ISSN 1410-9891
Abstrak
Peningkatan kebutuhan gasoline mengakibatkan semakin berkurangnya minyak bumi yang
cadangannya semakin menipis. Karena itu, dibutuhkan sumber alternatif untuk menghasilkan
gasoline, salah satunya adalah minyak sawit karena minyak sawit mengadung trigliserida yang
merupakan senyawa hidrokarbon serupa dengan minyak bumi. Pada penelitian ini biogasoline
disintesis dengan cara perengkahan metil ester hasil transesterifikasi minyak sawit. Perengkahan
dilakukan dengan menggunakan insiator metil etil keton peroksida (MEKP) dan katalis asam sulfat
(H2SO4). Kondisi operasi berada pada tekanan atmosfer serta suhu antara 100 sampai 200oC dan
pada berbagai perbandingan katalis/metil ester . Untuk mengetahui terjadinya perengkahan dilakukan
analisis densitas, viskositas, berat molekul, bilangan oktana dan analisis FTIR. Kondisi operasi
terbaik untuk perengkahan metil ester pada penelitian ini berada pada komposisi katalis-metil ester
1:50 dan suhu reaksi 150oC yang menghasilkan berat molekul terendah pada 219.69 gr/mol dari berat
molekul awal metil ester 284.3 gr/mol dan bilangan oktana tertinggi, yaitu sebesar 89.28.
Abstract
The increasing demand for gasoline needs an alternative sources since the crude oil is
depleting.One of possibility is the use of palm oil which contains hydrocarbon similar to crude oil. In
this research, biogasoline is synthesised through the cracking of methyl ester from palm oil’s
transesterification. The cracking reaction is done with methyl ethyl ketone peroxide initiator and the
use of sulphate acid as a catalyst. The operation condition is held at atmospheric pressure, at
temperature 100~200oC and at several ratio of catalyst/methyl ester. Analysis of density, viscosity,
molecular weight, octane number and FTIR are conducted to observe the cracking phenomena . The
best operation condition for cracking methyl ester in this research is at composition catalyst-methyl
ester ratio of 1:50 and a temperature 150oC to produce the lowest molecular weight at 219.69 gr/ mol
from molecular weight of methyl ester at 284.3 gr/mol and the highest octane number at 89.28.
88
87 ada pada bensin sama dengan ikatan-ikatan
86
yang terdapat pada metil ester,
100 120 140 160 180 200
Suhu Reaksi (C) perbedaannya terletak pada absorbansi
100:1 75:1 50:1 metil ester
ikatan-ikatan tersebut. Perbedaan
Gambar 2. Pengaruh Suhu terhadap
telah dipaparkan pada Tabel 3 suhu 150oC. Hal yang sama terjadi pada
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Pertanian RI ,
Perkembangan Perkelapasawitan
Indonesia, 2004
2. Speight, J.G., The Chemistry and
Technology of Petroleum, Marcel
Dekker, Inc.,New York, 1991.
3. Hartley, C.W.S, The Oil and Palm,
John Wiley, NY, 1981
4. M.Nasikin dan S Chitra, Proseding
Seminar Nasional Fundamental dan
Aplikasi Teknik Kimia, Surabaya
Desember 2004, KR.16
5. H.Lorien, A Catalyst for Change,
Asian Innovation Award, Penang-
Malaysia, 2001