Anda di halaman 1dari 10

INILAH JIHADKU

Teruntuk bapak , Ibu, dan mereka yang masih tersisihkan karena keterbatasan

Tentang buku ini


Setiap nikmat yang Allah berikan pastilah ada pertanggungjawaban, tapi setiap keterbatasan yang Allah
amanahkan pasti ada kebaikan berlipat dan kemudahan. Bagi yang dianugerahkan nikmat lalu bersyukur
itu biasa, tapi yang dititipkan keterbatasan lalu bersyukur itu istimewa. Terima kasih mas Fikar sudah
mengajari kami, bahwa seharusnya tak ada keterbatasan dalam ibadah pada Allah –Felix Y. Siauw

Fikar adalah anomali. Anak muda yang tetap tegar meski dihadapkan dengan keterbatsan. Buku yang
sangat inspiratif. Agar pelosok negeri ini tahu, kaum difabel juga punya hak untuk sukses dan meraih
impian

Seulas Pinang
Bahwa setiap impian pasti terwujud ketika doa, ikhtiar, dan tawakal berjalan beriringan.

Pun, merenungkan dan membicarakan tentang mereka berdua. Sebuah karunia Allah yang tidak akan ada
habisnya untuk kukupas lebih dalam, hingga dapat menjawab semua pertanyaan tentang kehidupan dan
perjuangan. Mereka berdua adalah bapak dan ibuku. Sebuah keteladanan tentang perjuangan. Kerja keras
yang tiada matinya meski beribu ujian dan rintangan datang di hadapan. Tawa mesra dalam kesedihan,
tangis haru dalam limpahan kebahagiaan, saling berharap dalam doa, hingga semangat yang muncul
dalam kesempitan. Semua itu hadir karena cinta.

Kepingan ini bukan semata- semata cerita tentang seseorang yang terlahir dengan keterbatasan. Ini
adalah tentang petarung mimpi. Seseorang yang mencoba melawan rintangan dan ujian demi
mewujudkan cita dan impian. Impian yang membawanya ke perjalanan demi perjalan; yang di dalamnya
terselip berbagai renungan dan perjalanan. Sungguh ada harapan bahwa kepingan sederhana ini mampu
memberi sedikit cahaya kepada para pejuang mimpi untuk terus berjalan bagaimanapun terjalnya
rintangan dan belokan yang setiap saat menocba mengendurkan simpul – simpul keyakinan.

Berhaarap juga agar beberapa cerita yang tertulis akan dibaca oleh setiap orang yang mendapat
kesempurnaan di dunia ini, agar kami kaum difabel dapat berjalan berringan dengan semuanya dalam
setiap cerita – cerita hidup kami. Akhirk kata aku ingin berterima kasih kepada Tuhan yang telah memilih
perjuangan ini sebagai jalanku untuk berjuang di jalan-Nya. Inilah Jihadku.

Tangis Air mata yang dinanti


Tak akan pernah cukup bercerita tentang perjuangan tanpa mengurai salah satu bentuk perjuangan
terpenting dalam hidup insan manusia. Perjuangan termulia. Sebuah perjuangan yang bukan main
pertarungannya. Tk ada tandingannya. Penuh kegelisahan, ketegangan, dan ketakutan. Bahkan nyawa
adalah taruhannya. Tidak setiap manusia dapat melampauinya. Ia hanya mampu terlaksana oleh insan
perkasa yang telah tercipta dengan surge di bawah telapak kakinya. Pejuangan itu adalah proses
melahirkan.

Tapi Allah adalah Sang Pemberi kehidupan dan Penulis sebaik – baik rencana. Manusai hanya bisa mengira
– ngira, terkadang berani mendahuluin keputusan-Nya.
Orang – orang masih dibuat tercengan dengan keadaan bayi ini, setengah percaya. Seperti melihat dan
mendengar keajaiban. Mewujudkan kebahagiaan, menguatkan iman. Bahwa Tuhanlah Sang Pemberi
kehidupan. Ialah yang dapat memberi kehidupan dan kematian, yang mengatur segala urusan. Ia yang
perintah-nya sering dilanggar saat nafsu berada di titik puncak. Padahal, mudah bagi-Nya untuk
mengambil segala yang ada di dunia ini.

