Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SETERILISASI DAN DESINFEKSI

DISUSUN OLEH :

1. MURLIATI : NIM. 20212280


2. TRI REDI YANTI JUNIARTA : NIM. 20212268
3. TRI HERDIANTI : NIM. 20212267

FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS KATOLIK SANTO AGUSTINUS HIPPO
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................................................
1.2 RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................................
1.3 TUJUAN PENULISAN.........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................................
A. KONSEP INFEKSI NOSOKOMIAL.........................................................................................................
B. PENGERTIAN STERILISASI...................................................................................................................
C. PERALATAN YANG DAPAT DISTERILISASIKAN.............................................................................
D. TUJUAN DAN MANFAAT STERILISASI..............................................................................................
E. MACAM-MACAM TEKNIK STERILISASI............................................................................................
1. Sterilisasi secara mekanik (filtrasi).........................................................................................................
2. Sterilisasi secara fisik.............................................................................................................................
3. Sterilisasi dengan Cara Kimia..............................................................................................................
F. PENGERTIAN DESINFEKSI.................................................................................................................
G. TUJUAN DAN MANFAAT DESINFEKSI.............................................................................................
H. MACAM-MACAM TEKNIK DESINFEKSI..........................................................................................
I. JENIS DESINFEKSI....................................................................................................................................
1. Desinfeksi Tingkat Tinggi....................................................................................................................
2. Desinfeksi Tingkat Sedang...................................................................................................................
3. Desinfeksi Tingkat Rendah..................................................................................................................
I. PERAN PERAWAT DALAM STERILISASI DAN DESINFEKSI........................................................
BAB III................................................................................................................................................................
PENUTUP...........................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan bakteri semakin hari semakin tidak dapat terkontrol. Beberapa bahan
obat dan produk kesehatan misalnya kateter, jarum suntik, sarung tangan bedah dan
hemodialiser pada penggunaannya berkontak langsung dengan jaringan atau cairan tubuh.
Olehkarena itu produk tersebut harus steril atau bebas dari mikroorganisme hidup terutama
yang bersifat patogen. Sterilisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat, bahan,
media, dan lain- lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang
patogen maupun yang nonpatogen.
Pengetahuan mengenai bagaimana terjadinya infeksi sangat penting dikuasai untuk
membatasi dan mencegah terjadi penyebaran infeksi dengan cara mempelajari ilmu
bakteriologi, imunologi, virologi dan parasitologi yang terkandung pada ilmu
mikrobiologi. Selain itu, diperlukan juga cara untuk mengurangi atau bahkan mengatasi
infeksi tersebut secara keseluruhan. Secara lebih spesifik diperlukan pula pengetahuan
mendasar akan kondisi seperti apa yang bisa dijadikan lokasi atau tempat untuk melakukan
asuhan keperawatan.
Perkembangan ilmu mikrobiologi telah memberikan sumbangan yang besar bagi
dunia kesehatan, dengan ditemukannya berbagai macam alat berkat penemuan beberapa
ilmuan besar. Bahwa terbukti untuk mencegah atau mengendalikan infeksi dapat
menggunakan konsep steril ataupun bersih, untuk membantu proses penyembuhan pasiennya
dan lebih spesifik lagi untuk mengendalikan dan mencegah terjadinya infeksi.

1.2 RUMUSAN MASALAH


a. Bagaimana konsep infeksi nosokomial ?
b. Apa pengertian dari sterilisasi ?
c. Apa saja peralatan yang dapat disterilkan ?
d. Apa tujuan dan manfaat dari sterilisasi ?
e. Apa macam-macam dari teknik sterilisasi ?
f. Apa pengertian dari desinfeksi ?
g. Apa tujuan dan manfaat desinfeksi ?
h. Apa macam-macam teknik desinfeksi ?
i. Apa saja jenis-jenis desinfeksi ?
j. Bagaimana peran perawat dalam sterilisasi dan

