Anda di halaman 1dari 3

NIM : 160210104043

PERKEMBANGAN UROGENITAL MANUSIA

Sistem urogenital terdiri atas sistem urinaria dan sistem genitalia. Keduanya berbeda,
namun secara embriologi dan anatomi, kedua sistem tersebut bertautan. Keduanya berasal dari
mesodermal intermediat. Saluran pembuangan keduanya pada mulanya juga sama, yaitu
bermuara ke rongga kloaka. Dan pada perkembangan selanjutnya, tumpang tindih kedua
sistem tersebut terlihat sangat nyata pada pria, dimana duktus ekstretorius primitive yang
awalnya berfungsi sebagai duktus urinarius berubah menjadi duktus genitalis utama. Bahkan
pada laki-laki dewasa, alat kemih maupun kelamin menyalurkan air kemih dan semen
(sperma) melalui saluran yan sama, yaitu uretra penis (Karlinah etc, 2015:248).

Perkembangan gonad pada manusia dimulai pada minggu ke-4 masa embrio. Tahap
pertama perkembangannya yaitu migrasi sel-sel germinal primordial. Sel-sel germinal
primordial ini berasal dari endoderm yang melapisi kantung telur. Dua minggu kemudian, sel-
sel germinal primordial bermitosis berulang-ulang membentuk populasi yang banyak dari
gamet-gamet precursor. Sel-sel germinal yang mencapai epitel selom akan mengakibatkan
epitel selom berdeferensiasi membentuk epitel germinal primitive. Perpaduan antara sel
germinal dan epitel germinal akan membentuk korda seks. Secara histologis gonad telah jelas
menjadi organ yangh ipopten untuk menjadi testis atau ovarium (Heffner etc, 2013:20).

Gambar 1 : Heffner etc, 2013:22


Gambar diatas adalah gambar diferensiasi genitalia interna pada pria dan wanita.
Perkembangan genitalia interna pada pria dan wanita berkembang dari sistem yang berbeda.
Pada mesonefros terdapat duktus mesonefrik. Secara simultan, epitel selom di dekat lateral
rigi mesonefrik akan membentuk duktus paramesonefrik. Duktus mesonefrik dan duktus
paramesonefrik merupakan asal-usul untuk organ-organ reproduksi pria dan wanita.

Pada embrio pria secara normal, akibat adanya MIS (Midlerian-inhibiting Substance)),
suatu glikoprotein dimer yang menyebabkan duktus paramesonefrik terdeferensiasi. Dengan
demikian, zat ini mencegah perkembangan uterus, tuba fallopi dan vagina bagian atas (Arma,
2015:211). Duktus mesonefrik akan membentuk epididimis, vas deferens dan vesikula
seminalis akibat dari hormon testosteron. Pada wanita tidak terdapat MIS, maka duktus
paramesonefrik tetap dan menginduksi untuk membentuk lempeng vagina agar sampai sinus
urogenital. Kemudian duktus paramesonefrik akan membentuk tuba fallopi, uterus , dan
sepertiga bagian vagina. Krena pada wanita tidak ada testosteron, maka duktus mesonefrik
mengalami regresi dan sisanya akan menetap pada daerah antara ovarium dan himen (Heffner
etc, 2013:22).

Gambar 2 : Heffner etc, 2013:23


Pada gambar diatas adalah diferensiasi genitalia eksterna pria dan wanita.
Terbentuknya genitalia eksterna terjadi pada minggu ke 8 masa embrio. Struktur genitalia
eksterna memerlukan DHT untuk berdeferensiasi menajdi struktur genitalia pria yang dapat
dikenali. Sumber dari DHT itu sendiri adalah testosterone. Dengan adanya DHT, lobus
kelanjar prostat berkembang kearah luar dari kolikulus seminalis di mana uretra keluar dari
kandung kemih. Lipatan genitalia menyatu untuk membantuk penis di sekeliling panjang
uretra. Pembengkakan labioskrotal membesar dan bergabung membentuk skrotum. Pada
wanita , lipatan pada celah urogenital tetap membentuk dua pertiga bagian bawah vagina,
sedangkan aspek anterior membentuk uretra. Lipatan genitalia lateral membentuk labio minor
dan tonjolan labioskrotal membentuk labia mayor. KLitoris terbentuk diatas uretra dari
tuberkulum genital (Heffner etc, 2013:23).

DAFTAR PUSTAKA

Arma, Nuriah., KArlinah, Nelly., Yanti, Efrida. 2015. Bahan Ajar Obstetri Fisiologi Edisi 1
Cetakan 1. Yogyakarta: Deepublish

Heffner, Linda J., Schust, Danny J. 2013. At a Glance Sistem Reproduksi Edisi kedua. Jakarta:
Erlangga

Karlinah, Nelly., Yanti, Efrida., Arma, Nuriah. 2015. Bahan Ajar Embriologi Manusia Edisi 1
CEtakan 1. Yogyakarta: Deepublish

Anda mungkin juga menyukai