Anda di halaman 1dari 12

BAHAN PERTANYAAN UJIAN LISAN

I. ETIK , UU DAN MEDIKOLEGAL

1. Apakah seorang dokter wajib melaporkan ke pihak berwewang bila


menemukan pasiennya diduga mengalami tindak pidana.
Wajib berdasarkan pasal 165 KUHP :
“Barang siapa mengetahui ada niat untuk melakukan salah satu kejahatan berdasarkan
pasal-pasal 104, 106, 107 dan 108, 110 – 113, dan 115 – 129 dan 131 atau ada niat untuk lari
dari tentara dalam masa perang, untuk desersi, untuk membunuh dengan rencana, untuk
menculik atau memperkosa atau mengetahui adanya niat untuk melakukan
kejahatantersebut dalam bab VII dalam kitab undang-undang ini, sepanjang kejahatan itu
membahayakan nyawa orang atau untuk melakukan salah satu kejahatan berdasarkan pasal-
pasal 224, 228, 250 atau salah satu kejahatan berdasarkan pasal-pasal 264 dan 275 sepanjang
mengenai surat kredit yang diperuntukan bagi peredaran, sedang masih ada waktu untuk
mencegah kejahatan itu, dan dengan sengaja tidak segera memberitahukan hal itu
kepada pejabat kehakiman atau kepolisian atau kepada orang yang terancam oleh
kejahatan itu, dipidana jika kejahatan itu jadi dilakukan, dengan pidana paling lama
sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.“

Jadi dalam hal ini adalah kewajiban bagi setiap orang untuk melaporkan kepada polisi, jika
mengetahui terjadinya suatu tindak kejahatan, walaupun dalam Pasal 165 KUHP tersebut hanya
disebutkan beberapa pasal tindak kejahatan. Hal ini merupakan suatu upaya untuk mencegah
terjadinya suatu tindak kejahatan, karena jika tidak diberitahukan segera maka orang tersebut dapat
dikatakan memberi kesempatan pada seseorang untuk melakukan kejahatan.

2. Apa yang di sebut inform consent ( Persetujuan Tindakan Medik )


Suatu pernyataan persetujuan
Untuk dilakukannya suatu tindakan medis tertentu
Yang diberikan oleh seorang pasien atau keluarganya
Setelah mendapatkan penjelasan yang memadai mengenai tindakan yang
akan dilakukan tsb
3. inform consent di diberikan pada kondisi apa saja
Persetujuan operasi
Persetujuan pembiusan
Persetujuan tindakan diagnostik: angiografi, biopsi
Persetujuan tindakan pengobatan khusus: radioterapi, khemoterapi, dsb
4. Informasi apa yg harus diberikan oleh dokter
Hasil pemeriksaan
Diagnosis
Rencana terapi dan alternatifnya: untung ruginya
Rangkaian tindakan (cara kerja)
Efek samping dan resiko tindakan dan cara pencegahan dan penanganannya
jika terjadi
Prognosis
5. Apa yang disebut malpraktek medik :
Suatu praktek profesi medik yang dilakukan secara buruk
Karena menyimpang atau melanggar standar profesi medis
Akibat suatu kelalaian (tidak hati-hati, tidak peduli, tidak tahu, tidak acuh)
atau kesalahan / kekeliruan
6. Macam2 kategori malpraktek :
Dokter tidak melaksanakan kewajiban (wanprestasi)
Dokter melakukan kelalaian: tidak hati-hati, tidak peduli, tidak tahu, tidak
acuh
Dokter melakukan kesalahan/kekeliruan
Dokter melanggar hak pasien
Dokter melakukan perbuatan melawan hukum
7. Apakah untuk pengambilan sample darah utk pemeriksaan lab. dari tahanan
( tersangka, terdakwa dan terpidana ) memerlukan inform consent.
Tidak perlu, karena untuk kepentingan peradilan yang sudah diwakilkan oleh
SPF dari penyidik.