1
2

desinfeksi ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
a. Mahasiswa dapat mengetahui tentang konsep
infeksi nosokomial
b. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian
sterilisasi
c. Mahasiswa dapat mengetahui peralatan apa saja
yang dapat disterilisasikan
d. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan dan manfaat
sterilisasi
e. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam
teknik sterilisasi
f. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian
desinfeksi
g. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan dan manfaat
desinfeksi
h. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam
teknik desinfeksi
i. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis
desinfeksi
j. Mahasiswa dapat mengetahui peran perawat
dalam sterilisasi dan desinfeksi
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP INFEKSI NOSOKOMIAL


1. Pengertian Infeksi Nosokomial
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi di rumah sakit dan menyerang
penderita yang sedang dalam proses perawatan, terjadi karena adanya transmisi
mikroba patogen yang bersumber dari lingkungan rumah sakit dan
perangkatnya.Contoh dari infeksi nosokomial adalah pasien tertular infeksi dari
staf rumah sakit atau saat berkunjung ke rumah sakit.
2. Faktor yang menyebabkan infeksi nosokomial
 Faktor internal : usia, penggunaan obat, penyakit penyerta, malnutrisi,
kolonisasi flora normal tubuh, personal hygiene yang rendah, perilaku personal
 Faktor eksternal : lingkungan yang buruk/kotor, instrument yang
tidak steril/disposble, tindakan invasif, kesehatan petugas, kelalaian
petugas
3. Berbagai macam infeksi yang disebabkan infeksi nosokomial :
 Infeksi saluran kemih ( UTI)
 Phlebitis
 Bronchopnemnonia
 Decubitus
 Dehiscensi luka operasi
 Influenza
 Selulitis
 Sepsis
4. Tindakan pencegahan infeksi nosokomial
Berbagai hal dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan infeksi
nosokomial antara lain dengan cara:
a. Mencuci tangan sebelum memulai setiap tindakan terhadap pasien
b. Gunakan masker jika perlu
c. Gunakan sarung tangan steril
d. Gunakan teknik aseptik/antiseptic

3
4

e. Ciptakan lingkungan yang adekuat untuk tindakan


f. Pertahankan kesterilan alat
5. Faktor yang memperburuk kondisi klien yang terkena infeksi :
 usia klien
 penyakit penyerta
 perilaku personal klien
 penggunaan obat-obatan
 malnutrisi

6. Sumber-sumber infeksi nosokomial :


 Pasien
Merupakan unsur pertama yang dapat menyebarkan infeksi kepada
pasien lainnya, petugas kesehatan, pengunjung kesehatan atau benda dan
alat kesehatan lainnya.
 Petugas kesehatan
Dapat menyebarkan infeksi melalui kontak lansung, yang dapat
menularkan berbagai kuman ke tempat lain.
 Pengunjung
Dapat menyebarkan infeksi yang didapat dari luar ke dalam
lingkungan rumah sakit atau sebaliknya.
 Sumber lain
Yang dimaksud adalah lingkungan rumah sakit yang meliputi kondisi
kebersihan rumah sakit , alat yang ada dirumah sakit yang dibawa oleh
pengunjung atau petugas kesehatan kepada pasien atau sebaliknya.

B. PENGERTIAN STERILISASI
Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan proses penghilangan semua jenis
organisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungsi, bakteri,
mycoplasma, virus) yang terdapat pada di dalam suatu benda. Proses ini melibatkan aplikasi
biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan untuk membunuh atau menghilangkan
mikroorganisme.

Sterilisasi didesain untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Target


suatu metode inaktivasi tergantung dari metode dan tipe mikroorganismenya, yaitu
tergantung dari asam nukleat, protein, atau membran mikroorganisme tersebut. Agen kimia
5

untuk sterilisasi disebut sterilant.

