PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
BAB II
2
TINJAUAN TEORI
1. Kesehatan Spiritual
Spiritualitas merupakan konsep kompleks yang unik pada tiap individu, dan
tergantung pada budaya, perkembangan, pengalaman hidup, kepercayaan, dan ide-ide
tentang kehidupan seseorang (Mauk dan Schmidt, 2004). Spiritualitas merupakan
karakteristik sifat manusia. Namun spiritualitas berada dalam semua individu tanpa
menghiraukan kepercayaan keagamaan mereka. Spiritualitas membuat seseorang
dapat mencintai, memiliki kepercayaan dan harapan, mencari arti dalam hidup, dan
memelihara hubungannya dengan orang lain. Dua karakteristik spiritualitas yang
penting disetujui oleh sebagian manusia yaitu : merupakan kesatuan tema dalam
kehidupan individu dan merupakan keadaan tubuh.
Spiritualitas memiliki 8 (delapan) batas konsep yang saling tumpang tindih, yaitu :
a. Energi
b. Transendensi diri
Kepercayaan yang merupakan dorongan dari luar dan lebih besar dari individu
dorongan ini melebihi ruang dan waktu. Individu biasanya melihat dorongan ini
sebagai sesuatu yang positif, dan ini memperbolehkan individu untuk memiliki
pengalaman baru dan mengembangkan prespektif baru yang melebihi batas fisik
biasa (Davis, 2003; Delgado, 2005; Hollins, 2005).
c. Keterhubungan
3
Spiritual memiliki makna keterhubungan (connectedness) secara intrapersonal
(keterhubungan dengan diri sendiri), secara interpersonal (keterhubungan dengan
orang lain dan lingkungan), dan transpersonal (keterhubungan dengan Yang Tak
Terlihat, Tuhan, atau kekuatan tertinggi) (Miner-Williams, 2006).
d. Kepercayaan
e. Realitas eksistensial
Realitas eksistensial membantu individu bekerja sama dengan yang tidak terduga
dan memperbolehkan individu untuk mencintai, menghibur, dan memaafkan
orang lain (Chiu et al., 2004)
Keyakinan dan nilai-nilai membantu individu untuk menentukan apa yang penting
bagi mereka dan membantu individu menghargai keindahan dan harga pemikiran,
objek, dan perilaku (Hollins, 2005; Villagomenza, 2005).
g. Kekuatan batiniyah
4
Spiritualitas memberikan kemampuan individu kemampuan untuk menemukan
pengertian kekuatan batiniyah yang dinamis dan kreatif yang diperlukan saat
membuat keputusan sulit (Banks-Wallace dan Park, 2004). Kekuatan batiniyah
merupakan sumber energi yang menanamkan harapan, memberikan motivasi, dan
mempromosikan harapan yang positif pada kehidupan (Chiu et al., 2004;
Villagomenza, 2005).
Harmoni dan kedamaian nurani mendorong perasaan tenang, positif, dan penuh
kedamaian meskipun pengalaman hidup kacau balau, penuh kekuatan, dan tidak
pasti. Semua perasaan ini membantu individu merasa nyaman walaupun di saat
sedang tertekan (Banks-Wallace dan Parks, 2004; Villagomenza, 2005).
Beberapa individu yang tidak mempercayai adanya Tuhan (Atheis) atau percaya
bahwa tidak ada kenyataan akhir yang diketahui (Agnostik) ini bukan berarti bahwa
spiritual merupakan konsep penting bagi atheis dan agnostik. Atheis mencari arti
kehidupan melalui pekerjaan mereka dan hubungan mereka dengan orang lain.
Agnostik menemukan arti hidup dalam pekerjaan mereka karena percaya bahwa tidak
adanya akhir bagi jalan hidup mereka.
Hubungan antara spritual dan kesehatan. Keyakinan spiritual sangat penting bagi
perawat karena dapat mempengaruhi tingkat kesehatan dan prilaku klien. Beberapa
pengaruh yang perlu dipahami :
b. Sumber dukungan
Pada saat stres, individu akan mencari dukungan dari keyakinan agamanya.
