemen
Kesehatan RI menunjukkan hipertensi dan penyakit kardiovaskular masih cukup
tinggi dan bahkan cenderung meningkat seiring dengan gaya hidup yang jauh dari
perilaku hidup bersih dan sehat, mahalnya biaya pengobatan hipertensi, disertai
kurangnya sarana dan prasarana penanggulangan hipertensi.
Stroke, hipertensi dan penyakit jantung meliputi lebih dari sepertiga penyebab
kematian, dimana stroke menjadi penyebab kematian terbanyak 15,4%, kedua
hipertensi 6,8%, penyakit jantung iskemik 5,1%, dan penyakit jantung 4,6% (Hasil
Riskesdas 2007). Data Riskesdas 2007 juga disebutkan prevalensi hipertensi di
Indonesia berkisar 30% dengan insiden komplikasi penyakit kardiovaskular lebih
banyak pada perempuan (52%) dibandingkan laki-laki (48%).

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Memahami dan menerapkan asuhan keperawatan terhadap klien dengan
gangguan sistem kardiovaskular : hipertensi, secara komprehensipf meliputi
aspek biopsikososio spiritual
2. Tujuan khusus
Melalui pendekatan proses keperawatan aspek biopsikososio spiritual
diharapkan siswa mampu:
a. Mampu melaksanakan pengkajian terhadap klien dengan gangguan sistem
kardiovaskular: hipertensi
b. Mampu mendiagnosa keperawatan sesuai dengan prioritas masalah.
c. Mampu membuat rencana tindakan dan rasional dalam praktek nyata sesuai
dengan masalah yang diprioritaskan.

1
d. Mampu melaksanakan tindakan dalam praktek nyata sesuai dengan masalah
yang telah diprioritaskan.
e. Mampu menilai dan mengevaluasi hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan
pada klien hipertensi.
f. Mampu mendokumentasikan rencana tindakan asuhan keperawatan yang telah
dilaksanakan.
g. Mampu membahas kesenjangan yang terjadi antara teori yang diperoleh
dengan studi kasus/ penerapan di lapangan.

C. Sistematika Penulisan
Penulis membangi penulisan makalah ini dalam 3 Bab, yang terdiri dari:
Bab I : Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, tujuan penulisan, dan
sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan teoritis, yang terdiri dari konsep dasar yang terdiri dari definisi,
anatomi dan fisiologi, etiologi, manifestasi klinik, patofisiologi, penatalaksanaan
medis, dan konsep dasar asuhan keperawatan.
Bab III : Kesimpulan, berisi kesimpulan dan hasil asuhan keperawatan dengan
gangguansistem kardiovaskular : hipertensi.

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg atau
lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996). Hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan tekanan darah
diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman Sorensen,1996). Hipertensi adalah suatu
keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih
dan tekanan darah diastolic 90 mmHg ataulebih. (Barbara Hearrison 1997)
Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104
mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan
hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini
berdasarkan peningkatan tekanan diastolic karena dianggap lebih serius dari
peningkatan sistolik ( Smith Tom, 1995 ).
B. Anatomi Fisiologi
1. Anatomi
a. Jantung
Berukuran sekitar satu kepalan tangan dan terletak didalam dada, batas
kanannya terdapat pada sternum kanan dan apeksnya pada ruang intercostalis
kelima kiri pada linea midclavicular.
b. Arteri
Adalah tabung yang dilalui darah yang dialirkan pada jaringan dan organ.
Arteri terdiri dari lapisan dalam: lapisan yang licin, lapisan tengah jaringan
elastin/otot: aorta dan cabang-cabangnya besar memiliki laposan tengah yang
terdiri dari jaringan elastin (untuk menghantarkan darah untuk organ), arteri
yang lebih kecil memiliki lapisan tengah otot.
Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa
cara:
Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan
pada setiap detiknya. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi

