Anda di halaman 1dari 4

Artikel Kebumian, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, www.bmg.go.

id - 5 Januari 2011

ARTIKEL KEBUMIAN

Identifikasi Sesar Naik Belakang Busur (Back Arc Thrust) Daerah Bali
Berdasarkan Seismisitas dan Solusi Bidang Sesar

Daryono
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
e-mail: daryono@bmkg.go.id

Abstrak - Penelitian ini mengkaji aktivitas di sekitar palung samudera merupakan gempabumi
gempabumi dangkal di Daerah Bali hasil catatan hasil subduksi lempeng. Sedangkan aktivitas
jejaring seismik regional Bali selama periode 1991 gempabumi dangkal yang berpusat di daratan Bali
hingga 1999. Tujuan penelitian ini adalah melakukan lebih banyak disebabkan oleh aktifitas sesar aktif yang
identifikasi sesar naik belakang busur kepulauan (Bali umumnya berarah baratlaut-tenggara atau barat-timur
back arc thrust) berdasarkan data seismisitas lokal dan (McCaffrey & Nabelek, 1987).
solusi bidang sesar. Penelitian ini menggunakan data Upaya identifikasi sesar aktif di Daerah Bali dan
waktu tiba gelombang seismik, gerakan awal sekitarnya menggunakan metoda geofisika telah
gelombang P, software FOCAL, HYPOINVERSE, dan dilakukan oleh peneliti terdahulu seperti McCaffrey &
SEISMIC untuk menyusun peta seismisitas, analisis Nabelek (1987) dan Masturyono (1994). Studi
solusi bidang sesar, dan plotting penampanglintang seismisitas lokal Daerah Bali hasil pencatatan jaringan
hiposenter. Hasil penelitian menunjukkan adanya seismik lokal yang dilakukan oleh Masturyono (1994)
beberapa klaster aktivitas seismik dangkal di daerah memperoleh hasil analisis bahwa seismisitas
penelitian. Pola sebaran hiposenter menunjukkan gempabumi lokal dan dangkal memberi petunjuk
adanya kecenderungan makin ke arah selatan adanya struktur sesar naik belakang busur kepulauan.
hiposenternya makin dalam. Seluruh gempabumi yang Sedangkan studi seismotektonik yang dilakukan Yazid
terjadi ternyata memiliki tipe penyesaran naik. (1999) menyimpulkan adanya perpanjangan Sesar Naik
Berdasarkan data strike diketahui sebagian besar Flores sampai ke sebelah timur laut Bali.
bidang sesarnya paralel dengan busur kepulauan yaitu Data yang digunakan dalam penelitian yang
berarah Timur-Barat. Hasil penelitian ini semakin dilakukan oleh McCaffrey & Nabelek (1987) belum
mengokohkan pendapat bahwa telah terbentuk sebuah menggunakan jaringan seismik lokal seperti yang ada
struktur sesar naik di balakang busur kepulauan (Bali saat ini. Sementara Masturyono (1994) dalam
back arc thrust), sehingga cekungan Bali adalah suatu penelitiannya hanya menggunakan data seismisitas
keadaan yang menurun secara relatif sebagai akibat periode pengamatan jangka pendek (Nopember 1991-
adanya sesar naik belakang busur. Nopember 1992). Penelitian ini juga menggunakan
data gempabumi terpilih hasil pencatatan jaringan
Kata kunci: sesar naik belakang busur, back arc thrust, seismik lokal periode 1991-1999 untuk menyusun
Bali, seismisitas, solusi bidang sesar distribusi seismisitas dan solusi bidang sesar. Tujuan
penelitian ini adalah untuk identifikasi struktur geologi
Pendahuluan sesar naik belakang busur (back arc thrust) Daerah Bali.