Melahirkn adalah jihad yang hanya mampu dilakukan oleh mahluk2 perkasa-Nya. Tak heran jika Tuhann
begitu menjunjung tinggi derajat mereka hingga meletakkan surga di bawah telapak kaki mereka.

Selarik ayat dari surah Al – Baqarah


Tapi seluruhnya adalah keputusan Sang Penguasa semesta. Tk ada satu pun yang mampu menolaknya,
tak sekalipun raja dengan singgasananya. Tapi I berjanji bahwa di setiap takdir-nya selalu terseip cinta.
Cinta yang tak selalu tersirat oleh mata.

Tapi syukurlah aku dikaruniai dua orangtua berjiwa baja. Mereka yakin, bahwa yang tertulis di buku takdir
hanyalah butir – butir permata indah yang mampu disingkap oleh-Nya sendiri melalui cahaya yang
dimasukkan-Nya ke dalam jiwa.

Keyakinan inilah yang menajdi asa Bapak dan Ibu untuk terus berjalan, mensyukuri keadaan dan
menembus keterbatsaan.

Melihat keadaan ini, dengan keyakinan penuh bahwa kemustahilan akan terpangkas oleh doa dan usaha,
Bapak dan Ibu mencoba untuk mengubah keadaan.

Bapak adalah pahlawan dan guruku. Beliau mengajarkanku pelajaran terpenting dalam hidup; perjuangan.

“Laa Yukallifullaahu Nafsan Illa Wus'ahaa...”

Allah tidak membebani seseorang kecuali yang sesuai dengan kemampuannya.


Ia ingin memastikan bahwa selarik ayat ini bisa menjadi kompas perjalanan bagiku dalam
mengarungi kehidupan. Bahwa dalam perjalanan aka nada berbagai macam belokan dan aral
lintangan yang akan ada berbagai macam belokan dan aral lintangan yang hadir.Tapi bapak
menginganku untuk yakin bahwa pap pun itu, tidak akan melebihi kekuatan dan kemampuan
yang telah diberikan. Sang Pencipta telah bersaksi bahwa pada setiap cobaan Ia telah
menganugerahkan bekal dalam kekuatan lebih untuk melawan cobaan2 yang dihadapakn

Sekolah Baru
Beruntungnya, aku didampingi Bapk dan Ibu yang berkeyakinan sekuat baja, dengan doa yng tak pernah
berjeda, serta rela berjuang yang selalu menyala. Cinta dan kasih sayang mereka mengalahkan
segalanya.Dengan ketetapan hati bahwa taka da yang mampu mengalahkan kerja keras dan izin Tuhan,
mereka telah melangkah meski jalan di depan tak semulus yang diimpikan.

Perjuangan Bapak dan Ibu menyiratkan sebuah pesan hidup dan perjuangan. Perjuangan sejati.
Perjuangan yang dilalui dengan dengan kesabaran.

Bapak selalu berpesan bahwa kesempurnaan bukanlah jaminan akan lancarnya perjalanan.
Melainkan, keteguhan doa dan kekuatan sabar yang mampu memangkas segala keterbatasan dan
kemustahilan. Menurunkan segala yang ada di langit ke genggaman.
Doa dan sabar adalah satu paket bekal yang tak dapat dipisahkan. Jika salah satu tak hadir maka
perjuangan tak akan berakhir dan kebahagiaan. Tapi, jika keduanya menjadi satu kesatuan, segalanya
akan didapatkan, bahkan terkadang dilipatgandakan. Kata – kata bapak itu seperti hujan yang menyirami
panas kering di siang hari.

Inna Ma’a Al-‘Usri Yusro

Allah tidak berkata ba’da yang artinya setelah. Melainkan Ia gunakan kata ma’ayang berarti bersama.
Maka bukanlah setelah kesulitan akan datang kemudahan tapi bersama ujian dan cobaan.