Sumber kekuatan sangat diperlukan untuk dapat menerima keadaan sakitnya
khususnya jika penyakit tersebut membutuhkan waktu penyembuhan yang lama.
c. Sumber konflik
5
Pada suatu situasi bisa terjadi konflik antara keyakinan agama dengan praktik
kesehatan. Misalnya ada yang menganggap penyakitnya adalah cobaan dari
Tuhan.
2. Perkembangan Spiritual
a. Anak-anak
Mereka belajar tentang dirinya sendiri dan orang lain. Perawat yang memahami
spiritualitas pada anak akan mampu merawat dan member kenyamanan pada anak
b. Masa dewasa
c. Lansia
Menetapkan hubungan dengan kehidupan atau nilai adalah salah satu cara
mengembangkan spiritualitas. Kesehatan spiritual yang sehat pada lansia adalah
sesuatu yang memberikan kedamaian dan penerimaan tentang diri dan hal tersebut
sering didasarkan pada hubungan yang harmonis dengan Tuhan. Penyakit dan
kehilangan dapat mengancam dan menantang proses perkembangan spiritual.
Distress spiritual dapat berkembang sejalan dengan seseorang mencari makna
tentang apa yang sedang terjadi, yang mungkin dapat mengakibatkan seseorang
merasa sendiri dan terisolasi dari orang lain. Individu meungkin mempertanyakan
nilai spiritual mereka, mengajukan pertanyaan tentang jalan hidup seluruhnya,
tujuan hidup dan sumber dari makna hidup (Potter & Perry, 2005).
3. Masalah Spiritual
Ketika sakit, kehilangan, duka cita, atau perubahan hidup yang besar, individu
menggunakan sumber daya spiritual untuk membantu mereka beradaptasi atau
menimbulkan kebutuhan dan masalah spiritual. Tekanan spiritual adalah gangguan
kemampuan untuk mengalami dan mengintergasikan arti dan tujuan hidup melalui
hubungan dengan diri sendiri, orang lain, kesenian, music, literature, alam, dan/atau
kekuatan lebih tinggi dari diri sendiri (NANDA International, 2007). Sebagai contoh,
suatu penyakit yang merupakan bencana, dapat mengganggu kesejahteraan spiritual
seseorang sepenuhnya sehingga menyebabkan keraguan dan kehilangan kepercayaan.
Tekanan spiritual sering menyebabkan seseorang merasa sendiri atau bahkan merasa
diabaikan. Individu sering mempertanyakan nilai-nilai spiritual mereka, menimbulkan
pertanyaan tentang jalan hidup mereka, tujuan kehidupan, dan sumber pemahaman.
Tekanan spiritual juga timbul saat ada konflik antara kepercayaan seseorang atau
ketidakmampuan untuk mempraktikkan ritual seperti biasanya.
7
Masalah yang sering terjadi pada pemenuhan kebutuhan spiritual adalah distrs
s spiritual, yang merupakan suatu keadaan ketika individu atau kelompok mengalami
atau resiko mengalami gangguan dalam kepercayaan atau system nilai yang memberik
annya kekuatan, harapan, dan arti kehidupan, yang ditandai dengan pasien meminta p
ertolongan spiritual, mengungkapkan adanya keraguan dalam system kepercayaan, ad
anya keraguan yang berlebihan dalam mengartikan hidup, mengungkapkan perhatian
yang lebih pada kematian dan sesudah hidup.
a. Spiritual yang sakit, yaitu kesulitan menerima kehilangan dari orang yang dicintai
atay penderitaan yang berat
b. Spiritual yang khawatir yaitu terjadi pertentangan kepercayaan dan system nilai
seperti ada absorbs
a. Penyakit Akut.
Tiba-tiba, penyakit yang tidak diharapkan (baik jangka pendek atau panjang)
yang mengancam kehidupan klien, kesehatan, dan/atau kesejahteraan secara terus-
menerus menyebabkan tekanan spiritual yang signifikan. Sebagai contoh, klien
berusia 50 tahun yang mengalami serangan jantung dan klien berusia 20 tahun
yang mengalami kecelakaan kendaraan bermotor menghadapi masa kritis yang
mengancam kesehatan spiritual mereka. Penyakit atau trauma menciptakaan suatu
perjuangan yang tidak diharapkan untuk menggabungkan dan beradaptasi dengan
kenyataan yang baru (misalnya kecacatan). Seseorang akan mencari jalan untuk
mempertahankan kesetiaan terhadap kepercayaan dan system nilai mereka.
