Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN KEGIATAN INTERNSIP

F4. UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

PENGELOLAAN MAKAN
PADA PENDERITA HIPERTENSI

Disusun oleh

dr. Adinda Putri Larastiti

Pembimbing

dr. Arif Budi Santoso, S.Psi

DOKTER INTERNSIP

PUSKESMAS KEBUMEN III

2017
HALAMAN PENGESAHAN

Telah disahkan laporan kegiatan


Judul : Laporan Kegiatan Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat –
Pengelolaan Makan pada Penderita Hipertensi
Penulis : dr. Adinda Putri Larastiti
Pembimbing : dr. Arif Budi Santoso, S.Psi

Kebumen, Agustus 2017


Pembimbing, Penyusun,

dr. Arif Budi Santoso, S. Psi dr. Adinda Putri Larastiti


NIP. 19830314 201001 1 021
F4. UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

PENGELOLAAN MAKAN
PADA PENDERITA HIPERTENSI

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan Indonesia kini berfokus pada pengendalian terhadap Penyakit


Tidak Menular (PTM). Data menunjukkan bahwa PTM mengalami peningkatan
sehingga menjadi masalah baru terhadap kesehatan masyarakat Indonesia
Prevalensi penyakit kardiovaskuler meningkat setiap tahun dan menjadi masalah
utama di negara berkembang dan negara maju. Berdasarkan data Global Burden
of Disease (GBD) tahun 2000, 50% dari penyakit kardiovaskuler disebabkan oleh
hipertensi. Hipertensi masih merupakan masalah besar untuk Indonesia dengan
angka prevalensi yang cukup tinggi yaitu 25,8% sesuai dengan data Riskesdas
2013. Selain itu, pengontrolan hipertensi belum maksimal meskipun obat-obatan
yang efektif banyak.

Hipertensi merupakan salah satu faktor penting sebagai pemicu Penyakit


Tidak Menular (Non Communicable Disease) seperti penyakit jantung dan stroke,
yang saat ini masih menjadi momok penyebab kematian nomor satu di dunia. Dua
penyebab penyakit kematian teratas tersebut adalah hipertensi.

Berdasarkan data WHO tahun 2011, terdapat satu milyar orang di dunia
menderita hipertensi, dua pertiga diantaranya di negara berkembang dengn
penghasilan rendah sampai sedang. Prevalensi penyakit ini akan semakin
meningkat sehingga menurut data WHO ini pada tahun 2005 sekitar 29% orang
dewasa di dunia akan menderita hipertensi (Anonim, 2006).

Penyakit hipertensi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Selain


berpengaruh terhadap ketahanan hidup manusia, hipertensi juga dapat
menurunkan produktivitas kerja serta menambah beban biaya pelayanan
kesehatan. Upaya untuk mengendalikan penyakit ini tidak hanya oleh tenaga
medis saja, melainkan melibatkan masyarakat secara aktif.

Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya didefinisikan sebagai


hipertensi esensial atau hipertensi primer. Hipertensi esensial mendominasi 95%
dari seluruh kasus hipertensi, sedangkan sisanya adalah hipertensi sekunder yang
penyebabnya dapat diklasifikasikan. Penyebab hipertensi sekunder berupa
kelainan organik seperti penyakit ginjal, kelainan pada korteks adrenal, pemakaian
obat-obatan, dan lain lain.

Faktor risiko hipertensi yaitu faktor genetik, usia, jenis kelamin, etnis,
stress, obesitas, pola makan, dan kebiasaan merokok. Hipertensi dikatakan
bersifat diturunkan, sesuai dengan penelitian yang menyebutkan bahwa individu
dengan riwayat keluarga hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk
menderita hipertensi dibandingkan dengan individu lain yang tidak memiliki
riwayat hipertensi dalam keluarganya. Seiring bertambahnya usia, hipertensi juga
makin meningkat. Obesitas dapat menimbulkan hipertensi karena lemak dapat
menimbulkan sumbatan pada pembuluh darah sehingga meningkatkan tekanan
darah.