Jangan Biarkan Keterbatasan Menagalahkanmu


Tapi benar saja, bahwa sampai tumbuh ini terbaring di lubang kabur pun perjuangan tak akan pernah
terhenti. Ia akan selalu hadir di setiap paragraph dalam cerita – cerita kehidupan insan manusia. Sebab
jika dunia ini bebas dari cobaan dan ujian untuk apa tercipta surga yang ada di dalamnya terdapat
kebahagiaan yang tak ada ujungnya?

Tapi belakangan aku sadar ni sesungguhnya bukanlah cerita menyedihkan, harusnya ini menjadi cerita
membahagiakan tentang kekuatan dan keberhasilan melawan keterbatasan.

Pemenang bukanlah mereka yang berhasil meluapkan keperkasaannya melalui marah dan dendam,
melainkan mereka yang mampu memelihara rasa sabar di hatinya dan tak menampakkan kesedihan di
wajahnya.

Guru Baru
Tapi sejak kecil aku sudah diperkenalkan dengan mimpi. Mimpi adalah sebuah substansi yang merupakan
perwujudan dari apa yang seseorang inginkan di masa yang akan datang.

Prinsip yang terus diulang2 oleh bapak, Ia tak pernah memaksa , hanya memberi pesan. “Bahwa siapapun
kamu nantiya, jadilah orang yang bermanfaat bagi orang lain.

Jangan biarkan mereka menang

Hatiku memang rapuh hari itu. Tetapi keinginanku untuk menjadi guru tak sedikitpun rapuh. Bahkan
semakin membara. Taka da balas dendam memangm tapi hanya ingin membuktikan bahwa aku mampu.

Tentu menjadi guru yang tak seperti dia. Seorang guru yang berekyakinan bahwa muridnya bisa
menggapai mimpi2nya dengan kondisi dan keterbatasan apapun yang mereka punya

Karena sosokguru itulah, dokter menjadi dokter, insinyur menjadi insyur, dan presiden menjadi presiden

Berawal dari Pelajaran IPS


Tapi, seberapa pun indah atau menakutkan mimpi itu, ia akan hilang tatkala mentari muncul untuk
bergantian tugas dengan bulan.

Pada sebuah perjalanan, mimpi lebih dari sekadar teman peristirahatan. Ia adalah cahaya yang
membangunkandiri bahwa masih ada hari esok untuk mengukir harapan. Saat mentari pagi menyapa, ia
menjelma sebagai sayap yang mampu membuat manusia terus bertebangan. Terus melanjutkan
perjalanan. Bahkan ke tempat2 yang tak pernah terbesit di pikiran. Ia adalah sayap yang dapat
membentangkan jalan keluar, terutama saat persimpangan dan rintangan dihadapkan. Tapi tatkal ia tak
dihadirkan, perjalanan akan menemui kebuntuan atau bahkan harus terhentikan.

Tawa dan ejekan temanku tadi sama sekali tidak meluluhkan semangat dan mimpiku. Hidupku sampai
hari itu sudah menjadi bukti bahwa manusia hanya dapat mengira2 dan merencakan. Allah-lah yang
menentuukan. Selanjtunya kutempekan mimpiku Tiap selesai salat kupandangi gambar itu seraya
meminta pada Sang Penjawab Doa. “Allah bawa aku ke sana”

Pada sebuah perjalanan, mimpi adalah kewajiban. Dengannya manusia menentyukan arah perjalanan.

Laptop Bekas dari Mangga Dua


Benar, ternyata selalu ada permata di balik air mata, selalu ada manis di balik kepahitan.

dari beliau aku belajar tentang arti guru sejati. Guru yang memahami bahwa ketidaksempurnaan bukanlah
sesuatu yang harus dikutuk, melainkan diberi solusi.

Malam tanpa rembulan itu gelap. Tugas kita adalah menghidupakn cahaya, bukan mengutuknya
atau berpura2 bahwa sekarang purnama.