Beberapa individu akan berdoa, lebih sering menghadiri pelayanan keagamaan,
atau menghabiskan waktu merenungkan aspek positif kehidupan mereka.
8
Biasanya, konflik berkembang seputar kepercayaan dan arti hidup mereka.
Kemarahan lebih sering ditemukan, dan klien terkadang mengungkapkannya
dengan melawan Tuhan, keluarga mereka, diri merka, atau perawat. Kekuatan
spiritualitas klien memengaruhi bagaimana klien beradaptasi dengan penyakit
yang tiba-tiba dan seberapa cepat klien beralih ke masa pemulihan. Perawat
menggunakan pengetahuan kesejahteraan spiritual untuk memaksimalkan
peraasaan damai dan penyembuhan dari dalam (Grant, 2004).
b. Penyakit Kronis.
c. Penyakit Terminal.
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Evaluasi kesehatan spritual klien dalam beberapa cara yang berbeda. Banyak alat
pengkajian spiritual berguna untuk membantu parawat menjelaskan nilai-nilai dalam
mengkaji spiritualitas klien, salah satunya menurut (Elkins dan cavendis) dengan
menggunakan alat pengkajiaan B-E-L-I-E-F yaitu akronim dari B (Belief system atau
sistem kepercayaan), E (Ethics or values atau etika / nilai-nilai), L (lifestyle atau gaya
hidup), I (Involment in a spiritual community atau keterlibatan dalam komunitas
spiritual), E (Education atau pendidikan) F (Future event atau kejadian-kejadian yang
10
akan datang) ini dapat membantu perawat mengevaluasi klien anak, serta kebutuhan
spiritual dan keagamaan keluarga. Alat pengkajian spiritual seperti B-E-L-I-E-F
mudah digunakan dan membantu perawat mengingat area yang penting untuk dikaji.
Respon terhadap alat pengkajian biasanya akan menunjukan area yang menunjukan
investigasi segera. Ketika perawat memahami keseluruhan pendekatan terhadap
pengkajian spiritual, mereka dapat masuk kedalam diskusi yang mendalam dengan
klien mereka.
a. Kepercayaan / keyakinan
Kaji sumber otoritas dan petunjuk yang klien gunakan dalam hidup untuk memilih
dan bertindak menurut kepercayaan mereka. Menentukan apakah klien memiliki
sumber petunjuk keagamaan yang bertentangan dengan rencana pengobatan
medis. Hal ini sangat mempengaruhi pilihan perawat dan penyelenggara
pelayanan kesehatan lain yang dapat ditawarkan kepada klien. Penting juga untuk
memahami filosofi hidup klien. Data pengkajian menunjukan dasar sistem
kepercayaan klien terghadap arti dan tujuan hidup serta fokus spiritual klien.
Informasi pengkajian ini biasanya mencerminkan dampak dari penyakit, rasa
kehilangan, atau ketidakmampuan yang ada dalam kehidupan seseorang.
c. Keterhubungan
Individu yang dihubungkan dengan diri mereka sendiri, orang lain, alam, dan
Tuhan atau makhluk tinggi lainnya beradaptsi dengan tekanan yang disebabkan
oleh krisis dan penyakit kronis. Klien dapat berhubungan dengan Tuhan melalui
doa. Berdoa merupakan komunikasi pribadi dengan Tuhan mereka. Hal ini
memberikan harapan, kekuatan, dan keamanan, dan merupakan bagian dari
kepercayaan. Bantu klien untuk tetap menghargai setiap pemahaman spiritual
klien. Kaji apakah klien kehilangan kemampuan untuk mengungkapkan perasaan
keterhubungan dengan sesuatu yang lebih besar dari dirinya.