C.PERALATAN YANG DAPAT DISTERILISASIKAN

1. Peralatan yang terbuat dari logam, misalnya pinset, gunting, speculum dan lain-lain.
2. Peralatan yang terbuat dari kaca, misalnya semprit (spuit), tabung kimia dan lain-lain.
3. Peralatan yang terbuat dari karet, misalnya, kateter, sarung tangan, pipa
penduga lambung, drain dll.
4. Peralatan yang terbuat dari ebonit, misalnya kanule rectum, kanule trachea dan lain-
lain.
5. Peralatan yang terbuat dari email, misalnya bengkok (nierbekken), baskom dan lain-
lain.
6. Peralatan yang terbuat dari porselin, misalnya mangkok, cangkir, piring dan lain-lain.
7. Peralatan yang terbuat dari plastik, misalnya slang infus dan lain-lain.
8. Peralatan yang terbuat dari tenunan, misalnya kain kasa, tampon, doek operasi,
baju, sprei, sarung bantal dan lain-lain.

D.TUJUAN DAN MANFAAT STERILISASI

1. Untuk mencegah transmisi penyakit


2. Untuk mencegah pembusukan material oleh mikroorganisme
3. Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yang dipakai dalam melakukan
biakan murni
4.Menyiapkan peralatan perawatan dalam keadaan siap
pakai 5.Mencegah peralatan cepat rusak

6.Mencegah terjadinya infeksi silang


7.Menjamin kebersihan alat
8.Menetapkan produk akhir dinyatakan sudah steril dan aman digunakan pasien.

E. MACAM-MACAM TEKNIK STERILISASI


Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik
dan kimiawi:
1. Sterilisasi secara mekanik (filtrasi)
Menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikronatau 0.45
mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut.
Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas :
1 . Larutan enzim
6

2. Antibiotik.
Cara kerja dari sterilisasi ini berbeda dari metode lainnya karena sterilisasi ini
menghilangkan mikroorganisme melalui penyaringan dan tidak menghancurkan
mikroorganisme tersebut. Penghilangan mikroorganisme secara fisik melalui penyaring
dengan matriks pori ukuran kecil yang tidak membiarkan mikroorganisme untuk dapat
melaluinya.
Sterilisasi dengan cara ini dilakukan dengan mengalirkan cairan atau gas pada
saringan berpori kecil sehingga dapat menahan mikroorganisme dengan ukuran tertentu.
Kegunaan:
 untuk sterilisasi media yang tidak tahan terhadap pemanasan, misalnya
Urea Broth ataupun untuk sterilisasi vaksin, serum, enzim, vitamin.
 Meminimalkan kuman udara masuk untuk ruangan kerja secara aseptis
Virus seperti mikroorganisme tanpa dinding sel (mikroplasma) umumnya tidak
dapat ditahan oleh filter.
Ada beberapa macam cara penyaringan salah satu nya yaitu dengan menggunakan
penyaringan (filtrasi) membran. Prinsip tekhnik filtrasi membran ini adalah dengan
menyaring cairan sampel melewati saringan yang sangat tipis dan yang terbuat dari bahan
sejenis selulosa.

Membran ini memiliki pori-pori berukuran mikroskopis dengan diameter lebih kecil
daripada ukuran sel mikroba pada umumnya. Jadi selama proses penyaringan berlangsung,
sel- sel yang terdapat pada sempel akan terjebak dari peralatan filtrasi kedalam cawan petri
berisi media. Kertas membran ini bersifat solid sehingga dapat menahan sel yang terjebak
tetap pada posisinya dan kemudian dapat berkembang tanpa bercampur dengan sel lain yang
ikut terjebak juga. Nutrisi yang terdapat pada media akan berdifusi dan terserap kedalam
kertas membrane sehingga sel-sel yang tersebar acak dan kasat mata itu dapat tumbuh
menjadi koloni yang dapat dihitung dengan mata telanjang setelah melewati masa waktu
inkubasi tertentu.
Bentuk, warna dan sifat lain dari masing-masing koloni tergantung kepada jenis
mikroba yang berada pada kertas membran.