8. Prinsip dokter dalam memberikan keterangan ahli :


SESUAI STANDARD PROFESI
OBYEKTIF
ILMIAH
IMPARSIAL

9. Sebutkan pengertian derajat luka ringan, sedang dan berat.


PASAL 352 KUHP : Luka Ringan
(1). Selain daripada yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka
penganiayaan yang tidak menjadikan sakit atau halangan untuk
melakukan jabatan atau pekerjaan sebagai penganiayaan ringan,
dihukum penjara selama-lamanya tiga bulan atau denda sebanyak-
banyaknya Rp4.500. Hukuman ini boleh ditambah dengan sepertiganya
bila kejahatan itu dilakukan terhadap orang yang bekerja padanya atau
yang ada di bawah perintahnya.
(2). Percobaan melakukan kejahatan ini tidak dapat dihukum.

PASAL 360 (2) KUHP : Luka sedang


(1) Barangsiapa karena kesalahannya (kelalaiannya) menyebabkan orang
lain mendapat luka-luka berat, diancam dengan pidana penjara paling lama lima
tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun.

(2) Barangsiapa karena kesalahannya (kelalaiannya) menyebabkan


orang lain luka-luka sedemikian rupa sehingga timbul penyakit atau halangan
menjalankan pekerjaan jabatan atau pencarian selama waktu tertentu, diancam
dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana kurungan paling
lama enam bulan atau pidana dendapaling tinggi empat ribu lima ratus rupiah.
PASAL 90 KUHP: Luka berat
Luka berat berarti:

1) jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh
sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut;

2) tidak mampu terus menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau


pekerjaan pencarian;

3) kehilangan salah satu pancaindra;

4) mendapat cacat berat (verminking);

5) menderita sakit lumpuh;

6) terganggu daya pikir selama empat minggu lebih;

7) gugurnya atau matinya kandungan seseorang perempuan.

10. Apakah ada perbedaan derajat luka pada korban orang biasa, pegawai,
bintang film dari aspek medik sesuai pasal – pasal tsb diatas.

Tidak ada perbedaan karena korban berdasarkan hukum dinilai sama sebagai
manusia bukan profesi.

II. THANATOLOGI

1. Apa yang dapat diketahui dari lebam mayat


( Saat kematian, sebab kematian, cara kematian/posisi pada saat mati/ untuk
melihat apakah mayat telah dipindahkan)
2. Mengapa pada mayat setelah 5-6 jam lebam mayat tidak hilang.
Sel Darah Merah telah memenuhi dengan sesak pembuluh darah kapiler.
Pembuluh-pembuluh darah terjepit otot yang mengalami kaku mayat.
Lemak dalam plasma yang telah membeku
3. Bagaimana membedakan lebam mayat pada keracunan CO , CN dan
kedinginan.
( CO = terbentuk HbCo yg dpt masuk dlm otot  merah terang.,
Cn terbentuk CN Cytochrom Oxidase sehingga O2 tak terserap sel/otot 
merah bata – Untuk membedakan potong otot dan siram air, bila tetap merah
CO bila Pucat CN )
CO = cherry red
Kedinginan =

4. Apa bedanya kadaveric spasme dengan kaku mayat biasa.


- Kaku mayat (Rigor Mortis): Muncul 2-4 jam postmortem, karena ATP
habis  aktin myosin menggumpal  kaku. ((Org mati: tjd relaksasi
primer – kaku mayat – relaksasi sekunder))
- Cadaveric Spasme: Otot aktif shg ATP habis bertepatan dengan saat
mati. Shg tdk ada relaksasi primer. Tjd pada orang yang tegang krn
ototnya kontraksi terus.
5. Apakah pada mayat bayi terjadi juga kaku mayat.
Pada bayi rigor mortis lebih cepat terbentuk dan lebih cepat hilang, karena ATP
bayi masih sedikit (jarang gerak)
6. Apa yang mempercepat proses kaku mayat.
- Suhu lingkungan yang tinggi mempercepat terjadinya RM dan
mempersingkat durasi
- Aktivitas tinggi  ATP lebih cepat habis  RM lebih cepet terbentuk
7. Mengapa terjadi Pugillistic attitude pada mayat terbakar dan membusuk.
Koagulasi dari otot-otot oleh karena panas akan menyebabkan kontraksi serabut otot otot
fleksor dan mengakibatkan ekstremitas atas mengambil sikap seperti posisi seorang boxer
dengan tangan terangkat didepannya, paha dan lutut yang juga fleksi sebagian atau seluruhnya.
Posisi “pugilistic” ini tidak berhubungan apakah individu itu terbakar pada waktu hidup atau
sesudah kematian. “pugilistic” attitude atau heat rigor ini akan hilang bersama dengan timbulnya
pembusukan.

