Anda di halaman 1dari 18

ABSTRAK

Penelitian ini menjelaskan mengenai evolusi lingkungan purba awal akhir

Miosen dan paleoklimatik utama yang cenderung terjadi di Pulau Gavdos

(Mediterania Timur) melalui rekronstruksi foraminifera planktonik. Tiga bagian

stratigrafi yang terdapat di daerah ini ditandai dengan napal dan batugamping

terumbu. Berdasarkan pola distribusi neogloboquadrinids dalam tiga lapisan, kita

menghubungkan bahwa umur Tortonian akhir dipelajari dalam sedimen, sesuai

dengan interval berkisar antara 11,21-10,01 Ma.

Kumpulan ini membagi perlapisan menjadi 4 tingkat paleoseanografi :

1. Tingkat warm-oligotrophic, ditandai dengan adanya fosil Globigerinoides obliquus-

Globoturborotalita aperture

2. Tingkat cooleutrophic ditandai dengan adanya fosil Neogloboquadrina acostaensis

3. Kondisi anomaly didominasi oleh bulloides Globigerina

4. Kondisi relatif hangat denganmusim tahap produktivitas yang tinggi ditandai dengan

adanya fosil N. acostaensisand Globigerinoides trilobus.

Atas dasar indikasi foraminifera untuk menentukan paleoklimatik, kurva

paleoklimatik dibuat pada setiap bagian. Data menunjukan bahwa, meskipun, area ini

terdapat tiga bagian memiliki paleoklimatik dan evolusipaleoenvironment yang berbeda

selama miosen bawah: Hamparan ditandai dengan adanya pemanasan, dekat kondisi

oligotrophic, dibandingkan dengan kondisi dingin dan eutropik yang berdekatan dengan

otamos dan Ag.


Paparan Giannis. Perbedaan ini mungkin berhubungan dengan adanya pulau

diantara paparan Bo dan laut terbuka yang bertindak sebagai oseanografik local dan

biogeografi barrier.

Pengenalan

Miosen mewakili waktu yang penting dan menarik untuk meniliti dampak

dari perubahan iklim global dan paleoseanografi di laut mediterania. Iklim global

mendingin secara perlahan dengan meningkatnya produksi perairan dalam antartik

dan pertumbuhan es antartik timur. (e.g., Miller et al. 1991; Flower & Kennett

1994). Memburuknya iklim global diputus oleh pembalikan cepat dari 17 ke 14.5

Ma yang dinamakan “The Miocene Climatic Optimum” (Flower 1999). Bahkan

rentang waktu iklim hangat yang ekstrim ini disertai perubahan besar foraminifera

bentos. Miosen tengah bagian akhir sampai miosen awal bagian akhir merupakan

periode iklim stabil yang diikuti pendinginan dengan peningkatan zonality dari 15

ke 12 Ma (Flower & Kennett 1994; Zachos et al. 2001). Periode ini ditandai dengan

dua kenaikan jangka pendek pada foraminifera bentik δ18O ( Peristiwa Mi5 dan Mi6

), yang diduga merefleksikan perkembangan es continental dan pendinginan air

bawah laut (Miller et al. 1991). Meskipun miosen tengah sampai miosen awal

bagian akhir merupakan periode penting dalam evolusi kenozoikum dari sistem

iklim laut, gambaran yang lengkap tentang basin mediterania sangatlah kurang.

Pengetahuan mengenai paleoseanografi dan paleoiklim kurang baik dan proses

interaksi masih tidak dimengerti. Waktu yang sedikit untuk mengontrol berbagai

peristiwa yang diselingi iklim purba masa kenozoikum merupakan alasan utama

untuk hal ini. Sekarang analisis detail kristalografi (didasarkan litlogi,


mikropaleontologi, dan analisi isotop) pada miosen tengah bagian bawah

ditunjukan oleh integrasi skala magneto-bio-kronologi peningkatan tetap pada

akurasi dan ketelitian oleh kontriusi milankovitch, berdasarkan astronologikal.

Sekarang, siklus sedimen diidentifikasi pada sedimen pelagic-hemipelagic pada

miosen tengah bagian interval yang astronomis sesuai untuk

kurva insolation / presesi. (Hilgen et al. 2000, 2003; Caruso et al. 2002; Lirer et al.

2004; Iaccarino et al. 2004).

Kalibrasi astronomi pada siklus sedimen dapat juga mengkalibrasi bioevent ke

kurva astronomi. Dengan memperoleh umur astronomi kita dapat menentukan

bioevent dan perubahan iklim. (Hilgen et al. 2000, 2003; Caruso et al. 2002; Di

Stefano et al. 2002; Foresi et al. 2002; Turco et al. 2002; Lirer et al. 2004;

Iaccarino et al. 2004; Lirer & Iaccarino 2005).