2. Sterilisasi secara fisik


Dapat dilakukan dengan pemanasan dan penyinaran :
A. Pemanasan
1. Pemanasan Kering
7

a. Flaming (Flambir)
Flaming diterapkan terhadap skalpel, jarum, mulut tabung biakan, kaca
objek dan kaca penutup. Benda-benda ini dijilatkan pada api bunsen,
tanpa membiarkan memijar. Dapat juga diulakukan dengan
mencelupkannya kedalam spirtus bakar, kemudian dibakar, tetapi cara
ini tidak menghasilkan suhu yang cukup tinggi untuk sterilisasi. Cara ini
diterapkan terhadap permukaan baskom dan mortir.
b. Pembakaran
Membakar alat pada api secara langsung dengan bunser burner, contoh
alat
: jarum inokulum, pinset, batang L, dll. 100 % efektif namun terbatas
penggunaanya
c. Udara Panas.
Sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering
cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung
reaksi
dll. Waktu relatif lama sekitar 1-2 jam. Kesterilan tergantung dengan
waktu dan suhu yang digunakan, apabila waktu dan suhu tidak sesuai
dengan ketentuan maka sterilisasi pun tidak akan bisa dicapai secara
sempurna. Pemanasan dengan udara panas dugunakan untuk sterilisasi
alat-alat laboratorium dari gelas misalnya : petri, tabung gelas, botol pipet
dll, juga untuk bahan-bahan minyak dan powder misalnya talk. Bahan dari
karet, kain, kapas dan kasa tidak dapat ditserilkan dengan cara ini.
Setelah dicuci alat-alat yang akan disterilkan dikeringkan dan dibungkus
dengan kertas tahan panas, kemudian dimasukkan dalam oven dan
dipanaskan pada temperatur antara 150 - 170ºC, selama kurang lebih 90
– 120 menit. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa di antara bahan
yang disterilisasi harus terdapat jarak yang cukup, untuk menjamin agar
pergerakan udara tidak terhambat.
2. Secara Panas Basah
a. Merebus (boiling)
Teknik disinfeksi termurah, waktu 15 menit setelah air mendidih,
beberapa bakteri tidak terbunuh dengan teknik ini contohnyaClostridium
perfingens dan Cl. Botulinum.
Missal Pisau operasi, Gunting, Pinset, Kocher, Korentang
Persiapan:
8

1. Peralatan yang akan dibersihkan


2. Tempat pencucuian dengan air yang mengilir atau baskom
berisi air bersih.
3. Sabun cuci
4. Sikat halus
5. Bengkok (nierbekken)
6. Lap kering
7. Larutan desinfektan
8. Kain kasa
9. Stalisator dalam keadaan siap
pakai Pelaksanaan:

1. Peralatan yang sudah dipergunakan, dibilas air (sebaiknya


dibawah air mengalir) untuk menghilangkan kotoran yang
melekat
2. Kemudian direndam didalam larutan desinfektan sekurang-
kurangnya dua jam. Khusus peralatan yang telah dipergunakan
pada pasien berpenyakit menular, harus direndam sekurang-
kurangnya 24 jam
3. Peralatan disabuni satu per satu, kemudian dibilas
4. Selanjutnya disterilkan dengan cara merebus didalam
sterilisator yang telah diisi air secukupnya, dimasak sampai
mendidih.
5. Setelah air mendidih kurangnya 15 menit baru diangkat.
6. Peralatan yang telah disterilkan, diangkat atau dipindahkan
dengan korentang steril ketempat penyimpanan yang steril.
b. Dengan uap air panas
Dapat dipakai dengan dandang/panci dengan penangas air yang
bagiannya diberilubang/sorongan, agar uap air dapat mengalir
bagian alat yang akan disterilkan. Lamanyasterilisasi adalah 30
menit, cara ini tidak bisa digunakan untuk spora tetapi untuk
bentukvegetatif.
c.Uap air panas bertekanan
Menggunalkan autoklaf menggunakan suhu 121 C dan tekanan
15 lbs, apabila sedangbekerja maka akan terjadikoagulasi. Untuk
9

mengetahui autoklaf berfungsi dengan baikdigunakan Bacillus


stearothermophilus. Bila media yang telah
distrerilkan, diinkubasi selama 7hari berturut-turut apabila
selama 7 hari. Media keruh maka autoklaf rusak. Media jernih
makaautoklaf baik, kesterilalnnya, keterkaitan antara suhu dan
tekanan dalam autoklaf.
Sterilisasi dengan uap air panas bertekanan ini adalah mengatur
tekanan dalam autoklaf, maka dapat dicapai panas yang diinginkan.
Cara ini dipakai untuk sterilisasi media yang tahan terhadap
pemanasan tinggi. Sterilisasi biasanya dijalankan dengan
menggunakan panas 120ºC selama 10 – 70 menit tergantung
kebutuhan.