8. Cepat mana penurunan suhu tubuh antara mayat yg berada di dalam air dgn
mayat yg ada di pemukaan tanah pada darah tropis.
- Pada udara yang lembab, tingkat penurunan suhu menjadi lebih besar. Hal ini
disebabkan karena udara yang lembab merupakan konduktor yang baik.
Selain itu, Aliran udara juga makin mempercepat penurunan suhu tubuh mayat
- Pada medium air, tingkat penurunan suhu menjadi lebih cepat sebab air
merupakan konduktor panas yang baik sehingga mampu menyerap banyak
panas dari tubuh mayat

III. TRAUMATOLGI

1. Apa yang dapat diketahui dari mempelajari perlukaan.


Untuk mengetahui letak, bentuk, dan luas luka, besarnya
kekerasan, jenis benda penyebab, kondisi dan jenis jaringan,
usia, jenis kelamin, corak dan warna kulit, kerapuhan
pembuluh darah, penyakit.
2. Jelaskan bagaimana terjadinya cetak negatif ( negative printing ) pada
pukulan benda tumpul.
Pada sisi yang lebih gelap (pinngir) -> tidak ada jeda waktu untuk menempel
Pada sisi yang lebih terang (tengah) -> ada jeda waktu untuk menempel
3. Apa yang membedakan luka kekerasan tumpul dan tajam pada kepala.
Kekerasan tumpul : Bridging vein,
Kekerasan tajam : tepi rata
4. Apa kepentingan luka lecet geser.
- Arah
- Korban bergerak
- Untuk mengetahui ada perlawanan atau tidak.
5. Apakah bentuk luka tusukan kedua sudut tajam dapat diakibatkan luka pisau
bermata satu.
- Bisa, apabila hanya bagian ujng pisau saja yang menyentuh kulit.
6. Apa ciri luka bunuh diri akibat kekerasan tajam.
- Hesitation mark (luka percobaan)
- Tempat luka terjangkau dengan tangan korban
- Tidak menembus pakaian, karena biasanya korban menyingkap baju
terlebih dahulu.
- Ada cadaveric spasm dengan pisau tergenggam pada tangan korban.
7. Mengapa pada luka terbuka hanya diukur panjang luka.
- Karena lebar luka dapat berubah apabila luka dirapatkan
- Dapat dipengaruhi oleh langer line
8. Faktor apa saja yang mempengaruhi bentuk luka tusukan arah , elasitas
jaringan, gerakan senjata waktu ditarik keluar, dan gerakan tubuh korban ).
9. Apa perbedaan patah tulang tengkorak ok kepala diam dipukul dengan
kepala yg menhampiri benda.
- Kepala diam : Fraktur depresi (gepeng, fragmentasi)
- Kepala Gerak : Fraktur linear
10. Bagaimana terjadinya memar contra cup.
- Terjadi pada daerah otak yang berlawanan dari titik kontak
11. Apa yg dapat diperkirakan dari luka tembak masuk.
- Jarak tembak
- Jenis senjata/peluru
- Arah peluru masuk
- Perkiraan kaliber
- Perkiraan cara kematian
12. Sebutkan ciri luka tembak jarak sangat dekat, dekat, jauh dan tempel
jelaskan prosesnya.
- Tempel : ada gambaran star sign (di jidat), ada jejas senjata.
- Sangat dekat : <10cm. lubang luka, lecet, klim tato, jelaga
- Dekat : 10-30cm . Lubang luka, lecet, tato
- Jauh : >30cm. Lubang luka, klim lecet.
13. Apakah dpt dipastikan luka ciri jarak jauh sebagai luka tembak jarak
jauh.
- Belum tentu. Bisa saja kelim tato atau jelaga menempel pada pakaian,
dan pakaian sudah terbuka saat korban ditemukan.
14. Pada kondisi apakah arah tembakan sama dengan arah peluru masuk.
- Tegak lurus
15. Bagaimana bentuk luka tembak keluar.
- Bentuk tidak beraturan
- Ukuran lebih besar
16. Pada kondisi apa luka tembak keluar memiliki klim lecet disekitar
lubang luka.
- Bila pada tempat keluar terdaapat benda yang keras, cth.Ikat
pinggang, dinding.
17. Apa yang harus di diskripsi dari anak peluru.
- Diameter anak peluru
- Pola goresan/alur anak peluru
18. Mengapa pada laras senjata menggunakan alur.
-
Untuk stabil dalam lintasannya tanpa terpengaruh udara. Bergerak
maju sesuai porosnya
19. Bagaimana ciri luka tembak akibat bunuh diri.
- Di dapatkan darah pada tangan tempat memegang senjata.
- Biasanya luka tembak tempel
20. Apa yang membedakan peluru pistol dan peluru revolver.
- Revolver : kaliber 9mm, peluru tersimpan di silinder (6), saat di
tembakan selongsong menempel disenjata, tidak mematikan, 25m
- Pistol : Kaliber 11mm, peluru tersimpan di gagang (9), saat
ditembakan selongsong keluar, mematikan, jarak 45-50 m
21. Bagaimana mengetahui secara pasti bahwa seseorang sebagai
penembakan.
- Memcocokan alur senjata dengan alur anakpeluru.

