Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN REFLEKSI KASUS KOMUDA

Nama dan No. Mhs : Asri Auliana A / 20130310050


Rumah Sakit : PKU Muhammadiyah Unit 1 Yogyakarta

1. Pengalaman
Seorang Pasien laki-laki, 26 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan demam
sejak 3 hari yang lalu. Demam disertai dengan pusing, badan lemas, mual, muntah
setiap makan. Pasien belum BAB selama 3 hari. Pasien didiagnosis menderita demam
thypoid. Terkait dengan mual dan muntah setiap makan, ternyata pasien juga
mengalami dispepsia

2. Masalah yang dikaji


1. Bagaimanakah interpretasi data hasil laboratorium pasien?
2. Mengapa diagnosis pasien tidak perlu lagi melakukan uji widal?

3. Analisa kritis
i. interpretasi
Hasil pemeriksaan laboratorium pasien pada tanggal 20 desember 2014
didapatkan jumlah lekosit turun yaitu 2.5 ribu/uL yang nilai normalnya yaitu 4-10
ribu/uL fungsi utama lekosit adalah melawan infeksi, melindungi tubuh dengan
memfagosit organisme asing dan memproduksi atau mengangkut antibodi. lekosit
terbentuk di sumsum tulang, disimpan dalam jaringan limfatikus dan diangkut oleh
darah ke organ dan jaringan. Nilai lekosit yang tinggi mengindikasikan gangguan di
luar sumsum tulang. Bisa saja pasien mengalami leukimia, penderita kanker post-
operasi, akibat pemberian obat. Nilai lekosit rendah disebabkan antara lain infeksi
virus, obat (antimetabolit, antibiotik, antikonvulsan, kemoterapi), anemia aplastik.
Jumlah netrofil pasien naik yang kadar normalnya 50-70%, namun pasien
memiliki kadar netrofil 82 %. Netrofil adalah lekosit yang paling banyak. Netrofil
terutama berfungsi sebagai pertahanan terhadap invasi mikroba melalui fagositosis.
Sel ini memegang peranan penting dalam kerusakan jaringan yang berkaitan dengann
penyakit nninfeksi seperti artritis reumatoid, asma dan radang perut. Peningkatan
netrofil disebabkan oleh infeksi bakteri dan parasit, gangguan metabolit, perdarahan
dan gangguan myeloproliferatif. Penurunan netrofil disebabkan oleh kerusakan sel,
infeksi bakteri, infeksi virus, penyakit hematologi, gangguan hormonal dan infeksi
berat. Derajat neutrofilia sebandung dengan jumlah jaringan yang mengalami
inflamasi.
Kadar limfosit normal yaitu 25-40 %. Kadar pasien turun yaitu 14%. Limfosit
sendiri merupakan sel darah putih yang kedua paling banyak jumlahnya. Sel ini kecil
dan bergerak ke daerah inflamasi pada tahap awal dan tahap akhir proses inflamasi.
Merupakan sumber imunoglobulin yang penting dalam respon imun seluler tubuh.
Kebanyakan limfosit erdapat di limfa, jaringan limfatikus dan nodus limfa. Hanya 5%
dari total limfosit yang beredar pada sirkulasi. Limfositosis terjadi karena penyakit
virus, penyakit bakteri dan gangguan hormonal. Limfopenia terjadi pada penyakit
hodgkin, luka bakar, dan trauma
ii. Uji Widal
Uji widal positif artinya ada zat anti (antibodi) terhadap kuman Salmonella,
menunjukkan bahwa seseorang pernah kontak/terinfeksi dengan kuman
Salmonella tipe tertentu. Uji widal dilakukan untuk mengetahui apakah seseorang
terkena penyakit demam typhoid.namun dalam kasus ini, pasien tidak dilakukan
uji widal. Karena pasien sudah menunjukan gejala klinis demam typhoid yang
jelas. Seperti demam, mual, muntah, dan juga sudah melalui uji laboratorium
yang menunjukan adanya infeksi. Sehingga tidak perlu melakukan uji widal.
Alasan yang lain karena pada uji widal terdapat kelemahan sendiri yaitu
kelemahan yang penting dari penggunaan uji Widal sebagai sarana penunjang
diagnosis demam tifoid yaitu spesifisitas yang agak rendah dan kesukaran untuk
menginterpretasikan hasil, sebab adanya faktor yang mempengaruhi kenaikan
titer. Selain itu antibodi terhadap antigen H bahkan mungkin dijumpai dengan
titer yang lebih tinggi, yang disebabkan adanya reaktifitas silang yang luas
sehingga sukar untuk diinterpretasikan
Pada daerah yang endemik seperti Indonesia (apalagi Jakarta, bagi yang
hobi makan gado-gado, ketoprak ) ditentukan nilai batas minimal pada populasi
normal. Sehingga kemungkinan seseorang menderita demam tifoid sangat besar
pada nilai minimal titer tertentu.

4. Dokumentasi
Nama : Bangkit Surya Putra
Umur : 24 tahun
Alamat : Patehan Kidul No 23 RT 22 Rw 05, Patehan

VITAL SIGN
o Tekanan darah : 100/50 mmHg
o Nadi : 100 x/ menit
o Respiratori Rate : 18 x/menit
o Suhu : 38.2°C

PEMERIKSAAN FISIK
o Kesadaran Umum : composmentis
o Pulmo : vesikuler +/+, wh -/-, rh -/-
o Thorax : S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
o Abdomen : supel, nyeri tekan 4 kuadran abdomen (-)
o Ekstremitas : akral hangat, turgor kulit <2detik

PENGOBATAN YANG DIBERIKAN

o Infus RL
o Injeksi ceftriaxone 1gr/12jam
o Paracetamol 3 x 500mg
o Injeksi ranitidine 1A/12jam
HASIL LABORATORIUM

Nama Hasil Nilai normal satuan


pemeriksaan
Lekosit 2.5 4-10 rb/uL
Eosinofil 0 0-5 %
Basofil 0 0-1 %
Netrofil 82 50-70 %
Limfosit 14 25-40 %
Monosit 4 2-8 %
Eritrosit 4.46 4.4-5.9 Juta/uL
Hemoglobin 14.0 12.0-17.0 g/dL
Hematokrit 40 39-52 %
MCV 89.2 80-100 fL
MHC 31.4 22-34 Pg
MCHC 35.2 32-36 g/dL
RDW 12.0 11.6-14.8 %
Trombosit 188 150-450 Rb/uL
MPV 8.30 5.30-8.70 fL

5. Referensi

Sosialine, Engko. Jakarta. 2011. Pedoman Interpretasi Data Klinik. Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia.
Haniah, Siti. Semarang. Demam Tifoid. Universitas Muhammadiyah Semarang.

Dokter Pembimbing FKIK UMY

(dr. Muhammad Khotibudin)

Anda mungkin juga menyukai