Anda di halaman 1dari 5

FAQ BPJS Kesehatan

(Frequently Asked Questions BPJS Kesehatan)

1. Kalau karyawan sudah didaftarkan BPJS Kesehatan di kantor Suami / Istri, bagaimana prosedur
daftar dan kartunya?
Jawaban : Karyawan tetap harus mendaftarkan diri dan keluarganya di Indomobil Nissan. Nanti
dari pihak BPJS yang memutuskan akan menggunakan yang mana dilihat yang paling
menguntungkan buat peserta. Hal ini dikarenakan No Peserta BPJS Kesehatan adalah
tunggal. Sesuai dengan informasi dari BPJS bahwa akan ada konfirmasi pembatalan
dari pihak BPJS untuk kartu yang akan digunakan dari pihak istri / suami.

2. Kalau karyawan sudah menjadi peserta BPJS Kesehatan secara mandiri, bagaimana mekanisme
pindah ke BPJS Pekerja Penerima Upah (PPU)?
Jawaban : Karyawan yang sudah menjadi peserta BPJS Kesehatan secara mandiri, maka
karyawan melapor ke BPJS Kesehatan setempat untuk ubah status menjadi penerima
upah / BPJS Pekerja Penerima Upah (PPU).

3. Apakah karyawan diperbolehkan membayar sendiri iuran BPJS Kesehatan?


Jawaban : Karyawan tidak diperbolehkan membayar iuran BPJS Kesehatannya sendiri. Karena
iuran BPJS Kesehatan karyawan dibayarkan secara kolektif oleh perusahaan (dengan
kontribusi sebagai berikut : 4% pemberi kerja dan 0,5% pekerja, tetapi per 1 JULI 2015
4% pemberi kerja dan 1% pekerja)

4. Bagaimana jika karyawan ingin mendaftarkan orang tua, mertua, saudara, asisten rumah tangga,
supir menjadi peserta BPJS Kesehatan?
Jawaban : Karyawan dapat mendaftarkan orang tua, mertua, saudara, asisten rumah tangga,
supir menjadi peserta BPJS dengan mendaftarkan secara mandiri ke pihak BPJS.
Perusahaan tidak menyediakan fasilitas untuk mendaftarkan orang tua, mertua,
saudara, asisten rumah tangga, supir karyawan secara kolektif.

5. Bagaimana kalau karyawan izin ke kantor lebih dari 3 jam karena antri BPJS Kesehatan?
Jawaban : Potong cuti

6. Apakah ada cuti tambahan dari perusahaan?


Jawaban : Tidak ada cuti tambahan dari perusahaan.
Jika memang sakit dan ada surat keterangan sakit dari dokter maka tidak dipotong
cuti.
7. Apakah karyawan dapat naik ke kelas perawatan dari kelas yang seharusnya dicover oleh BPJS
Kesehatan?
Jawaban : Karyawan bisa naik ke kelas perawatan tetapi selisih naik kelas dibayarkan sendiri oleh
karyawan atau selisih tidak dibayarkan oleh BPJS Kesehatan.
Contoh yang di-cover BPJS adalah kelas 1 tetapi karyawan naik ke kelas VIP. Berarti
selisih yang harus dibayarkan ke RS dibayarkan sendiri oleh karyawan.

8. Apakah diperbolehkan jika dalam keadaan darurat, karyawan langsung ke RS?


Jawaban : Jika dalam keadaan darurat (sesuai dengan kategori darurat dari BPJS), karyawan
dapat langsung ke RS manapun dengan menunjukkan kartu peserta BPJS. Setelah
kondisi karyawan membaik maka karyawan balik ke puskesmas/klinik (faskes tingkat
pertama).

9. Apakah kategori keadaaan darurat?


Jawaban : Kategori keadaan darurat terlampir dalam kategori darurat versi BPJS Kesehatan.

10. Bagaimana jika alamat yang tercantum dalam KTP dan domisili berbeda (contoh dari daerah)?
Jawaban : Meminta surat keterangan domisili dari RT / RW setempat.

11. Bagaimana prosedurnya jika surat keterangan domisili dari RT / RW setempat tidak bisa didapatkan,
sedangkan BPJS sudah berlangsung?
Jawaban : Sebaiknya karyawan segera mengusahakan surat keterangan domisili dari RT / RW
setempat untuk kepentingan pelayanan kesehatan yang disediakan. Hal ini
dikarenakan sesuai info pihak BPJS, fasilitas kesehatan (faskes) tidak menerima
karyawan untuk berobat jika alamat KTP tidak sesuai dengan domisili.

12. Bagaimana prosedur menggunakan fasilitas kesehatan (faskes) jika karyawan sedang ke luar kota?
Jawaban : Jika karyawan ke luar kota untuk kepentingan dinas segera diinfokan kepada pihak
faskes bahwa karyawan sedang dinas luar kota sehingga karyawan dapat
menggunakan faskes yang tersedia.
Sebaiknya karyawan menjelaskan alasan pergi ke luar kota kepada pihak BPJS /
fasilitas kesehatan (faskes).

13. Bagaimana kebijakan plafon yang baru setelah adanya BPJS?


Jawaban : Karyawan kontrak : tidak mendapatkan plafon tambahan baik rawat jalan / rawat inap
dari perusahaan.
Karyawan tetap : perusahaan memberikan tambahan fasilitas pengobatan yang diatur
sesuai dengan kebijakan dari Indomobil Group 2015. Sehingga jika BPJS penuh,
karyawan dapat menggunakan plafon kesehatan sesuai dengan kebijakan dari
Indomobil Group.