IV. ASPIKSIA

1. Apa ciri orang yang mati karena aspiksia ( Sembab, pelebaran pembuluh darah
,tardiev spot ( ok kadar CO tinggi ), lebam mayat luas, sianosis pada bibir dan
ujng jari, busa pada mulut dan hidung.
2. Sebutkan penyebab aspiksia ( O2 sedikit, O2 tidak dapat masuk, O2 tak dapat
diserap ).
3. Mekanisme kematian ok tergantung ( Hipoksia, Ischemia otak, vagal reflek,
frak tlg leher 2-3 ).
4. Mengapa sperma dan lidah kadang2 keluar, kadang tidak.
 Lidah terjulur apabila letak jeratan gantungan tepat berada
pada kartilago tiroidea. Lidah tidak terjulur apabila letaknya
berada diatas kartilago tiroidea.
 Sperma keluar : akibat relaksasi sfingter otot polos
5. Sebutkan tahapan kematian ok mati tergantung
(Stad I dispneu: pernafasan dalam cepat, tekanan darah dan nadi cepat.
Stad II KOnvulsi : pernafasan mulai sulit, muka kongestitif(kebiruan), vena2
leher terbendung, tekanan darah naik, tachy cardi.
Stad III Apneu: hilang kesadaran, kejang2, pernafasan irregular, tekanan darah
turun, pernafasan berhenti).
Akhir : pernapasan berhenti
7. Sebutkan ciri – ciri orang mati gantung diri.
Perbedaan Penggantungan Bunuh Diri Penggantungan Pembunuhan
1. Usia Lebih sering terjadi pada remaja Tidak mengenal batasan usia
dan dewasa
2. Jejas Jerat Bentuk miring berupa lingkaran Lingkaran tidak terputus,
terputus mendatar, letak di tengah leher
3. Simpul Tali Biasanya satu simpul pada bagian Simpul tali lebih dari satu dan
samping leher. Simpul biasanya terikat kuat
simpul hidup
4. Riwayat Korban mempunyai riwayat Korban tidak mempunyai riwayat
Korban bunuh diri dengan cara lain upaya bunuh diri
5. Cedera Tidak terdapat luka yang Terdapat luka-luka yang
menyebabkan kematian dan tidak mengarah ke pembunuhan
terdapat tanda-tanda perlawanan
Dapat ditemukan racun dalam
6. Racun lambung korban, seperti arsen, Dapat terdapat racun berupa
sublimat, korosif. Rasa nyeri opium, kalium sianida. Racun ini
mendorong korban melakukan tidak menyebabkan efek kemauan
gantung diri bunuh diri
7. Tangan Tidak dalam keadaan terikat Tangan terikat mengarah k kasus
pembunuhan
8. Kemudahan Tempat kejadian mudah Korban biasa digantung di tempat
ditemukan yang sulit ditemukan
9. Tempat Jika tempat kejadian merupakan Bila sebaliknya ditemukan
kejadian tempat yang tertutup, atau terkunci dari luar maka
didapatkan ruangan dengan pintu penggantungan biasanya kasus
terkunci makan dugaan bunih diri pembunuhan
adalah kuat
10. Lingkar tali Jika lingkar tali dapat keluar Jika lingkar tali tidak dapat keluar
melewati kepala, maka dicurigain melewati kepala, maka dicurigai
bunuh diri peristiwa pembunuhan

