PENDAHULUAN
dunia, tetapi lebih banyak di daerah iklim panas dan kering. Prevalensi juga tinggi
tampak pada konjungtiva bulbar berdekatan dengan limbus nasal atau limbus
Terapi lubrikasi untuk mencegah iritasi sering digunakan secara klinis. Eksisi
kosmetik atau lebih jauh pinguekula tersebut menjadi meradang secara kronis.
Penggunaan dari steroid topical dapat juga dipertimbangkan pada pasien dengan
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
nodul keputihan pada kedua sisi kornea ( lebih banyak pada sisi nasal) di daerah
aperture palpebra. Nodul terdiri atas jaringan hialin dan jaringan elastik kuning,
B. ETIOLOGI
Etiologi dari pinguecula tidak diketahui dengan jelas dan diduga merupakan suatu
angin banyak karena sering terdat pada orang yang sebagian besar hidupnya
berada di lingkungan yang berangin, penuh sinar matahari, berdebu dan berpasir. 3
C. EPIDEMIOLOGI
panas dan kering. Prevalensi juga tinggi di daerah berdebu dan kering. Faktor
yang sering mempengaruhi adalah daerah dekat ekuator, yakni daerah yang
terletak kurang 370 Lintang Utara dan Selatan dari ekuator. Prevalensi tinggi
sampai 22% di daerah dekat ekuator dan kurang dari 2% pada daerah yang
terletak di atas 400 Lintang. Insiden Pinguekula cukup tinggi di Indonesia yang
2
Pasien di bawah umur 15 tahun jarang terjadi Pinguekula. Prevalensi
pinguekula meningkat dengan umur, terutama dekade ke-2 dan ke-3 dari
kehidupan. Insiden tinggi pada umur antara 20 dan 49. Kejadian berulang
(rekuren) lebih sering pada umur muda daripada umur tua. Laki-laki 4 kali
D. FAKTOR RISIKO
lingkungan dengan paparan ultraviolet yang tinggi, iritasi kronik dari bahan
sinar matahari, iritasi kronik dari bahan tertentu di udara dan faktor herediter. 4,8
Faktor Genetik
Radiasi ultraviolet
menghasilkan kerusakan sel proliferasi sel. Paparan sinar ultraviolet ini dapat
menyebabkan efek mutagenik pada sel. Respon biologis pada sinar ini berefek
3
akut dan kronis. Paparan ultraviolet tertinggi terdapat biasanya pada daerah
khatulistiwa dan pada dataran tinggi. Efek ultraviolet ini menyebabkan mutasi gen
Iritasi kronik
mengakibatkan lisisnya lapisan lipid pada film air mata dan prosesnya
permukaan konjungtiva. Kelembaban yang rendah, dan trauma kecil dari bahan
E. GEJALA KLINIK
kemudian menjadi membran yang tipis berwarna putih kekuningan dan stasioner.
Bagian sentral melekat pada kornea dapat tumbuh memasuki kornea dan
menggantikan epitel, juga membran Bowman, dengan jaringan elastis dan hialin.
banyak berhubungan dengan angin dan debu, terutama pelaut dan petani. Kelainan
ini merupakan kelainan degenerasi yang berlangsung lama. Bila mengenai kornea,
dapat menurunkan visus karena menimbulkan astigmat dan juga dapat menutupi
dan berwarna merah, terasa mengganjal disertai mata yang berair. 5,8
4
F. DIAGNOSIS BANDING
a. Pseudopterygium
Apabila terjadi ulkus kornea atau kerusakan permukaan kornea, dapat terjadi
b. Pannus
individu normal, kornea seharusnya avaskuler, hipoksia lokal kronis (seperti pada
vaskularisasi di sekeliling kornea. Pannus juga dapat terjadi pada penyakit stem
c. Pterygium
permukaan konjungtiva dan pada kornea. Penyakit ini lebih sering menyerang
konjungtiva nasal dan akan meluas ke kornea bagian nasal. Pada anamnesis dan
pemeriksaan fisik sering didapatkan berbagai macam keluhan, mulai dari tidak
ada gejala yang berarti sampai mata menjadi sangat merah, mata gatal, iritasi,
berair, dan pandangan kabur, disertai jejas pada konjungtiva yang membesar. 5
5
G. PENATALAKSANAAN
Kelainan ini juga terdapat pada konjungtiva bulbi, baik bagian nasal
H. KOMPLIKASI
I. PENCEGAHAN
kacamata atau topi pelindung dari cahaya matahari. Pencegahan ini bahkan
lebih penting untuk pasien yang tinggal di daerah tropis dan subtropik atau
pada pasien yang memiliki aktivitas di luar dengan suatu risiko tinggi terhadap
6
BAB III
LAPORAN KASUS
I. Identitas
Nama : Ny. R
Umur : 37 tahun
RMK : 1 37 95 41
II. Anamnesa
7
Riwayat Penyakit Keluarga
Tanda Vital
Nadi : 90 x/menit
RR : 18 x/menit
Status Lokalis
8
Hiperemi siliare (+) H.siliare (-),
Pinguekulitis
V. Terapi
Tobroson ed 4 dd gtt 1
KIE
- Pasien disarankan untuk memakai topi dan kacamata ketika keluar
dari rumah untuk menghindari pajanan sinar matahari dan debu pada
mata yang merupakan salah satu faktor resiko timbulnya peradangan
pinguekula.
