A. Konsep Dasar
Definisi
a. Gagal jantung kongestif (CHF) adalah sindroma yang terjadi bila jantung tidak
mampu memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolic dan
oksigenasi jantung. (Carpenito, 1999)
b. Pengertian gagal jantung secara umum adalah suatu keadaan patofisiologi adanya
kelainan fungsi jantung berakibat jantung gagalmemompakan darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan kemampuannya hanya ada kalau
disertai peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri. (Ilmu penyakit dalam. 1996 h,
975)
B. Etiologi
a. Penyebab CHF ada beberapa factor yang sering terjadi pada penderita kelainan otot
jantung, menyebabkan menurunnya kontraktilitas pada jantung. Kondisi yang
mendasari penyebab kelainan fungsi otot jantung meliputi:
Penyakit arterosklerosis koroner yang mengakibatkan disfungsi pada miokardium
karena terganggunya aliran darah pada otot jantung.
1
c. Peradangan dan penyakitMiokardium degenaratif berhubungan dengan gagal
jantung karena kondisi ini secara tidak langsung merusak serabut otot jantung dan
menyebabkan kontraksi menurun.
d. Penyakit jantung lain, yang sebenarnya tidak ada secara langsung mempengaruhi
jantung, mekanisme yang terlibat mencakup gangguan aliran darah melalui jantung
misalnya stenosis katub semiluner, ketidakmampuan jantung untuk mengisi darah
misalnya tamponade pericardium, perikarditis kontriktif dan stenosis katub AV,
peningkatan mendadak afterload akibat meningkatnya tekanan darah sistemik
(hipertensi maligna) dapat menyebabkan gagal jantung tidak ada hipertropi
miokardial.
e. Factor sistemik, yang berperan dalam perkembangan dan beratnya gagal jantung
seperti meningkatnya laju metabolisme (misalnya demam, tirotoksikosis) hipoksia
dan anemia memerlukan peningkatan curah jantung kebutuhan oksigen sistemik.
Hipoksia dan anemia juga dapat menurunkan suplai oksigen kejantung. Asidosis
(respiratorik atau metabolik) dan abnormalitas plektrolit dapat
menurunkankontraktilitas jantung.
h. Factor sistemik, yang berperan dalam perkembangan dan beratnya gagal jantung
seperti meningkatnya laju metabolisme (misalnya demam, tiroktositas) hipoksia,
dan anemia juga dapat menurunkan suplai oksigen kejantung. Asidosis (respiratorik
atau metabolik) dan abnormalitas plektrolit dapat menurunkan kontraktilitas
jantung.
C. Patofisiologi
Kelainan fungi otot jantung disebabkan karena aterosklerosis koroner, hipertensi arterial
dan penyakit otot degeneratif atau inflamasi. Aterosklerosis koroner mengakibatkan
2
disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi
hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat). Infark miokardium biasanya
mendahului terjadinya gagal jantung. Hipertensi sistemik atau pulmonal (peningkatan
afterload) meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan
hipertrofi serabut otot jantung. Efek tersebut (hipertrofi miokard) dapat dianggap
sebagai mekanisme kompensasi karena akan meningkatkan kontraktilitas jantung.
Tetapi untuk alasan tidak jelas, hipertrofi otot jantung tadi tidak dapat berfungsi secara
normal, dan akhirnya akan terjadi gagal jantung.
Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif berhubungan dengan gagal jantung
karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan
kontraktilitas menurun.Ventrikel kanan dan kiri dapat mengalami kegagalan secara
terpisah. Gagal ventrikel kiri paling sering mendahului gagal ventriel kanan. Gagal
ventrikel kiri murni sinonim dengan edema paru akut. Karena curah ventrikel
berpasangan atau sinkron, maka kegagalan salah satu ventrikel dapat mengakibatkan
penurunan perfusi jaringan.
D. Klasifikasi
a) Gagal jantung kiri terjadi karena ventrikel gagal untuk memompa darah secara
adekuat sehingga menyebabkan kongesti pulmonal, hipertensi dan kelainan
pada katub aorta/mitral
3
volume darah dengan adekuat sehingga tidak dapat mengakomodasikan semua
darah yang secara normal kembali dari sirkulasi vena. Manifestasi klinis yang
tampak dapat meliputi edema ekstremitas bawah, peningkatan berat badan,
hepatomegali, distensi vena leher, asites, anoreksia, mual dan nokturia.