Daerah Bali dan sekitarnya merupakan salah satu


kawasan dengan tingkat aktifitas kegempaan yang Seting Tektonik
tinggi di Indonesia. Subduksi lempeng Indo-Australia
terhadap lempeng Eurasia dengan kecepatan 7 cm per Pulau Bali merupakan bagian dari busur kepulauan
tahun (Demets et al., 1994), telah menghasilkan efek Sunda Kecil yang terbentuk sebagai akibat proses
berupa struktur geologi sesar aktif di Daerah Bali dan subduksi lempeng Indo-Australia kebawah lempeng
sekitarnya. Berdasarkan kondisi tektonik inilah maka Eurasia. Proses subduksi ini tidak hanya
aktifitas kegempaan di Bali sangat dipengaruhi oleh menimbulkan aktivitas tektonik tetapi juga aktivitas
dua generator gempabumi, yaitu aktifitas subduksi vulkanik Gunung Agung yang pernah meletus tahun
lempeng dan aktifitas sesar-sesar lokal. 1821, 1843 dan 1963. Serupa dengan busur kepulauan
Distribusi pusat gempabumi tersebar di depan dan lainnya, busur Sunda Kecil ditandai oleh bidang pusat
belakang zona penunjaman lempeng, sebagian besar gempa yang menukik yang dikenal sebagai Zona
terkonsentrasi di selatan busur kepulauan Jawa, Bali Benioff-Wadati.
dan Nusatenggara. Aktivitas seismisitas yang terletak
Gempabumi dangkal akibat proses subduksi Bali periode 1991-1999. Sedangkan data polaritas
umumnya terjadi di Selatan Bali di Palung Jawa yang gerakan awal gelombang P diperoleh dengan
berjarak antara 150-200 km dari pesisir selatan Pulau membaca langsung polaritas gerakan awal gelombang
Bali. Pusat gempabumi bertambah dalam ke arah Utara P dari seismogram analog.
akibat proses subduksi lempeng sampai kedalaman Software lokalisasi episenter yang digunakan
lebih dari 600 km. Gempabumi di daratan Pulau Bali adalah HYPOINVERSE version 1 (Klein, 1978) yang
terjadi pada kedalaman 100-200 km. Namun demikian, ditulis dalam bahasa FORTRAN dan dioperasikan
aktivitas gempabumi dangkal juga terdapat di daratan menggunakan komputer SUN-ULTRA. Selanjutnya
Pulau Bali dan Cekungan Bali di sebelah Utara Pulau data hiposenter diolah menjadi peta seismisitas.
Bali. Cekungan ini terjadi akibat adanya struktur Sedangkan untuk melihat distribusi seismisitas dan
geologi sesar naik belakang busur. penampang lintang pola hiposenter digunakan
Silver et al. (1986) berdasarkan Expedisi Bahari software SEISMIC. Untuk penentuan solusi bidang
yang mereka lakukan, memperkirakan bahwa ujung sesar digunakan software FOCAL.
barat patahan belakang busur berakhir di Cekungan
Bali. Tetapi menurut McCaffrey & Nabelek (1987),
ujung barat tersebut berlanjut dan menyatu dengan Hasil dan Pembahasan
patahan yang terdapat di Laut Jawa. Posisi Pulau Bali
yang unik, terkurung oleh dua sumber gempabumi di Aktivitas kegempaan hasil catatan jaringan seismik
Selatan dan Utara pulau menjadikan Bali sebagai lokal periode 1991-1999 ditampilkan dalam peta
kawasan seismik yang aktif dan kompleks, sehingga di seismisitas gempabumi terpilih Daerah Bali (Gambar
kawasan perlu dilakukan studi kegempaan yang 1). Kerapatan sebaran seismisitas berarah Timur-Barat,
komprehensif. paralel dengan batas pertemuan lempeng. Peta ini
Pengaruh tektonik utama untuk Pulau Bali menggambarkan pola distribusi seismisitas gempabumi
didominasi oleh adanya tumbukan antara lempeng Daerah Bali dan sekitarnya. Dalam peta seismisitas
Indo-Australia dan Busur Sunda yang membentang tampak beberapa klaster pusat gempabumi yang cukup
dari Selat Sunda di barat sampai Pulau Romang di mencolok. Zona aktivitas kegempaan tinggi ini
timur. Tumbukan ini menyebabkan timbulnya pusat- diidentifikasi sebagai zona sesar aktif. Tampak klaster
pusat gempabumi di zona subduksi Jawa yang seismisitas terdapat di sebelah utara, barat, selatan dan
dimulai dari Selat Sunda di bagian barat dan timurlaut. Sedangkan di Pulau Lombok, klaster
berakhir di Pulau Banda di bagian timur dan pusat- seismisitas terdapat di baratlaut Pulau Lombok.
pusat gempabumi pada patahan naik belakang busur Berdasarkan data kedalaman hiposenter, secara
Flores. umum menunjukkan bahwa kedalaman hiposenter di
Patahan belakang busur Wetar dan Flores sebelah utara Pulau Bali lebih dangkal di bandingkan
pertama kali dilaporkan oleh Hamilton (1979) dengan yang di selatan Pulau Bali. Kedalaman
berdasarkan beberapa profil refleksi dari Lamont- hiposenter di utara Bali berkisar 0-15 km. Gempabumi
Doherty. Hamilton (1979) menemukan adanya dengan kedalaman hiposenter 16-30 km lebih banyak
patahan di utara pulau Alor dan Pantar disisi timur berada di daratan Pulau Bali. Sedangkan gempabumi
busur belakang zona subduksi Jawa yang biasa dengan kedalaman hiposenter 31-45 km lebih banyak
dikenal sebagai sesar naik belakang busur Wetar, berada di selatan Pulau Bali.
Flores sampai Sumbawa. Sedangkan Silver et al. Gempabumi kedalaman dangkal di utara Bali
(1986) memperkirakan bahwa patahan tersebut disisi bermula pada lintang -7.6o S dengan kedalaman 1.0 km.
barat berlanjut sampai ke Cekungan Bali yang Titik koordinat pusat gempabumi ini dapat dijadikan
terletak di Utara Pulau Bali. Patahan ini biasa sebagai acuan lokasi berawalnya sesar naik belakang
dikenal sebagai sesar sungkup belakang busur Flores busur. Data gempabumi lokal ini juga menunjukkan
(Flores back arc thrust). Sesar sungkup belakang adanya gempabumi dangkal di pesisir selatan Bali pada
busur Wetar dan Flores terjadi sebagai reaksi lintang -8.9o S dengan kedalaman 38 km.
terhadap tekanan yang timbul pada busur kepulauan
Nusa Tenggara karena adanya tumbukan antara
busur tersebut dengan dorongan Lempeng Indo-
Australia.