Kenangan Senin Pagi


“ Sudah siapkan saja yang baik. Kamu pasti bisa. Katanya mau jadi guru, harus berani berbicara di depan
umum dong”

Bahwa kekuatan seorang pemuda tidak dilihat dari siapa orangtua mereka atau berapa harta yang mereka
miliki, tetapi melalui segiat apa mereka menimba ilmu, mematuhi perintah-Nya, dan menjauhi larangan-
Nya.

Aku mulai sadar bahwa tidak ada yang dapat mengalhkan usaha dan ketekadan hati.

hari senin menjadi titik balik di aman aku mulai sadar bahwa dengan berbicara, aku dapat membuktikan
bahwa aku mampu. Hingga hari ini.

“Setiap perjalanan dalam hidup ini memberi pelajaran untuk mengenal diri sendiri lebih dalam”

Jalan yang berbeda


Akhirnya aku bisa melihat Bapak dan Ibu mulai tersenyum bahagia, bahwa perjuangan mereka menjadi
kenyataan. Bahwa aku bukan lagi anak yang lemah dan”terbatas”.

Kegelisahan akan runtuh dengan tawakal dan doa. Bahkan terkadang akan dijawab dengan cara yang tak
pernah disangka2.

Faidza ‘azamta fatawakkal ‘alallah, kuatkan niat lalu bertawakal pada Allah.

Acap kali kesempitan itu datang. Yang MahaTahu selalu mampu melapangkan hati dengan memberi
jalan bahagia di awktu dan melalui cara yang tak terduga
Sebuah tempat singgah
Bahkan manusia yang paling mulia saja berdoa saat hendak berhijrah “ Ya Allah , jadikan kami mencintai
Madinah, seperti kami mencintai Mekah atau lebih”

Bukankah Allah berjanji bahwa pada setiap kekurangan , ia telah menganugerahkan keunggulan yang lebih
utnuk mengalahkan kekurangan tersebut? Bukankah Ia telah bersaksi bahwa tidak ada beban yang
melebihi kemampuan manusia?

Man Jadda Wajadda. Kesungguhan akan membuahkan hasil. Kata2 itulah yang menajdi asa dan
semangatku.

Aku hanya bisa memotivasi diriku untuk terus berjalan di tengah keterbatasan yang ada. Terkadang,
hidup tak berjalan seperti yang diharapkan. Banyak hal yang terencanakan tapi lebur dengan keadaan.

Dua pilihan
Bapak tiada hentinya berpesan kepadaku bahwa majelis2 ini adalah kesempatan emas yang tak bisa dilalui
behgitu saja. Seperti segarnya meminum air langsung dari sumbernya di puncak gunung, ada kenikmatan
tersendiri unutk menimba ilmu dari sumbernya langsung.

Ini adalah sunnatullah. Taka da hamba-Nya yang bodoh. Semuanya telah dianugerahkan kemampuan dan
keahlian yang berbeda2 untuk memnuhi kewajiban, melengkapi sesame insan.

Teringat pesan nabi bahwa “takkan menyesal orang yang istikharah”

“Hal terindah saat istikharah adalah Allah tidak hanya akan mengisyaratkan mana pilihan yang terbaik,
tapi Ia akan memberkahi dan menuntun setiap pilhan itu.”

Doa yang ditambah


Teringat nasihat seorang imam bahwa saat mintu masih tertutup, maka ketuklah. Terus dan terus.
Hingga Sang Tuan Rumah membukanya.

Sungguh Allah terkadang tak hanya menjawab doa, melainkan juga menambah dengan yang lebih indah.

Pesan dari Kakbah


Ibu yang kemarin kubilang lemah , hari ini mendorong diriku yang benar – benar lemah, terduduk di kursi
roda.

Di depan pintu Multazam aku berdoa. Dengan segala kuasa – Mu, Kau bisa ambil nyawaku tadi malam
tanpa meminta maaf kpada Ibu. Tapi, dengan segala khilafku Kau masih beri aku daya. Sungguh Engkau
Mha Penyanyang lagi Maha Pengampun.

