Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh memerlukan makanan untuk mempertahankan kelangsungan fungsinya. Kebutuhan
nutrisi ini diperlukan sepanjang kehidupan manusia, namun jumlah nutrisi yang diperlukan tiap
orang berbeda sesuai dengan karakteristiknya, seperti jenis kelamin, usia, aktivitas dan lain-lain
(Asmadi. 2008: 67).
Pemenuhan kebutuhan nutrisi bukan hanya sekedar untuk menghilangkan rasa lapar,
melainkan mempunyai banyak fungsi. Adapun fungsi umum dari nutrisi di antaranya adalah
sebagai sumber energi, memelihara jaringan tubuh, mengganti sel tubuh yang rusak,
mempertahankan vitalitas tubuh, dan lain-lain. Oleh karena itu, dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi perlu diperhatikan zat gizinya (nutrient) (Asmadi. 2008: 67).
Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang sangat
penting. Dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan sumber untuk segala aktivitas dalam sistem
tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari dalam tubuh out sendiri, seperti glikogen yang
terdapat dalam otot dan hati ataupun protein dan lemak dalam jaringan dan sumber lain yang
berasal dari luar tubuh seperti yang sehari-hari dimakan oelh manusia. Pemenuhan kebutuhan
nutrisi pada anak akan sangat berguna dalma membantu proses tumbuh-kembang (Hidayat. A,
dan Musrifatul. 2004: 60-61).
Prosedur pemenuhan kebutuhan nutrisi pada orang sakit yang tidak mampu secara mandiri
dapat dilakukan dengan cara membantu memenuhi melalui oral (mulut), enteral dan parenteral
(Hidayat. A, dan Musrifatul. 2004: 61).
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Selang Nasogastrik atau NG tube adalah suatu selang yang dimasukkan melalui hidung
sampai ke lambung.
Menurut Ellet (2004) memberikan nutrisi melalui Nasogastric Tube (NGT) adalah
“Memberikan makan dalam bentuk cair dan minum melalui selang atau pipa NGT kepada klien
yang tidak mampu makan secara normal”.
Sedangkan menurut Metheny & Titler (2001) memberikan nutrisi melalui Nasogastric Tube
( NGT ) adalah “Memberikan makan dan minum dalam bentuk halus kepada klien yang
dilakukan pemasangan Nasogastric Tube (NGT)”.
Bahan Selang NGT
Pada umumnya, selang NGT yang digunakan terbuat dari bahan sebagai berikut :
1) Karet
2) Plastik
3) Silik

Jenis Ukuran NGT


Pada umumnya, ukuran selang NGT yang di gunakan yaitu sebagai berikut :
1) Ukuran untuk bayi yaitu no 5-7
2) Ukuran untuk anak yaitu no 8-16
3) Ukuran untuk dewasa yaitu no 14-20
Prinsip
Adapun prinsip dari memberikan nutrisi melalui NGT adalah sebagai berikut :
1) Steril.
2) Makanan yang dapat diberikan adalah makanan cair dan makanan yang berlendir
halus.
3) Sebelum dan sesudah makan dianjurkan untuk memberi air hangat terlebih dahulu.
4) Pastikan tidak ada udara yang masuk kedalam selang saat memberikan makan dan
minum.
5) Pastikan selang dalam keadaan tertutup selama tidak diberi makan.

B. MANFAAT DAN TUJUAN


a) Mengeluarkan isi perut dengan cara menghisap apa yang ada dalam lambung
(cairan,udara,darah,racun).
b) Untuk memasukan cairan (memenuhi kebutuhan cairan atau nutrisi).
c) Untuk membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa subtansi isi lambung.
d) Persiapan sebelum operasi dengan general anaesthesia.
e) Menghisap dan mengalirkan untuk pasien yang sedang melaksanakan operasi
pneumonectomy untuk mencegah muntah dan kemungkinan aspirasi isi lambung sewaktu
recovery (pemulihan dari general anaesthesia).

C. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


1. Makan sebaiknya di berikan dalam keadaan hangat
2. Jenis makanan diberikan sesuai instruksi dokter - ahli gizi
3. Diperhatikan apakah makanan habis atau tidak
4. Obat-obatan yg harus di berikan sebelum makan

D. INDIKASI
1. Pasien Dewasa :
a) Pasien dengan trauma abdomen
b) Pasien dengan perdarahan pada saluran pencernaan atas
c) Pasien dengan keadaan koma

