Anda di halaman 1dari 14

Memahami Alur Rujukan Pelayanan BPJS

Kesehatan
Selama pasien bpjs menggunakan layanan bpjs kesehatan sesuai dengan prosedur yang berlaku,
maka biaya pengobatan dapat ditanggung sepenuhnya oleh bpjs, tetapi jika peserta bpjs ketika ingin
memanfaatkan layanan bpjs tidak sesuai dengan prosedur, maka kemungkinan besar biaya pengobatan
harus dibayar sendiri oleh peserta yang bersangkutan, itu artinya kepesertaan bpjs anda akan sia-sia
saja.

Alur rujukan pelayanan bpjs kesehatan menggunakan sistem berjenjang, artinya, ada langkah-langkah
khusus yang harus ditempuh oleh peserta bpjs makala ingin melakukan pengobatan menggunakan bpjs
agar biaya pengobatan sepenuhnya dapat ditanggung oleh bpjs.

Alur rujukan bpjs

Bagaimana Alur Rujukan Sistem Pelayanan BPJS


Kesehatan?
ada 2 kategori pasein yang dapat ditangani oleh bpjs yaitu pasien gawat darurat dan pasien
bukan gawat darurat, alur rujuakan kedua jenis pasien bpjs tersebut bisa berbeda sebagai
berikut:
1. Untuk pasien gawat darurat
Pasien gawat darurat adalah kondisi pasien yang harus segera mendapatkan pelayanan
medis jika tidak ditolong maka kondisi pasien akan lebih parah dan dapat mengancam
keselamatan pasien itu sendiri.

Untuk pasien gawat darurat yang ingin menggunakan layanan bpjs tidak harus dimulai di
fasilitas kesehatan tk1 sesuai dengan yang tertera di kartu bpjs peserta, namun khusus
untuk pasien gawat darurat bisa langsung datang ke fasilitas kesehatan terdekat seperti
rumah sakit.

Pasien gawat darurat akan langsung ditangani di unit gawat darurat dimanapun dan dikota
manapun dan biaya sepenuhnya bisa ditanggung oleh bpjs.

Baca: Cara berobat dengan BPJS di luar kota atau luar daerah

2. Untuk Pasien bukan gawat darurat


Sedangkan untuk pasien bukan gawat darurat, seperti misalnya pasien berobat jalan maka
si peserta bpjs yang ingin melakukan pengobatan menggunakan layanan bpjs harus datang
pertama kali ke fasilitas kesehatan tingkat pertama (faskes tk1) sesuai dengan yang
tertera di kartu bpjs peserta, jika tidak maka kemungkinan besar biaya tidak akan
ditanggung oleh bpjs, faskes tingkat 1 adalah fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti
puskesmas, klinik, praktek dokter, praktek dokter gigi dan rumah sakit tipe D.

Jika di fasilitas kesehatan 1 pasien tidak dapat ditangani atau peralatan yang terdapat di
fasilitas kesehatan 1 tidak memadai, maka dokter akan membuatkan surat rujukan ke
fasilitas kesehatan tingkat berikutnya (fasilitas kesehatan tk 2) yaitu rumah sakit umum
daerah (rumah sakit kelas C atau rumah sakit kelas B).

Di rumah sakit daerah (RSUD) pasien harus membawa surat rujukan dan kartu bpjs untuk
dapat ditangani oleh dokter spesialis rumah sakit. jika kondisi pasien tidak memungkinkan
untuk ditangani di rumah sakit sebagai fasiltias kesehatan ke 2 maka dokter spesialis akan
memberikan rujukan lagi untuk dirujuk ke fasilitas kesehatan berikutnya, yaitu fasilitas
kesehatan tingkat III yaitu rumah sakit tipe A (RSCM)

Cara Klaim BPJS Kesehatan Sesuai Prosedur Terbaru


November 2017
Selamat datang di website kami yang menyajikan berbagai macam informasi terkait dengan
perkembangan dunia asuransi yang Anda butuhkan, Cara Klaim BPJS Kesehatan Sesuai
Prosedur Terbaru November 2017.
Cara Klaim BPJS Untuk bisa menjaga hidup sehat memang cukup sulit dan perlu
perjuangan, untuk itu anda disarankan menggunakan asuransi kesehatan agar bisa menjadi
proteksi apabila anda mengalami sakit.
Salah satunya dengan memakai BPJS kesehatan yang kini mulai banyak digunakan oleh
masyarakat. Pada artikel ini saya akan membahas mengenai cara menggunakan BPJS saat
berobat di rumah sakit sehingga buat Anda yang masih pemula tidak merasa bingung.