“Hari itu kakbah memberi pesan bahwa jangan sekali2 kau berbuat nista pada ibumu. Ia adalah mahluk
mulia. Ditinggikan derajatnya dan dilindungi martabatnya. Hari itu kakbah memberi pesan bahwa
Tuhan benar2 Maha cinta. Meningingikan surga untuk hamba-nya walau terkadang mereka sendiri
menolaknya. Dengan segala khilaf yang tiada tara, Ia hanya beri pesan dan teguran pada hamba-nya .
Walau tak perlu tenaga bagi-nya untuk ambil nyawa mereka”
Menggapai Restu
Ada 2 tipe mimpi bagi bapak, mimpi yang dangkal dan mimpi yang luas. Contoh mimpi luas adalah umar
bin khatab “ aku ingin menyebarkan kedamaian dan keadilan di seluruh penjuru dunia”

Bagiku ibu adalah sosok penuh misteri. Bagaimanpun tidak tnduk buah ahtiya, ia akan tida henti menanti
mereka tuk kembali.

Bahwa kemapuan dan usaha tidaklah cukup untuk menggapai mimi dan kesuksesan. Keridhaan. Satu hal
yang sering terlupa. Keridhaan dari Sang Pencipta. Tapi itu pun belum sempurna. Karena seperti sabda
Nabi-Nya , bawa keridhaan-Nya terletak pada keridhaan orang tua.

Sepotong pesan tentang kehidupan, bahwa memiliki mimpi tinggi tak ada asalahnya. Tapi jika izin
orangtua tak hadir disana, sekkokoh apapun kemampuan dan usaha tidak akan ada artinya.

Sambil berjalan kuyakinkan diriku bahwa dengan izin-Nya dan restu orangtua segalanya pasti akan
berbuah manis. Mungkin bukan sekarang.

Teman dan Pendidikan


Perjuangan bapak dan ibu selaam ini memberiku pelajaran berharfa bahwa keseteraan terkadang perlu
dierjuangkan.

Bahwa sering dengan memiliki teman2 yang peduli tanpa menghina atau merendahkan, proses belajar
akan lebih mebahagiakan dan prestasi akademis akan meningkat beriringan.

“Aku selalu yakin bahwa kebahagiaan berbanding lurus dengan kesulitan. Semakin sulit , semakin besar
kebahagiaan yang akan terasa.

Ingin Mati di Padang jihad


Di tahun ekdua kulaih, aku semakin rajin mengahdiri majelis2 ilmu di masjd. Benar kata imam Syafi’i.
Semain diri ini belajar, semakindiri ini tersadarkan akan kebodohan yang dimiliki. Semakin aku menghadiri
majelis2 ini, terasasemakin banyak perkara yang aku belum ketahui.

Jihad kita tidak terbatas pada medan perang saja.

Umat islam memang sedang tertindas dimana2 dan tdk dapat dipungkiri bahwa wajib hukumya untuk
menolong mereka. Jika memang ku bisa membantu dengan tubuhmu, maka bantulah. jika memang kau
bisa membantu melalui hartamu, maka bantulah. dan jika kau hanya mampu menolong dengan doa, maka
itu juga merupakan bagian dari jihad.

“hidup ini sleuruhnya adalah perjalanan yang penuh cobaan, tantangan, dan rintangan. Selama ayat
dikandung badan selam itu pula manusia akan terus berjihad melawan berbagai macam ujian dan
rintangan.”

Pelajaran dari sebuah Warung Kopi


Tak sedikit dari mereka yang memiliki keterbatasanfisik mereka. Tapi skap tersebut tidak akan mengubah
keadaan dan kondisi yang ada. Aku semakin percaya bahwa sebetulnya banyak orang yang ingin peduli,
tetaoi karena kaum difabel lebih sering bersikap tertutup , masyrakat tak emmahmi kondisi merea dan
bagaiman cara untuk peduli.
Pada perjalanan menggapai mimpi. Terkadang ditemukan jawaban2 , bahkan utk pertanyaan2 yang
belum sempat terbesit di pikiran”

Berjabat Tangan dengan Sang Raja


Masa depan adalah sebuah misteri. Tak ada insan yang tahu apa yang akan terjadi. Tapi ia pantasuntuk
dikatukri.. Iangatlah bahwa Ia adalah sebaik2 Perencana Rencana-nya slalu yang terindah dan tak pernah
terselip kaa kecewa. Percaya bahwa Rencana-Nya lebih baik dari apa yang kurencanakan.

