BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan diberikan di berbagai fasilitas kesehatan, mulai dari
fasilitas yang mempunyai peralatan yang sangat sederhana, sampai
yangmemiliki teknologi modern. Meskipun telah ada perkembangan dalam
pelayanan di rumah sakit, dan fasilitas kesehatan lainya, infeksi terus pula
berkembang terutama pada pasien yang dirawat di rumah sakit.
Infeksi yang terjadi di rumah sakit disebut juga “Infeksi Nosokomial”,
yaitu infeksi yang diperoleh ketika seseorang dirawat di rumah sakit, tanpa adanya
tanda-tanda infeksi sebelumnya dan minimal terjadi 3 x 24 jam sesudah masuk
kuman.
Infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh
yang disertai suatu gejala klinis baik lokal maupun sistemik. Infeksi yang muncul
selama seseorang tersebut dirawat di rumah sakit dan mulai menunjukkan suatu
gejala selama seseorang itu dirawat atau setelah selesai dirawat disebut infeksi
nosokomial. Secara umum, pasien yang masuk rumah sakit dan menunjukkan
tanda infeksi yang kurang dari 72 jam menunjukkan bahwa masa inkubasi
penyakit telah terjadi sebelum pasien masuk rumah sakit, dan infeksi yang baru
menunjukkan gejala setelah 72 jam pasien berada dirumah sakit baru disebut
infeksi nosokomial 1,2,3,4
Infeksi nosokomial ini dapat berasal dari dalam tubuh penderita maupun
luar tubuh. Infeksi endogen disebabkan oleh mikroorganisme yang semula
memang sudah ada didalam tubuh dan berpindah ke tempat baru yang kita sebut
dengan self infection atau auto infection, sementara infeksi eksogen (cross
infection) disebabkan oleh mikroorganisme yang berasal dari rumah sakit dan dari
satu pasien ke pasien lainnya.
Sebagian besar infeksi nosokomial dapat dicegah dengan strategi-strategi
yang sudah ada:
1. Menaati praktek-praktek pencegahan infeksi yang direkomendasikan,
khususnya cuci tangan dan pemakaian sarung tangan.
2
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. mengetahui defenisi dari dasar dasar pencegahan infeksi
2. mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi
3. mengetahui cara instalasi linux dan aplikasinya
3
BAB II
PEMBAHASAN
Deskripsi: tampak encer dan jernih Unsur pokok: serum dengan sedikit
sel.
4
2. Purulent
Deskriptif: lebih kental karena ada pus; warna bervariasi (misal: sedikit
biru, hijau, atau kuning). Warna mungkin bergantung pada organism
penyebabnya.
Unsur pokok: leukosit, debris jaringan mati yang cair dan bakteri yang
hidupdanmati.
3. Sanguinosa (hemoragik)
Deskriptif: drainase jernih dan ada sedikit darah. Biasanya terlihat pada
insisi bedah. Unsur pokok: sel darah merah dan serum.
5. Purosanguinosa
Deskriptif: pus dan darah. Sering terlihat pada luka baru yang terinfeksi.
Unsur pokok: leukosit, debris jaringan mati yang cair, bakteri dan sel darah
merah.
Pengambilan Spesimen Cairan Luka.
Perlengkapan:
1. Sarungtangan disposable.
2. Sarungtangan steril.
3. Kantong tahan-lembab.
4. Set balutan luka steril.
5. Salin normal dan spuitirigasi.
6. Tabung kultur dengan swab dan media kultur (tabung aerob dan anaerob
tersedia) dan/atau spuit steril dengan jarum untuk kultur anaerob.
7. Label berisi informasi lengkap pada masing-masing tabung.
8. Slip permintaan laboratorium yang dilampirkan bersama spesimen.
Persiapan
5
Persiapan Alat
Air matang yang sudah dingin, kapas, kasa streril, plester, gunting, kantong
plastik, dan NaCl 0,9%.
Langkah-Langkah:
Bersihkan Luka
1. Cuci luka dengan kasa yang diberikan air matang dingin sebelumnya.
3. Jika luka masih basah, kompres luka dengan kasa yang diberi NaCl
4. Tutup luka yang diikompres kasa yang diberi NaCl dengan kasa kering
Salah satu salep antibiotik yang dapat digunakan untuk mengobati luka bernanah
adalah salep Futaderm ini. Dalam salep antibiotik ini diketahui mengandung
sodium fusidate 20 mg yang dapat membantu meredakan infeksi dan radang yang
7
terjadi pada kulit. Namun biasanya, salep Futaderm ini harus dibeli dengan resep
dokter.
