Prosedur2 Pemasangan
Prosedur2 Pemasangan
Cairan Infus
1. Pengertian
Pemberian cairan obat /makanan melalui pembuluh darah vena.
2. Persiapan
a. Persiapan Klien
- Cek perencanaan Keperawatan klien
- Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan
b. Persiapan Alat
- Standar infus
- Ciran infus dan infus set sesuai kebutuhan
- Jarum / wings needle / abocath sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan
- Bidai / alas infus
- Perlak dan torniquet
- Plester dan gunting
- Bengkok
- Sarung tangan bersih
- Kassa seteril
- Kapas alkohol dalam tempatnya
- Bethadine dalam tempatnya
3. Pelaksanaan
4. Evaluasi
- Perhatikan kelancaran infuse,
5. Dokumentasi
1. Pengertian
Luka adalah Terputusnya Jaringan kulit, tulang, atau organ tubuh lain akibat benturan dan
berbagai tindak kekerasan.
Perawatan luka merupakan langkah penting yang menentukan tingkat kesembuhan luka.
Manfaat PerawatanLuka Mempertahankan kebersihan luka, mencegah infeksi
Mempercepat Proses Penyembuhan Luka Mengurangi Pertumbuhan kuman, bakteri, dll
2. Bagian kulit terdiri dari :
1. Epidermis : paling atas dan tipis
2. Dermis : dalam dan tebal. Terdiri atas rambut, kelenjar, pemuluh darah, dan
saraf.
3. Subcutan
4. 4. Otot
3. Jenis-jenis luka :
1. LUKALuka Memar : disebabkan benda / pukulantumpulLuka
2. Lecet : Kulit terkelupas karena bendakeras dan kasar.
3. Luka Robek : Luka karena goresan bendatidak terlalu tajam.
4. Luka Iris : Luka karena irisan bendabertepi tajam
5. Luka Tusuk:luka karena tusukan bendaruncing
6. Luka Tembak :Luka karena peluru
7. Luka Bakar : akibat bendamenghasilkan panas spertiair, panas, listrik,zat
asam dan basakuat
8. Luka Gigitan : karena gigitan hewanrabies.
5) Bila ada PUS usap dengan sekali usapan saja dengan kassa yang telah di beri
cairan NaCl teruskan sampai bersih dari atas sampai bawah. Setelah selesai
keringkan luka dengan kassa kering. Kompres luka dengan kassa yang telah diberi
NaCl.
Cat: Luka kering (tidak mengeluarkan cairan) dibersihkan dengan teknik tekan,
gosok pakai kassa steril dan
Luka basah dan mudah berdarah dibersihkan dengan teknik irrigasi, yaitu
disemprot lembut dengan air steril (kalau tidak ada bisa diganti air matang)
atau NaCl 0,9 %. Cairan antiseptik sebaiknya tidak digunakan, kecuali jika
terdapat infeksi, Pemilihan balutan : mencegah infeksi, menyerap cairan
berlebih
8. Evaluasi
1. Letak anatomi luka
2. Berapa lama sudah terjadi
3. Ukuran : lebar, panjang dan dalam
4. Warna dan penampakan luka dan jaringan sekitar
5. Tipe jaringan luka (granulasi, subcutan, otot, escar, nanah)
6. Ada tidaknya eksudat
7. Teraba panas, dingin, keras, lembut, dan observasi lainnya
8. Keluhan nyeri, gatal, tertarik
9. Perhatikian juga respon klien terhadap pemberian tindakan
9. Dokumentasi
1. Definisi
2. Tujuan
B. Obat
a. Aquadest
b. Bethadine
c. Alkohol 70 %
C. Petugas
a. Pengetahuan dasar tentang anatomi dan fisiologi dan sterilitas mutlak dibutuhkan
dalam rangka tindakan preventif memutus rantai penyebaran infeksi nosokomial
b. Cukup ketrampilan dan berpengalaman untuk melakukan tindakan dimaksud
c. Usahakan jangan sampai menyinggung perrasaan penderita, melakukan tindakan harus
sopan, perlahan-lahan dan berhati-hati
d. Diharapkan penderita telah menerima penjelasan yang cukup tentang prosedur dan
tujuan tindakan
D. Penderita
Penderita telah mengetahui dengan jelas segala sesuatu tentang tindakan yang akan