Aku memang tak pernah tahu apa yang dirasakan kedua orantuaku hari itu, tapi aku yakin bahwa mereka
mengingat2 masa perjuangan memebsarkanku.

Masa depan memang harus dicapai. Itu merupakan suatu keniscayaan. Tetapi di balik semuanya, masa
depan menyisakan jatah utk orang2 di sekitar kita.Saat itu pula aku bernazar pada Sang pembua sebaik2
rencana bahwa jika aku diberi kesemaptan lebih laam ntuk hidup lebih lama, aku ono mereka yang
diaktakan oleh Rasul-nya, mereka yang dapat mengabidkan kesuksesannya bukan hanya utk dirinya, tapi
utk orang2 yang ada di sekitarnya

hari itu mengajraknku arti keusksesan yang sebenarnya. kesuskesan yang tida hanya membuat diri sdniri
bangga dan bahagia. Tapi yang terpenting adalah dapat membuat orang merasakan kesuksesan dan
kebahagiaan yang diperoleh.”

Sepucuk Surat dari Surga


Tapi hari ini hati sudan melalui lapisan2 proses pembelajaran selaam bertahun2. Maka, hal pertama yang
aku lakukan saat itu adalah meminta restu dari Bapak dan Ibu.

Tapi aku yakin Allah tak akan mengecewakan hamba-Nya yang berikhitar. Man jadda wa jadda.

Selain mengeluh pda pemerintahan Inggirs, aku juga sampai keluh kesahku kepada Sang Pengatur
segalanya. Aku percaya bahwa rencana0nya adalah renca yang terindah dan Ia tak pernah menyelipkan
kecewa pada setiap Rencana-Nya. Saat itu, aku berharap jika Allah memilii rencana lain yang lebih indah,
amka akan kuserahkan semuanya pada-NYA. Dan jika ini adalah cara-Nya untuk menguji kesabaranku,
maka aku meminta untuk dikutakn dan diberi hadiah jika aku dapat melewatinya.

Ud’uni astajib lakum, Allah menjawab setiap permintaan hamba-Nya.

Pejuangan mimpi bagaika sebuah perjalanan. Tekradang membutuhkan temapt singgah untuk
beristirahat. Bersabralah , karena mungkin tempat singgah itu memiliki banyak pelajaran yang bisa diambil
sbg tujuan kelak.

Buliran air mata tak henti mangalir ketikakubaca lagi surat itu. Secarik surat aari surga. Surat yang tak
hanya berisi kabar tentang doa yang mendapatkan jawaban dari-nya. Bajwa sungguh , doa , dan usaha
adalah sebaik2 bekal dalam perjalanan mimpi. Dengan kedaunya, semua kemustahilan akan terpangkas.

Mimpi yang dulu hanya tertempel di dinding kamar. Impian yang dulu dirangukan dan ditertawakan. Aku
tahu dan yakin bebnar bahwa Allah selalu menjawab mimpi – mimpin Hambanya. Waalupun terkadang
impian itu ditunda atau digantikan dengan yang lebh indah, percayalah bahwa mimi selalu memiiliki
jawaban dan waktunya.
Menghargai yang berbeda
Rasa takjub luar biasa membuat diriku tersenyum lebar pagi itu. Di balik persamaan ada perbedaan yang
signifikan. Mereka dipahami dan tidak dibedakan. Sekolah2 disini diwajibkan untuk menerima dan
menyediakan fasilitas kepada muridnya yang bekebutuhan khusus. Mereka tidak dipandang sebelah
mata. Mereka dinilai melalui apa yang mereka mampu lakukan, bukan dari apa yang mereka tak mampu
laskanakan. Mereka dianggap sama, meskipun dengan cara yang berbeda. Ada kepercayaan bahwa do
balik keterbatasan tersimpan potensi yang istimewa yang dapat berguna bagi dunia.