E. Menifestasi klinik
a. Gejala yang muncul sesuai dengan gagal jantung kiri diikuti oleh gagal jantung
kanan dapat terjadi didada akibat adanya peningkatan kebutuhan oksigen.
a. Dyspneu
b. Orthopneu
d. Batuk
e. Mudah lelah
e. Pitting edema
f. Anoreksia
g. Hapatomegali
h. Nokturia
i. Kelemahan
F. Komplikasi
a. Trombosis vena dalam, karena pembentukan bekuan vena karena stasis darah
4
b. Syok Kardiogenik, akibat disfungsi nyata
Pengkajian
1) Aktivitas/istirahat
Gejala: Keletihan/kelelahan terus menerus sepanjang hari, insomnia, nyeri
2) Sirkulasi
Gejala: Riwayat HT, sIM baru/akut, episode GJK sebelumnya, penyakit
5
3) Integritas ego
Gejala: Ansietas, kuatir dan takut. Stres yang berhubungan dengan
mudah tersinggung.
4) Eliminasi
Gejala: Penurunan berkemih, urine berwana gelap, berkemih malam hari
(nokturia), diare/konstipasi.
5) Makanan/cairan
penggunaan diuretic.
Tanda: Penambahan berat badan cepat dan distensi abdomen (asites) serta
6) Hygiene
7) Neurosensori
tersinggung.
8) Nyeri/Kenyamanan
Gejala: Nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri abdomen kanan atas dan
6
sakit pada otot.
Tanda: Tidak tenang, gelisah, focus menyempit danperilaku melindungi diri.
9) Pernapasan
Gejala: Dispnea saat aktivitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa bantal,
10) Keamanan
lecet.
12) Pembelajaran/pengajaran
Gejala: Menggunakan/lupa menggunakan obat-obat jantung, misalnya:
7
Ditandai dengan :
Tujuan :
Klien akan menunjukkan tanda vital dalam batas yang dapat diterima
(disritmia terkontrol atau hilang) dan bebas gejala gagal jantung, melaporkan
penurunan epiode dispnea, angina, Ikut serta dalam aktivitas yang
mengurangi beban kerja jantung.
Intervensi :
a. Mandiri
8
mungkin cepat hilang atau tidak teratur untuk dipalpasi dan
pulse alternan.
4) Pantau TD.
Rasional: Pada GJK dini, sedang atu kronis tekanan darah dapat
indikasi (kolaborasi).
Ditandai dengan :
Kelemahan, kelelahan, perubahan tanda vital, adanya disritmia, dispnea, pucat,
berkeringat.
Intervensi :
9
1) Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas, khususnya bila
klien menggunakan vasodilator, diuretic dan penyekat beta.
Rasional: Hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan aktivitas karena efek
obat (vasodilasi), perpindahan cairan (diuretic) atau pengaruh fungsi
jantung.
Ditandai dengan :
Intervensi :
1) Pantau pengeluaran urine, catat jumlah dan warna saat dimana diuresis
terjadi.
10
2) Pantau/hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran selama 24
jam. Rasional: Terapi diuretic dapat disebabkan oleh kehilangan cairan
tiba
3) Pertahakan duduk atau tirah baring dengan posisi semifowler selama fase
akut.
5) Kaji bisisng usus. Catat keluhan anoreksia, mual, distensi abdomen dan
konstipasi.
fungsi gaster/intestinal.
11
distress pernapasan, berpartisipasi dalam program pengobatan dalam batas
kemampuan/situasi.
Intervensi:
Tujuan/kriteria evaluasi :
Intervensi :
12
3) Ubah posisi sering ditempat tidur/kursi, bantu latihan rentang gerak
pasif/aktif.
Rasional: Memperbaiki sirkulasi waktu satu area yang mengganggu
aliran darah.
kerusakan.
Ditandai dengan :
Pertanyaan masalah/kesalahan persepsi, terulangnya episode GJK yang
dapat dicegah.
Tujuan/kriteria evaluasi :
Intervensi :
13
dibolehkanbila merasa baik dan bebas gejala atau merasa
lebih
sendiri/penatalaksanaan dirumah.
DAFTAR PUSTAKA
14
15