PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Harta atau al maal menurut Wahbah Zuhaili, didefinisikan sebagai segala
sesuatu yang dapat mendatangkan ketenangan dan dapat dimiliki manusia
dengan sebuah upaya baik itu berupa zat maupun manfaat.
Jabatan menurut bahasa adalah sesuatu yang dipegang, sesuatu tugas yang
diemban. Semua orang yang punya tugas tertentu, kedukan tertentu atau
terhormat dalam setiap lembaga atau institusi lazim disebut orang yang punya
jabatan.
Harta dan jabatan yang diperoleh oleh manusia adalah amanah yang akan
dipertanggungjawabkan kelak. Namun, masih banyak manusia/ insan yang
belum memahami dengan benar mengenai sikap serta pendayagunaan harta
dan jabatan. Tentunya kita ingin harta yang kita peroleh dapat meringankan
langkah kita menuju surga-Nya dan sebagai bekal kita di akherat kelak.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian harta dan jabatan ?
2. Apakah harta dan jabatan sebagai amanah dalam islam?
3. Bagaimana kewajiban mencari harta ?
4. Apasaja pengaruh harta ?
5. Sebutkan macam-macam harta!
6. Bagaimana sikap terhadap harta dan jabatan?
7. Bagaimana pendayagunaan terhadap harta dan jabatan?
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pendapat Mayoritas Ulama, al maal adalah segala sesuatu yang memiliki nilai
dimana bagi orang yang merusaknya, berkewajiban untuk menanggung atau
menggantinya.
Harta, atau al-mal dalam al-Qur’an maupun Sunnah tidak dibatasi dalam ruang
lingkup makna tertentu, sehingga pengertian al-Mal sangat luas dan selalu
berkembang. Kriteria harta menurut para ahli fiqh terdiri atas :
a. memiliki unsur nilai ekonomis.
b. unsur manfaat atau jasa yang diperoleh dari suatu barang.
2. Pengertian Jabatan
2
Menurut bahasa, jabatan artinya sesuatu yang dipegang, sesuatu tugas yang
diemban. Semua orang yang punya tugas tertentu, kedukan tertentu atau
terhormat dalam setiap lembaga atau institusi lazim disebut orang yang punya
jabatan.
Dalam Al-Qur’an banyak ayat yang menggambarkan tentang jabatan, baik yang
menunjukkan kebaikan seperti ayat-ayat tentang Nabi Yusuf maupun yang
menunjukkan keburukan seperti ayat-ayat tentang Fir’aun, Qarun dan
sebagainya. Dalam surat Al-Haqqah Allah SWT menyatakan bahwa pejabat yang
tidak beriman itu di akhirat kelak akan mengatakan bahwa lepas sudah
jabatannya (yang sewaktu di dunia ia miliki).
Manusia bukan pemilik mutlak terhadap harta, kepemilikan manusia terhadap harta
dibatasi oleh hak-hak Allah, ini terlihat dari kewajiban manusia mengeluarkan
sebagian kecil hartanya untuk berzakat dan ibadah lainnya. Cara-cara pengambilan
manfaat harta mengarah kepada kemakmuran bersama, pelaksanannya dapat diatur
oleh masyarakat melalui wakil-wakilnya. Harta perorangan boleh digunakan untuk
umum, dengan syarat pemiliknya mendapat imbalan yang wajar, masyarakat tidak
boleh mengganggu dan melanggar kepentingan pribadi, selama tidak merugikan
orang lain dan mayarakat, karena pemilikan manfaat berhubungan serta dengan
hartanya, maka pemilik boleh untuk memindahkan hak miliknya kepada orang lain,
misalnya dengan cara menjualnya, menghibahkannya dan sebagainya.
Hakikat harta dan dan jabatan adalah merupakan amanah dan karunia Allah. Disebut
sebagai amanah Allah karena harta dan jabatan tersebut didapat bukan semata-
mata karena kehebatan seseorang, tetapi karena berkah dan karunia dari Allah,
juga sejatinya bukan dimaksud untuk kesenangan pribadi pemiliknya, tetapi juga
buat kemaslahatan orang lain. Karena harta dan jabatan adalah amanah, maka harus
dijaga dan dijalankan atau dipelihara dan dilaksanakan dengan benar, sebab satu
saat akan dipertanggung-jawabkan di hadapan Allah SWT.
3
Itu sebabnya maka Al-Qur’an dan hadis selalu mengingatkan bahwa harta itu juga
merupakan cobaan atau fitnah, seperti Firman Allah pada Surat Al-Anfal ayat 28:
“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan,
dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar”.
Sehubungan dengan hal itu, maka harta dan jabatan adalah karunia Allah yang
sangat baik buat manusia, tetapi manakala tidak dapat dijaga dan dipelihara dengan
baik, maka ia akan menjadi fitnah dan bencana.