2. Pasien Bayi/Balita:
a) Bayi yang tidak dapat makan
b) Bayi dengan kanker
c) Bayi dengan sepsis
d) Bayi dengan trauma

E. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI


1. Pengetahuan
Rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan bergizi dapat memengaruhi pola
konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi, sehingga
dapat terjadi kesalahan dalam pemenuhan kebutuhan gizi.
2. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan yang bernilai gizi tinggi,
dapat memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah tempe yang
merupakan sumber protein yang baik dan murah, tetapi tidak digunakan sebagai
makanan sehari-hari karena masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi tempe
dapat merendahkan derajat mereka.
3. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu dapat
juga memengaruhi status gizi. Misalnya, dibeberapa daerah terdapat larangan makan
pisang dan papaya bagi para gadis remaja. Padahal makanan itu merupakn sumber
vitamin yang baik. Adapula larangan makan ikan bagi anak-anak karena ikan
dianggap dapat mengakibatkan cacingan. Padahal ikan merupakan sumber protein
yang sangat baik bagi anak-anak.
4. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan
kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat gizi yang
dibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat mengakibatkan banyak terjadi kasus
malnutrisi pada remaja karena asupan gizinya tidak sesuai dengan yang dibutuhkan
oleh tubuh.
5. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi. Penyediaan makanan
bergizi membutuhkan dana yang tidak sedikit, sehingga perubahan status gizi
dipengaruhi oleh status ekonomi. Dengan kata lain, orang dengan status ekonomi
kurang biasanya kesulitan dalam penyediaan makanan bergizi. Sebaliknya, orang
dengan status ekonomi cukup lebih mudah untuk menyediakan makanan yang
bergizi.

F. PASIEN YANG HARUS DILAKUKAN PEMASANGAN NGT


1. Pasien yang tidak dapat makan dengan cara biasa seperti pasein yang tidak sadar.
2. Pasien dengan penyakit / operasi mulut.
3. Fraktur tulang rahang tidak dapat menelan karena paralisis tenggorokan.
4. Bayi prematur yang terlalu lemah menelan.
5. Pasien yang tidak mau makan sendiri seperti psikose

Pemberian Makan Melalui Selang NGT


A. Persiapan pasien:
1. Posisi pasien fowler
2. Selang NGT terpasang pada pasien
3. Makanan cair dalam kondisi hangat
4. Air matang
5. Kateter tip
6. Kantung/botol makan 100 cc
7. Perlak dan alas
8. Tissue
9. Nierbeken
10. Stetoskop
11. Pompa infus (infus pump)untuk pemberian metode kontines
B. Langkah-langkah:
1. Cuci tangan
2. Pasang perlak dan alas di dada pasien
3. Periksa kepatenan NGT dengan cara memasukan secara cepat udara dengan kateter tip dan
dengarkan bunyinya dengan stetoskop di kuadran kiri abdomen. Bila terdengar bunyi berarti
ujung selang masih berada dalam lambung, setelah itu keluarkan udara yang ada sebanyak yang
dimasukan
4. Periksa residu lambung dengan menghisap cairan lambung, kembalikan isi aspirat ke lambung
(kecuali ada indikasi dibuang)
5. Tutup klem NGT
6. Lepaskan plunger dari kateter tip kemudian sambungkan pada pangkal selang NGT
7. Buka klem NGT
8. Bilas selang dengan air matang 20-30 cc
9. Tutup klem NGT

10. Mulai memberi makan


1) Metode bolus/intermitten
Tanpa menggunakan kantung makan:
a. Isi kateter tip dengan menggunakan mkanan cair
b. Tinggikan kateter tip 45 cm di atas kepala pasien
c. Buka klem NGT biarkan kateter tip kosong secara bertahap, isi ulang sampai makanan habis
d. Bilas selang dan kateter tip dengan air matang ± 30 cc setelah semua makanan diberikan
2) Menggunakan kantung makan
a. Tutup klem selang kantung
b. Gantung kantung/botol makan 45 cm di atas kepala pasien dan isi dengan makanan
c. Tekan chamber sampai terisi setengah, keluarkan udara dari selang kantung
d. Sambungkan ujung kantung/botol dengan ujung selang NGT
e. Buka klem gantung/botol dan klem NGT
f. Buka klem gantung/botol dan klem NGT
g. Biarkan kantung/botol makan kosong secara bertahap lebih dari 30 menit sampai 60 menit
dengan mengatur kecepatannya
h. Bilas selang NGT dan kantung/botol dengan air matang ± 30 cc setelah semua makanan
diberikan
3) Metode tetesan kontines
a. Tutup klem selang kantung/botol
b. Gantung kantung/botol makan pada standar infuse dan isi dengan makanan
c. Tekan chamber sampai terisi setengah
d. Buka klem selang kantung/botol dan keluarkan udara dari selang kantung/botol
e. Sambungkan ujung kantung/botol dengan ujung selang NGT
f. Sambungkan selang kantung makan dengan pompa infus (infuse pump) dan atur kecepatannya
sesuai order
g. Bilas selang dan kantung/botol dengan air matang ± 30 cc setelah semua makanan diberikan
h. Matikan pompa infus (infus pump)
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang
sangatpenting. Dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan sumber energy untuk segalaaktivitas
dalam sistem tubuh. Jumlah dari seluruh interaksi antara organisme danmakanan yang
dikonsumsinya. Tujuan dari pemasangan NGT adalah agar kebutuhannutrisipasien terpenuhi.
Prosedur
pemenuhan kebutuhan nutrisi pada orang sakit yangtudak mampu secara mandiri dapat
dilakukan dengan cara membantu memenuhinyamelalui oral(mulut), enteral ( pipa lambung ),
Parenteral.

B. Saran
1. Diharapkan kepada pembaca agar memberikan masukan-masukan agar penulisan makalah ini
kedepannya lebih baik.
2. Agar para perawat dan calon perawat lebih memahami kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan
oleh klien sehingga klien merasa nyaman.

Anda mungkin juga menyukai