- Memberitahukan pasien bahwa pinguekula ini merupakan tumor
jinak yang jarang membesar dan tidak berbahaya serta tidak
memerlukan pengobatan kecuali terjadi peradangan yang kronis atau
9
karena alasan kosmetik dapat dilakukan pembedahan.
VI. Prognosa
10
BAB IV
DISKUSI
Musin bersifat membasahi bola mata terutama kornea. Selaput ini mencegah
benda-benda asing di dalam mata seperti bulu mata atau lensa kontak (contact
lacrimal yang memproduksi air mata, selaput ini turut menjaga agar kornea tidak
kering.
bawahnya.
kornea merupakan pembungkus dan pelindung isi bola mata. Sklera berjalan dari
11
papil saraf optik sampai kornea. Sklera sebagai dinding bola mata merupakan
jaringan yang kuat, tidak bening, tidak kenyal dan tebalnya kira-kira 1 mm.
mata. Dibagian belakang saraf optik menembus sklera dan tempat tersebut
disebut kribosa. Bagian luar sklera berwarna putih dan halus dilapisi oleh kapsul
Tenon dan dibagian depan oleh konjungtiva. Diantara stroma sklera dan kapsul
Tenon terdapat episklera. Bagian dalamnya berwarna coklat dan kasar dan
Imunologi Mata
Seperti halnya dengan respons imun yang terjadi di organ-organ lain, mata
juga memberikan respons imun, baik humoral maupun selular. Respons imun
humoral terutama terjadi melalui IgE dan sel mast yang mengawali reaksi
alergi. IgG kadar tinggi dalam darah dapat berperan dalam penyakit autoimun
yang mengenai mata seperti pemfigoid mata. Respons imun seluler terutama
melibatkan sel T.
merupakan komponen mata. Vitreus dan kornea adalah avaskular dan tidak
12
dimasuki sel mast. Iris, korpus siliar, dan koroid merupakan lapisan lanjutan
sebagai uvea. Uvea terlibat primer dalam hipersensitivitas seluler dan penyakit
alergi.
petanda dari proses imun aktif langsung seperti endapan Corneal Immune
lymphocytes (floaters) yang analog dengan migrasi sel dan reaksi serupa
Lesi degeneratif dari konjungtiva bulbar ini terjadi sebagai hasil dari
radiasi sinar ultraviolet (UV), namun sering juga dihubungkan dengan iritasi
benda iritan seperti debu. Sel epithelium yang melapisi pinguekula dapat saja
mempunyai kemungkinan yang sama untuk kontak dengan sinar ultra violet, debu
dan kekeringan.
Daerah nasal konjungtiva relatif mendapat sinar ultra violet yang lebih
langsung, juga dari pantulan hidung. Hal ini mengakibatkan pinguekula lebih
13
pembengkakan jaringan yang biasanya akan datar.Pinguekula lebih umum terjadi
Hal ini karena seiring bertambahnya usia, kelenjar lakrimalis mulai menurun
fungsinya untuk membasahi mata sehingga mata cenderung kering dan tidak
terlindungi. Namun, mereka bisa muncul lebih awal jika seseorang di bawah
sinar matahari sangat sering. Pinguekula mungkin bertambah parah dari waktu ke
waktu dan tumbuh lebih besar terutama jika perlindungan terhadap matahari
tidak digunakan.
14