Salah satu salep antibiotik yang paling efektif untuk mengatasi luka bakar adalah
salep Bioplacenton ini. Dalam setiap 15 gram salep terkandung Ektrak Placenta
10%, Neomycin Sulfate 0.5%, serta jelly base. Sehingga dapat membantu
mengobati luka bakar, luka bernanah, luka yang lama menutup, mencegah
dermatis.
Salep Betadine Antiseptik ini sebenarnya tidak hanya dapat digunakan untuk
penyembuhan luka bekas sunat atau khitan saja. Namun salep Betadine juga dapat
membantu menyembuhkan luka bakar hingga luka infeksi pada kulit. Salep ini
tersedia dalam kemasan 5 gram dan juga 10 gram.
Salah satu cara yang paling mudah dalam mengobati luka lecet karena gesekan
adalah menggunakan salep antibiotik Kalmicetine ini. Salep antibiotik ini
diketahui memiliki kandungan Chloramphenicol 20 mg yang memang berkhasiat
untuk mempercepat penyembuhan luka. Termasuk mengobati luka lecet karena
gesekan.
Salep Garamycin ini merupakan salah satu salep antibiotik yang dapat membantu
mengobati luka yang terbuka. Dalam setiap 1 gram salep terdapat kandungan
Gentamycin Sulfate 1 mg (0.1%). Salep ini memang merupakan salep infeksi kulit
yang disebabkan oleh bakteri dan peradangan pada kulit
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang
disertai suatu gejala klinis baik lokal maupun sistemik. Infeksi juga dapat
diartikan masuknya bakteri atau kuman ke dalam tubuh dan jaringan yang
terjadi pada individu.
2. Faktor yang mempengaruhi proses infeksi :
Sumber Penyakit. Sumber penyakit dapat memengaruhi apakah infeksi
berjalan cepat atau lambat.
Kuman penyebab. Kuman penyebab dapat menentukan jumlah
mikroorganisme, kemampuan mikroorganisme masuk ke dalam tubuh,
dan virulensinva.
Cara Membebaskan Sumber dari Kuman. kuman dapat menentukan
apakah proses infeksi cepat/lambat, seperti tingkat keasaman (pH), suhu,
dll.
Cara Penularan. Cara penularan seperti kontak melalui makanan atau
udara, dapat menyebabkan penyebar.
Cara Masuknya Kuman. Proses penyebaran tergantung dari sifatnya.
Kuman dapat masuk melalui pernapasan, saluran pencernaan, kulit, dan
lain-lain.
Daya Tahan Tubuh. Daya tahan tubuh yang baik dapat memperlambat
proses infeksi atau mempercepat proses penyembuhan.
3. penyebab terjadinya infeksi antara lain yaitu :
Adanya benda asing atau jaringan yang sudah mati di dalam tubuh
Luka terbuka dan kotor
Gizi buruk
Daya tahan tubuh lemah
Mobilisasi terbatas atau kurang gerak
10
B. Saran
Adapun penyusunan makalah ini, masih terdapat banyak kesalahan-
kesalahan. Oleh karena itu, kami senantiasa menerima saran dan kritik yang
sifatnya membangun.
.
11
MAKALAH
Disusun Oleh :
2018
KATA PENGANTAR
DAFTAR
i ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Tujuan .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Infeksi......................................................................... 3
B. Tindakan pencegahan infeksi....................................................... 4
C. Pencegahan Infeksi....................................................................... 5
D. Tindakan pencegahan infeksi....................................................... 5
E. Pedoman pencegahan infeksi........................................................ 6
F. Penyebab terjadinya infeksi......................................................... 7
G. Tanda dan Gejala infeksi ............................................................. 7
H. Faktor yang mempengaruhi proses infeksi................................... 8
I. Prinsip-prinsip pencegahan infeksi yang efektif berdasarkan ..... 8
J. Defenisi tindakan-tindakan dalam pencegahan infeksi ............... 8
K. Cara Membersihkan Luka infekai................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA
ii
14
DAFTAR PUSTAKA