11
d. Kepuasan Hidup
e. Budaya
h. Pekerjaan
12
bagian dari identitas seseorang dan pekerjaan dalam hidup. Tentukan apakah
penyakit atau perawatan dirumah sakit yang selama ini mengubah kemampuan
untuk mengungkapkan beberapa aspek spiritualitas berhubungan dengan
pekerjaan atau aktivitas harian seseorang. Ekspresi spiritualitas sangat bersifat
individual dan termasuk menunjukan suatu penghargaan atas hidup dalam
berbagai hal yang individu lakukan, hidup untuk saat ini dan tidak
mengkhawatirkan hari esok, menghargai alam, mengungkapkan rasa cinta
terhadap orang lain, dan menjadi produktif. Ketika penyakit atau rasa kehilangan
menghalangi klien mengungkapkan spiritualitas mereka, pahami psikologis,
sosial, dan implikasi spiritual, serta menyediakan, serta menyediakan petunjuk dan
dukungan yang benar.
Klien yang butuh spiritualitas adalah: pasien kesepian, pasien yang ketakutan
dan cemas, dan pasien menghadapi pembedahan. Adapun informasi awal yang
perlu dikaji yaitu: alifiasi nilai, keyakinan agama dan spiritual, serta nilai agama
atau spiritual
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kecemasan
b. Kesedihan
c. Keputusasaan
d. Ketidakberdayaan
13
e. Kesiapan untuk meningkatkan kesejahteraan spiritual
f. Tekanan spiritual
g. Resiko untuk tekanan spiritual
1) Konflik nilai
2) Individuasi
1) Ancaman kematian
14
1) Kecanduan obat
2) Kehilangan kemandirian
3. Implementasi
NOC:
1) Menunjukkan harapan
9) Klien tenang
NIC:
16
7) Jelaskan pentingnya hubungan dengan Tuhan
NOC:
1) Koping efektif
NIC:
3) Peningkatan koping:
4. Evaluasi
17
Evaluasi melihat NOC yang ditentukan secaara umum tujuan tercapai apabila
klien:
d. Menunjukkan hubungan yang hangat dan terbuka dan prilaku lebih positif
e. Menunjukkan sikap efektif tanpa rasa marah, rasa bersalah dan ansietas
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Spiritualitas merupakan karakteristik sifat manusia. Spiritualitas membuat
seseorang dapat mencintai, memiliki kepercayaan dan harapan, mencari arti dalam
hidup, dan memelihara hubungannya dengan orang lain. Kepercayaan spiritual
berubah selama klien tumbuh dan berkembang, dimulai dari anak-anak, masa dewasa,
dan lansia. Tekanan spiritual adalah gangguan kemampuan untuk mengalami dan
mengintergasikan arti dan tujuan hidup melalui hubungan dengan diri sendiri, orang
lain, kesenian, music, literature, alam, dan/atau kekuatan lebih tinggi dari diri sendiri.
Selain kesehatan spiritual, juga ada masalah spiritual yang mencakup penyakit akut
dan penyakit terminal.
18
B. Saran
Beloman Nih kaaaa….
Indikator 1 2 3 4 5
Mengungkapkan keyakinan
Mengungkapkan Arti hidup
Mengungkapkan Kedamaian diri
Indikator 1 2 3 4 5
Arti dan tujuan hidup
Pencapaian pandangan dunia spiritual
Kemampuan untuk mencintai dan memaafkanke
Kemampuan untuk berdoa dan beribadah
Interaksi dengan pimpinan spiritual
Hubungan dengan diri sendiri
Interaksi dengan orang lain untuk berbagi gagasan,
perasaan, dan kepercayaan
Contoh lain :
Pasien akan :
Memahami bahwa penyakit adalah suatu tantangan terhadap sistem keyakinan
Memahami bahwa terapi bertentangan dengan sistem kepercayaan
Menunjukkan teknik koping untuk menghadapi distress spiritual
Mengungkapkan penerimaan terhadap keterbasan ikatan budaya atau keagamaan
Mendiskusikan praktek dan keluhan spiritual
Pasien yang menjelang ajal akan :
Mengungkapkan menerimaan atau kesiapan menghadapi kematian
Berbahagia dengan hubungan sebelumnya
Mengungkapkan kasih sayang terhadap orang terdekat
Intervensi NIC
Pengkajian :
Untuk pasien yang mengindikasikan adanya ketaatan beragama, kaji adanya indicator
langsung status spiritual pasien dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut:
Apakah anda merasa keimanan anda dapat membantu anda? Dengan cara apa
keimanan tersebut penting bagi anda saat ini?
