Resume Bab 3 Analisis Aktivitas Pendanaan
Resume Bab 3 Analisis Aktivitas Pendanaan
Oleh
HAMDA KHAIRANI
1610536043
S1 AKUNTANSI INTAKE D3
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
2017
ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN
A. KEWAJIBAN
1) Kewajiban Lancar
a. Aktivitas Operasi, meliputi : utang pajak, pendapatan diterima di muka, uang muka ,
piutang usaha, dan beban operasi akrual lainnya.
b. Aktivitas Pendanaan, meliputi : pinjaman jangka pendek, utang bunga, dan bagian
utang jangka panjang jatuh tempo dalam jangka waktu satu tahun.
Kewajiban Tak Lancar (jangka panjang) merupakan kewajiban yang tidak jatuh tempo
dalam jangka waktu satu tahun atau satu siklus operasi, mana yang lebih panjang.
Kewajiban ini meliputi pinjaman, obligasi, utang, dan wesel bayar. Kewajiban tak lancar
beragam bentuknya , dan penilaian serta pengukurannya memerlukan pengungkapan atas
seluruh batasan dan ketentuan. Pengungkapan meliputi tingkat bunga, tanggal jatuh tempo,
hak konversi, fitur penarikan, persyarata penyisihan dana pelunasan, provisi kredit
berulang, dan provisi subordinasi.
Ketentuan utang (tanggal jatuh tempo, tingkat bunga, ola pembayaran, dan jumlah)
Pembatasan pemakaian sumber daya dan pelaksanaan aktiitas bisnis
Kemampuan dan fleksibilitas untuk memperoleh pendanaan selanjutnya
Kewajiban untuk modal kerja, perbandingan utang terhadap ekuitas (Debt to Equity), dan
ukuran keuangan lain
Fitur konversi kewajiban yang bersifat difusi
Larangan atas pembayaran-pembayaran seperti dividen
B. SEWA/SEWA GUNA USAHA (LEASE/LEASING)
Sewa (lease) merupakan perjanjian kontraktual antara pemilik (lessor) dan penyewa
(lessee). Ciri Kegiatan Sewa Guna Usaha:
Jika pada saat terjadinya, transaksi tersebut memenuhi capital lease minimal satu dari
empat kriteria sebagai berikut:
a. Terdapat transfer kepemilikan aktiva kepada lesse pada akhir masa sewa
b. Terdapat opsi untuk membeli aktiva pada harga murah
c. Masa sewa guna guna usaha 75% / lebih dari estimasi umur ekonomis aktiva.
d. Nilai sekarang sewa pembayaran sewa dan pembayaran sewa guna usaham
inimum lainnya sebesar 90% / lebih dari nilai wajar aktiva dikurangi dengankredit
pajak investasi yang ditahan oleh lessor.
2. Operating Lease
Lesse mencatat sewa sebagai beban saat terjadinya dan tidak ada aset atau kewajiban
yang diakui di neraca.
Kriteria SGU tanpa Hak Opsi :
a. Jumlah pembayaran selama masa SGU I tidak dapat menutup cost barang + profit
lessor
b. Perjanjian tidak memuat hak opsi bagi lessee
c. Perawatan, pajak, dan asuransi dibayar lessor
d. Kontrak bisa dibatalkan lesse sebelum masa kontrak berakhir
a. MLP dimasa depan secara terpisah untuk capital lease dan operating lease untuk masing-
masing tahun selama 5 tahun mendatang dan total setelahnya.
b. Beban sewa untuk masin-masing periode yang dilaporkan di laporan Laba Rugi.
Insentif bagi lesse untuk menstrukturkan sewa guna usaha sebagai operating lease terkait
dengan dampak operating lease terhadap neraca dan laporan laba rugi. Dampak pada laporan
keuangan ini adalah :
1. Operating lease menyajikan kewajiban lebih rendah dari seharusnya dengan tidak
menyajikan pendanaan sewa dalam neraca.
2. Operating lease menyediakan aset lebih rendah dari seharusnya.
3. Operating lease menunda pengakuan beban dibanding dengan capital lease.
4. Operating lease menyajikan kewajiban lancar lebih rendah dari seharusnya.
5. Operating lease memasukkan bunga dalam beban sewa.
Pembiayaan Penuh
Lebih Fleksibel
Sumber Pembiayaan Alternatif
Off Balance Sheet
Arus Dana
Proteksi Inflasi
Perlindungan akibat Kemajuan Teknologi
Sumber Pelunasan Kewajiban
Kapitalisasi Biaya
Risiko Keusangan
Kemudahan Pnyusunan Anggaran
Pembiayaan Proyek Skala Besar
Meningkatkan Debt Capacity
5). Konversi Operating Lease Menjadi Capital Lease
Langkah-langkah mengkonversi operating lease menjadi captal lease sebagai berikut.
a. Menilai apakah klasifikasi operating lease masuk akal
b. Menentukan estimasi nilai sekarang kewajiban operating lease
c. Menentukan nilai aktiva dan kewajiban sewa guna usaha
d. Mengestimasi dampak reklasifikasi sewa guna usaha pada laba yang diharapkan.