Data dan Metode

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah


waktu tiba dan polaritas gerakan awal gelombang P.
Seluruh data ini diperoleh dari hasil pencatatan
jaringan seismik lokal Pusat Gempabumi Regional
2
Gambar 1. Peta seismisitas lokal Daerah Bali periode Gambar 2. Penampang lintang hiposenter gempabumi
1991-1999 dangkal zona A dan B dilihat dari barat (titik nol pada
gambar adalah koordinat -8.5o LS)
Untuk melihat pola hiposenter, dibuat penampang
lintang hiposenter. Daerah Bali dibagi dalam dua zona Peta seismotektonik Daerah Bali menggambarkan
penelitian, yaitu Zona A (barat) dan Zona B (timur) distribusi solusi bidang sesar gempabumi terpilih
dengan batas pada bujur 115o BT (Gambar 2). Zona A (Gambar 3). Seluruh gempabumi yang terjadi memiliki
adalah bentuk penampang lintang berarah utara-selatan tipe penyesaran naik dengan kecenderungan slip
yang meliputi Daerah Bali bagian barat dengan pusat vektor ke arah utara. Berdasarkan data strike diketahui
penampang pada lintang -8.5o LS. sebagian besar bidang sesarnya paralel dengan busur
kepulauan yaitu berarah timur-barat.
Zona ini dengan jelas menggambarkan suatu pola Adanya kesesuaian arah sumbu pressure dan
distribusi hiposenter yang miring semakin ke arah tension pada gempabumi yang terjadi di daerah
selatan semakin dalam, didominasi oleh gempabumi penelitian menunjukkan adanya kesimetrisan arah
kedalaman 16-30 km, kedalaman 31-45 km, dan sesar aktif di kawasan tersebut. Berdasarkan fakta ini
kedalaman 0-15 km. Dari pola geometri kedalaman tampak telah terbentuk struktur sesar naik di balakang
gempabumi, zona ini diduga bahwa dip dari sesar naik busur kepulauan.
yang terjadi adalah 20o–35o ke arah selatan. Dugaan ini
sesuai dengan kemiringan dip hasil perhitungan solusi
bidang sesar dua gempabumi 14 Juli 1976 pada zona A
yang memiliki dip 32o dan 33o (McCaffrey & Nabelek,
1987).