A. Perbedaan Penggantungan Antemortem dengan Postmortem


No Penggantungan Antemortem Penggantungan Postmortem
1. Tanda jejas jerat berupa lingkaran Tanda jejas jerat biasanya berbentuk utuh
terputus (non continous) dan letaknya (continous), agak sirkuler dan letaknya pada
pada leher bagian atas bagian leher tidak begitu tinggi
2. Simpul tali biasanya tunggal, terdapat Simpul tali lebih dari satu biasanya lebih
pada sisi leher dari satu, diikatkan dengan kuat dan
diletakan pada bagian depan leher
3. Ekimosis tampak jelas pada salah satu Ekimosis pada salah satu sisi jejas penjeratan
sisi dari jejas penjeratan. tidak ada atau tidak jelas.
4. Lebam mayat tampak diatas jejas jerat Lebam mayat terdapat pada bagian tubuh
dan pada tungkai bawah yang menggantung sesuai dengan posisi
mayat setelah meninggal
5. Pada kulit ditempat jejas penjeratan Tanda parchmentisasi tidak ada atau tidak
teraba seperti kertas perkamen yaitu jelas
tanda parchmentisasi
6. Sianosis pada wajah, bibir, telinga, dll Sianosis pada bagian wajah, bibir, telinga,
sangat jelas terlihat terutama jika dll, tergantung dari penyebab kematian
kematian karena asfiksia
7. Wajah membengkak dan mata Sianosis pada bagian wajah, bibir, telinga,
mengalami kongesti dan agak menonjol, dll, tergantung dari penyebab kematian
disertai dengan gambaran pembuluh
darah vena yang jelas pada bagian
kening dan dahi
8. Lidah bisa terjulur atau tidak sama Lidah tidak terjulur kecuali pada kasus
sekali pencekikan
9. Ereksi penis disertai dengan keluarnya Ereksi penis dan cairan sperma tidak ada.
cairan sperma sering terjadi pada Pengeluaran feses juga tidak ada
korban pria. Sering ditemukan
keluarnya feses
10. Air liur ditemukan menetes dari sudut Air liur tidak ditemukan yang menetes pada
mulut, dengan arah yang vertikal kasus selain kasus penggantungan
menuju dada.