3
kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa
darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung
dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan
menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana
dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis. Dengan cara
yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi “vasokonstriksi”,
yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena
perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.
Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya
tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga
tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume
darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.
Sebaliknya, jika: Aktivitas memompa jantung berkurang. Arteri mengalami
pelebaran Banyak cairan keluar dari sirkulasi, Maka tekanan darah akan
menurun atau menjadi lebih kecil.
Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan
di dalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari sistem saraf yang
mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis).
c. Arteriol
Adalah pembuluh darah dengan dinding otot polos yang relatif tebal. Otot
dinding arteriol dapat berkontraksi. Kontraksi menyebabkan kontriksi
diameter pembuluh darah. Bila kontriksi bersifat lokal, suplai darah pada
jaringan/organ berkurang. Bila terdapat kontriksi umum, tekanan darah akan
meningkat.
d. Pembuluh darah utama dan kapiler
Pembuluh darah utama adalah pembuluh berdinding tipis yang berjalan
langsung dari arteriol ke venul. Kapiler adalah jaringan pembuluh darah kecil
yang membuka pembuluh darah utama.
e. Sinusoid
Terdapat limpa, hepar, sumsum tulang dan kelenjar endokrin. Sinusoid tiga
sampai empat kali lebih besar dari pada kapiler dan sebagian dilapisi dengan

4
sel sistem retikulo-endotelial. Pada tempat adanya sinusoid, darah mengalami
kontak langsung dengan sel-sel dan pertukaran tidak terjadi melalui ruang
jaringan
f. Vena dan venul
Venul adalah vena kecil yang dibentuk gabungan kapiler. Vena dibentuk
oleh gabungan venul. Vena memiliki tiga dinding yang tidak berbatasan
secara sempurna satu sama lain.
2. Fisiologi
Jantung mempunyai fungsi sebagai pemompa darah yang mengandung
oksigen dalam sistem arteri, yang dibawa ke sel dan seluruh tubuh untuk
mengumpulkan darah deoksigenasi (darah yang kadar oksigennya kurang) dari
sistem vena yang dikirim ke dalam paru-paru untuk reoksigenasi (Black, 1997)

C. Etiologi
Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atautransport Na.
Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkantekanan darah
meningkat.
Stress Lingkungan: Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua
serta pelabaran pembuluh darah. Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi
menjadi dua golongan, yaitu:
1. Hipertensi Esensial/Hipertensi Primer
yang tidak diketahui penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat
sekitar 95% kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik,
lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem renin-angiotensin,
defek dalam ekskresi Na. Peningkatan Na dan Ca intraseluler dan faktor-faktor
yang meningkatkan resiko, seperti: obesitas, alkohol, merokok serta polisitemia.
Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa
perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama
menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga ),
stres , alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi

5
pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres cenderung
menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah
berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal
2. Hipertensi Sekunder/Hipertensi Renal
Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya diketahui seperti
penggunaan esterogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskular renal.
Hiperaldosteronisme primer dan sindrom cushing, feokromusitoma, koarktasio
aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan dan lain-lain.
Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:
a. Penyakit Ginjal
1) Stenosis arteri renalis
2) Pielonefritis
3) Glomerulonefritis
4) Tumor-tumor ginjal
5) Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
b. Kelainan Hormonal
1) Hiperaldosteronisme
2) Sindroma Cushing
3) Feokromositoma
c. Obat-obatan
1) Pil KB
2) Kokain
3) Penyalahgunaan alkohol
4) Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)
d. Penyebab Lainnya
1) Koartasio aorta
2) Preeklamsi pada kehamilan
3) Porfiria intermiten akut
4) Keracunan timbal akut.

