Anda di halaman 1dari 5

Tahap pra sekolah ( 3 – 6 tahun)

Karakteristik pengalaman baru dan peran sosial anak usia pra sekolah di perhatikan selama
bermain.

Periode kanak – kanak menengah

1. Mempelajari keterampilan fisik yang penting untuk permainan umum


2. Membangun sikap sehat terhadap diri sendiri sebagai makhluk hidup yang bertumbuh.
3. Belajar bergaul dengan teman sebaya

Tahap Usia Bermain (Play Age): 3 hingga 5 tahun

Pada periode ini, individu biasanya memasukkan gambaran tentang orang dewasa di
sekitarnya dan secara inisiatif dibawa dalam situasi bermain. Di masa ini, muncul
sebuah kata yang sering diucapkan seorang anak ”KENAPA?”.

Periode awal masa anak : dari usia 2 tahun sampai 6 tahun. Pada periode ini ukuran
badan menjadi lebih tinggi, keterampilan motorik menjadi lebih luwes, mulai dapat
mengontrol diri sendiri dan dapat memenuhi menjadi lebih luas. Pada masa ini anak
mulai bermain dengan membentuk kelompok teman sebaya.

Periode ini merupakan kelanjutan dari masa bayi (lahir – usia 4 th) yang ditandai dengan
terjadinya perkembangan fisik, motorik dan kognitif (perubahan dalam sikap, nilai, dan
perilaku), psikosial serta diikuti oleh perubahan – perubahan yang lain.
1. Perkembangan Fisik

Pertumbuhan fisik pada masa ini lambat dan relatif seimbang. Peningkatan berat badan anak
lebih banyak dari pada panjang badannya. Peningkatan berat badan anak terjadi terutama
karena bertambahnya ukuran sistem rangka, otot dan ukuran beberapa organ tubuh lainnya.

2. Perkembangan Motorik

Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan
dengan masa bayi. Anak – anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta
mampu menjaga keseimbangan badannya. Untuk memperhalus ketrampilan – ketrampilan
motorik, anak – anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal
dalam bentuk permainan. Disamping itu, anak – anak juga melibatkan diri dalam aktivitas
permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam, berenang, dll.

Beberapa perkembangan motorik (kasar maupun halus) selama periode ini, antara lain :

a). Anak Usia 5 Tahun


 Mampu melompat dan menari
 Menggambarkan orang yang terdiri dari kepala, lengan dan badan
 Dapat menghitung jari – jarinya
 Mendengar dan mengulang hal – hal penting dan mampu bercerita
 Mempunyai minat terhadap kata-kata baru beserta artinya
 Memprotes bila dilarang apa yang menjadi keinginannya
 Mampu membedakan besar dan kecil
b). Anak Usia 6 Tahun
 Ketangkasan meningkat
 Melompat tali
 Bermain sepeda
 Mengetahui kanan dan kiri
 Mungkin bertindak menentang dan tidak sopan
 Mampu menguraikan objek-objek dengan gambar

) menurut Erik H. Erikson

Tahap Usia Bermain (Play Age): 3 hingga 5 tahun

Pada periode ini, individu biasanya memasukkan gambaran tentang orang dewasa di
sekitarnya dan secara inisiatif dibawa dalam situasi bermain. Anak laki-laki bermain dengan
kuda-kudaan dan senapan kayu, anak perempuan main “pasar-pasaran” atau boneka yang
mengimitasi kehidupan keluarga, mobil-mobilan, handphone mainan, tentara mainan untuk
bermain peran, dsb. Di masa ini, muncul sebuah kata yang sering diucapkan seorang
anak:”KENAPA?”

Sesuai dengan konsep Freudian, di masa ini anak (khususnya laki-laki) juga sedang berjuang
dalam identitas gender-nya yang disebut “oedipal struggle”. Kita sering melihat anak laki-laki
yang bermain dengan alat kelaminnya, saling menunjukkan pada sesama anak laki-laki, atau
bahkan menunjukkan pada anak perempuan sebaya. Kegagalan melalui fase ini menimbulkan
perasaan bersalah.

Hubungan yang signifikan di periode ini adalah dengan keluarga inti (ayah, ibu, dan saudara).