C. IMBALAN PASCAPENSIUN
a. Manfaat Pensiun (Pension Benefit) : pemberi kerja menjanjikan manfaat moneter kepada
pekerja pascapensiun.
a. Program Pensiun (Pension Plan) yang merupakan janji pemberi kerja untuk menyediakan
imbalan pensiun bagi pekerja yang melibatkan tiga pihak, yaitu:
b. Dana Pensiun (Pension Fund) terpisah dari pemberi kerja dan diadministrasikan oleh
pihak yang ditunjuk (trustee).Dana pensiun memberikan kontribusi, menginvestasikan
kontribusi dengan cara tepat, dan membagikan imbalan pensiun pada pekerja.
Tantangan akuntansi pada program pensiun adalah perkiraan kewajiban dan beban yang
dibutuhkan untuk menciptakan pembayaran kas di tahun yang akan datang.
Imbalan pascapensiun selain pensiun atau imbalan karyawan pascapensiun lainnya (other
postretirement employee benefit-OPEB) merupakan imbalan yang diberikan oleh pemberi
kerja kepada pensiunan dan anggota keluarganya. Contohnya adalah asuransi jiwa, perawatan
kesehatan, bantuan perumahan, serta jasa hokum dan pajak.
1. Menentukan dan merekonsiliasi biaya dan kewajiban (atau aset) manfaat ekonomis dan
yang dilaporkan
2. Membuat penyesuaian yang diperlukan atas laporan keuangan
3. Mengevaluasi asumsi aktuaria dan dampaknya pada laporan keuangan
4. Memeriksa paparan risiko pension
5. Mempertimbangkan implikasi arus kas program manfaat pascapensiun
b. Bagi Karyawan
Kepastian memperoleh penghasilan masa yang akan datangsesudah masa pensiun
Memberikan rasa aman dan meningkatkan motivasi untuk bekerja
c. Bagi Pengelola
Mengelola dana pensiun untuk mendapatkan keuntungan karena iuran dana pensiun
dapat dimasukkan dalam kegiatan investasi
Turut membantu menyelenggarakan program pemerintah
a. intensitas pension, dimana kewajiban pensiun sehubungan dengan ukuran pos aset dalam
perusahaan tersebut.
b. sejauhmana profil resiko dari aset program salah dikaitkan dengan kewajiban pensiunnya.
3. Arus kas dari aktiva digunakan untuk membayar utang dan menyediakan pengembalian
bagi investor ekuitas.
5. Menilai ketentuan dan provisi efek yang dapat dikonversi (convertible securities), opsi
saham dan kesepakatan lainnya yang berpotensi menerbitkan saham.
a. Saham Preferen (preffered stock), yaitu kelompok khusus saham yang memiliki fitur
yang tidak dimiliki oleh saham biasa. Ciri-ciri umum saham preferen meliputi :
1. Prioritas atas distribusi dividen termasuk hak partisipasi dan dividen kumulatif;
2. Prioritas atas likuidasi, terutama penting karena selisih antara nilai nominal dan
nilai likuidasi dan nilai likuidasi saham preferen bisa besar;
Dividen tunai (cash dividend) merupakan distribusi kas kepada pemegang saham.
Dividen ini merupakan jenis dividen yang paling umum dan saat didistribusikan menjadi
kewajiban bagi perusahaan.
Dividen saham (stock dividend) adalah distribusi saham perusahaan itu sendiri kerpada
pemegang saham secara proporsional. Dividen ini mencerminkan kapitalisasi laba secara
permanen.
3. Analisis obligasi kualitas utama dan saham preferen sangat memerlukan penutupan
aktiva (asset coverage).
Hak Minoritas
Hak minoritas (minority interest) dalam perusahaan yang dikonsolidasi umumnya disajikan
dalam laporan posisi keuangan, di antara kewajiban dan ekuitas. Namun demikian, hak
minoritas bukanlah klaim langsung atas sumber daya perusahaan. Hak minoritas adalah
kepemilikan proporsional pemegang saham minoritas atas anak perusahaan yang
dikonsolidasikan tersebut.