Oleh:
Nim:PO7130201221084
Kelas:1B(keperawatan)
JURUSAN DIII-KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN MAKASSAR/2023
KATA PENGANTAR
Segalapuji dan syukur kita panjatkan kehadiran allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-nya Atas berkat rahmat dan hidyahnya serta berbagai upaya,tugas dan makalah ini yang
membahas tentang prinsip pencegahan infeksi dapat di selesaikan dengan baik dan tepat waktu
Dalam penyususnan makalah ini,di tulis berdasarkan iformasi dari media dengan prinsip
penecgahan infeksi,dari buku-buku yang berisi informasi yang berkaitan pencegahan infeksi. Penulis
yang menyadari bahwa makalah tersebut ini masih butuh informasi yang kurang lengkap.Untuk itu
saya harapkan berbagai masukan yang terkait kelengkapan makalah ini.
Akhir kata,semoga makala tersebut ini dapat diterima maanfaatnya untuk pembaca lainnya
i
DAFTAR ISI
LATAR
BELAKANG.............................................................................................................................1
TUJUAN........................................................................................................................................
.....2
I. KESIMPULAN.....................................................................................................................5
II. SARAN ..............................................................................................................................5
III. KERITIK..............................................................................................................................5
IV. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................5
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
setiap pembedahan dan dimulai sebelum melakukan tindakan operasi (praoperasi). WHO
melaporkan prevalensi infeksi nosokomial bervariasi antara 3% - 21%, dan infeksi daerah operasi
(IDO) mencakup 5% - 31% dari total angka infeksi nosokomial. Sekitar 44.000 – 98.000 orang
dilaporkan meninggal dunia dan menghabiskan biaya 17 – 29 juta dollar setiap tahunnya akibat
infeksi paska pembedahan di Amerika.
Terjadinya kejadian infeksi post operasi atau IDO membuat para ahli bedah memperhatikan
prosedur aseptik yang baik sebelum, selama dan sesudah operasi (Koes, 2006). Berbagai standar cuci
tangan pra operasi telah banyak ditentukan, seperti larutan antiseptik yang dipilih untuk cuci tangan
dan prosedur cuci tangan yang benar.
Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang saat ini menggunakan 2 jenis antiseptik yaitu
Chlorhexidine Gluconate dan Povidone Iodine. Sampai saat ini belum ada data mengenai antiseptik
yang paling efektif untuk cuci tangan pra bedah di Rumah Sakit Islam Sultan Agung (RSISA)
Semarang. Infeksi nosokomial merupakan masalah yang kompleks di rumah sakit dengan angka
morbiditas dan mortalitas yang tinggi sehingga menimbulkan waktu perawatan yang lebih lama serta
biaya yang cukup besar.
Prevalensi infeksi nosokomial di negara maju bervariasi antara 5% -15 % di bangsal 2 rawat biasa
serta lebih dari 50% di ruang ICU, dan infeksi daerah operasi (IDO) dilaporkan sebagai penyebab
utama infeksi nosokomial dan mencakup 20%-25 % dari total angka infeksi nosokomial (WHO, 2011).
Masih tingginya tingkat kejadian infeksi nosokomial, terutama di negara-negara berkembang,
disebabkan oleh beberapa faktor predisposisi, salah satunyaadalah antiseptik yang digunakan.
Antiseptik ini sendiri merupakan senyawakimia yang digunakan untuk membunuhatau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup. Tindakan pre operasi yang sangat penting
dilakukan oleh petugas kesehatan untuk mencegah infeksi ini salah satunya adalah cuci tangan pre
operasi.menggunakan antiseptik baik.Setiap prosedur pembedahan sekecil apapun dapat
menimbulkan risiko infeksi. Pencegahan infeksi merupakan salah satu bagian terpenting dalam
setiap pembedahan dan dimulai sebelum melakukan tindakan operasi (preoperatif). Pengujian
efektivitas antiseptik praoperasi akan berkontribusi pada berkembangnya pemahaman tentang
bagaimana mengurangi risiko infeksi selama dan setelah operasi. Penelitian mengenai efek
Chlorhexidine dan Povidone Iodine sebagai antiseptik telah banyak dilakukan. Soeherwin dkk (2000)
melakukan penelitian mengenai efek Chlorhexidine Gluconate 0,2% sebagai obat kumur terhadap
bakteri sebelum operasi molar 3, menyimpulkan berkumur dengan Chlorhexidine Gluconate 0,2%
efektif mengurangi bakteremia pada operasi molar 3. Darouche Rabih O et al (2010) melakukan
penelitian dengan membandingkan efek antiseptik antara Chlorhexidine dengan Povidone Iodine
pada preoperatif,menyimpulkan
1.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian tentang perbedaan efektivitas antara
Chlorhexidine Gluconate dengan Povidone Iodine perlu dilakukan.
B. Rumusan masalah
Dari pokok pembahasan tersebut, selanjutnya penulis menuliskan rumusan masalah diatranya
sebagai berikut:
C.Tujuan
Mengetahui cara penularan infeksi
Mengetahui pengertian prinsip pencegahan infeksi
Mengetahuikomponen proses terjadinya penyakit
Mengetahui tindakan pencegahan penyakit
Mengetahuiproses pencegaha dan penularan infeksi
Mengetahui asepsis dan aseptik
Mengetahui penanganan samapah/limbah
Mengetahui peralatan tajam secara aman
2.
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
Pecegahan :
Penularannya:
Dari orang ke orang. Penularan ini terjadi apabila orang sedang mengalami sakit
menularkannya ke orang lain.
Hewan ke manusia.
Ibu ke bayi.
Penularan lewat udara (airborne)
Penularan melalui makanan (foodborne)
3.
F. Asepsis dan aseptik
istilah umum yang di gunakan untuk menggambarkan upaya kombinasi untuk menggambarkan
upaya kombinasi untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam area tubuh manapun yang
sering menyebabkan infeksi.Digunakan bagi mengurangi risiko infeksi pasca-prosedur dan bagi
meminimalkan paparan dari penyedia layanan kesehatan bagi mikroorganisme yang berpotensi
menular. Antisepsis yaitu upaya pencegahan infeksi dengan membunuh atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme pada kulit dan jaringan tubuh lainnya.
G. Penanganan sampah/limbah
sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, daur ulang, atau pembuangan dari
material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan
manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, atau
estetika. Limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan.
4.
BAB III
PENUTUP
I. kesimpulan
prinsip pencegahan infeksi adalah usaha yang dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko
penularan dari mikro atau partikel kuman yang bisa kenah di lingkungan klien dan tenagah
kesehatan(nekes)
dan usahakan selalauh menjaga kebersihan tangan dan seluruh tubuh adalah cara sederhana efektif
untuk mencegah penuranan infeksi atau mikro yang bisa membahayakan diri sendir.penyedian
layanan kesehatan harus memastikan tengannya bersih dengan selalu mencuci tangan memakaikan
sabun atau antiseptik
II. SARAN
Pencegahan infeksi dengan menerapkannya
Kepada tenagah medis diharapkan memberikan penaganan penyakit infeksi
Bagi dinas kesehatan dapat dapat digunakan dasar untuk merencananakan pelaksanaan
pelatihan dasar tentang pencegahan infeksi
III. KRITIK
http://merita.staff.umy.ac.id/2016/09/30/mencegah-sharp-injury-dalam-pelayanan-
kesehatan/
https://rsud.sawahluntokota.go.id/memahami-metode-penyebaran-penyakit-infeksi-
dan-cara-mencegah-penularannya/
https://www.redoxon.co.id/Lebih-Sehat-Setiap-Hari/Mencegah-infeksi/
5.