Selain itu, selama waktu pembentukan Mediterania Basin ditandai dengan

suksesi yang cepat dan perubahan besar dalam iklim dan permukaan laut, dan

reorganisasi radikal sirkulasi samudera.

Studi tentang foraminifera planktonik berguna untuk interpretasi

paleoenvironmental ini fitur. Hasil merujuk pada aspek lokal signifikansi dan

proses global. Contoh bagus dari keberhasilan penerapan golongan fosil ini bisa

dilihat dalam beberapa penelitian perubahan iklim dan sirkulasi massa air laut (e.g.,

Cifelli 1976; Ruddiman 1985; Flower & Kennett 1994; Bicchi et al. 2003). Studi

ekologi menunjukkan bahwa suhu merupakan prioritas utama dalam mengontrol

distribusi foraminifera planktonik yang modern (Be 1977; Be & Hutson 1977).
Relasi lingkungan hidup ini yang menjadikan nya untuk merekonstruksi temperatur

lautan purba. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi

danmenggambarkan pola distribusi awal Miosen akhir foraminifera planktonik dari

tiga bagian di Gavdos Island, bagian timur Mediterania, dan untuk bebicara

mengenai hubungan mereka ke paleoseanografi dan kondisi iklim. Parameter yang

dibahas termasuk komposisi fauna, persen kelimpahan foraminifera dan iklim bumi

indeks planktonik, seperti yang diusulkan oleh Cita et al. (1977) untuk

memperkirakan paleotemperature.

Geological Setting

Pulau gavdos berada kira-kira 38km di utara Crete dan mewakili daerah bagian

selatan busur Hellenic. Gavdos dan Crete merupakan daerah diantara busur vulkanik di

utara zoa subduksi sampai ke selatan. Busur Hellenic dan Palung Ionian merupakan hasil

interaksi dari subduksi northward.Subduksi ini mulai terjadi pada kala Oligosen/awal

Miosen dan masih aktif sampai sekarang.

Govdas pada kala miosen awal sangat mewakili 3 Formasi yaitu (Ag.Giannis,

patamos dan Bo) yang berada pada NNW di sisi pulau.

Ag. Giannis dan Potamos (75 m dan 110 m) memiliki litologi yang hampir sama.

Sedimen tersusun oleh napal dan pasir yang berwarna putih sampai abu-abu kebiruan yang

terendapkan oleh arus turbid.Pada bagian atas Ag. Giannis, terdapat pecahan coral,

cangkang moluska seperti Chlamys latissina,, Ostrea lamelosa,, Ostrea edulis dan

gastropoda sedangkan pasir dengan pada Potamos terdapat lempung dan pasir dengan

kehadiran Moluska seperti Chlamys crassissima yang terapar pada dasarnya. Kedua
formasi ini diselimuti oleh pasir Heterostegina yang kaya gastropoda, kerang, Clypeaster

dan fragmen coral.

Kombinasi dari hasil foraminifera bentonik dan analisis sedimentologi

mengindikasikan dimana suksesi sedimentasi berada di neritic bawah sampai batial atas

(perikontinental).

Formasi Bo berada di bagian barat laut pulau.Tebalnya sekitar 25 m dan

sedimennya tersusun atas napal abu-abu kebiruan dalam lapisan tipis dan terdapat

batugamping pada bagian atas. Napal pada formasi Bo sangat kaya akan fosil. Fosil pada

singkapan ini khususnya Sponges, Bryozoa dan foraminifera yang mengintereprasikan tipe

pengendapan laut dangkal bagian bawah.

Bahan dan Metode

Analisis mirkropaleontologi telah dilakukan pada 101 sampel dari ketiga

formasi (32 dari formasi Ag. Giannis, 58 dari formasi Potamos dan 11 dari formasi

Bo). Setelah dicuci dan dikeringkan, sampel disaring menggunakan Mesh 125 μm

dan mesh 63 μm.fraksi berukuran >125 termasuk dalam bagian aliquots dari 300-

500 sampel foraminifera planktonic secara acak. Fraksi dianalisis untuk

mengetahuo umur dari foraminifera planktonic level menurut Dermitzakis(1978)

Kennett & Srinivasan (1983), Iaccarino (1985) and Hilgen et al. (2000).

Foraminifera Planktonik pada formasi ini sangat melimpah.