dilakukan penderita atau keluarga diharuskan menandatangani informed consent
4. Penatalaksanaan
1. Menyiapkan penderita : untuk penderita laki-laki dengan posisi terlentang sedang wanita
dengan posisi dorsal recumbent atau posisi Sim
2. Aturlah cahaya lampu sehingga didapatkan visualisasi yang baik
3. Siapkan deppers dan cucing , tuangkan bethadine secukupnya
4. Kenakan handscoen dan pasang doek lubang pada genetalia penderita
5. Mengambil deppers dengan pinset dan mencelupkan pada larutan bethadine
6. Melakukan desinfeksi sebagai berikut :
Pada penderita laki-laki : Penis dipegang dan diarahkan ke atas atau hampir tegak
lurus dengan tubuh untuk meluruskan urethra yang panjang dan berkelok agar
kateter mudah dimasukkan . desinfeksi dimulai dari meatus termasuk glans penis
dan memutar sampai pangkal, diulang sekali lagi dan dilanjutkan dengan alkohol.
Pada saat melaksanakan tangan kiri memegang penis sedang tangan kanan
memegang pinset dan dipertahankan tetap steril.
Pada penderita wanita : Jari tangan kiri membuka labia minora, desinfeksi dimulai
dari atas ( clitoris ), meatus lalu kearah bawah menuju rektum. Hal ini diulang 3
kali . deppers terakhir ditinggalkan diantara labia minora dekat clitoris untuk
mempertahankan penampakan meatus urethra.
7. Lumuri kateter dengan jelly dari ujung merata sampai sepanjang 10 cm untuk penderita
laki-laki dan 4 cm untuk penderita wanita. Khusus pada penderita laki-laki gunakan jelly
dalam jumlah yang agak banyak agar kateter mudah masuk karena urethra berbelit-belit.
8. 8. Masukkan katether ke dalam meatus, bersamaan dengan itu penderita diminta untuk
menarik nafas dalam.
Untuk penderita laki-laki : Tangan kiri memegang penis dengan posisi tegak lurus
tubuh penderita sambil membuka orificium urethra externa, tangan kanan memegang
kateter dan memasukkannya secara pelan-pelan dan hati-hati bersamaan penderita
menarik nafas dalam. Kaji kelancaran pemasukan kateter jika ada hambatan berhenti
sejenak kemudian dicoba lagi. Jika masih ada tahanan kateterisasi dihentikan.
Menaruh neirbecken di bawah pangkal kateter sebelum urine keluar. Masukkan
kateter sampai urine keluar sedalam 5 – 7,5 cm dan selanjutnya dimasukkan lagi +/- 3
cm.
Untuk penderita wanita : Jari tangan kiri membuka labia minora sedang tangan kanan
memasukkan kateter pelan-pelan dengan disertai penderita menarik nafas dalam . kaji
kelancaran pemasukan kateter, jik ada hambatan kateterisasi dihentikan. Menaruh
nierbecken di bawah pangkal kateter sebelum urine keluar. Masukkan kateter sampai
urine keluar sedalam 18 – 23 cm dan selanjutnya dimasukkan lagi +/- 3 cm.
10.Mengembangkan balon kateter dengan aquadest steril sesuai volume yang tertera pada
label spesifikasi kateter yang dipakai
11.Memfiksasi kateter :
Pada penderita laki-laki kateter difiksasi dengan plester pada abdomen
Pada penderita wanita kateter difiksasi dengan plester pada pangkal paha
12.Menempatkan urobag ditempat tidur pada posisi yang lebih rendah dari kandung kemih
13.Melaporkan pelaksanaan dan hasil tertulis pada status penderita yang meliputi :
5.Dokumentasi
Insersi slang nasogastrik meliputi pemasangan slang plastik lunak melalui nasofaring klien ke
dalam lambung. Slang mempunyai lumen berongga yang memungkinkan baik pembuangan
sekret gastrik dan pemasukan cairan ke dalam lambung.