6
D. Patofisiologi
Menurut Smeltzer & Bare (2002:898) mengatakan bahwa Mekanisme yang
mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor
pada medulla oblongata di otak dimana dari vasomotor ini mulai saraf simpatik
yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolomna medulla ke ganglia
simpatis di torax dan abdomen, rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system syaraf simpatis . Pada titik
ganglion ini neuron prebanglion melepaskan asetilkolin yang merangsang serabut
saraf paska ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan melepaskannya nere
frineprine mengakibatkan konskriksi pembuluh darah.
Factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh
darah terhadap rangsang vasokonstriktif yang menyebabkan vasokonstriksi
pembuluh darah akibat aliran darah yang ke ginjal menjadi berkurang /menurun dan
berakibat diproduksinya rennin, rennin akan merangsang pembentukan angiotensai I
yang kemudian diubah menjadi angiotensis II yang merupakan vasokonstriktoryang
kuat yang merangsang sekresi aldosteron oleh cortex adrenaldimana hormone
aldosteron ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal dan
menyebabkan peningkatan volume cairan intra vaskuler yang menyebabkan
hipertensi.

7
E. Patoflowdiagram

8
F. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang dapat timbul oleh penyakit hipertensi adalah sebagai berikut:
1. Nyeri kepala
2. Nyeri atau tengkuk terasa berat
3. Susah tidur
4. Mudah lelah dan emosional
5. Gemetar
6. Nadi cepat setelah aktivitas
7. Terkadang juga disertasi mual, muntah, sesak hingga epistaksis

G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosa
hipertensi adalah sebagai berikut:
1. EKG, pemeriksaan EKG dilakukan untuk melihat apakah ada kelainan pada
jantung seperti hipertropi ventrikel
2. Kalium dalam serum biasanya ditemukan meningkat dari ambang normal
3. Pemeriksaan gula darah perlu dilakukan jika ada indikasi diabetes melitus
4. Pemeriksaan urin seperti ureum dan kreatinin biasanya akan meningkat pada
keadaan kronis
5. Protein urin biasanya didapatkan positif
H. Penatalaksanaan Medis
Berikut adalah penatalaksanaan hipertensi dengan menggunakan standar triple
therapy, diantaranya adalah:
1. Diuretik, seperti furosemid, tiazid dan hidrokortiazid
2. Betablocker, seperti metildopa dan reserpin
3. Vasodilator seperti dioksid, pranosin dan hidralasin
4. ACE inhibitor
Penatalaksanaan yang perlu dilakukan selanjutnya adalah merubah gaya hidu
anda seperti di bawah ini agar hipertensi dapat dikontrol dan dicegah, antara lain:
1. Turunkan berat badan
2. Kurangi konsumsi alkohol

9
3. Beraktivitas secara teratur
4. Mengurang konsumsi natrium berlebihan
5. Kurangi atau bahkan berhenti merokok

I. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi akibat hipertensi adalah sebagai berikut:
1. Gagal jantung
2. Stroke
3. Hipertensi maligna
4. Hipertensi ensefalopati
5. Gagal ginjal
J. IKonsep Dasar Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Hal-hal yang perlu dikaji pada bagian ini yaitu antara lain: Nama, Umur,
Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Agama, Status Mental, Suku,
Keluarga/orang terdekat, alamat, nomor registrasi.
b. Sirkulasi
Gejala : riwayat TD, hipotensi postural, takikardi, perubahan warna kulit,
suhu dingin
c. Integritas ego
1) Gejala : riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, faktor
stress multiple
2) Tanda : letupan suasana hati, gelisah, peyempitan kontineu perhatian,
tangisan yang meledak, otot muka tegang, pernapasan menghela, peningkatan
pola bicara
d. Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu
e. Makanan/cairan
1) Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi
garam, lemak dan kolesterol