Bagaimana saya adapat membantu anda menjalankan keimanan anda? Misalnya,
apakah anda ingin saya membacakan buku doa untuk anda?
Apakah anda menginginkan kunjungan dari penasihat spiritual atau layanan
keagamaan dari rumah sakit?
Tolong beritahu saya tentang aktivitas agama tertentu yang penting bagi anda
Lakukan pengkajian tidak langsung terhadap status spiritual pasien dengan melakukan
langkah berikut:
20
Tentukan konsep ketuhanan pasien dengan mengamati buku-buku yang ada
disamping tempat tidur atau program televise yang dilihat pasien. Juga catat apakah
kehidupan pasien tampak memiliki arti, nilai, dan tujuan
Tentukan sumber-sumber harapan dan kekuatan pasien. Apakah tuhan dalam arti
tradisional, anggota keluarga, atau keluatan “bersumber dari dalam dirinya”? Catat
siapa yang paling banyak diperbincangkan oleh pasien, atau tanyakan, “siapa yang
paling penting bagi anda”?
Amati apakah pasien sedang berdoa ketika anda memasuki ruangan, sebelum makan,
atau sesudah tindakan
Amati barang-barang, seperti literature keagamaan, rosario, kartu ucapan semoga
lekas sembuh yang bersifat keagamaan di samping tempat tidur pasien
Dengarkan pandangan-pandangan pasien tentang hubungan antara kepercayaan
spiritual dan kondisi kesehatannya, terutama untuk pernyataan, seperti, “mengapa
tuhan membiarkan hal ini menimpa saya” atau “jika, saya beriman, saya pasti akan
sembuh”
Aktivitas kolaboratif :
Komunikasikan kebutuhan nutrisi (misalnya, makanan halal, diet vegetarian, dan diet
tanpa daging babi) dengan ahli gizi
Minta konsultasi spiritual untuk membantu pasien dan keluarga menentukan
kebutuhan pascahospitalisasi dan sumber-sumber dukungan di masyarakat
Dukungan spiritual (NIC): rujuk kepenasehat spiritual pilihan pasien
Aktivitas lain :
Jelaskan pembatasan yang dilakukan sehubungan dengan perawatan terhadap aktivitas
keagamaan
Buat perubahan yang diperlukan segera untuk membantu memenuhi kebutuhan pasien
(misalnya, dukungan keluarga pasien atau teman untuk membawa makanan istimewa)
Jaga privasi dan beri waktu kepada pasien untuk mengamati praktik keagamaan
Dukungan spiritual (NIC):
Terbuka terhadap ungkapan pasien tentang kesepian dan ketidakberdayaan
Gunakan teknik klarifikasi nilai untuk membantu pasien mengklarifikasi kepercayaan
dan nilai yang ia yakini, jika perlu
Ungkapkan empati terhadap perasaan klien
Dengarkan dengan cermat komunikasi pasien dan kembangkan makna waktu berdoa
atau ritual keagamaan
Beri jaminan kepada pasien bahwa perawat selalu ada untuk mendukung pasien saat
pasien merasakan penderitaan
Anjurkan kunjungan pelayanan keagamaan, jika diperlukan
21
Beri artikel keagamaan yang diinginkan, sesuai pilihan pasien
Perawatan di rumah :
Tindakan diatas tepat diterapkan dalam perawatan di rumah
Bantu pasien dan keluarga menciptakan satu ruang di dalam rumah untuk meditasi
atau beribadah
Untuk lansia :
Atur seseorang (misalnya, pembantu rumah tangga) untuk membacakan kitab suci
untuk klien jika klien menginginkannya dan tidak mampu membacanya sendiri
22