Cara berobat atau perawatan dengan BPJS Kesehatan :

1. Kunjungi faskes terdekat yang sudah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan anda terlebih
dulu bisa mendatang faskes 1 seperti puskesmas san dokter namun jika tidak mampu baru
dirujuk ke rumah sakit

2. Jika dirujuk, minta surat rujukan terkait kondisi yang anda alami. Nantinya surat tersebut
anda serahkan ke pihak rumah sakit yang akan dituju.
3. Bawa persyaratan untuk cara klaim BPJS seperti Kartu BPJS Asli beserta foto copy, foto
copy KTP, foto copy kartu keluarga dan foto copy surat rujukan dari klinik atau puskesmas

4. Datang lebih awal supaya tidak lama mengantri.

Beberapa fasilitas yang Anda dapatkan dengan BPJS Kesehatan :

1. Pelayanan kesehatan pertama yaitu Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) dan Rawat Inap
Tingkat Pertama (RITP)

2. Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan, yaitu Rawat Jalan Tingkat Lanjutan(RJTL) dan
Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL)

3. Fasilitas persalinan untuk ibu melahirkan.

4. Pelayanan pada kondisi gawat darurat yang membutuhkan pengangan cepat kalian dapat
menggunakan fasilitas IGD.

5. Kalian dapat menggunakan fasilitas jemput dan antar oleh mobil ambulan saat keadaan
tertentu.

Baca juga : Cara Mencairkan Jamsostek / BPJS Ketenagakerjaan


Pada kondisi tertentu kalian memerlukan biaya tambahan dari kantong pribadi

Namun ada beberapa hal yang tidak bisa discover oleh BPJS Kesehatan diantaranya :
1. Jenis obat yang ditawarkan oleh rumah sakit tempat kalian dirawat tidak masuk daftar obat
yang ditanggung BPJS.

2. Kelas perawatan termahal yang diberikan oleh BPJS Kesehatan adalah Kelas 1. Jadi bila
pasien atau peserta jaminan kesehatan ingin dirawat di kelas perawatan yang lebih bagus
misalnya VIP atau VVIP, maka akan ada selisih biaya yang akan dibebani oleh peserta BPJS.
( kalian perlu menambahan biaya selisih dari kelas 1 ke kelas yang kalian inginkan )
Source:

cara klaim bpjs kesehatan,klaim bpjs kesehatan 2017,klaim bpjs kesehatan,ganti rugi bpjs,data
klaim bpjs kesehatan,cara mengklaim selisih rumah sakit dengan bpjs ketenagakerjaan,cara
klinik mencairkan bpjs kesehatan,cara kleim bpjs kesehatan perusahaan,cara klaim bpjs
mandiri,syarat klaim bpjs kesehata

Prosedur 1: Menggunakan BPJS Kesehatan Untuk Rawat


Jalan

Prosedur pertama yaitu menggunakan BPJS untuk rawat jalan. Anda perlu
menyiapkan kartu BPJS Kesehatan dan Kartu Tanda Penduduk (KTP)
yang masih berlaku dengan identitas sama seperti di database BPJS
Kesehatan. Setelah membawa dua kartu tersebut, datangilah Faskes
Tingkat I sesuai keterangan di kartu terkait manakah tempat yang menjadi
Faskes Tingkat I Anda.

Jika sudah sampai di Faskes I, lakukan registrasi di loket sehingga data


tersebut masuk catatan. Selanjutnya, proses pemeriksaan kesehatan dapat
dilaksanakan sesuai prosedur oleh dokter Faskes Tingkat I. Jika kondisi
kesehatan pasien dapat ditangani pada Faskes Tingkat I, maka dokter
akan menulis resep dan Anda bisa menebusnya di Apotek Faskes Tingkat
I. Namun, apabila kondisi kesehatan pasien tidak memungkinkan, tindak
lanjut yang akan dilakukan dokter adalah memberikan rujukan ke rumah
sakit agar pasien mendapat pelayanan dari dokter spesialis.
[Baca Juga: Investasi untuk Pensiun di Program JHT BPJS
Ketenagakerjaan]

Prosedur 2: Menggunakan BPJS Kesehatan untuk Rawat


Inap di Rumah Sakit

Rawat inap merupakan salah satu pelayanan yang dapat diakses oleh
peserta BPJS Kesehatan. Untuk kondisi pasien yang tidak gawat darurat,
maka sebelum rawat inap, prosedur pertama adalah mendatangi Faskes
Tingkat I. Jika sudah mendaftar di Faskes Tingkat I, maka dokter akan
merujuk pasien ke RSUD sebagai langkah awal proses inap.