Data mentah mikrofosil diubah menjadi persentase atas kelimpahan total

dan kurva kelimpahan total. Spesies dengan filogenetik affi nities dan lingkungan
pengendapan dikelompokkan untuk lebih menginterpretasikan, Q-mode pola

distribusi

Untuk rekonstruksi lingkungan pengendapan,, gugus Q-mode dan factor R-

mode digunakan untuk analisis data, kecuali spesie langka (<2%) dan kelompok

spesies yang tidak berlanjut, distribusi yang tersebar di generik tingkat. Analisis

gugus Q-mode digunakan untuk determinasi statistic kesamaan antara sampel. Data

dari gugus Q-moode dikurangi dengan cara menyeleksi daya berdasarkan masal

lalu,, software statistic Hammer (2000),, dan datanya dilaporkan dan dibuatkan

diagram dengan perhitungan sediit rumit untuk mendapatkan data yang akurat.

Analisis factor R-mode dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat

perbedaan foraminifera planktonic, lalu kumpulan data tersebut diektraksi dari

analisis gugus Q-mode ke dalam kelompok lingkungan pengendapan.

Dari laut,, depat diketahui didsarkan pada didasarkan pada kumpulan

foraminifera dan kelimpahan relatif –masing spesies sebagai indicator kondisi

partikenl terendapkan.

Hasil Dan Pembahasan

Kecenderungan Foraminifera Plantonik

Konsep Taksonomi

Berdasarkan hasil analisis kuantitatif dari identifikasi foraminifera

plantonik sesuai dengan konsep taksonomi dalam 3 sesi, dalam urutan terbentuknya

kerangka biostratigrafi foraminifera plantonik sebagai sesi pembelajaran dan


memeriksa perubahan kondisi permukaan laut dan iklim. Spesies yang memiliki

karakteristik ekologi yang mirip dan berdasarkan afinitas keturunan mereka yang

dihitung bersama.

Dalam tiga sesi pembelajaran kita mengidentifikasi 24 spesies yang

dimasukkan kedalam 18 grup seperti gambar 3, 4, dan 5.

Grup Globigerina bulloides termasuk kedalam spesies G.bulloides dan G.

falconensis. Pada contoh yang berukuran kecil, dibawah kondisi pelestarian yang

buruk merupakan suatu kesulitan untuk membedakannya, sementara kedua spesies

mempunyai kebutuhan ekologi yang sama.


Spesies Globigerinoides obliquus dan Globoturborotalita apertura dihitung

dan diplot bersama-sama. Dibawah kondisi pelestarian yang buruk, apertur

sekunder dari Globigerinoides obliquus sangat sulit untuk diidentifikasi.

Bagaimanapun, sebagai spesies yang hadir pada kesamaan morfologi dan kebiasaan

ekologi, mereka dimasukkan dalam satu grup.

Pengidentifikasian sampel pada label Paragloborotalia partilambiata

adalah bukan salah satu jenis, lebih menyerupai deskripsi P.cf.partimlabiata oleh

Foresi (2002) dan salah satu deskripsi oleh Hilgen (2000) dan Turco (2001) sebagai

Globorotalia partimlabiata.

Globoquadrina sp. dibedakan dari Globoquadrina dehiscens dan

diperkirakan terpisah, mengikuti konsep taksonomi Hilgen (2000).

Pengidentifikasian sampel sebagai Globoquadrina sp. menyerupai 1 takson

Globoquadrina sp

Pengidentifikasian sampel sebagai Globorotaloides falcaonarae termasuk

tipe deskripsi sebelumnya sebagai Catapsydrax parvulus (Kennett & Srinivasan

1983; Zachariasse 1992). Pada lingkungan meditarian, ukuran kecil G.falconarae

tidak terbedakan dari C.parvulus dan hanya ditemukan pada saat tidak ada

perbedaan antara dua spesies ini. (Fores, 2002).


Dalam kelompok Globorotalia menardii meliputi keel globorotaliid oleh

interval waktu sedangkan grup Globorotalia scitula merupakan label yang

digunakan untuk semua globorotaliids tak ber-keel.

Kelompok Turborotalita quinqueloba termasuk juga sampel yang relatif

berukuran kecil dengan lima kamar pada lingkaran utamayang bertambah besar

secara bertahap dan apertur melengkung yang rendah, kadang-kadang berbatasan

dengan bibir tipis.