. Fase Fhalis (usia 3 – 5/6 tahun)


Pada fase ini alat kelamin merupakan daerah erogen terpenting. Masturbasi
menimbulkan kenikmatan yang besar. Pada saat yang sama terjadi peningkatan gairah seksual
anak kepada orang tuanya yang mengawali berbagai pergantian kateksis obyek yang penting.
Perkembangan terpenting pada masa ini adalah timbulnya Oedipus complex, yang diikuti
fenomena castration anxiey (pada laki-laki) dan penis envy (pada perempuan).
Odipus kompleks adalah kateksis obyek kepada orang tua yang berlawanan jenis serta
permusuhan terhadap orang tua sejenis. Anak laki-laki ingin memiliki ibunya dan
menyingkirkan ayahnya, sebaliknya anak perempuan ingin memilki ayahnya dan
menyingkirkan ibunya.
Pada mulanya, anak (laki dan perempuan) sama-sama mencintai ibunya yang telah memenuhi
kebutuhan mereka dan memandang ayah sebagai saingan dalam merebut kasih sayang ibu.
Pada anak laki-laki, persaingan dengan ayah berakibat anak cemas kalau-kalau ayah memakai
kekuasaannya untuk memenangkan persaingan merebut ibunya.. Gejala ini disebut cemas
dikebiri atau castrationanxiety. Kecemasan inilah yang kemudian mendorong laki-laki
mengidentifikasi iri dengan ayahnya.
Perkembangan fisik

Saat berusia 4 atau 5 tahun anak terlihat lebih tinggi dan kurus. Dari todler karena cenderung
bertumbuh tinggi, bukan bertambah berat. Saat berusia 5 tahun ukuran otak anak hampir
menyamai ukuran otak individu dewasa. Ekstremitas tumbuh lebih cepat dari batang tubuh.
Menyebabkan tubuh anak tampak tidak proporsional. Postur anak prasekolah berubah secara
bertahap, ketika pelvis tegak dan otot abdomen menjadi lebih kuat. dengan ini anak
prasekolah terlihat ramping dengan postur tegak.

Berat badan

Kenaikan berat badan pada anak prasekolah biasanya berlangsung lambat, setelah usia 5
tahun mereka hanya mengalami kenaikan berat badan sebanyak 3-5kg dari berat badan saat
mereka berusia 3tahun sehingga berat mereka kukrang 18-20kg.

Tinggi badan

Anak prasekolah tumbuh sekita 5-6,25cm setiap tahunnya. Dengan demikian setelah usia
5tahun tinggi mereka menjadi 2 kali panjang badan lahir yaitu sekitar 100cm

Penglihatan

Anak prasekolah umum hiperopia (rabun dekat) yakni tidak mampu berfokus pada benda-
benda dekat. Saat panjang mata bertambah anak menjadi emetropia (merefraksikan cahaya
dengan normal) jika mata menjadi terlalu panjang anak menjadi miopia (rabun jauh) yakni
tidak mampu untuk berfokus pada benda-benda yang terletak jauh.

Pendengaran dan pengecapan

Pendengaran anak prasekolah telah mencapai tingkat optimal dan kemampuan untuk
mendengar (menyimak dan memahami apa yang dikatakan) telah berkembang dengan baik
sejak usia todler.

Kemampuan motorik

Setelah usia 5tahun anak mampu mencuci tangan dan wajah serta menyikat gigi mereka.
Mereka merasa rikuh untuk memperlihatkan tubuh mereka dan pergi ke kamar mandi tanpa
memberitahu orang lain. Anak prasekolah dapat berdiri seimbang diatas jari-jari kaki dan
dapat mengenakan pakaian tanpa bantuan.
Psikososial

Selama periode prasekolah, anak mempelajari 4 mekanisme adaptif yaitu

a. Identifikasi : muncul saat anak mempersepsikan diri mereka sama seperti


orang lain dan berperilaku seperti orang tersebut.
Contoh anak laki-laki dapat menginternalisasi sikap dan perilaku gender
ayahnya .
b. Introyeksi : hampir sama dengan identifikasi. Introyeksi mengasimilasi
karakter orang lain. Saat anak prasekolah mengamati orang tuanya, mereka
melakukan asimilasi banyak nilai serta sikap orang tua.
c. Imajjinasi : merupakan bagian penting dalam kehidupan anak prasekklah.
Anak prasekolah memiliki imajinasi aktif dan fantasi dalam bermain.
Contoh : bangku berubah menjadi singgah sana yang mewah bagi anak
perempuan dan ia adalah penguasanya.
d. Represi : upaya mengalihkan pengalaman, pemikiran dan impuls dari alam
sadar. Anak prasekolah sering kali menekan pemikiran yang terkait dengan
kompleks elektra atau kompleks Oedipus.

Kognitif

Sebagian besar anak yang berusia 5 tahun dapat menghitung uang koin namun belum bisa
untuk membelanjakan uang tersebut. Kemampuan membaca juga mulai berkembang pada
usia ini. Anak yang masih kecil menyukai dongen dan buku-bukku mengenai binatang.

Anda mungkin juga menyukai