Hal yang perlu diperhatikan bila mengerjakan sterilisasi dengan


menggunakan autoklaf :
1. Harus ditunggu selama bekerja
2. Hati-hati bila mengurangi tekanan dalam autoklav (perubahann
temperatur dan tekanan secara mendadak dapat menyebabkan cairan
yang disterilkan meletus dan gelas-gelas dapat pecah).
Pada sterilisasi dengan pemanasan kering, bakteri akan mengalami proses
oksidasi putih telur, sedang dengan sterilisasi panas basah, akan
mengakibatkan terjadinya koagulasi putih telur bakteri. Dalam keadaan
lembab jauh lebih cepat menerima panas daripada keadaan kering
sehingga sterilisasi basah lebih cepat dibanding oksidasi).
d. Pasteurisasi
Digunakan untuk mensterilkan susu dan minuman beralkohol. Panas yang
digunakan 61,7ºC selama 30 menit. Pertama dilakukan oleh Pasteur.
Membunuh kuman: tbc, brucella, Streptokokus, Staphilokokus,
Salmonella, Shigella dan difteri (kuman yang berasal dari sapi/pemerah).
e. Tyndalisasi
Dilakukan pemanasan basah pada suhu 800C selama 30 menit yang
dilakukan selama 3 hari berturut-turut.
Caranya :
1. Hari 1 dilakukan sterilisasi dengan uap air selama 30 menit pada 1000C.
10

2. Kemudian dimasukkan inkubator selama 24 jam.


3. Hari 2 dilakukan pemanasan dan inkubasi lagi, begitu jug hari ke 3.

B. Radiasi
1.Penyinaran dengan sinar UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi,
misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan
interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV Sterilisaisi secara
kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain
alkohol. Panjang gelombang yang paling efektif untuk membunuh
bakteri adalah 240-280 nm. Pada panjang gelombang 260 nm
merupakan panjang gelombang yang maksimum diabsorbsi oleh
DNA bakteri. Tidak dapat digunkan untuk material tertutup dan
endospora. Digunakan untuk sterilisasi udara, ruangan perawatan,
dan ruang operasi. Kontak yang lama dengan UV dapat merusak
mata, luka bakar dan kanker kulit.
Beberapa kelebihan sterilisasi dengan cara ini:
a. Memiliki daya antimikrobial sangat kuat
b. Absorbsi asam Nukleat
c. Panjang gelombang: 220-290 nm paling efektif 253,7 nm
d. Penetrasi lemah kelemahan
2. Sinar ion bersifat hiperaktif
Sering digunakan pada sinar Gamma, daya kerjanya sterilisasi bahan makanan,
terutama bila panas menyebabkan perubahan rasa, rupa atau penampilan. Bahan
disposable: alat suntikan cawan petri dapat disterilkan dengan teknik ini. Sterilisasi
dengan sinar gamma disebut juga “sterilisasi dingin”.
Penggunaan teknik ini radiasi gamma dari kobalt-60, lebih kuat daya tembusnya
dibandingkan dengan sinar UV dan tidak dilakukan dalam laboratorium. Metode
sterilisasi ini ditujukan untuk merusak asam nukleat mikroorganisme dan digunakan
untuk bahan-bahan yang tidak dapat disterilisasi menggunakan panas, contohnya
bahan plastik sekali pakai (disposable plasticware), antibiotik, hormon, dan jarum
suntik.

