Anda di halaman 1dari 6

SAMBUTAN

DIREKTUR INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH WILAYAH II


Pada Acara
PEMBUKAAN
PELATIHAN TEKNIS PRODUKSI DAN DESAIN IKM KONVEKSI DAN
PELATIHAN TEKNIS IKM BENGKEL OTOMOTIF
Di Kabupaten Bogor, 10 - 14 November 2014

Yth. Bapak Ir. H. Muhammad Azhari,SH.,MH atau yang mewakili

Yth. Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan


Bapak H. Azzhahir, SH., MH beserta jajarannya.
Yth. Para Instruktur, Tamu Undangan dan Para Peserta
Pelatihan yang Berbahagia.

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Selamat Pagi dan Salam Sejahtera Bagi Kita Semua,

Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya mengajak seluruh hadirin untuk

memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan

izin-Nya sehingga kita dapat berkumpul bersama untuk menghadiri Pembukaan

Pelatihan Teknis Produksi dan Desain IKM Konveksi dan Pelatihan Teknis IKM

Bengkel Otomotif di Kabupaten Bogor yang diselenggarakan oleh Ditjen IKM

Wilayah II Kementerian Perindustrian RI bekerjasama dengan Dinas Koperasi, UKM,

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor.


1
Hadirin yang saya hormati,
Kabupaten Bogor merupakan daerah tingkat II dari Provinsi Jawa Barat yang memiliki
luas wilayah 2.301, 95 km2. Hampir sebagian besar desa di Kabupaten Bogor sudah
terklasifikasi sebagai swakarya yakni 350 desa dan 77 merupakan desa swasembada.
Pelatihan dan Penumbuhan IKM Konveksi di Kabupaten Bogor di fokuskan pada
pelatihan teknologi produksi dan desain produk pakaian jadi serta pengembangan
aspek usaha dilihat dari manajemen pengelolaan usaha dan manajemen
pemasarannya, mengingat Kabupaten Bogor merupakan salah satu daerah potensial
untuk pengembngan konveksi di provinsi Jawa Barat.

Industri Tekstil dan Produk Tekstil merupakan industri prioritas untuk dikembangkan
sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 131/M-
IND/PER/10/2009 tentang Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri
Konveksi. Potensi IKM Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) tahun 2010, jumlah unit usaha
sebesar 725.533 unit, menyerap tenaga kerja 820.706 orang dengan nilai produksi
sebesar Rp 48.347 milyar serta nilai ekspor sebesar US$ 2.893 juta. Persebaran
industri (TPT) tersebar luas di seluruh Indonesia, meliputi industri tenun, industri
pakaian jadi atau konveksi, industri busana muslim, industri produk tekstil lainnya serta
industri asesoris dari tekstil. Salah satu Daerah potensial di Provinsi Banten dalam
industri Pakaian Jadi/Konveksi berlokasi di Kabupaten dan Kota Tangerang dengan
berbagai jenis produk barang jadi tekstil.

Hadirin yang saya hormati,


Menghadapi era perdagangan bebas saat ini industri Pakaian Jadi atau Konveksi
nasional diperhadapkan dengan berbagai tantangan, antara lain masuknya produk
pakaian jadi khususnya dari China, dengan harga yang relatif murah yang merupakan
saingan dalam pasar dalam negeri. Disamping itu permasalahan yang dihadapi
industri pakaian jadi dalam negeri, antara lain harga bahan baku yang fluktuatif dan
cenderung mengalami peningkatan karena Indonesia tergantung terhadap serat kapas
sebagai bahan baku kain katun, Teknologi mesin dan peralatan saat ini relatif tua
sehingga produktifitas dan kualitas relatif rendah, kemampuan SDM terbatas dengan
tingkat kemampuan teknis terbatas karena tingkat pendidikan rendah, kewirausahaan
IKM Pakian Jadi relatif terbatas.