10
2) Tanda : BB normal atau obesitas, adanya edema
f. Neurosensori
1) Gejala : keluhan pusing/pening, sakit kepala, berdenyut sakit kepala,
berdenyut, gangguan penglihatan, episode epistaksis
2) Tanda : Perubahan orientasi, penurunan kekuatan genggaman, perubahan
retinal optik
g. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital berat,
nyeri abdomen
h. Pernapasan
1) Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea,
dispnea nocyural proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat
merokok
2) Tanda : distress respirasi / penggunaan otot aksesoris pernapasan, bunyi
napas tambahan, sianosis
i. Keamanan
1) Gejala : gangguan koordinasi, cara jalan
2) Tanda : episode parestesia unilateral transien, hipotensi postural
j. Pembelajaran/penyuluhan
Gejala : factor resiko keluarga : hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung,
DM, penyakit ginjal, factor resiko etnik : penggunaan pil KB atau hormone
2. Diagnosa
a. Nyeri (Akut) sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler
cerebral
b. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokontraksi, iskemiokard, hipertropi/rigiditas
ventrikel.
c. Intoleransi aktivitas berhubugan dengan kelemahan umum,
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.

11
3. Intervensi
a. Nyeri (Akut) sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler
cerebral
1) Tujuan
a) Melaporkan nyeri/ ketidaknyamanan/ terkontrol
b) Mengungkapkan metode yang memberikan pengurangan
2) Kriteria hasil
a) Rasa nyeri pada kepala hilang
b) Pasien mengikuti metode untuk mengurangi rasa nyeri

INTERVENSI RASIONAL
1. Perhatikan bed rest selama fase akut. 1-4 Bed rest adekuat dan tindakan
2. Berikan tindakan kenyamanan untuk kenyamanan membantu merelaksasikan
mengurangi sakit kepala seperti masase otot dan menurunkan kecemasan.
punggung dan leher, elevasi kepala,
kompres hangat di dahi atau leher,
teknik relakasi, meditasi, imaginasi
terbimbing, distraksi, dan aktivitas
diversional.
3. Kurangi aktivitas yang merangsang
aktivitas simpatis yang makin
memperberat sakit kepala seperti batuk
lama, ketegangan saat defekasi.
4. Bantu klien saat ambulasi
5. Berikan tampon hidung dan kompres Menghentikan perdarahan, akibat
dengan es bila terjadi epistaksis. pecahnya kapiler nasal.
6. Kaji ulang visus klien, tanyakan Pandangan kabur dan penurunan visus
keluhan terhadap pandangan kabur. adalah indikator kerusakan retina mata
7. Kolaborasi pemberian pengobatan
a. Analgesik a. Mengurangi nyeri kepala
b. Tranquilizer (diazepam) b. Menurunkan kecemasan dan

12
c. Pemeriksaan fundus mata (konsultasi membantu tidur
dengan dokter ahli mata). c. Menilai komplikasi hipertensi pada
mata (retina)
b. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokontriksi, iskemiokard, hipertropi/rigiditas
ventrikel
1) Tujuan
a) Afterload tidak meningkat
b) Tidak terjadi vasokonstriksi
c) Tidak terjadi iskemia miokard.
2) Kriteria hasil
a) Klien berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah /
bebankerja jantung
b) Mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapat diterima
c) Memperlihatkan norma dan frekwensi jantung stabil dalam rentang
normal pasien
INTERVENSI RASIONAL
1. Monitor tekanan darah pada kedua Peningkatan tekanan darah meningkatkan
ekstremitas baik lengan maupun kaki preloaddan beban kerja
pada awal evaluasi. Gunakan ukuran jantung. Terdengarnya craleks, di basal paru
manset dan cara pengukuran yang mengidikasikan kongesti pulmona, akibat
tepat. peningkatan tekanan jantung sisi kiri.
2. Cara kualitas denyutan sentral dan Terdengarnya bj3 atau bj4 gallop’s akibat
bunyi jantung dari penurunan pengembangan ventrikel kiri.
3. Auskultasi suara nafas dan jantung
4. Observasi warna kulit, Lingkungan nyaman dan pembatasan
kelembapan, suhu kulit, dan waktu aktivitas menurunkan konsumsi oksigen
pengisian kembali kapiler. miokard
5. Berikan lingkungan yang tenang
dan nyaman, batasi jumlah pengunjung
6. Pertahankn pembatasan aktivitas,