3. Sterilisasi dengan Cara Kimia


11

Macam-macam sterilisasi secara kimia


1. Gas sterilisator
Sterilisasi gas adalah cara menghilangkan mikroorganisme dengan menggunakan
gas yang membunuh mikroorganisme dan spora. Mekanisme dalam membunuh
mikroorganisme yaitu bertindak sebagai alkylating agent dimana berikatan dengan
gugus –SH,-COOH atau –OH yang pada akhirnya gugus ini menyebabkan
denaturasi pada protein mikroorganisme sehingga mikroorganisme dapat mati.
Digunakan untuk zat yang tidak tahan panas. Ethylene oxide digunakan untuk
sterilisasi suhu rendah. Ethylene oxide bersifat eksplosif ketika bercampur dengan
udara. Sifat ini dapat dihilangkan dengan menggunakan campuran ethylen oxide
dengan karbondioksida. Peralatan yang disterilkan yaitu bahan yang bersifat
termolabil seperti karet, plastik , antibiotik, plastik kateter,jarum suntik plastik
sekali pakai.
Langkah-langkah dalam teknik sterilisasi adalah sebagai
berikut: a.Sampel dimasukkan kedalam chamber sterilisasi.
b.Gas etilen oksida dipompakan ke dalam chamber selama 20-30 menit dengan
suhu 100°C.
c.Diatur kelembapan 50-60% dan suhu 30° – 40°C.
d.Didiamkan selama 14 jam.
e. Dilakukan proses vakum selam 2 jam. Hal ini dilakukan untuk menarik residu
gas pada sampel karena gas etylen okside bersifat toksik.
Digunakan untuk bahan/alat yang tidak dapat disterilkan dengan panas tinggi atau
dengan zat kimia cair. Kejelekannya : ethilen oksida bersifat toksis dan mudah
meledak.
2. Zat cair
Beberapa Zat Kimia yang sering digunakan untuk sterilisasi :
A. Alkohol
Berdaya aksi dalam rentang detik hingga menit dan untuk virus diperlukan waktu
di atas 30 menit. Umum dibuat dalam campuran air pada konsentrasi 70-90 %.
Paling efektif untuksterilisasi dan desinfeksi membran sel yang
rusak.Mendenaturasi protein dengan jalandehidrasi & enzim tidak aktif
B. Halogen
Golongan ini berdaya aksi dengan cara oksidasi dalam rentang waktu sekira 10-30
menit dan umum digunakan dalam larutan air dengan konsentrasi 1-5%.
12

C. Yodium
Konsentrasi yodium yang tepat tidak mengganggu kulit,efektif terhadap berbagai
protozoa.
D. Klorin
Rentang waktu sekitar 5 menit dan konsentrasinya 0,5%,memiliki warna khas dan
bau tajam, dapat mendesinfeksi ruangan, permukaan serta alat non bedah.
E. Fenol
Digunakan secara luas sebagai desinfektan dan antiseptik. Fenol sebagai
desinfektan cair tidak dipengaruhi oleh bahan organik, aktifitasnya rendah rendah
terhadap endosproa bakteri, efektif pada konsentrasi 2-5 % dengan mendenaturasi
protein dan merusak membran sel bakteri serta aktif pada pH asam. Alasan fenol
pada saat ini jarang digunakan sebagai desinfektan adalah karena fenol dapat
meniritasi kulit.
F. Peroksida (H2O2)
Konsentrasinya 0,02 %. Daya aksi berada dalam rentang detik hingga menit, tetapi
perlu 2 jam untuk membunuh virus. Peroksida bersifat efektif dan
nontoksid, molekulnya tidakstabil, menginaktif enzim mikroba.
G. Surfaktan
Dapat menurunkan tegangan permukaan diantara molekul-molekul dalam larutan.
Contohnya sabun dan detergen.
H. Etilen oksida
Digunakan untuk sterilisasi ruang tertutup. Mekanisme adalah dengan
mendenaturasi protein mikroorganisme.
I. Logam berat dan senyawa logam
Beberapa logam berat dapat bersifat biosidal atau antiseptik karena mampu
berkombinasi dengan protein seluler dan mendenaturasikannya. Contohnya adalah
arsenik, perak, merkuri, dan tembaga.