2
Namun demikian, kendati menghadapi tantangan dan permasalahan potesi IKM
Pakian Jadi/Konveksi masih dapat di kembangkan secara optimal mengingat
Indonesia memiliki keunggulan komparatif, antara lain tersedianya serat alam yang
dapat ditenun, misalnya serat sutera, serat rami dan serat alam lainnya termasuk serat
rayon, serat sintetis yang cukup tersedia dalam negeri. Selanjutnya adanya kebijakan
pemerintah untuk mendorong pengembangan industri TPT, antara lain prpogram
rekstrukturisasi mesin dan peralatan dengan memberikan potongan harga untuk
mendorong dunia usaha memodernisasi teknologi mesin dan peralatan produksi dan
kebijakan fiskal lainnya berupa pemberian Bea Masuk Ditanggung Pemerintah
(BMDTP) terhadap bahan baku impor.

Sementara itu kebijakan pemerintah untuk mendorong IKM Pakaian Jadi termasuk
industri konveksi antara lain (1) mendorong IKM Pakian Jadi diarahkan menjadi produk
konveksi dengan menggunakan bahan baku serat alam yang tersedia dalam negeri,
(2) mendorong IKM Pakaian Jadi untuk memproduksi busana muslim untuk
menjadikan Indonesia sebagai kiblat busana muslim dunia, (3) memfasilitasi Unit
Pelayanan Teknis (UPT) dengan mesin dan peralatan modern agar mampu
memberikan layanan teknis kepada IKM Pakaian Jadi, (4) memperkuat kelembagaan
IKM Pakaian Jadi di sentra-sentra, berupa koperasi atau Kelompok Usaha Bersama
(KUB) dengan memberikan fasilitasi bantuan mesin dan peralatan yang dapat
digunakan anggotanya, (5) program pelatihan dan pendamping teknologi produksi dan
desain kepada IKM Pakaian Jadi dan kebijakan lainnya.

Hadirin yang saya hormati,


Dewasa ini pertumbuhan bisnis otomotif di Indonesia terbilang sangat pesat, tercermin
dari populasi kendaraan pribadi yang semakin besar di masyarakat, khususnya Roda 2.
Di tahun 2011, jumlah kendaraan bermotor di Indonesia mencapai 107.226.572 unit.
Dengan rincian, mobil sebanyak 9,548,866 unit dan sepeda motor 68,839,341
unit. Dan pada tahun 2012 meningkat hingga 12% untuk masing-masing kendaraan
tersebut. Dari kenaikan pasar sepeda motor ini terlihat peluang yang makin cerah
kepada usaha perbengkelan. Kebutuhan pelayanan service pemilik kendaraan bermotor
pun juga semakin meningkat, dimana banyak bengkel-bengkel umum yang juga menjadi
pilihan ketika pengguna kendaraan roda dua tidak datang ke bengkel-bengkel resmi
yang ada. Pelayanan yang lebih friendly, flexible, dan negotiable menjadi nilai tersendiri.

3
Namun, bengkel-bengkel yang berskala kecil terkadang belum mempunyai kemampuan
yang mumpuni dalam hal manajemen pengelolaan bengkel, skill yang cukup dalam
memenuhi kebutuhan customer.
Untuk menangkap peluang tersebut bengkel perlu mempunyai SDM dengan
kemampuan (skill) yang memadai. Kendala ini antara lain bisa diatasi dengan
memberikan kesempatan kerja utamanya kepada masyarakat utamanya angkatan
kerja yang masih banyak belum memiliki pekerjaan.Sebagai ilustrasi dari hasil survey
APO (Asean Productivity Organization) pada setiap 1000 orang tenaga kerja/SDM
industri Indonesia hanya sekitar 4,3% yang terampil, hal ini sangat berbeda dengan
Singapura 34,7%, Malaysia 32,6% dan Philipina 8,3%. Kualitas SDM Indonesia
tersebut menyebabkan produktivitas kerja dunia usaha relatif rendah berada pada
peringkat ke-52 dibandingkan dengan Thailand (27) dan Malaysia (28). (Sumber:
World Competitiveness Yearbook).

