Anda di halaman 1dari 10

A.

Definisi Drainase

Drainase berasal dari Drainage yang berarti aliran.

Drainase adalah tindakan eksplorasi pada fascial space yang terlibat untuk mengeluarkan


nanah dari dalam jaringan, biasanya dengan menggunakan hemostat. untuk mempertahankan
drainase dari pus perlu dilakukan pemasangan drain, misalnya dengan rubber drain atau penrose
drain, untuk mencegah menutupnya luka insisi sebelum drainase pus tuntas. (Lopez-Piriz et al.,
2007).

B. Tujuan Drainage

1. Mempercepat Penyembuhan Luka

2. Mempercepat mengeluarkan jaringan mati

3. Mencegah Infeksi

4. Mencegah penumpukan plasma, darah, atau cairan lain yang mengalir keluar dari tubuh

C. Jenis-Jenis Drainage
 Sederhana : kasa pita atau handscoon
 Tube drain : negative pressure
non negative presure
jackson – praat drain – tube drain negative pressure

blake drain ( sillicon tube – negative presure)

penrose drain : sederhana

pigtail detail : exterior screw

chest tube : flexible plastic – plural space or mediasternum


EKSUDAT

Dalam proses peradangan terbentuk jenis eksudat berbeda, yang dpat menjadi petunjuk sifat
proses peradangan itu. Suatu eksudat adalah cairan atau bahan yang terkumpul dalam suatu
rongga atau jaringan. Eksudat yang paling sederhana, eksudat serosa, adalah cairan kaya protein
yang keluar masuk pada ke dalam jaringan pada tahap awal inflamasi. Karena kandungan
proteinnya tinggi, serosa menarik air dan menyebabkan edema pada sisi reaksi inflamasi.
Eksudat purulen adalah eksudat yang mengandung pus, yang adalah netrofil fagositik dan
organisme “penghasil pus” yang terletak pada area pertahanan untuk mencegah infeksi karena
penyebaran sistem.

Sumber: Tambayong, J. 2000. Patofisologi untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC

Eksudat
1. Pengertian
Eksudat adalah cairan patologis dan sel yang keluar dari kapiler dan masuk ke dalam jaringan
pada waktu radang.

1. Jenis-Jenis Eksudat :
1)  Eksudat non seluler
a)  Eksudat serosa

Pada beberapa keadaan radang, eksudat hampir terdiri dari cairan dan zat-zat yang terlarut
dengan sangat sedikit leukosit. Eksudat serosa pada dasarnya terdiri dari protein yang bocor dari
pembuluh-pembuluh darah yang permiable dalam daerah radang bersama-sama dengan cairan
yang menyertainya. Contoh eksudat serosa yang paling dikenal adalah cairan luka melepuh.

b)  Eksudat fibrinosa

Eksudat fibrinosa terbentuk jika protein yang dikeluarkan dari pembuluh terkumpul pada daerah
peradangan yang mengandung banyak fibrinogen. Contoh pada penderita pleuritis akan merasa
sakit sewaktu bernafas, karena terjadi pergesekan sewaktu mengambil nafas.

c)  Eksudat musinosa (Eksudat kataral)

Jenis eksudat ini hanya dapat terbentuk diatas membran mukosa, dimana terdapat sel-sel yang
dapat mengsekresi musin. Jenis eksudat ini berbeda dengan eksudat lain karena eksudat ini
merupakan sekresi sel bukan dari bahan yang keluar dari aliran darah. Contoh eksudat musin
yang paling dikenal dan sederhana adalah pilek yang menyertai berbagai infeksi pemafasan
bagian atas.

2)  Eksudat Seluler ( Eksudat netrofilik)

Eksudat yang mungkin paling sering dijumpai adalah eksudat yang terutama terdiri dari neutrofil
polimorfonuklear dalam jumlah yang begitu banyak. Eksudat neutrofil semacam ini disebut
purulen. Eksudat purulen sangat sering terbentuk akibat infeksi bakteri.

3)  Eksudat Campuran

Sering terjadi campuran eksudat seluler dan nonseluler dan campuran ini dinamakan sesuai
dengan campurannya.Jika terdapat eksudat fibrino-purulen yang terdiri dari fibrin dan neutrofil
polimorfonuklear, eksudat mukopurulen, yang terdiri dari musin dan neutrofil, eksudat
serofibrinosa dan sebagainya.
1. Bentuk-bentuk Eksudat (Regina, 2011):
1)  Serous

2)  Fibrinous

3)  Haemorrhagis

4)  Purulent

5)  Berbentuk kombinasi.