13
buat jadwal terapi yang tidak
menganggu masa istirahat klien.
7. Bantu klien memenuhi perawatan diet rendah garam dan pembatasan cairan
dirinya, sesuai kebutuhan. mencegah peningkatan volume cairan
8. Berikan diet rendah garam dan ekstraseluler yang dapat meningkatkan
pembatasan cairan tekanan darah.
9. Nilai intake cairan dan produksi
urine per 24 jam (intake-output cairan)
10. kolaborasi pemberian terapi sesuai
indikasi :
a. Diuretic thiazid (chlorothiazide, Menurunkan volume cairan ekstraseluler,
hydrochlorothiazide) mengurangi volume darah
b. Diuretic loop ( Menghambat resorpsi natrium, klorida dan
furosemid,ethacrynicacid, bumetadinc). air di renal dan membuang kelebihan cairan.
c. Potasium-sparing diuretic Penghambat kompetitif aldoseron dan
(spironolanctone, tramterene, mencegah hipokalemia
amiloride)
d. Penghambat simpatis atau β Menghambat sistem simpatis, menurunkan
blocker. (propanol,metopanol, atenol, denyut jantung dan tekanan darah.
nadolol, methyldopa,
reserpine,clonidine)
e. Vasodilator (monoxidil, Vasodilatasi vaskular perifer, menurunkan
hydralazine, prozosin) tahanan perifer.
f. Calcium chanel blocker Mengurangi afterload miokard, vasodilatasi
(nifedipine, verapamil). arteri koroner dan perifer serta meningkatkan
oksigenasi miokard.
g. Ganglion blocker (guanetidine, Menurunkan denyut jantung dan
trimethaphan). vasodilatasi.
h. Ace inhibitor (captropil) Menurunkan tahanan perifer.
11. Monitor efek samping pengobatan 11. Efek samping obat yang membahayakan
anti hipertensi. harus dikaji dan dilaporkan.

14
c. Intoleransi aktivitas berhubugan dengan kelemahan umum,
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
1) Tujuan
Aktivitas pasien terpenuhi
2) Kriteria hasil
a) Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan / diperlukan
b) Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur.

INTERVENSI RASIONAL
Kaji respon klien terhadap aktifitas Tanda dan gejala tersebut mengindikasikan
catat : denyut nadi, keluhan penurunan curah jantung da perfusi
sesak napas, nyeri dada, keletihan yang jaringan , akibat peningkatan preload dan
sangat, diaphoresis. afterload ventrikel kiri.
Anjurkan klien menggunakan teknik Penghematan energymengurangi konsumsi
penghematan tenaga saat beraktifitas. oksigen miokard

Berikan bantuan sesuai aktifitas Memberikan bantuan hanya sebatas


kebutuhan akan mendorong kemandirian
dalam malakukan aktivitas

K. Studi Kasus Singkat


1. Kasus
Tn. L, 61 tahun dirawat di ruang Nuri 1 RSUD Arifin Achmad sejak tiga hari
yang lalu. Keluhan Tn. L saat ini: kepala sakit, badan lemah, sulit tidur,
konjunctiva anemis, anoreksia, makan 3-4 sendok. Tanda-tanda vital BP:
180/110 mmHg, P: 120 x/i, RR: 30 x/i, T: 38.5 C. Keluarga pasien mengatakan
Tn. L sering mengeluh sakit kepala sejak satu bulan yang lalu dan hanya
mengkonsumsi obat warung untuk mengatasi sakitnya.
2. Data Demografi
Nama: Tn. L
Umur: 61 tahun
Ruang: Nuri 1 RSUD Arifin Ahmad
15
Keluhan: Kepala sakit, badan lemah,Sulit tidur, konjungtiva anemis, anoreksia,
makan 3-4 sendok. TTV: TD: 180/110 mmHg, N: 120 x/menit, RR: 30 x/menit,
T: 38,50 C
3. Analisa Data
No Data Masalah Keperawatan