Kelompok Orbulina spp terdiri atas spesies O. suturalis, O. universa, dan

O. bilobata dan kelompok Globigerinoides trilobus termasuk G. trilobus dan G.

sacculifer.
Dalam grup neogloboquadrinids, untuk sesi kerangka biostratigrafi,

terdapat tiga tipe yang dapat dilihat seperti N. atlantica, N. acostaensis s.s. dan

sering disebut Neogloboquadrina tipe 4-kamar. Kita mempertahankan konsep

spesies sebagai aplikasi dan sesi dari mempelajari Monte Gibliscemi. (Hilgen,

2000) dan pada Monte dei corvi (Hilgen, 2003) yang astroomis untuk

membandingkan pada distribusi pola dan menentukan posisi biostratigrafi dalam

sesi pembelajaran pada umur absolut. Neogloboquadrina tipe 4-kamar memiliki

ciri-ciri cengkungan medium sampai rendah berupa tipe apertur umbilical dan atau

tanpa lip dan empat kamar pada lingakaran utama (Hilgen, 2000). Sampel N.

atlantica disebut N. atlantica praeatlantica (Foresi, 2002) dan ukuran kecil N.

atlantica (Hilgen, 2000) dijelaskan sebelum Neogloboquadrina continousa

(Dermitzakis, 1978).
Bagaimanapun, untuk memperkirakan perubahan paleoekologi, kita

berasumsi bahwa spesies yang termasuk garis evolusi yang memiliki kesamaan

habitat. Untuk itu, N. acostaensis, N. atlantica dan N. berkamar 4 dikombinasikan

kedalam lingkungan yang sama oleh kelompok Neogloboquadrina acostaensis.

Perbedaan arah meingkar kelompok Neogloboquadrina dapat dihitung terpisah

sebagai interval waktu perubahan melingkar pada grup ini yang terbukti

mempunyai potensi biostratigrafi yag signifikan.

Akhirnya, Assemblage C didominasi oleh Globigerina bulloides dan

Globigerinita glutinata yang kedua spesies tersebut sering dikaitkan dengan

perairan yang sangat produktif (Bé 1977; Bé & Tolderlund 1971; Ottens 1992;

Naidu & Malmgren 1996) ditandai dengan vertikal pencampuran upwelling (Brock

et al 1992;. Duplessy et Al. 1981; Hemleben et al. 1989; Kipp 1976; iede th1983;

van Leeuwen 1989; Zhang 1985).Menurut distribusi stratigrafi dari tiga kumpulan

yang teridentifikasi, Ag. Giannis

Bagian dapat dibagi menjadi empat zona kumpulan: 1) selang stratigrafi 0-

23,7 m terdiri dari kumpulan A; 2) Interval stratigrafi dari 23,7 untuk 41,4 m terdiri

dari kumpulan A dan B; 3) Bagian tengah di 42,7 m terdiri dari kumpulan C;dan 4)

bagian atas 45,4-72,12 m terdiri dari kumpulan B.

Mode-R analisis faktor dibedakan menjadi dua faktor yang signifikan Dan

meliputi 75,2% dari total varian (Tabel 1). Nilai faktor ini (Gbr. 8) mengidentifikasi

tiga kumpulan planktonik foraminifera signifikan diistilahkan dari taksa dominan.

Faktor pertama meliputi 50,06% dari total varian dan menunjukkan karakter

bipolar: salah satu kutub didominasi oleh N. acostaensis (0,819) dan lainnya tiang
didominasi oleh G. obliquus-G. kelompok apertura (-0,430). Nilai plot faktor

pertama menunjukkan kondisi paleoceanographic yang ditandai dengan kumpulan

air dingin hingga hangat.

Faktor kedua merliputi 24,63% dari total varian dan pameran beban positif

tinggi hanya di bulloides G. (0,822). Globigerina bulloides adalah spesies massa air

subpolar namun sangat tergantung pada tingkat makanan yang meningkat dengan

input air tawar yang kuat, upwelling atau musiman pencampuran yang kuat

(Hemleben et al 1989;. Lourens 1994; Pujol & Vergnaud-Grazzini 1995). Th kita,

nilai-nilai yang tinggi faktor kedua mengindikasikan peningkatan produktivitas

disebabkan oleh kondisi oseanografi

Potamos Bagian Dalam Bagian Potamos, analisis Q-mode klaster

mengungkapkan dua kumpulan yang berbeda seperti yang ditunjukkan

padadendogram yang dihasilkan (Gambar. 7).

Kumpulan A berisi 22 sampel dan berisi spesies air hangat seperti Globigerinoides

obliquus-G. apertura dan Globigerinoides trilobus.

Bagian Potamos

Dalam Bagian Potamos, analisis Q-mode klaster mengungkapkan dua

kumpulan yang berbeda seperti yang ditunjukkan pada dendogram yang dihasilkan

(Gambar. 7).