Persyaratan yang harus disiapkan yaitu:

1. Fotokopi Kartu Keluarga (KK)


2. Fotokopi KTP
3. Kartu BPJS Kesehatan asli dan fotokopi
4. Surat rujukan yang dibuat oleh dokter Faskes Tingkat I
Prosedur selanjutnya yaitu menerbitkan Surat Eligibilitas peserta (SEP) di
rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Penerbitan SEP
dilakukan di ruangan tertentu yang khusus dan cara mendapatkannya
adalah dengan mengantre.

Jika SEP telah terbit, maka kartu berobat bisa segera diambil. Di beberapa
rumah sakit, ada ruangan khusus yang disediakan untuk mengambil kartu
berobat secara antre. Selanjutnya, peserta harus menuju Poliklinik Rumah
Sakit yang ditetapkan sebagai rumah sakit rujukan dokter Faskes Tingkat
1. Berkas yang harus dilengkapi yaitu:

1. Fotokopi Kartu Keluarga


2. Fotokopi KTP
3. Kartu BPJS Kesehatan asli dan fotokopi
4. Surat rujukan yang dibuat oleh dokter Faskes Tingkat I
5. SEP
6. Kartu berobat.
[Baca Juga: Apa Saja Syaratnya Jika Mau Mengubah Data-Data BPJS
Kesehatan?]

Apabila peserta sudah menuju ke rumah sakit rujukan, maka dokter akan
memeriksanya. Setelah menjalani proses pemeriksaan, dokter akan
menjelaskan kapan pasien harus dirawat inap atau tidak perlu
menjalaninya. Namun, apabila dokter mengindikasikan bahwa jenis
penyakit pasien tidak bisa ditangani rumah sakit rujukan, maka dokter akan
membuat surat rujukan lagi. Surat rujukan yang berikutnya dibuat agar
pasien bisa berobat di rumah sakit yang memiliki peralatan lebih memadai.

Namun perlu digarisbawahi bahwa prosedur tersebut hanya bisa dilakukan


oleh peserta BPJS yang tidak menunggak. Karena jika peserta BPJS
Kesehatan menunggak, keanggotaannya akan dinonaktifkan sehingga
tidak bisa memproses rawat inap sebelum pelunasan atau menjalani rawat
inap 45 hari setelah statusnya diaktifkan lagi. Denda akan diberlakukan
apabila peserta BPJS Kesehatan menunggak. Untuk biayanya, tagihan
tersebut cukup besar yaitu 2,5% dari biaya tertunggak paling banyak 12
bulan atau sampai Rp30.000.000.

Peraturan terkait denda sebesar 2,5% tersebut dulunya adalah 2% dengan


status penonaktifan mencapai 3 bulan. Tetapi kebijakan baru menaikkan
denda dengan tenggang waktu sampai 1 bulan. Setelah itu status keaktifan
peserta BPJS Kesehatan akan dinonaktifkan sementara.
[Baca Juga: Program Jaminan Hari Tua BPJS Ketenagakerjaan]

Simulasi nominal denda yang dibebankan yaitu misalnya seseorang


menunggak 12 bulan atau 1 tahun dalam lingkup Kelas I. Maka, jumlah
denda yang dibebankan mencapai Rp2.880.000. Setelah membayarnya,
status baru bisa aktif dan dimanfaatkan untuk rawat inap setelah 45 hari.

Contohnya saja, jika biaya rawat inap yang diberikan senilai Rp40.000.000.
Agar bisa terlayani oleh pihak rumah sakit peserta BPJS Kesehatan yang
menunggak harus membayar denda terlebih dahulu sebesar 2,5% dari
nominal yaitu Rp12.000.000. Oleh karena itu, sebaiknya setiap peserta
BPJS Kesehatan tidak menunggak iuran.

Prosedur 3: Rawat Inap Untuk Pasien Gawat Darurat


(Emergency)

Jika kondisi seorang pasien sudah gawat darurat, maka hal pertama yang
harus dilakukan adalah membawanya ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) di
rumah sakit manapun. Hal ini juga bisa diberlakukan pada pasien yang
sedang mengalami kondisi gawat darurat di daerah lain. Namun karena
pentingnya berkas-berkas untuk proses administrasi, ada beberapa
dokumen yang tetap harus dilengkapi.

Pihak keluarga pasien harus mempersiapkan kartu BPJS Kesehatan yang


asli dan fotokopinya. Selain itu, data diri pasien seperti fotokopi KK dan
KTP juga harus dibawa. Setelah datang di IGD dan melengkapi prosedur
pendataan, maka pasien akan memperoleh berkas pemeriksaan sesuai
dengan kondisinya. Tidak hanya itu, pelayanan kesehatan secara lengkap
seperti resep obat dan berkas pemeriksaan penunjang juga akan diberikan.