1 DS: Perubahan nutrisi kurang dari


a. Klien mengatakan sering anoreksia kebutuhan
b. Klien mengatakan lemah
c. Klien mengatakan makan 3-4 sendok
DO:
a. Konjuktiva anemis
b. Klien terlihat lemah
2 DS :
a. Klien mengatakan sering sakit kepala Nyeri
b. Klien mengatakan tengkuknya terasa
sakit
c. Klien mengatakan sering pusing dan
mulai dirasakan sejak 1 bulan yang lalu
d. Klien mengatakan hanya mengkonsumsi
obat warung untuk mengatasi sakitnya
DO :
a. Klien terlihat memegang kepala
b. Klien tampak meringis
c. Klien sulit tidur
d. Konjungtiva klien anemis
e. Skala nyeri: 6-7
f. TTV :
TD : 180/110 mmHg
RR : 30 x / menit
P : 120 x / menit
T : 38,5oC

16
DS :
a. Klien mengatakan mudah lelah dan
badannya lemah Intoleransi aktivitas
b. Klien mengatakan mual dan muntah, hanya
makan 3-4 sendok
DO :
a. Klien terlihat lesu
b. Klien terlihat banyak diam

4. Diagnosa
a. Gangguan rasa nyaman: nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan
tekanan vaskuler serebral.
1) Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat
2) Kriteria hasil : Klien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan
tampak nyaman
3) Intervensi
a) Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan
b) Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan
c) Batasi aktivitas
d) Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin
e) Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan
f) Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es,
posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi.

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,


ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2
1) Tujuan : Aktivitas pasien terpenuhi.
2) Kriteria hasil : Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan/
diperlukan, melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat
diukur.

17
3) Intervensi
a) Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan menggunakan parameter:
frekuensi nadi 20 per menit diatas frekuensi istirahat, catat peningkatan
TD, dipsnea, atau nyeri dada, kelelahan berat dan kelemahan,
berkeringat, pusing atau pingsan. (Parameter menunjukan respon
fisiologis pasien terhadap stress, aktivitas dan indikator derajat pengaruh
kelebihan kerja/ jantung).
b) Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh: penurunan
kelemahan/ kelelahan, TD stabil, frekwensi nadi, peningkatan perhatian
pada aktivitas dan perawatan diri. (Stabilitas fisiologis pada
istirahatpenting untuk memajukan tingkat aktivitas individual).
c) Dorong memajukan aktivitas/toleransi perawatan diri. (Konsumsi
oksigen miokardia selama berbagai aktivitas dapat meningkatkan jumlah
oksigen yang ada. Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan
tiba-tiba pada kerja jantung).
d) Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi
mandi, menyikat gigi/rambut dengan duduk dan sebagainya. (Teknik
penghematan energi menurunkan penggunaan energi dan sehingga
membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen).
e) Dorong pasien untuk partisipasi dalam memilih periode aktivitas, seperti
jadwal meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas dan
mencegah kelemahan.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140
mmHg atau lebih atau tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih.
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dengan gangguan sistem
kardiovaskular: hipertensi diperoleh kesimpulan bahwa dalam proses asuhan
keperawatan dengan gangguan sistem kardiovaskular : hipertensi dibutuhkan suatu
koordinasi yang tepat serta menunjang ke arah tercapainya tujuan. Salah satu
koordinasi ini merupakan bentuk kerjasama tim antara perawat, dokter, staf
ruangan, demi peningakatan status kesehatan klien disertai dengan dukungan penuh
dari keluarga.

19
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan


dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran,
EGC, 2000

Brunner & Suddarth . Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC,
2002

ughapratama07.blogspot.co.id/2013/09/konsep-dasar-keperawatan-hipertensi.html?m=1

20

Anda mungkin juga menyukai