Anda di halaman 1dari 3

Al2O3

Alumunium okida atau alumina adalah senyawa kimia dengan rumus molekul Al2O3

yang terdiri atas unsur alumunium dan oksigen. Katalis alumina merupakan katalis asam

yang dapat diaplikasikan dalam reaksi perengkahan katalitik. Pada katalis ini, atom

alumunium adalah sumber kekuatan utama dari sisi katalis. Alumunium dengan keasaman

yang tinggi, dikelilingi oleh atom oksigen yang memiliki keelektronegatifan yang relatif baik.

Alumina terdiri dari alumina amorf dan alumina dengan struktur trigonal. Alumina dalam

bentuk amorf memiliki kekuatan asam yang lebih rendah daripada alumina dengan struktur

trigona. Distirbusi atom alumina yang tidak merata adalah penyebab lemahnya kekuatan

asalam alumina amorf.

Tabel 1. Sifat Fisik dan Kimia Alumina

Rumus Molekul Al2O3


Bentuk Bubuk kristal padat berwarna putih
Titik Leleh 2303 K
Titik Didih 3250 K
Massa Jenis 3,97x103 kg/m3
Berat Molekul 101,96
Sumber : Prasetya et al, 2006

Kebutuhan Alumunium Oksida

Permintaan aluminium oksida di Indonesia dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Hal ini

dapat diketahui dari data perkembangan impor aluminium oksida Indonesia cenderung

meningkat. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 2

Tabel 2. Data Impor Alumunium Oksida di Indonesia

Tahun Jumlah (ton)


2017 399992
2016 509413
2015 514227
2014 569958
2013 516189
Sumber : Badan Pusat Statistik
Impor Alumunium Oksida di
Indonesia
600000
500000
jumlah (ton)

400000
300000
200000
100000
0
0 1 2 3 4

Gambar 1. Data Impor Aluminium Oksida Indonesia

Dari hasil ekstrapolasi dengan metode regresi linier data di atas, didapatkan persamaan y

=29294x+41407.Dapat diketahui bahwa perkiraan impor aluminium oksida pada tahun 2023

adalah ± 392.935 ton/tahun.

Ketersediaan bahan baku

Ketersediaan bahan baku sangat mempengaruhi kelangsungan proses suatu pabrik.

Bahan baku pembuatan aluminium oksida terdiri dari bauksit yang diperoleh dari beberapa

industri tambang bauksit yang terdapat di Kalimantan Barat. dan natrium hidroksida (NaOH)

yang diperoleh dari PT. Asahimas Tbk. sebagai pelarut dimana ketersediaanya mencapai.

Di Kalimantan Barat (DESDM Kalimantan Barat, 2011) terdapat 49 perusahaan yang

memiliki IUP dengan luas total yang dikuasai sekitar 557.259 Ha, 27 perusahaan berada di

Sanggau dengan luas 247.338 Ha, di Bengkayang terdapat 2 perusahaan dengan luas 9.500

Ha, Landak sebanyak 8 perusahaan (57.217 Ha), Kayong Utara 5 perusahaan (9.985 Ha),

Kabupaten Pontianak 3 perusahaan (35.250 Ha) dan di perbatasan antar kabupaten/kota

sebanyak 4 perusahaan (197.970 Ha). Jumlah sumber daya bauksit di wilayah ini

diperkirakan cukup besar yaitu sekitar 3,29 miliar ton, Sanggau dan lokasi yang berada di
wilayah perbatasan dua kabupaten adalah wilayah yang memiliki sumber daya bauksit

terbesar masing-masing 1,28 miliar ton dan 1,02 miliar ton. Masa berlakunya IUP tersebut

berkisar antara 2 sampai 20 tahun. Jika sumber daya bauksit milik PT. Antam Tbk yang di

Sanggau (Kalimantan Barat) yang luasnya 36.410 Ha besarnya 188,30 juta ton. Dengan

asumsi tingkat produksi tetap, maka umur tambang perusahaan ini sekitar 55,06 tahun.

Artinya bahwa selama 55 tahun ke depan keberlangsungan kegiatan produksi pabrik

aluminium oksida ini dijamin keberadaan oleh sumber daya bauksit yang dimilikinya saat ini.

Anda mungkin juga menyukai