Leuwisadeng, Bogor
______________________________________________________________________________.
A. Kriteria desain.
Tipe dasar pembangunan terowongan secara umum digunakan adalah sebagai berikut:
2. Bored Tunnels
1. Alternatif 1: Trase SID Terowongan Terdahulu (L= +/- 408 meter ),perkiraan biaya
pelaksanaan sebesar Rp. 15,15 Miyard.
2. Alternatif 2: Trase Metoda Manual Hidrolik Jacking (L= +/- 475 meter),perkiraan
biaya pelaksanaan sebesar Rp 7,06 Milyard.
3. Alternatif 3: Trase metoda manual Hidrolik Jacking & open Cut (L= +/- 634 meter)
perkiraan biaya pelaksanaan sebesar Rp 6,63 Milyard.
4. Alternatif 4: Trase Metoda manual Hidrolik Jaciking & Open Cut (L= +/- 935 meter)
perkiraan biaya pelaksanaan sebesar Rp 6,63 Milyard.
Dari 4 alternatif trase, yang terpilih untuk dilanjutkan desainya adalah alternatif trase 4.
C. Realisasi dari konstruksi pemanfaatan SDA berupa suplai air untuk : irigasi, air baku dan
mini hidro sangat diharapkan oleh masyarakat setempat. Biaya yang diperlukan untuk
ketiga kegiatan tersebut adalah :
1
Lampiran 1 – Laporan Pendahuluan Detail Desain Daerah Irigasi Sibanteng, Kec. Leuwisadeng, Bogor
D. Daerah Irigasi Citempuan direncanakan 1000 Ha seluruhnya terletak pada satu kabupaten
yaitu kabupaten Bogor,biaya yang diperlukan berkisar Rp 120,00 Milyard. Menurut
penjelasan pasal 41 ayat 2 nomor 7 tahun 2004 tentang sumber daya air mengamanatkan
bahwa pengembangan sistemirigasi untuk daerah irigasi seluas 1000 Ha merupakan
wewenang pemerintah Kabupaten. Namun berhubung karena kabupaten kesulitan dalam
mengalokasikan dana maka pemerintah kabupaten Bogor melakukan kerja sama dengan
Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane dalam pembiayaannya.
2
Lampiran 1 – Laporan Pendahuluan Detail Desain Daerah Irigasi Sibanteng, Kec. Leuwisadeng, Bogor
______________________________________________________________________________
1) Rencana pembuatan terowongan di daerah sungai Citempuan telah diawali oleh masyarakat
setempat yang bermaksud menggunakannya sebagai saluran untuk mengairi sawah di daerah
hilir terowongan. Seiring dengan keinginan masyarakat setempat maka Balai Besar Wilayah
Sungai Ciliwung Cisadane juga berusaha mengakomodasi aspieasi masyarakat dengan
merencanakan suatu sistem Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro yang memanfaatkan
terowongan tersebut sebagai fasilitas pengaliran dengan menempatkan pipa pesat untuk
mengalirkan air sungai menuju turbin Pembangkit Listrik.
2) Debit andalan dihitung berdasarkan metoda Mock. Dari hasil perhitungan kebutuhan air
diperoleh hasil sebesar 1,83 l/dt/ha.Adanya potensi sumber air pada aliran sungai Citempuan
yang tidak pernah kering sepanjang tahun dengan debit andalan 90 % adalah sebesar 0,50
m3/detik.
3) Didaerah rencana lokasi Mini Hidro secara morfologi merupakan daerah topografi perbukitan
curam dan perbukitan bergelombang rendah. Morfologi perbukitan sejajar mengarah Timur laut
– Tenggara dengan pola aliran subdenritik. Upstream berada pada sebelah Selatan rencana
bendung dan down stream berada pada arah Utara.
4) Desain bendung Citempuan diupayakan sebesar mungkin tercapainya keseimbangan antara
kondisi topografi,geologi,masalah sosial dan masalah teknis lainnya.Bangunan bendung ini
harus mampu mengalirkan debit banjir rencana dengan perioda ulang 100 tahun sebesar 11,52
m3/detik dan di kontrol dengan debit banjir 1000 tahun sebesar 13,21 m3/detik dengan
kehilangan tinggi energi di saluran dan bangunan.
5) Untuk terowongan kondisi geologinya ditemukan adanya perbedaan litologi di bagian Inlet dan
Outlet ,maka untuk melaksanakan penggalian terowongan menggunakan metoda yang
berbeda,yaitu untuk daerah inlet dilakukan dengan metoda manual (menggunakan 2 ekscavator
yang dilengkapi dengan jack hammer ,sekop,cangkul dllnya),sedangkan di daerah Inlet
dilaksanakan dengan metoda Pneumatic Drilling.
7) Perkiraan biaya konstruksi yang diperlukan untuk pembangunan PLTMH Citempuan adalah
sebesar Rp 7,362 Milyard dan dapat disimpulkan bernilai ekonomis/profitable dan layak untuk
dilaksanakan.