F. PENGERTIAN DESINFEKSI
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan
kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalan
membunuh mikroorganisme patogen.
Agen disinfeksi adalah disinfektan, yang biasanya merupakan zat kimiawi dan
digunakan untuk objek-objek tak hidup. Disinfeksi tidak menjamin objek menjadi steril
13

karena spora viabel dan beberapa mikroorganisme tetap dapat tersisa.

Hasil proses desinfeksi dipengaruhi oleh beberapa faktor:


1. Beban organik (beban biologis) yang dijumpai pada benda.
2. Tipe dan tingkat kontaminasi mikroba.
3. Pembersihan/dekontaminasi benda sbelumnya.
4. Konsentrasi desinfektan dan waktu pajanan
5. Struktur fisik benda
6. Suhu dan PH dari proses desinfeksi.

G. TUJUAN DAN MANFAAT DESINFEKSI


Tujuan dari desinfeksi adalah memelihara peralatan dalam keadaan siap pakai,
dengan cara memusnahkan semua mikroorganisme pada peralatan tersebut tanpa membunuh
spora bakteri.
Sedangkan manfaat desinfeksi adalah mencagah terjadinya kontaminasi oleh
mikroorganisme pada jaringan bahan dan alat steril.

H. MACAM-MACAM TEKNIK DESINFEKSI


Menurut A. Aziz Alimul H. (2012), desinfeksi dapat dilakukan dengan empat cara,
yaitu sebagai berikut.

1. Cara desinfeksi dengan

mencuci Prosedur kerja:

a. Cucilah tangan dengan sabun lalu bersihkan, kemudian siram atau membasahi
dengan alkohol 70%

b. Cucilah luka dengan H2O2, betadine, atau larutan lainnya

c. Cucilah kulit/jaringan tubuh yang akan dioperasi dengan yodium tinktur 3%,
kemudian dengan alkohol.

d. Cucilah vulva dengan larutan sublimat atau larutan sejenisnya.


2. Cara desinfeksi dengan

mengoleskan Prosedur kerja:

a. Oleskan luka dengan merkurokrom atau bekas luka jahitan menggunakan alkohol
14

atau betadine

3. Cara desinfeksi dengan

merendam Prosedur kerja:

a. Rendamlah tangan dengan larutan lisol 0,5%


b. Rendamlah peralatan dengan larutan lisol 3-5% selama 2 jam
c. Rendamlah alat tenun dengan lisol 3-5% kurang lebih 24 jam
4. Cara desinfeksi dengan

menjemur Prosedur kerja:

a. Jemurlah kasur, tempat tidur, urinal, pispot, dan lain-lain dengan masing-masing
permukaan selama 2 jam

I. JENIS DESINFEKSI
1. Desinfeksi Tingkat Tinggi
Desinfeksi tingkat tinggi (DTT) dapat membunuh semua organisme kecuali spora
bakteri. Teknik DTT dapat digunakan pada alat-alat medis. DTT dapat dilakukan dengan
merebus, mengukus atau menggunakan bahan kimia.

a. DTT dengan merebus


1. 1) Mulai menghitung waktu saat air mulai mendidih
2) Merebus selama 20 menit dalam panci tertutup
3) Seluruh alat harus terendam
4) Jangan menambah alat apapun ke air mendidih
5) Pakai alat sesegera mungkin atau simpan dalam wadah tertutup dan kering yang telah
di DTT, maksimal satu minggu

b. DTT dengan mengukus


1) Kukus alat selama 20 menit
2) Kecilkan api sehingga air tetap mendidih
3) Waktu dihitung mulai saat keluarnya uap
4) Jangan pakai lebih dari 3 panci uap
5) Keringkan dalam kontainer DTT
c. DTT dengan kimia
1) Desinfektan kimia untuk DTT
2) Klorin 0,1 % , Formaldehid 8% , Glutaraldehid 2%
3) Lakukan dekontaminasi dengan cuci dan dibilas lalu keringkan
4) Rendam semua alat dalam larutan desinfektan selama 20 menit
5) Bilas dengan air yang telah direbus dan dikeringkan di udara
6) Segera pakai atau disimpan dalam kontainer yang kering dan telah di DTT