Harta dan jabatan yang halal serta digunakan dengan baik akan membawa manfaat
dan barokah, sedangkan harta dan jabatan yang disalahgunakan atau diperoleh
dengan tidak halal akan menjadi fitnah bahkan musibah. Sehubungan dengan hal ini
Rasulullah SAW bersabda:
( من حديث عمممرو بممن العمماَص17763) " صنلىَّ ام لعللعيِفه لولسلنلم فيِماَ رواه الماَم أحمد في "مسنده
فقد قاَل ل
.رفعه "نعم الماَل الصاَلح للرجل الصاَلح" وإسناَده صحيِح
Rasul bersabda :”Sebaik-baik harta yang soleh adalah yang dimiliki oleh orang yang
soleh”. HR Ahmad dan Ibnu Hibban. (Musnah Ahmad 29/16 hadits 17763 dan sohih
Ibnu Hibban 8/6)
4
Oleh sebab itu manusia diperintahkan untuk bekerja keras atau berusaha
dalam rangka mencari harta buat kebahagiaannya dunia akhirat. Hal ini antara
lain difahami dari Firman Allah pada Surat Al-Mukminun ayat 3 dan 4 yaitu :
“Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan)
yang tiada berguna. Dan orang-orang yang menunaikan zakat” (QS Al
Mukminun : 3-4).
D. PENGARUH HARTA
1. Pengaruh Positif
a. Memenuhi kepentingan pribadi, misalnya Haji, Shadaqah, berbakti
kepada orang tua.
b. Menjaga kehormatan, misalnya membangun rumah, membeli
kendaraan, memberi hadiah.
c. Membantu orang lain, misalnya melakukan aktivitas sosial menggaji
karyawan, mengupah pembantu, dan sebagainya.
d. Sebagai bekal dan penyempurna ibadah misalnya zakat, jihad,
membagun tempat ibadah, dan sebagainya
2. Pengaruh Negatif
a. Mendorong melakukan kemaksiatan dan berbagai macam kecurangan.
b. Mempermudah melampiaskan hawa nafsu dan keinginan yang tidak
sesuai dengan syariat.
c. Melalaikan zikir kepada Allah dan mengurangi aktivitas ibadah.
E. MACAM-MACAM HARTA
5
1. Harta Halal
Segala harta yang diperbolehkan oleh Allah untuk dimanfaatkan oleh
manusia, misalnya upah kerja, warisan, harta karun, dsb.
2. Harta Haram
Harta yang dilarang oleh Allah untuk di manfaatkan manusia, misalnya
hasil korupsi, menipu, riba dsb.
6
Firman Allah:
اف فرعزقملهاَ لويلععللمم ممعستلقلنرلهاَ لوممعستلعوُلدلعلهاَ مكلُل ففي فكلتاَ ة
ب ممفبيِةن لولماَ فمن لدابنةة ففي اعللعر ف
ض إفنل لعللىَّ ن
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah
yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam
binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam
Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh). Q.S. Hud (11): 6
c. Bersikap Qanaah dan Tidak Terlalu Berharap Pertolongan Orang
Lain
Sabda Rasulullah ShallallahuAlaihiWasallam :
فعمز اعلممعؤفمنفإ فعستلعغلناَلءهم لعفناَلنناَ ف.
َ الطبراني والحاَكم/س
“Kemulian seorang muslim terletak pada kemandiriannya.” (H.R.
Tabrani dan Hakim)
d. Memperbanyak Pemikiran Tentang Kenikmatan Dunia Yang
Diberikan Kepada Orang Kafir dan Kesederhanaan Para Nabi
dan Orang-Orang Yang Dikasihi Allah.
e. Menyadari Bahwa Harta Banyak Menimbulkan Bencana dan
Marabahaya di Dunia
7
b. Taqwa
ي لعمعدةل يمنمكمعم لوألفقيِمممموُا النشملهاَلدةل ف لوألعشفهمدوا لذلو ع ف ألعو لفاَفرمقوُهمنن بفلمععمرو ة فلإ فلذا بلللعغلن أللجللهمنن فلأ لعمفسمكوُهمنن بفلمععمرو ة
ى
ث لل لويلعرمزعقممهم فمممعن لحعيِمم م.َال يلعجلعل لنهم لمعخلرقجمما ق ن فنلف لذلفمكعم ميوُلعظم بففه لمن لكاَلن يمعؤفممن فباَنلف لواعليِلعوُفم اعلفخفر لولمن يلتن ف
ام لفمكيل لشعيةء قلعدقرا ال لباَلفمغ ألعمفرفه قلعد لجلعلل ن
اف فلهملوُ لحعسبمهم إفنن ن
ب لولمن يلتللوُنكعل لعللىَّ ن يلعحتلفس م.
“Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah
mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan
hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah
diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan
hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan
mengadakan baginya jalan keluar.Dan memberinya rezeki dari arah
yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal
kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya.
Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap
sesuatu.” (Q.S. At-Talaq (65): 2-3)
Banyak orang yang mengabaikan perkara ini akibat dia mengabaikan
perintah Allah.
c. Tawakkal
لولمن يلتللوُنكعل لعللىَّ ن
اف فلهملوُ لحعسبمهم
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan
mencukupkan (keperluan)nya.”( Q.S. At-Thalaq (65): 3)
Qatadah berkata, “Barang siapa yang bertawakal kepada Allah maka
Allah akan memberi rizki dari jalan yang tidak diharapkan dari
diangan-angankan.”
d. Banyak Beristighfar
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
8
ق لمعخلرقجماَ لولرلزلقمهم فممعن لحعيِم م
ث لل لمعنأ لعكثللر فمملن ا ع فلعسمتفعغلفاَفر لجلعملل م
ام للمهم فممعن مكميل لهممم فلعرقجماَ لوفممعن مكميل ل
ضمعيِ ة
يلعحتلفس م.
َ أحمد/ب
“Barang siapa memperbanyak istighfar, Allah akan memberikan
kelapangan dari semua kesulitan dan jalan keluar dari semua
kesempitan dan memberikan rizki dari arah yang tidak diangan-
angankan.” (H.R. Ahmad)
e. Berdoa
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
المدلعاَمء هملوُ اعلفعلباَلدةم لقاَلل لرمبمكعم أمعدمععوُنفعي ألعستلفج ع.
َ أبو داود/ب للمكعم
“Doa adalah ibadah sesuai dengan firman Allah “berdoalah kepada
Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu Q.S. Ghafir (40):
60.” (H.R.Abu Daud)
f. Shilaturahim
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
ب ألعن يلعبمسطم للهم ففي فرعزقففه لويمعنلساَلء للهم ففي ألثلفرفه فلعليِل ف
َ البخاري/صعل لرفحلممه لمعن أللح ن.
“Barangsiapa yang ingin diluaskan rizekinya dan dipanjangkan
umurnya maka hendaknya menyambung silaturahim.”(H.R. Bukhari)
g. Bersyukur
لوإفعذ تلأ لنذلن لرمبمكعم للفئن لشلكعرتمعم لللفزيلدننمكعم لوللفئن لكفلعرتمعم إفنن لعلذافبي لللشفديةد
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (Q.S. Ibrahim [14]: 7)
Al Qurthubi berkata, “Hakekat bersyukur adalah mengakui nikmat itu
dari Allah dan tidak mengakui nikmat itu dari Allah dan tidak
menggunakannya untuk selain taat kepada Allah.”
h. Berinfaq (Berderma)
ق لفلمن يللشمماَمء فمممعن فعبلمماَفدفه لويلعقممفدمر للممهم لولممماَ لأنفلعقتمممم يمممن لشممعيةء فلهممملوُ يمعخلففمممهم لوهممملوُ لخعيِمممر
قمعل إفنن لريبي يلعبمسطم اليرعز ل
النرافزفقيِلن
“Katakanlah: “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi
siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan
menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)”. Dan barang apa
9
saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan
Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.”(Q.S. Saba [34]: 39)
Bagi yang mempunyai kompetensi atau keahlian dan mempunyai visi misi yang
maslahat kelak dalam jabatannya, maka boleh meminta jabatan, dengan ketentuan
bahwa ia juga tidak boleh terlalu percaya akan keahliannya, sebaliknya jabatan atau
menjaga amanah bagi yang tidak punya kompetensi atau keahlian, oleh Allah
disebut sebagai perilaku zhalim dan bodoh, sebagaimana Firman allah pada Surat
Yusuf ayat 54 dan 55 serta Surat Al-Ahzab ayat 72 yaitu:
“Dan raja berkata: "Bawalah Yusuf kepadaKu, agar aku memilih Dia sebagai orang
yang rapat kepadaku". Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan Dia, Dia
berkata: "Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan
Tinggi lagi dipercayai pada sisi kami". (QS Yusuf (12) : 54)
10
digunakan selain untuk kemaslahatan kehidupan duniawi, juga harus digunakan
sebagai infak atau belanja untuk akhirat.
Jabatan juga harus digunakan secara baik dan penuh amanah, sebab di hari akhirat
kelak jabatan itu akan dipertanggung-jawabkan, sebagaimana firman Allah SWT
dalam Surat Al-Israk ayat 13 dan 34 yang berbunyi:
“Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana
tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat
sebuah kitab yang dijumpainya terbuka”. (QS Al Isra (17) : 13)
“Dan penuhilah janji sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggunganjawabnya”.
(QS Al Isra (17) : 34)
11
BAB III
KESIMPULAN
12