Mengetik Kebenaran
Bahwa sampai hari ini aku masih takjub dnengan kebseasran-nya , bahwa seseeorang yang telrahir tanpa
kekuatan yangan ntuk menulis hari ini mampu menjadi seorang penulis dan jurnalsi.

Sungguh hanya cukup menjadi panitia agar bisa merasakan penderitaan merea.

Kitas ering lupa bawa tak semua orang memiliki kesempatan yang sama dalam menerima dan memahami
infpormasi.

Hari itu benar2 menyadarkan diriku akan pentingnay meningaktkan kepedulian masyarkat terhadap isu2
penitng baik di Indpnesia maupun bealah dunia.

Akan tetapi momen ditolak bukanlah perkara yang asing dalam hidupku. Dari jalan kehidupanku selama
ini, aku semakin yakn bawa penolakan bukanlah titik akhir dari segalanya, bahkan bisa jadi
meruapakan awal untuk yang lebh indah dan berharga.

Meski terkadang butuh waktu yang lama, Alah akan meberkahi setiap doa dan ikhtiar.

Keterbatasan fisik telah memngajarkanku bahwa setiap insan mampu berjontribusi dan berguan bagi
orang lain dalam kondisi dan ekadaan apapun. Yang doper;ialn adalah keberadaan niat dan kesaran akan
wajibnya menyebar kebermanfaatn. Meskipun belum sebeerapa, seikit demi sedikit munkin janjiku [ada
Ba[al ntuk menjadi orang yan bph tahu

Kh mam Zakarysi “Andai ata muridku tinggal satu, yang satu itu ama dengan seribu, jika ada yang satu
itupun tak ada , maka aku akan mengajar dunia dengan pena”

Sebuah Utang pada Dunia


“Dari semua kisah perjuangan menghadapi ujian dan cobaan, maka aku berutang pada Sang Pencipta ,
dunia, bangsa, dan saudara. Dari semua nikmat yang telah diberikan-Nya , kau berutang pada mereka
untuk mengajaknya mendapatkan yang sama”

Aku percaya , yang membuatnya (kyai itu) terharu bukanlah perjuangan yang telah kami lalui melainkan
kebesaran-nya dan kebenaran janji-Nya.

Wa amma bini’matika rabbika fahaddits

“Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan”

Berbagi kesuksesan melewati tantangan dan cobaan. Agar manusia menjadi sadar bahwa mereka tidak
sendirian. Bahwa dengan sabar, doa , dan usaha, yang akan hadir hanyalah keukssan. Aku juga semakin
paham bahwa ternyata membicarakan nikmat-Nya bukanlah kesombongan. Melainkan langgam untuk
mengangungkan Ia yang memberikan dan jalan untuk mengajak yang lainnya agar sama2 mendaatkan.

Kesuksesan yang diraih tak hanya oleh diri sendiri. Melalui berbag9i, aku juga penuhi perintah Yang
Mahakuasa. Berdakwah, menyebarkan ajaran agama-Nya, mengagungkan kebesaran-nya , dan
bersilahturahmi dengan hamba2-Nya dari segala penjuru dunia.

Bahwa sudah diberi kemampuan begini banyak, tapi tak mampu memanfaatkannya untuk menjunjung
tinggi agama-Nya. Aku terpangil. Mungkin inilah saatnya bagiku untuk melakukan sesuatu yang lebih,
mengenalkan agama-Nya ke khalayak luas. Saat itu seakan 2 Rasulullah dihadirkan kembali dihadapanku
sambil berkata “Sampaikan dariku meski satu ayat”

Cinta Rasul kepada Julaybib (tumbuh pendek) begitu dahsyat “Kau dariku dan aku darimu” Sikap
Rasulullah merupakan gambaran nyata tentang bagaimana prinsip inklusi atau kesetaraan bagi kaum
difabel harus diterapkan.

Kututup acara hari itu dengan mengajak diri pribadi dan hadirin untuk lebih memahami kebutuhan orang2
yang telahir dengan keterbatasan seperti yang dicontohkan oleh baginda Nabi.