D. Pengkajian dan Perawatan Drainage
Indikasi dari pemasangan drainase tersebut adalah:
1. Untuk menghilangkan dead space.
2. Menyediakan drainase yang terfokus pada lokasi abses atau daerah yang terinfeksi.
3. Untuk mengetahui apabila adanya surgical leak. 
4. Untuk mengontrol apabila ada fistula leak.
Drainase ini biasanya disambungkan kepada sebuah suction device atau bisa juga dibiarkan
meng-drainase sendiri secara natural. Keakuratan pada saat mengecek jumlah volume hasil
drainase beserta juga dengan isi (pus, darah, etc) sangatlah penting untuk memastikan proper
healing dan juga untuk memonitor apabila ada perdarahan yang berlebihan. Tergantung dari
jumlah volume yang di drainase, pasien bisa menggunakan drainase selama sehari ataupun
sampai beberapa minggu. Biasanya drainase ini diletakkan pada body cavities dan internal
sacs.
 Perawatan Pra Bedah
1. Menentukan pengetahuan pasien mengenai prosedur.
2. Menerangkan tindakan-tindakan pasca bedah termasuk letak incisi, posisi tubuh pada
saat tindakan dan selama terpasangnya drainage, posisi jangan sampai selang tertarik
oleh pasien dengan catatan jangan sampai gerakan tubuh mempengaruhi tekanan.
3. Memberikan kesempatan bagi pasien untuk bertanya atau mengemukakan
keprihatinannya mengenai diagnosa dan hasil pembedahan.
4. Mengajari pasien mobilisasi dini dan menerangkan hasil yang diharapkan pada pasca
bedah setelah melakukan mobilisasi dini.
 Perawatan Setelah Prosedur Pemasangan Drainage
1. Observasi tanda-tanda vital: pernafasan, nadi, tekanan darah, dan suhu.
2. Monitor pendarahan pada luka operasi.
3. Kaji penampilan luka dan jaringan sekitarnya.
4. Cek karakter dan jumah drainase luka.
5. Kaji apakah klien mengeluh nyeri pada daerah luka.
6. Anjurkan pasien untuk memilih posisi yang nyaman dengan memperhatikan jangan
sampai selang terlipat.
7. Anjurkan pasien untuk memegang selang apabila akan mengubah posisi.
8. Beri tanda pada batas cairan setiap hari, catat tanggal dan waktu.
9. Ganti botol drainage setiap tiga hari dan bila sudah penuh, catat jumlah cairan yang
dibuang.
10. Lakukan pemijatan pada selang untuk melancarkan aliran.
11. Kaji tanda-tanda infeksi seperti demam, menggigil.
12. Kaji jumlah sel darah putih.
Masalah keperawatan yang mungkin muncul pasca oprasi pemasangan drainage:

- Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan trauma mekanik terpasang bullow WSD.
- Nyeri akut b.d prosedur pembedahan, trauma jaringan, interupsi saraf, diseksi otot.
- Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tempat masuknya mikroorganisme sekunder
terhadap pembedahan, alat fiksasi infasif.
- Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan prosedur tindakan invasive pemasangan
WSD.
SOP MERAWAT LUKA DAN MEMPERPENDEK DRAINAGE

Definis Merawat luka pada klien dengan luka yang menggunakan drain yang berfungsi
i untuk mengeluarkan sekresi luka.
Memperpendek selang drain, sehingga memudahkan aliran drainage luka.

Tujuan 1. Tujuan membersihkan tempat drain


Untuk membuang adanya dicharge dari kulit , sehingga menurunkan bahaya
iritasi kulit.
Menurunkan banyaknya mikroorganisme yang ada dan kemungkinan infeksi.

2. Tujuan memendekan drain


Untuk mengurangi panjang drain sehingga meningkatkan penyembuhan luka
dari bagian dalam keluar luka (bagian bawah ke bagian atas).