8. Faktor apa yang penting dari orang mati gantung diri dibandingkan dgn
penjeratan.
Pada gantung diri, semua arteri di leher mungkin tertekan,
sedangkan pada penjeratan, arteri vertebralis biasanya tetap
paten. Hal ini disebabkan karena kekuatan atau beban yang
menekan pada penjeratan biasanya tidak besar.
9. Ciri khas orang mati tenggelam :
Fine froth, cutis anserina, washer woman hand.
Petechia (dalam hal tenggelam bercak paltauf )
Perbendungan pada paru dan alat dalam.
Ditemukan aspirat pada saluran nafas dan paru berupa : diatome, ganggang2,
pat kristal2 sesuai dengan tempat tenggelam, lumpur pada trachea & lambung
10. Mekanisme kematian tengelam :
- Gg kimia darah – air tawar (cepat mati) air dari paru terserap
darah  haemodilusi  Eletrolit drh kurang  K dari sel terserap 
jantung fibrilasi.
- Air laut – cairan drh terserap ke paru-paru  odem parugg
pernafasan  aspiksia.
- Laryngospasme – akibat suhu dingin.
- Vagal reflek – Rangsang air dari osephagus dan trachea.
- Hypotermi.

V. KEJAHATAN SEKSUAL

1. Apa yg disebut pelecehan, perbuatan cabul, perkosaan.


Pencabulan : penyerangan secara seksual tanpa persetujuan
Pemerkosaan : kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa perempuan yang
bukan isterinya bersetubuh dengan dia diluar perkawinan

Pelecehan : perbuatan yang lebih bersifat fisik, yang mengakibatkan luka,


cacat, penderitaan orang lain. Yang bersifat memaksa dan ada unsur
ketidakrealaan.

2. Apakah seorang laki-laki dapat perkosa, apakah dlm RT dapat terjadi


perkosaan.
Tidak bisa! Karena sesuai dengan KUHP Pasal 285 -> barangsiapa yang
bersetubuh dengan wanita dengan kekerasan / ancaman diluar perkawinan
Pasal 286 -> wanita dalam keadaan tidak berdaya
Pasal 287 -> bersetubuh diluar perkawinan, <15th
Pasal 288 -> bersetubuh dalam perkawinan, namun wanita belum mampu
kawin (belum mens, belum ada tanda-tanda kelamin sekunder) ex: syai puji

3. Bagaimana prosedur pemeriksaan kasus perkosaan.


 Harus berdasarkan permintaan tertulis dari penyidik yang
berwenang
 Korban harus diantar polisi karena tubuh korban merupakan
bukti.
 Pemeriksaan:
-Anamnesis dibuat terpisah dan dilampirkan pada VER dengan
judul ”Keterangan diperoleh dari korban”. Hal khusus yang
perlu diketahui Waktu kejadian, Tanggal, jam, di mana tempat
terjadinya, apa yang dilakukan pelaku terhadap korban, terjadi
penetrasi dan ejakulasi/tidak, apakah setelah kejadian korban
