Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya mengajak seluruh hadirin untuk
memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
Pelatihan Teknis Produksi dan Desain IKM Konveksi dan Pelatihan Teknis IKM
Industri Tekstil dan Produk Tekstil merupakan industri prioritas untuk dikembangkan
sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 131/M-
IND/PER/10/2009 tentang Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri
Konveksi. Potensi IKM Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) tahun 2010, jumlah unit usaha
sebesar 725.533 unit, menyerap tenaga kerja 820.706 orang dengan nilai produksi
sebesar Rp 48.347 milyar serta nilai ekspor sebesar US$ 2.893 juta. Persebaran
industri (TPT) tersebar luas di seluruh Indonesia, meliputi industri tenun, industri
pakaian jadi atau konveksi, industri busana muslim, industri produk tekstil lainnya serta
industri asesoris dari tekstil. Salah satu Daerah potensial di Provinsi Banten dalam
industri Pakaian Jadi/Konveksi berlokasi di Kabupaten dan Kota Tangerang dengan
berbagai jenis produk barang jadi tekstil.
2
Namun demikian, kendati menghadapi tantangan dan permasalahan potesi IKM
Pakian Jadi/Konveksi masih dapat di kembangkan secara optimal mengingat
Indonesia memiliki keunggulan komparatif, antara lain tersedianya serat alam yang
dapat ditenun, misalnya serat sutera, serat rami dan serat alam lainnya termasuk serat
rayon, serat sintetis yang cukup tersedia dalam negeri. Selanjutnya adanya kebijakan
pemerintah untuk mendorong pengembangan industri TPT, antara lain prpogram
rekstrukturisasi mesin dan peralatan dengan memberikan potongan harga untuk
mendorong dunia usaha memodernisasi teknologi mesin dan peralatan produksi dan
kebijakan fiskal lainnya berupa pemberian Bea Masuk Ditanggung Pemerintah
(BMDTP) terhadap bahan baku impor.
Sementara itu kebijakan pemerintah untuk mendorong IKM Pakaian Jadi termasuk
industri konveksi antara lain (1) mendorong IKM Pakian Jadi diarahkan menjadi produk
konveksi dengan menggunakan bahan baku serat alam yang tersedia dalam negeri,
(2) mendorong IKM Pakaian Jadi untuk memproduksi busana muslim untuk
menjadikan Indonesia sebagai kiblat busana muslim dunia, (3) memfasilitasi Unit
Pelayanan Teknis (UPT) dengan mesin dan peralatan modern agar mampu
memberikan layanan teknis kepada IKM Pakaian Jadi, (4) memperkuat kelembagaan
IKM Pakaian Jadi di sentra-sentra, berupa koperasi atau Kelompok Usaha Bersama
(KUB) dengan memberikan fasilitasi bantuan mesin dan peralatan yang dapat
digunakan anggotanya, (5) program pelatihan dan pendamping teknologi produksi dan
desain kepada IKM Pakaian Jadi dan kebijakan lainnya.
3
Namun, bengkel-bengkel yang berskala kecil terkadang belum mempunyai kemampuan
yang mumpuni dalam hal manajemen pengelolaan bengkel, skill yang cukup dalam
memenuhi kebutuhan customer.
Untuk menangkap peluang tersebut bengkel perlu mempunyai SDM dengan
kemampuan (skill) yang memadai. Kendala ini antara lain bisa diatasi dengan
memberikan kesempatan kerja utamanya kepada masyarakat utamanya angkatan
kerja yang masih banyak belum memiliki pekerjaan.Sebagai ilustrasi dari hasil survey
APO (Asean Productivity Organization) pada setiap 1000 orang tenaga kerja/SDM
industri Indonesia hanya sekitar 4,3% yang terampil, hal ini sangat berbeda dengan
Singapura 34,7%, Malaysia 32,6% dan Philipina 8,3%. Kualitas SDM Indonesia
tersebut menyebabkan produktivitas kerja dunia usaha relatif rendah berada pada
peringkat ke-52 dibandingkan dengan Thailand (27) dan Malaysia (28). (Sumber:
World Competitiveness Yearbook).
4
Hadirin yang saya hormati,
Saat ini kita berada dalam perdagangan bebas yang ditandai dengan persaingan yang
sangat ketat, tidak saja persaingan usaha dalam negeri akan tetapi lebih lagi pada
persaingan antar negara dalam mengisi pasar domestik maupun pasar ekspor. Pada
kawasan ASEAN telah disepakati liberalisasi perdagangan dan investasi oleh negara-
negara anggota ASEAN yaitu pasar tunggal ASEAN atau yang disebut dengan ASEAN
Economic Community (AEC). Pemberlakuan AEC tersebut dapat menjadi tantangan
dan sekaligus menjadi peluang bagi IKM untuk memasarkan produknya pada pasar
ASEAN tanpa adanya hambatan tarif bea masuk maupun hambatan non tarif barrier
lainnya.
5
Sebelum mengakhiri sambutan, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada seluruh pihak yang mendukung terselenggaranya kegiatan ini dan
kepada seluruh tamu undangan yang telah berkenan hadir dalam acara ini.
Akhirnya dengan mengucapkan ”puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa”, saya
buka Pelatihan Teknis Produksi dan Desain IKM Konveksi dan Pelatihan Teknis
IKM Bengkel Otomotifsecara resmi.
Terima kasih.