2. Tujuan
1) Memungkinkan dukungan nutrisi melalui saluran gastrointestinal
2) memungkinkan evakuasi isi lambung
3) menghilangkan mual
3. Peralatan
1) Slang nasogastrik (ukuran 14-18 fr)
2) Pelumas/ jelly
3) Spuit berujung kateter 60 m
4) Stetoskop
5) lampu senter/ pen light
6) klem
7) Handuk kecil
8) Tissue
9) Spatel lidah
10) Sarung tangan dispossible
11) Plester
12) Nierbekken
13) Bak instrument
6. Evaluasi
1) Pengkajian harus berfokus pada:
2) Instruksi dokter tentang tipe slang dan penggunaan slang
3) Ukuran slang yang digunakan sebelumnya, jika ada
4) Riwayat masalah sinus atau nasal
5) Distensi abdomen, nyeri atau mual
7. Dokumentasi
1) Catat hal-hal berikut pada lembar dokumentasi:
2) Tanggal dan waktu insersi slang
3) Warna dan jumlah drainase
4) ukuran dan tipe slang
5) Toleransi klien terhadap prosedur
E. Teknik Membalut Luka
A. Jenis Pembalut / Perban
1.Perban segitiga (Mitella)
2.Perban pita (Zwachtel)
3.Plester
B.TujuanMembalut/Perban
1.Menutupi bagian yang cedera dari udara, cahaya, debu dan kuman.
2.Menopang yang cedera
3.Menahan dalam suatu sikap tertentu
4.Menekan
5.Menarik
Bahan yang diperlukan untuk membalut, antara lain salep, bubuk luka, plester, bahan
penyerap (kasa atau kapas), kertas tissue, bahan tidak mudah menyerap (kertas khusus,
kain taf, sutera), bahan elastis (spons, kapas).
1. Perban kasa ibuat dari benang yang dianyam jarang – jarang, sering dipakai untuk
membalut pada anggota badan.
2. Perban planel :Kain berbulu dipakai sebagai perban penekan pada pertolongan pertama.
5. Perban katun dan linen:Dipakai dalam keadaan darurat, sebagai pembalut, penekan dan
penarik
6. Perban elastis:Dipakai untuk balutan penekan pada keseleo atau salah urat (luksasio dan
sprain) atau untuk membalut anggota gerak yang telah diamputasi.
8. Perban gips
Balutlah perban melingkar dahi dan belakang kepala beberapa kali, lalu berangsur –
angsur diarahkan ke arah telinga yang sakit. Lakukan balutan perban itu terus sampai
seluruh telinga tertutup. Usahakan lapisan perban terakhir berada di lingkaran dahi lalu
dilekatkan dengan plester.
5. Membalut persendian
Untuk membalut persendian dipakai :
a.Cara balut silang (Spica)
Cara balut silang pergelangan tangan
Mulailah dengan melilitkan perban beberapa kali pada pergelangan tangan, lalu
arahkan perban ke distal melilit punggung tangan dan telapak tangan. Masukkan
lilitan diantara ibu jari dan jari telunjuk, miring pada punggung tangan menuju
pergelangan tangan. Lilitkan satu kali lalu ulangi pekerjaan itu sambil menggeser
perban sedikit demi sedikit sehingga seluruh pergelangan tangan terbalut
a.Misalkan kaki kiri ingin dibalut, mulailah perban dari bagian punggung kaki menuju ke
ujung jari – jari lalu ke telapak kaki. Peganglah dengan tangan kiri ujung perban yang
ada di punggung. Dengan tangan kanan lilitkan perban untuk menutup jari – jari kaki
dengan cara tadi. Bergantian ke lateral dan medial. Geserlah sedikit demi sedikit ke arah
tengah jari – jari sehingga seluruh jari terbalut. Di telapak kaki, arah balutan melintang,
sedangkan telapak kaki arahnya miring.
b.Kemudian lilitkan perban melintang punggung dan telapak kaki sehingga ujung – ujung
perban tadi terhimpit. Buatlah lilitan perban sebanyak 3 lilitan sambil menggeser ke arah
pergelangan kaki.
c.Sewaktu lilitan ke empat berada di punggung kaki, perban diarahkan di telapak kaki
sekitar tumit. Kemudian dililitkan ke pergelangan kaki, terus ke punggung kaki lagi.
d.Ulangi lagi balutan seperti tadi beberapa kali, sampai seluruh kaki terbalut. Akhiri
balutan pada pergelangan kaki.