[Baca Juga: Badan Penyelenggara Jaminan Sosial: BPJS


Ketenagakerjaan]

Pada rumah sakit tertentu bagian IGD disediakan ruang khusus bagi
peserta BPJS. Ruangan ini sangat bermanfaat karena keluarga pasien
dapat mendaftar dan melakukan validasi berkas. Setelah proses tersebut
selesai, maka keluarga pasien juga harus menerbitkan SEP dengan syarat:

1. Fotokopi KK
2. Fotokopi KTP
3. Kartu BPJS asli dan fotokopinya
4. Berkas IGD.

Agar keluarga tidak panik, pihak BPJS memberikan kemudahan yaitu


pengurusan administrasi di atas bisa dilakukan setelah pasien sudah
sembuh sehingga bisa pulang. Setelah berkas selesai diproses maka biaya
pengobatan akan menjadi tanggung jawab BPJS.

Prosedur 4 : Jika Kelas Perawatan Dinyatakan Penuh

Apabila kelas rawat inap peserta BPJS Kesehatan dinyatakan penuh,


maka solusinya adalah turun kelas perawatan atau naik kelas perawatan.
Sebaiknya hindari naik kelas ke Kelas VIP. BPJS memiliki tingkat
pertanggungan peserta hingga Kelas I. Meskipun bisa dinaikkan ke kelas
VIP, namun selisih biaya tambahan untuk kelas ini tidak kecil. Sehingga,
nominal pembayaran tambahan kurang terjangkau.

Jadi, Anda bisa memilih untuk turun kelas atau naik kelas sampai batas
Kelas I jika ingin menjaga jarak aman yaitu hanya pembayaran berselisih
ruang perawatan. Jika belum ada dana tambahan sebagai penunjang
kenaikan kelas, maka sebaiknya Anda menurunkan kelas agar tidak ada
biaya tambahan yang harus dibayar pasien atau pihak keluarga.
[Baca Juga: Bagaimana Cara Cek Tagihan BPJS Kesehatan yang
Paling Mudah?]

Prosedur 5: Pemanfaatan Kartu BPJS Kesehatan Di Luar


Daerah

Prosedur pemanfaatan kartu BPJS Kesehatan di luar daerah adalah


sebagai berikut. Pertama, peserta harus meminta surat pengantar ke
kantor BPJS di daerahnya untuk menjalani pengobatan dengan
menggunakan BPJS. Tujuan surat pengantar adalah agar peserta dapat
melakukan pemeriksaan di Faskes Tingkat I daerah A sesuai keadaan saat
itu, dimana lokasi peserta berada. Surat pengantar harus dibuat supaya
tidak terjadi penolakan yang dilakukan oleh Faskes Tingkat I daerah lain
kepada peserta.

Apabila kondisi yang dialami oleh peserta BPJS Kesehatan masuk dalam
kategori gawat darurat, maka segera datangi IGD rumah sakit manapun.
Karena kondisi ini membutuhkan penanganan segera, maka prosedurnya
adalah melengkapi data-data seperti SEP. SEP dibuat dengan syarat:

1. Fotokopi Kartu Keluarga


2. Fotokopi KTP
3. Kartu BPJS asli dan fotokopinya
4. Berkas IGD

Setelah seluruh prosedur selesai maka biaya perawatan sampai sembuh


akan ditanggung oleh pihak BPJS Kesehatan.

[Baca Juga: Lebih Pilih BPJS Kesehatan Kantor atau BPJS Kesehatan
Perorangan ?]

Lakukan Prosedur Dengan Baik Agar


Proses Pengobatan Menjadi Mudah
Sebenarnya, prosedur pengobatan dengan memanfaatkan BPJS
Kesehatan tidaklah sulit. Tetapi adakalanya para peserta belum memahami
alur tersebut secara detail sehingga dapat menyebabkan biaya yang
dibebankan cukup tinggi. Oleh karena itu, jika Anda atau keluarga
membutuhkan pelayanan BPJS Kesehatan, lakukan alur yang benar atau
tanyakan prosedurnya pada orang yang tepat.
Manakah kondisi yang paling sering menimpa diri dan
keluarga? Bagaimana Anda menyikapi prosedur pengobatan di
atas? Lakukan prosedur secara tepat dan bertahap serta bagikan informasi
penting ini pada rekan yang juga menjadi peserta BPJS Kesehatan, terima
kasih.

Anda mungkin juga menyukai