mencui, mandi, atau mengganti pakaiannya.
-Pemeriksaan pakaian saat kejadian apakah ada robekan atau
kancing terputus
-Pemeriksaan tubuh korban (tanda2 dibius/needle marks,
bekas kekerasan memar, luka lecet), tanda perkembangan
alat kelamin sekunder dan tanda vital
-Pemeriksaan daerah genitalia luar (ada/tidaknya rambur
kemaluan yg saling melekat krn air mani yg mongering,
bercak air mani, bekas tanda kekerasa pd vulva)
-Pemeriksaan genitalia dalam (selaput dara ada rupture/tidak,
robekan lama/baru) (bila selaput darah utuh lakukan
pemeriksaanpewarnaan gram apakah ada PMS)
-Pemeriksaan Laboratorium air mani/sperma dari hasil swab
4. Mengapa robekan selaput dara harus disebutkan baru/lama dan jam berapa.
Arah jam untuk mengetahui posisi persetubuhan, pada perempuan
bukan perawan perawan/ruptur lama, persetubuhan mungkin tidak
menimbulkan luka dan tidak ada kualifikasi luka yg akan dikemukakan.
5. Barang bukti apa yang harus dicari pada tubuh korban.
Tanda kekerasan luka memar&lecet , cedera akibat foreplay, tanda
pembiusan/needle marks, kekerasan pd kemaluan, robekan selaput
dara, air mani pd area genitalia, tanda persetubuhan langsung
seperti kehamilan, kelahiran anak, atau penyakit menular seksual.
6. Apa yang harus dicari bila tidak ditemukan adanya tanda – tanda kekerasan.
( gg. psikologis – mikrolesi pd introitus vagina, tanda perlawanan )
7. Persetubuhan suka sama suka dewasa dapat dihukum tidak ? ,dpt dihukum
bila ? Tidak dihukum jika keduanya sama2 tidak dalam ikatan
perkawinan. Dihukum jika salah satunya dalam ikatan perkawinan
dan bersetubuh dengan selain pasangannya (KUHP pasal 284),
Dengan kekerasan dan ancaman (KUHP 285), wanita dalam keadaan
pingsan dan tidak berdaya (KUHP 286)
8. Mengapa pelacuran dapat dihukum.
Masuk pasal perzinahan (KUHP pasal 284)
9. Apa yang harus diperiksa dari pelaku.
Dapat dilakukan pemeriksaan terhadap pakaian, bercak semen,
darah dan golongan darah, tanda kekerasan (akibat perlawanan
korban), sel epitel vagina pada gland penis.
10. Sebutkan beberapa pemeriksaan laboratorium yg dpt membuktikan
terjadinya perkosaan... Pemeriksaan cairan mani/sel mani pada lendir
vagina, pewarnaan gram untuk pemeriksaan terhadap kuman
penyebab PMS (N.Gonorrhoea).
11. Apakah keluarga korban dapat minta surat keterangan hasil
pemeriksaan dokter. VER harus dibuat berdasarkn permintaan penyidik
yg berwenang, VER merupakan rahasia kedokteran yang wajib
disimpan (KUHP pasal 322)