Hadirin yang saya hormati,


Rendahnya kualitas SDM terutama disebabkan oleh kegiatan pendidikan dan pelatihan
yang belum berbasis kompetensi. Oleh karena itu maka salah satu langkah untuk
membangun IKM yang tangguh dilakukan melalui upaya pelatihan pengembangan
perbengkelan otomotif roda 2 yang berbasis kompetensi kerja, khususnya bagi IKM
yang berada di Kabupaten Bogor yang perlu dikembangkan sebagai penghasil
komponen otomotif yang berdaya saing. Kegiatan ini memang dipandang perlu
dilaksanakan mengingat peluang pasar di bidang perbengkelan otomotif sangat
terbuka dan banyaknya masyarakat umum yang potensial untuk dibina menjadi teknisi
ahli di bidang perbengkelan otomotif khususnya roda dua.
Maksud dari kegiatan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan SDM IKM
Perbengkelan agar memiliki kemampuan yang berbasis pada kompetensi kerja
khususnya bagi SDM untuk industri perbengkelan roda 2 di Kabupaten Bogor. Tujuan
dari kegiatan pelatihan ini adalah untuk mengembangkan kemampuan usaha
perbengkelan yang berskala IKM melalui perubahan mindset, kemampuan manajemen
dan kemampuan teknis/skill agar dapat sukses dalam memenangkan persaingan.

4
Hadirin yang saya hormati,
Saat ini kita berada dalam perdagangan bebas yang ditandai dengan persaingan yang
sangat ketat, tidak saja persaingan usaha dalam negeri akan tetapi lebih lagi pada
persaingan antar negara dalam mengisi pasar domestik maupun pasar ekspor. Pada
kawasan ASEAN telah disepakati liberalisasi perdagangan dan investasi oleh negara-
negara anggota ASEAN yaitu pasar tunggal ASEAN atau yang disebut dengan ASEAN
Economic Community (AEC). Pemberlakuan AEC tersebut dapat menjadi tantangan
dan sekaligus menjadi peluang bagi IKM untuk memasarkan produknya pada pasar
ASEAN tanpa adanya hambatan tarif bea masuk maupun hambatan non tarif barrier
lainnya.

Hadirin yang saya hormati,


Saat ini masih terdapat hambatan yang dihadapi dari masing- masing IKM yaitu
inkonsistensi kualitas yang sesuai standar dan mutu. Selain itu manajemen produksi,
manajemen pemasaran, manajemen keuangan, manajemen personalia dan teknologi
mesin dan peralatan IKM perlu ditingkatkan lagi kualitasnya sehingga mampu menjadi
IKM yang handal untuk melakukan pengembangan kualitas dan kuantitas produknya.
Disisi lain, permasalahan yang juga sering dihadapi IKM yaitu masalah pemasaran.
Hal ini disebabkan kemampuan berpromosi IKM dirasa masih perlu ditingkatkan lagi,
baik promosi melalui pameran maupun penyebaran informasi melalui media yang ada.
Oleh karena itu, Ditjen IKM Wilayah II Kementerian Perindustrian bekerjasama dengan
Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor mengadakan
pelatihan-pelatihan tersebut di atas.

Hadirin sekalian yang kami hormati,


Akhirnya saya mengharapkan kepada seluruh peserta kegiatan pelatihan agar
memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya untuk bersama-sama secara
sungguh-sungguh untuk menggali wawasan baru dan merumuskan strategi-strategi
pengembangan kedepan sebagai langkah awal untuk membentuk IKM yang modern
seperti yang kita inginkan. Mudah-mudahan kegiatan yang Saudara-saudara ikuti ini
memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi pengembangan IKM di Kabupaten
Bogor.

5
Sebelum mengakhiri sambutan, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada seluruh pihak yang mendukung terselenggaranya kegiatan ini dan
kepada seluruh tamu undangan yang telah berkenan hadir dalam acara ini.
Akhirnya dengan mengucapkan ”puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa”, saya
buka Pelatihan Teknis Produksi dan Desain IKM Konveksi dan Pelatihan Teknis
IKM Bengkel Otomotifsecara resmi.
Terima kasih.

Direktur IKM Wilayah II

Ir. Roy Sianipar, MM

Anda mungkin juga menyukai