1. Kalau karyawan sudah didaftarkan BPJS Kesehatan di kantor Suami / Istri, bagaimana prosedur
daftar dan kartunya?
Jawaban : Karyawan tetap harus mendaftarkan diri dan keluarganya di Indomobil Nissan. Nanti
dari pihak BPJS yang memutuskan akan menggunakan yang mana dilihat yang paling
menguntungkan buat peserta. Hal ini dikarenakan No Peserta BPJS Kesehatan adalah
tunggal. Sesuai dengan informasi dari BPJS bahwa akan ada konfirmasi pembatalan
dari pihak BPJS untuk kartu yang akan digunakan dari pihak istri / suami.
2. Kalau karyawan sudah menjadi peserta BPJS Kesehatan secara mandiri, bagaimana mekanisme
pindah ke BPJS Pekerja Penerima Upah (PPU)?
Jawaban : Karyawan yang sudah menjadi peserta BPJS Kesehatan secara mandiri, maka
karyawan melapor ke BPJS Kesehatan setempat untuk ubah status menjadi penerima
upah / BPJS Pekerja Penerima Upah (PPU).
4. Bagaimana jika karyawan ingin mendaftarkan orang tua, mertua, saudara, asisten rumah tangga,
supir menjadi peserta BPJS Kesehatan?
Jawaban : Karyawan dapat mendaftarkan orang tua, mertua, saudara, asisten rumah tangga,
supir menjadi peserta BPJS dengan mendaftarkan secara mandiri ke pihak BPJS.
Perusahaan tidak menyediakan fasilitas untuk mendaftarkan orang tua, mertua,
saudara, asisten rumah tangga, supir karyawan secara kolektif.
5. Bagaimana kalau karyawan izin ke kantor lebih dari 3 jam karena antri BPJS Kesehatan?
Jawaban : Potong cuti
10. Bagaimana jika alamat yang tercantum dalam KTP dan domisili berbeda (contoh dari daerah)?
Jawaban : Meminta surat keterangan domisili dari RT / RW setempat.
11. Bagaimana prosedurnya jika surat keterangan domisili dari RT / RW setempat tidak bisa didapatkan,
sedangkan BPJS sudah berlangsung?
Jawaban : Sebaiknya karyawan segera mengusahakan surat keterangan domisili dari RT / RW
setempat untuk kepentingan pelayanan kesehatan yang disediakan. Hal ini
dikarenakan sesuai info pihak BPJS, fasilitas kesehatan (faskes) tidak menerima
karyawan untuk berobat jika alamat KTP tidak sesuai dengan domisili.
12. Bagaimana prosedur menggunakan fasilitas kesehatan (faskes) jika karyawan sedang ke luar kota?
Jawaban : Jika karyawan ke luar kota untuk kepentingan dinas segera diinfokan kepada pihak
faskes bahwa karyawan sedang dinas luar kota sehingga karyawan dapat
menggunakan faskes yang tersedia.
Sebaiknya karyawan menjelaskan alasan pergi ke luar kota kepada pihak BPJS /
fasilitas kesehatan (faskes).
14. Bagaimana jika karyawan sakit di malam hari dan faskes tingkat pertama tidak 24 jam?
Jawaban : Jika keadaan darurat (sesuai kategori darurat dari pihak BPJS), karyawan dapat
langsung datang ke RS terdekat (sesuai prosedur). Tetapi jika tidak dalam keadaan
darurat maka karyawan dianjurkan untuk datang ke faskes tingkat pertama sesuai
dengan yang tertera pada kartu BPJS dan jika faskes tingkat pertama tidak 24 jam
maka karyawan boleh mencari faskes tingkat pertama yang lain yang masih dalam
regionalnya dengan menyertakan alasannya.
15. Bagaimana prosedurnya jika rumah sakit rujukannya mau yang lain dari yang disarankan Faskes
tingkat pertama?
Jawaban : Bisa jika karyawan dalam kondisi darurat, tetapi tidak bisa jika karyawan tidak dalam
kondisi darurat. Disarankan RS rujukan harus sesuai dengan yang disarankan faskes
tingkat pertama.
16. Bagaimana jika karyawan ingin memperbaharui data yang dikarenakan saat awal mendaftar BPJS
Kesehatan status karyawan masih single tetapi bulan depan karyawan ybs akan menikah?
Jawaban : Karyawan diwajibkan memperbaharui data ke HRA sehingga HRA dapat
menginformasikan perubahan data karyawan kepada pihak BPJS Kesehatan.
21. Apakah pemeriksaan kehamilan saya di rumah sakit dijamin BPJS Kesehatan?
Jawaban : Pemeriksaan kehamilan di rumah sakit hanya dijamin oleh BPJS Kesehatan jika dirujuk
oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama karena adanya masalah medis pada ibu/janin
yang tidak bisa ditangani oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama tersebut
22. Cakupan pelayanan gigi apa yang diganti oleh BPJS Kesehatan ?
Jawaban : a. Administrasi pelayanan, meliputi biaya administrasi pendaftaran peserta untuk
berobat, penyediaan dan pemberian surat rujukan ke faskes lanjutan untuk
penyakit yang tidak dapat ditangani di faskes tingkat pertama.
b. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi medis
c. Premedikasi
d. Kegawatdaruratan oro-dental
e. Pencabutan gigi sulung (topical, infiltrasi)
f. Pencabutan gigi permanen tanpa penyulit
g. Obat pasca ekstraksi
h. Tumpatan komposit
i. Scalling gigi (1x dalam setahun)