Tren perubahan gaya hidup, termasuk di antaranya kebiasaan makan yang


tidak mengindahkan zat gizi, kini menjadi salah satu faktor utama yang
berpengaruh terhadap kejadian penyakit. Hipertensi sangat erat kaitannya dengan
makanan asin karena biasanya makanan yang dipanggang atau diawetkan melalui
tahap pengasinan untuk mencegah terjadinya pembusukan. Orang yang menderita
hipertensi biasanya mengonsumsi sedikit kalsium, tinggi kalori, tinggi lemak,
tinggi kolestrol, tinggi garam, serta makanan yang rendah serat. Konsumsi zat-zat
tersebut meningkatkan retensi cairan, sehingga menyebabkan peningkatan tekanan
darah.
B. PERMASALAHAN PADA MASYARAKAT

Berdasarkan pengamatan penulis, masalah-masalah yang kerap terjadi


pada masyarakat.

1. Kunjungan pasien dengan hipertensi di wilayah Puskesmas Kebumen II terus


meningkat.
2. Pasien hipertensi cenderung tidak stabil tekanan darahnya karena
ketidakpatuhan minum obat dan diet yang keliru.
3. Pasien mengabaikan komplikasi hipertensi, sehingga apabila sudah merasa
sehat tidak mau mengonsumsi obat-obatan dan melanjutkan kebiasaan
konsumsi tinggi garam.

C. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Setelah menganalisis masalah yang ada, upaya intervensi yang dapat


dilakukan ialah penyuluhan pada penderita hipertensi. Di wilayah Puskesmas
Kebumen II, rutin dijalankan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis)
hipertensi sebulan sekali. Peserta Prolanis Hipertensi akan dijelaskan mengenai
hipertensi: definisi, deteksi dini, tanda dan gejala, komplikasi, dan pengelolaan,
terutama pengelolaan diet.

D. PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan penyuluhan dilakukan pada hari Rabu, 16 Agustus 2017


bertempat di Aula Puskesmas Kebumen II. Penyuluhan ini disampaikan secara
langsung atau dengan metode direct communication-face to face communication.
Setelah penyampaian, dilanjutkan dengan diskusi tanya jawab Tahapan
penyuluhan yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Tahap Perkenalan
Acara dibuka oleh penanggung jawab Prolanis sekaligus perkenalan
dengan dokter internsip yang bertugas di Puskesmas Kebumen II.
2. Tahap Penggalian Pengetahuan Peserta
Tahap penggalian pengetahuan peserta dilakukan secara acak dengan
bertanya definisi atau pengertian seputar hipertensi dan diet yang boleh
dilakukan oleh penderita hipertensi
3. Penyampaian Materi
Materi penyuluhan disampaikan secara lisan (ceramah) selama lebih
kurang 30 menit dengan tanya jawab lebih kurang 15 menit. Materi terlampir.

E. MONITORING DAN EVALUASI

Penyuluhan berjalan lancar dan tanpa hambatan yang berarti. Tidak ada
gangguan teknis yang terjadi saat penyuluhan berlangsung. Peserta penyuluhan
antusias terkait materi penyuluhan dan berperan aktif dalam proses tanya jawab.

F. DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Pedoman Teknis, Penemuan dan Tatalaksana Penyakit Hipertensi.


Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Anonim. 2014. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta: Badan


Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan,
Republik Indonesia.

Anonim. 2014. Panduan Klinis PROLANIS Hipertensi. BPJS Kesehatan.

Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC :
Jakarta.

Nugraheni, Suryandari, Aruben. 2008. Pengendalian Faktor Determinan sebagai


Upaya Penatalaksanaan Hipertensi di Tingkat Puskesmas. Jurnal
Manajemen Pelayanan Kesehatan 4 (11): 185-191.

Anda mungkin juga menyukai