Zona B adalah penampang lintang berarah utara-


selatan yang meliputi Daerah Bali bagian Timur, Selat
Lombok dan Lombok Barat, dengan pusat penampang
pada lintang -8.5o LS. Pola penampang hiposenter di
zona ini terlihat adanya kesamaan pola agihan
hiposenter dengan zona A yang didominasi oleh
gempabumi kedalaman 31-45 km, kemudian
kedalaman 16-30 km, dan kedalaman 0-15 km.

Dengan melihat agihan pola hiposenter pada kedua


zona tersebut maka secara umum dapat dinyatakan
bahwa pola kedalaman hiposenter gempabumi dangkal
di Daerah Bali dan sekitarnya semakin ke selatan Gambar 3. Peta seismitektonik gempabumi terpilih
hiposenternya makin dalam. 1991-1999

Hal ini sesuai dengan pendapat beberapa ahli


kebumian, bahwa sesar naik umumya terjadi di daerah
pertemuan antar lempeng karena adanya perlawanan
gaya subduksi, termasuk terjadi pada zona sesar naik
belakang busur.

3
Berdasarkan pembahasan di atas, tampaknya Masturyono, 1994, Seismicity of The Bali Region From
memang ada kesesuaian hasil dengan penelitian yang A Local Seismic Network: Constraints On Bali
dilakukan McCaffrey & Nabelek (1987). Sehingga Back Arc Thrusting. Thesis Master of Science.
cekungan Bali adalah suatu keadaan yang menurun Rensselaer Polytechnic Institute, New York.
secara relatif sebagai akibat adanya sesar naik belakang McCaffrey, R. and Nabelek, J., 1987, Earthquakes,
busur (Gambar 4). Gravity and The Origin of The Bali Basin: An
Example of A Naschent Continental Fold and
Thrust Belt. Journal of Geophysical Research, 92,
441-460.
Silver,E.A., Breen, N.A. and H. Prasetyo, 1986,
Multibeam Study of the Flores BackArc Thrust Belt,
Indonesia. Journal of Geophysical Research, Vol. 91,
No. B3, pp. 3489-3500.
Yasid,M., 1999, Studi Seismotektonik Pulau Bali dan
Sekitarnya Berdasarkan Relokasi Hiposenter dan
Solusi Bidang Sesar.Tugas Akhir, Program Studi
Geofisika, Jurusan Geofisika dan Meteorologi,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Institut Teknologi Bandung.

Gambar 4. Sketsa sesar naik belakang busur daerah


Bali (Bali back arc thrust)

Kesimpulan

Seismisitas lokal Daerah Bali memberi petunjuk


adanya struktur sesar naik di belakang busur kepulauan,
hal ini didasarkan kepada fakta bahwa kedalaman
hiposenter di sebelah utara Pulau Bali lebih dangkal
jika di bandingkan dengan hiposenter di daratan Pulau
Bali. Seluruh solusi bidang sesar hasil kajian
menunjukkan tipe penyesaran naik dengan
kecenderungan slip vektor ke arah utara dengan strike
berarah timur-barat paralel dengan busur kepulauan.
Data seismisitas dan solusi bidang sesar Daerah Bali
semakin mengokohkan keberadaan sesar naik belakang
busur kepulauan (Bali back arc thrust).

Daftar Pustaka

DeMets, C., R.G. Gordon, D.F. Argus and S. Stein,


1994, Effect of Recent to The Geomagnetics
Reversal Time Scale on Estimates of Current Plate
Motions, Revisions Geophysical Research Letter, 21,
2191-2194.
Hamilton, W., 1979, Tectonic of the Indonesian Region.
U.S. Geological Survey Profesional Paper 1078, 345
pp.
Klein, F.W., 1978, Hypocenter Location Programme:
HYPOINVERSE, Part 1: User Guide to Version
1,2,3 and 4, Department of Interior, United States
Geological Survey.

Anda mungkin juga menyukai