H. Gips dan Pemasangannya.
Bila terjadi patah proximal, maka panjang gips spalk adalah dari pangkal jari
sampai ke lengan atas kira – kira 2 jari dibawah lipatan ketiak.
Lengan harus ditekuk sampai 90 0 dengan telapak tangan agak diputar ke dalam
(supinasi). Pergelangan tangan lurus dengan tulang lengan bawah.
Pada patah tulang tungkai bawah (Fraktur tibia dan fibula), gips spalk dan sirkuler
harus dipasang mulai ujung jari sampai 2 – 3 cm dibawah sendi paha. Posisi kaki
dan tungkai bawah dibuat sudut 900 sedangkan lutut agak ditekuk membuat sudut
kira – kira 1700.
Pada patah tulang kaki dan tumit gips sirkuler dipasang mulai dari ujung jari
sampai kira – kira 2 – 3 cm dibawah sendi lutut saja. Setelah diketahui
panjangnya ukuran spalk, bukalah gulungan gips perban dan letakkan dimeja
sepanjang ukuran yang diinginkan. Untuk anggota gerak atas, cukup dibuat 6
lapis, sedangkan untuk tungkai dibuat 8 – 10 lapis.
Setelah lapisan gips spalk selesai dibuat, basahkan lalu letakkan ke anggota gerak
yang akan di gips. Sebelum di gips anggota gerak harus di reposisi dengan kain
trikot atau kapas berlemak.
Setelah dipasang gips spalk, dibalut dengan perban kasa.
Gips sirkuler
Bila melakukan balutan secara gips sirkuler, setelah tulang yang patah direposisi,
dilapisi dengan kapas berlemaj dan dipasang gips spalk langsung dibalut dengan
perban gips dengan cara balut biasa. Gips yang telah dibalut itu diratakan dengan
kedua telapak tangan agar perban gips melekat betul. Jari – jari tangan dan kaki
bila tidak patah jangan di gips.
Bila dilakukan reposisi sanguinea, maka luka operasi ditutup dahulu dengan kasa
steril yang telah dioles dengan antiseptik. Kemudian dipasang gips sirkuler. Luka
operasi dibiarkan tertutup dengan gips, jahitan baru dilepas setelah gips dibuka.
Biasanya gips baru dibuka setelah terjadi kalus, untuk lengan memerlukan waktu
4 – 6 minggu, sedangkan untuk tungkai memerlukan 6 – 10 minggu. Makin muda
usia seseorang, makin cepat sembuhnya.
F. Prosedur Injeksi Intravena
1. Pengertian
Suatu kegiatan pelayanan perawatan dalam memberikan obat suntikan pada pasien
melalui intravena langsung (IV)
2.Persiapan
a. Persiapan Klien
- Cek perencanaan Keperawatan klien ( dosis, nama klien, obat, waktu pelaksanaan,
tempat injeksi )
b. Persiapan Alat
1) Spuit steril dengan obat injeksi pada tempatnya yang sudah disiapkan
2) Kapas alkohol 70 %
3) Alat tulis
4) Bengkok
5) Kartu obat dan etiket
6) Sarung tangan
3.Pelaksanaan
4.. Evaluasi
- Perhatikan dosis obat, nama obat, nama klien dan perhatikan juga respon klien terhadap obat
5. Dokumentasi
PUSTAKA
A.Aziz Alimun Hidayat dan Musrufatul Uliyah.(2011). Praktek kebutuhan dasar mc. Health
books pubikssing. Surabaya