NO TINDAKAN
I PENGKAJIAN
1.  Mengkaji jenis drain yang digunakan.
2.  Mengkaji program/instruksi medik tentang prosedur rawat luka, jenis
balutan, frekuensi ganti balut, dan panjang drain yang perlu dipotong.
3.  Mengkaji jenis dan kondisi lokasi luka/insisi.
4. Kaji banyaknya dan karakteristik drain dari area drain meliputi bau
kekentalannya dan warnanya
5. Mengkaji tingkat nyeri klien dan kapan terakhir mendapat obat penghilang
nyeri.
6.  Mengkaji riwayat alergi terhadap obat atau plester.
Informasi awal yang perlu diketahui
Tentukan kebijakan lembaga tentang siapa yang memiliki kewenangan dalam
memendekan drain.
Cek instruksi dokter tentang memendekan drain. Cek pula berapa
pemendekan yang diinginkan setiap harinya (misalnya 2,5-5 cm)
Cek rencana keperawatan. Tentukan apakah drain sebelumnya telah
dipendekan. Jika drian belum pernah dipendekan maka biasanya drain dalam
keadaan melekat pada kulit karena dijahit. Bila demikian maka yang perlu
dilakukan terlebih dahulu adalah mengangkat/menggunting jahitannya
sebelum memendekan drain.
II Persiapan
A. Persiapan Alat :
 Sebelum membawa peralatan sebaiknya perawat cuci tangan terlebih dahulu.
Alat yang diperluka adalah :
-Seperangkat balutan steril, termasuk pula hemostat.
-Bahan-bahan pembalutan steril secukupnya untuk menutupi insisi bedah dan
tempat drain. Umumnya digunakan paling tidak 2 buah kasa 4x4 inci atau
mungkin lebih.
-Gunting steril untuk memotong drain dan memotong kasa yang akan
diletakan disekitar drain.
-Sebuah peniti pengaman steril.
-Sarung tangan steril (jika diperlukan). Pemendekan drain dapat dilakukan
dengan menggunakan forcep, tetapi kebanyakan perawat lebih suka
menggunakan sarung tangan steril.
-Kantung tahan air untuk menampung pembalutan bekas/yang telah kotor
Plester lengket, montegomeri.

B.  Persiapan Klien :
1.   Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang tujuan dan prosedur yang
akan dilakukan.
2.   Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy klien.
3.   Mengatur ketinggian tempat tidur untuk memudahkan pekerjaan.
4. Jelaskan pula mungkin klein akan merasakan sensasi/rasa tertarik untuk
beberapa detik bila drain diangkat keluar untuk dipendekan.
III IMPLEMENTASI
1.  Mencuci tangan.
2.  Meletakkan handuk menutupi daerah privacy klien dan perlak/pengalas
dibawah luka klien.
3.  Menyiapkan peralatan didekat klien.
4.  Membuka set angkat jahitan dan atur posisi alat dengan menggunakan
korentang steril. Menambahkan kasa atau lidi kapas (kalau perlu).
5.  Menyiapkan nierbeken dengan plastik sampah didekat luka.
6.  Mengatur posisi yang nyaman dan tepat untuk perawatan luka.
7.  Membuka plester searah tumbuhnya rambut dan membuka balutan secara
hati-hati, masukkan balutan kotor kedalam kantong plastik yang sudah
disediakan.
8.  Membuka handscoen bersih dan ganti dengan handscoen steril.
9.  Merawat luka drain :
a.   Membersihkan sekitar luka drain dengan menggunakan lidi kapas
alkohol atau alcohol swab dengan arah memutar dari arah dalam
keluar.
b.   Memberi bethadine di daerah luka dan drain, dari daerah bersih ke
daerah kotor.
10.   Memperpendek drain :
a.   Dengan menggunakan pinset steril, tarik drain keluar secara perlahan-
lahan dengan panjang sesuai dengan instruksi dokter.
b.   Memasang peniti steril 1 cm diatas luka.
c.   Memotong drain dengan menggunakan gunting steril dan tinggalkan
2 inchi drain diluar luka. Olesi luka dengan bethadine 10%.
11.   Melipat kasa dengan arah memanjang dan meletakkan mengelilingi
drain hingga terbungkus.
12.   Menutup luka dengan kasa atau tambahkan bantalan kalau perlu,
kemudian fiksasi dengan plester.
13.   Merapihkan klien dan alat-alat.
14.   Membuka handscoen dan mencuci tangan.
IV EVALUASI
1.   Mengevaluasi respon serta toleransi klien selama, dan sesudah prosedur.
2.   Mengevaluasi kebutuhan frekuensi ganti balut.
3.   Mengevaluasi adanya tanda-tanda alergi plester.
4.   Mengevaluasi adanya tanda-tanda infeksi dan adanya cairan luka serta
karakteristiknya.
V DOKUMENTASI
1.  Mencatat lokasi, jenis luka dan keadaan luka insisi.
2.  Mencatat keadaan luka sebelumnya.
3.  Mencatat panjang drain yang dipotong.
4.  Mencatat cairan atau obat yang digunakan untuk merawat luka.
5.  Mencatat respon serta toleransi klien selama, dan sesudah prosedur.
6.  Mencatat tanggal dan waktu pelaksanaan perawatan luka.

Anda mungkin juga menyukai