Aku percaya bahwa yang membuat mereka bangga dan abhagia bukanlah aku dan cerita perjuanganku,
melainkan Islam dan Nabi muhammad yang begitu memperhatikan umat-Nya termasuk yang
berkebutuhan khusus.

Ia telah berpesan pada umatnya bahwa siapa yang mampu meapangkan kesulitan orang lain di dunia,
Allah akan meringankan urusannya di hari di mana tak ada bantuan kecuali milik-Nya. Bahkan Rasulullah
juga menjanjikan , bagi siapapun yang menyempatkan waktunya mengurus orang2 yang berkebutuhan
khusus akan diberikan rezeki dan kemenangan melalui jalan yang tak pernah disangka2.

Membantu meningkatakn kesadarn mereka yang penuh kesempurnaan agar orang2 seeperti aku dapat
berjalan berinringan dalam setiap cerita hidup mereka.

“ Nabi Muhammad menekankan bahwa disabilitas tak akan pernah mempenagruhi kesempuranan
mereka di mata Allah selama mereka memilikii iman yang kokoh.

Mimpi yang tergerai


Dulu semua ini hanyalah mimpi2 yang tergantung di dinding kamarku. Mimpi yang selalu ditertawakan
dan diragukan, dan yang tak pernah terbesit di pikiran. Tpi hari ini, kubuktikan bawa tidak ada yang bia
mengalahan mimpi, semangat, perjuangan, keyakinan hati , dan izin Tuhan.

Diri ini bukti bahwa setiap manusia hanya bisa mengira2 padahal ada yang menulis segala ketentuan.
Hidup telah mengajarkanku bahwa Allah adalah Penulis semua rencana. Zat yang sering kita ingkari dan
lupakan. Tak jarang diri ini lupa bahwa mudah bagi-Nya untuk memberi kehidupan serta engambilnya.
Kita sering berbangga diri karena memiliki ini dan itu, padahal segalanya sesuatu adalah milik-Nya dan
bisa diambil kurang dari sekejap mata.

Hari ini aku adalah saksi bahwa Allah menjawab setiap doa dan impian. Meski erkadang harus ditunda
atau digantikan dengan yang lebih menawan. Jangan pernah kehilangan harapan. Tak pernah ada yang
sia2 dari sebuah usaha yang disetai sabar dan doa. Keajaiaban itu ada, karena aku pernah menyaksikan
dan mengalaminya. Jika itu baik bagi kehiupan kita di dunia dan akhirat maka percayalah bawa Ia akan
memberikannya.

Hidup telah mengajarakanku bahwa perjuangan mimpi penuh dengan lika – liku. Tetaplah berjalan. Tak
peranha ada yang sai2 dari perjalanan berbekal doa dan kesabaran. Sepanjang perjalanan , akan kau
temukan jawaban2 , bahkan utk pertanyaan2 yang belum sempat terpikirkan. Jika ia memang benar2
berharga, maka diri yang paling tahu bahwa berputar adaah kerugian. Hanya saja, ada kalahnya perjalanan
memaksa kita singgah untuk bekal menuju ke tujuan.

Rasa terimakasih juga tiada henti kuucpakna kepada guru yang paling baik dan yang pall=ng setia yang
pernah kupunya ; keterbatasanlu. Eterbatasan yang bagi sebagian orang mungkin terlihat aneh. Tetapi
benar, keterbatasan telah mengajarkanku suatu pelajaran penting dalam kehidupan, yautu untuk tidak
pernah menyerah.

Tidak menyerah dalam keadaan atau cobaan apa pun. Tang emnagajarkan bahwa dalam kondisi apa p un
, mimpi dan cita2 tetap mampu didaptakan asalakan doa dan usaha berjalan beriringan.

Aku sadar , ternyata Allah tak pernah memberikakn padaku keterbatasan. Sejak aku dilahrikan aku
dianugerahkan kesempurnaan yang tak terhitung jumlahnya. Kesempurnaan yang kusadari yang tak
terhitung jumlahnya. Kesempuranaan yangkusadari saetelha lebih dari dua dasawarsa.

“Allah (selalu) memberikan kita kesempurnaan”

Anda mungkin juga menyukai