VI. ABORTUS PROVOKATUS & INFANTISIDA

1. Definsi Abortus : Pengeluaran mudigah sebelum usia kehamilan 28


minggu, berat kurang dari 1000 gram
2. Syarat abortus provkatus terapeutikus :
- Ada kelainan yang mengancam kehidupan ibu.
- Dilakukan oleh dokter yg berwewang.
- Disetujui minimal oleh 2 orang dokter ( penegakan diagnosa ).
- Dilakukan pada fasilitas yang sesuai.
- Ada izin dari pihak keluarga.
3. Pemeriksaan forensik :
Pada Ibu :
- Tanda2 kehamilan (pasti dan tidak pasti).
- Usaha2 penghentian kehamilan (alat, obat2an dan tanda2 kekerasan).
- Hasil usaha penghentian kehamilan.
Pemeriksaan meliputi :
- Uterus, dipotong-potong mendatar, tiap 1 cm, deteksi adanya
luka/perdarahan.
- Tes emboli, pada venacava inferior dan pada jantung.
- Toksikologi terhadap : cairan rongga pinggul, darah (obat2an), lambung.
4. Kehamilan hasil perkosaan dan anak cacat dapat diaborsi tdk.

INFANTISIDA
5. Sebutkan unsur – unsur pembunhan anak sendiri dari KUHP psl 341 :
- seoarng ibu, membunuh anaknya,krn takut ketahuan melahirkan, tidak lama
atau sesaat melahirkan.
6. Cara pembunuhan yg sering dilakukan ( pembekapan, cekik & pemukulan ).
7. Pemeriksaan : Luar apa saja. - pemeriksaan dalam apa saja.
8. Bagaimana memeriksan bekas putusan pada tali pusat.
9. Apa bedanya tali pusat putus spontan dan diputus paksa oleh ibunya.
10. Tanda – tanda bayi cukup bulan : Lingkar kepala >33 , rawan telinga , kuku,
putting susu, testis/labia major, garis kaki.
11. Pemeriksaan paru : visual, tes apung dan PA.
12. Seorang ibu yang hamil diketahui anaknya cacat langsung dibunuh.
13. Apakah ibu membunuh karena takut ketahuan cacat  masuk infantisida.
14. Beda antara anak dibunuh & akibat lahir lama.
Lahir lama : - APGAR Score <7, kaput suksedaneum, sefalohematoma,
perdarahan sub aponeurotik, trauma muskulus sternokleido-mastoideus,
perdarahan sub konjungtiva, perlikaan kulit serta jaringan lemak dan eritema
ptekie dan ekimosis.
Perlukaan yang terjadi pada susunan syaraf, antara lain : paralysis pleksus
brakhialis, paralysis nervus fasialis, paralysis nervus frenikus, kerusakan
medulla spinalis dan paralysis pita suara. Trauma lain yang dapat terjadi
misalnya : fraktur (patah tulang), perdarahan intracranial dan perdarahan intra-
abdomina
15. beda perdarahan pada trauma jln lahir dan pembunuhan. ( perdarahan intra
falx cerebri – partus praesipitatus )
16. Mendiamkan anak setelah lahir  infnatisida / bukan.
17. Dalam perkawinan apakah masuk infantisida ( ibu selingkuh ).
18. Beda tempat putusan tali pusat antara putus sendiri dgn putus ditarik.
19. Periksa bag. Blk kepala dan bibir.
20. Beda antara antara letak memar pada pencekikan dan resusitasi.
21. Beda antara pengembangan paru akibat pernafasan buatan dgn pernafasan spontan..

VII. VISUM ET REPERTUM

1. Berapa macam visum.


-Ver perlukaan
-Ver kejahatan susila
-Ver jenazah
-Ver psikiatrik
2. Perlu izin dari keluarga tidak – bagaimana proses otopsi
Perlu, otopsi dilakukan setelah mendapatkan surat izin dari penyidik. Dokter
melakukan pemeriksaan sesuai permintaan penyidik.
3. Siapa yang berhak meminta ( polisi biasa pangkat jenderal ?)
Pejabat POLRI dengan pangkat serendah-rendahnya pembantu letnan dua,
penyidik pembantuk serendah-rendahnya sersan dua.
4. Kasus tabrakan pelaku sipil korban tentara-> diadali oleh pengadilan negara,
pelaku tentara korban sipil-> diadili oleh pengadilan TNI.
5. Sebutkan kesimpulan : perlukaan, mati, kejahatan seksual, psikiatri.
 Perlukaan : untuk mengatahui penyebab luka, derajat keparahan luka
 Kejahatan seksual : menentukan ada/tidaknya persetubuhan,
menentukan ada/tidaknya perlukaan
 Psikiatri : menentukan status kejiwaan seseorang (pada pelaku)
 Mati : menentukan identitas, jenis luka dan penyebab, sebab kematian,
saat kematian
6. Kasus polisi minta visum belakangan
Biasanya saat luka ringan korban langsung minta SPF ke penyidik, sedangkan
pada luka sedang dan berat korban mendatangi dokter terlebih dahulu sebelum
melapor ke penyidik sehingga SPF terlambat
7. Apa bedanya Surat keterangan ahli dgn VER.
Surat keterangan ahli : surat keterangan / pendapat yang dibuat oleh ahli (bisa
dokter) berdasarkan keilmuan nya. Cth : forensik konsul ke PA
VER : berdasarkan hasil pemeriksaan yang ditemukan pada korban.
8. Pada Ver perlukaan - Keluhan korban dimasukan / tidak.
Tidak, karena keluhan pasien bersifat subjektif
9. Apakan tenaga para medis pada daerah terpencil yang tdk ada dokter dapat
menbuat ver.
Tidak boleh! Yang boleh membuat VER adalah dokter yang sudah disumpah
10. Dapatkan isi visum dibocorkan kepada pihak keluarga / pengacara.
Tidak boleh, hasil visum boleh ditanyakan langsung ke penyidik, kecuali pihak
keluarga/pengacara mendapatkan surat izin langsung dari pasien.

Anda mungkin juga menyukai