2. Desinfeksi Tingkat Sedang


Desinfeksi tingkat sedang dapat membunuh bakteri, kebanyakan jamur kecuali spora
15

bakteri. Desinfeksi tingkat sedang jarang dipakai di rumah sakit, namun bisa diterapkan di
rumah untuk mendesinfeksi peralatan dapur.

3. Desinfeksi Tingkat Rendah


Desinfeksi tingkat rendah dapat membunuh kebanyakan bakteri, beberapa virus dan
beberapa jamur tetapi tidak dapat membunuh mikroorganisme yang resisten seperti basil
tuberkel dan spora bakteri. Teknik ini tidak digunakan di rumah sakit, namun dapat
diterapkan untuk mendesinfeksi perabot rumah tangga.

I. PERAN PERAWAT DALAM STERILISASI DAN DESINFEKSI


Dalam dunia kesehatan, sterilisasi dan disinfeksi digunakan sebagai pencegah infeksi.
Dengan adanya praktek pencegah infeksi dapat mencegah mikroorganisme berpindah dari
satu individu ke individu lainnya sehingga dapat memutus rantai penyebaran infeksi.
Tindakan- tindakan pencegahan infeksi termasuk hal-hal berikut:
1) Cuci tangan
2) Memakai sarung tangan dan perlengkapan pelindung lainnya
3) Menggunakan teknik asepsis atau aseptic
4) Memproses alat bekas pakai
5) Menangani peralatan tajam dangan aman
6) Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan (termasuk pengelola sampah secara benar)
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan :
 Infeksi nasokomial adalah infeksi yang disebabkan oleh lingkungan saat
proses keperawatan.
 Sterilisasi adalah proses penghilangan
organisme.
 Peralatan yang dapat disterilkan yaitu logam, kaca, karet, ebonit, email, porselin,
plastik, dan tenunan.
 Salah satu tujuan dan manfaat sterilisasi adalah mencegah pembusukan material
oleh mikroorganisme
 Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara mekanin,
fisika, dan kimiawi.
 Desinfeksi adalah proses penghilangan
organisme dengan cara membunuh nya.
 Tujuan dan manfaat desinfeksi adalah memelihara alat dengan memusnahkan dan
mencegah kontaminasi semua mikroorganisme pada peralatan tersebut tanpa
membunuh spora bakteri.
 Desinfeksi dapat dilakukan dengan cara
mencuci,mengoleskan,merendam,dan menjemur.
 Macam macam jenis desinfeksi yaitu, desinfeksi tingkat tinggi, tingkat sedang,
dan tingkat rendah.
 Peran perawat dalam sterilisasi adalah sebagai pelaku dalam melakukan sterilisasi
dan disenfeksi.

B. Saran :
Diharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian, agar dikemudian hari
kelompok kami dapat memperbaiki dan mengerjakan makalah menjadi lebih baik.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ginting,mardan.2001.Infeksi Nosokomial dan Manfaat Pelatihan Keterampilan Perawat


Terhadap Pengendaliannya di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUP H. Adam Malik
Medan Tahun 2001:Medan.pdf
http://ejournals1.undip.ac.id
Effendy,Christantie.Infeksi Nosokomial.pdf
Tamher, Sayuti. 2008. Mikrobiologi. Jakarta. CV. Trans Info Media Lukas, Stefanus. 2011.
Formula Steril. Yogyakarta. CV. Andi Offset.
Arrozi, fauzan. 2013. Pengenalan Alat dan Teknik Keselamatan Kerja dan Pembuatan Media,
Teknik Aseptik , Sterilisasi dan Desinfeksi . Jember.pdf

17

Anda mungkin juga menyukai