14. Bagaimana jika karyawan sakit di malam hari dan faskes tingkat pertama tidak 24 jam?
Jawaban : Jika keadaan darurat (sesuai kategori darurat dari pihak BPJS), karyawan dapat
langsung datang ke RS terdekat (sesuai prosedur). Tetapi jika tidak dalam keadaan
darurat maka karyawan dianjurkan untuk datang ke faskes tingkat pertama sesuai
dengan yang tertera pada kartu BPJS dan jika faskes tingkat pertama tidak 24 jam
maka karyawan boleh mencari faskes tingkat pertama yang lain yang masih dalam
regionalnya dengan menyertakan alasannya.

15. Bagaimana prosedurnya jika rumah sakit rujukannya mau yang lain dari yang disarankan Faskes
tingkat pertama?
Jawaban : Bisa jika karyawan dalam kondisi darurat, tetapi tidak bisa jika karyawan tidak dalam
kondisi darurat. Disarankan RS rujukan harus sesuai dengan yang disarankan faskes
tingkat pertama.

16. Bagaimana jika karyawan ingin memperbaharui data yang dikarenakan saat awal mendaftar BPJS
Kesehatan status karyawan masih single tetapi bulan depan karyawan ybs akan menikah?
Jawaban : Karyawan diwajibkan memperbaharui data ke HRA sehingga HRA dapat
menginformasikan perubahan data karyawan kepada pihak BPJS Kesehatan.

17. Imunisasi apa saja yang ditanggung oleh BPJS?


Jawaban : Imunisasi dasar diberikan kepada peserta BPJS dengan penyediaan vaksin oleh
Pemerintah melalui Dinas Kesehatan setempat.
a. Imunisasi dasar lengkap 0-11 bulan (BCG 1x, DPT-HIB 3x, Polio 4x, Campak 1x).
b. Imunisasi HB 0 bayi baru lahir agar satu paket dengan persalinan.

18. Bagaimana jika pasien dalam keadaan darurat?


Jawaban : a. Peserta dapat dilayani di faskes tingkat pertama maupun faskes tingkat lanjutan
yang bekerja sama maupun yang tidak bekerja sama dengan BPJS Kesehatan
b. Pelayanan harus segera diberikan tanpa diperlukan surat rujukan
c. Peserta yang mendapat pelayanan di faskes yang tidak bekerja sama dengan BPJS
Kesehatan harus segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan
BPJS Kesehatan setelah keadaan gawat daruratnya teratasi dan pasien dalam
kondisi dapat dipindahkan
d. Pengecekan dan validitas peserta maupun diagnose penyakit yang termasuk dalam
kriteria gawat darurat dilakukan oleh fasilitas kesehatan
e. Fasilitas kesehatan tidak diperkenankan menarik biaya pelayanan kesehatan
kepada peserta
f. Peserta melaporkan status kepesertaan BPJS Kesehatannya kepada fasilitas
kesehatan dalam jangka waktu :
i. Pelayanan rawat jalan ; pada saat diberikan pelayanan gawat darurat
ii. Pelayanan rawat inap ; pada saat diberikan pelayanan gawat darurat atau
sebelum pasien dirujuk ke faskes yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan
g. Apabila kondisi kegawatdaruratan pasien sudah teratasi dan pasien dalam kondisi
dapat dipindahkan, tetapi pasien tidak bersedia untuk dirujuk ke fasilitas
kesehatan, maka biaya pelayanan selanjutnya tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan.
Faskes harus menjelaskan hal ini kepada peserta dan peserta harus
menandatangani surat pernyataan bersedia menanggung biaya pelayanan
selanjutnya
h. Yang dimaksud keadaan gawat darurat, terlampir

19. Bagaimana prosedur bersalin dengan BPJS Kesehatan ?


Jawaban : a. Persalinan normal diutamakan dilakukan di faskes tingkat pertama
b. Penjaminan persalinan normal di faskes rujukan tingkat lanjutan hanya dapat
dilakukan dalam kondisi gawat darurat
c. Yang dimaksud kondisi gawat darurat di atas adalah pendarahan, kejang pada
kehamilan, ketuban pecah dini, gawat janin dan kondisi lain yang mengancam jiwa
ibu dan bayinya

20. Dimana saya bisa memeriksakan kehamilan ?


Jawaban : Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan di fasilitas kesehatan tingkat pertama tempat
terdaftar yang tertera di kartu identitas peserta BPJS Kesehatan atau jejaringnya.

21. Apakah pemeriksaan kehamilan saya di rumah sakit dijamin BPJS Kesehatan?
Jawaban : Pemeriksaan kehamilan di rumah sakit hanya dijamin oleh BPJS Kesehatan jika dirujuk
oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama karena adanya masalah medis pada ibu/janin
yang tidak bisa ditangani oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama tersebut

22. Cakupan pelayanan gigi apa yang diganti oleh BPJS Kesehatan ?
Jawaban : a. Administrasi pelayanan, meliputi biaya administrasi pendaftaran peserta untuk
berobat, penyediaan dan pemberian surat rujukan ke faskes lanjutan untuk
penyakit yang tidak dapat ditangani di faskes tingkat pertama.
b. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi medis
c. Premedikasi
d. Kegawatdaruratan oro-dental
e. Pencabutan gigi sulung (topical, infiltrasi)
f. Pencabutan gigi permanen tanpa penyulit
g. Obat pasca ekstraksi
h. Tumpatan komposit
i. Scalling gigi (1x dalam setahun)

Anda mungkin juga menyukai