Kumpulan A berisi 22 sampel dan berisi spesies air hangat seperti

Globigerinoidesobliquus-G. apertura dan Globigerinoides trilobus.Spesies air

hangat yang suhunya Orbulina spp.,G. siphonifera dan G. nepenthes (Bé & Hutson
1977; Thunnel 1978; Kennett et al. 1985; Ravelo et al.1990) juga berlaku di

kumpulan ini.

Kumpulan B; 2) Interval II, 14-95 m, adalah terdiri dari Assemblage B dan

tiga subinterval mengandung Assemblage A; dan 3) Interval III, dari 95-107 m,

terdiri dari Assemblage A.

R-mode analisis faktor dibedakan dua Faktor signifikan tidak bisa

akuntansi untuk 72,87% dari total varians (Tabel 2).

Skor faktor ini (Gbr. 8) mengidentifikasi duasignifikan planktonik

kumpulan foraminiferadidominasi oleh taksa dominan.

Faktor pertama menyumbang 49,1% dari total varian dan pameran tinggi

beban positif di N. acostaensis. Oleh karena itu, faktor pertama menunjukkan

periode dingin dengan ketersediaan pangan yang relatif tinggi.

Faktor kedua menyumbang 23,76% dari total varian dan pameran beban

positif tinggi hanya di G. obliquus-G. Apertua yang merupakan komponen hangat-

oligotrophic.

Plot skor ini cukup sebanding karena kita dapat mengamati bahwa interval

di mana N. acostaensis adalah berlimpah G. obliquus menurun.

Bagian BO

Tiga kumpulan jelas didefinisikan oleh Q-modus analisis cluster di Bagian

Bo ditandai dengan spesies dominan (Gambar. 7).


Kumpulan A adalah bagian penting untuk persentase tinggi dari termoklin

tinggal N. acostaensis. Globigerinoides trilobus dan G. menardii adalah sekunder

konstituen dari himpunan tersebut.

Persentase yang tinggi dari N. acostaensis dalam kombinasi dengan nilai

kelimpahan tinggi dari hangat-oligotrophic G. trilobus menghasilkan beberapa

keraguan mengenai apakah cance signifikan dari Assemblage yang A adalah

eksklusif beriklim tergantung. Modern perwakilan dari neogloboquadrinids

berkembang biak dalam kondisi eutrofik (Ravelo et al 1990.; Reynolds et al. 1991;

Pujol & Vergnaud-Grazzini 1995), mekar musim semi (misalnya, Tolderlund & Bé

1971; Reynolds & Th unell 1986) atau DCM (Fairbanks et Al. 1982; Ravelo et al.

1990).

Di sisi lain, perwakilan modern G. trilobus diam di permukaan yang hangat

dan oligotrophic perairan (misalnya, Bé & Hutson 1977). Oleh karena itu,

peningkatan simultan dalam kelimpahan neogloboquadrinids dan G. trilobus

tampaknya menunjuk meningkat kontras musiman produktivitas air permukaan.

Selain itu, Hallock (1987) menunjukkan bahwa zona fotik lebih di perairan

oligotrophic akan menimbulkan fauna planktonik diversifikasi karena peningkatan

produktivitas primer di kedalaman. Jika ini benar maka Assemblage A tidak fungsi

dari laut suhu permukaan tapi lebih baik terkait dengan perubahan termoklin dan

air selanjutnya kation stratifi dan peningkatan suplai makanan.

Kumpulan B ditandai dengan kehadiran spesies G. obliquus- kelompok G.

apertura dan G. trilobus yang berkembang biak di nutrientpoor hangat perairan.


Akhirnya, Assemblage C ditandai oleh berlimpahnya Globigerigerinoides

trilobus. kumpulan ini hampir monospecific berlimpah di mana air permukaan tetap

relatif hangat dan kandungan nutrisi rendah menang karena keberadaan dari

pycnocline relatif stabil pada kedalaman (Cifelli 1974; Thunell 1978; Hemleben et

al. 1989; Pujol & Vergnaud-Grazzini 1989). Menurut Bé (1977), G. trilobus adalah

toleran salinitas tinggi, spesies permukaan air hangat, namun tidak begitu sensitif

sebagai G. obliquus-Kelompok G. apertura dalam merefleksikan kondisi nutrisi

permukaan laut. Oleh karena itu, dominasi tinggi G. trilobus di kumpulan ini

menunjukkan bahwa faktor utama paleoenvironmental adalah mengendalikan pola

fauna dari suhu produktifitas. Menurut distribusi stratigrafi dari tiga kumpulan,

bagian ini ditandai dengan subinterval bolak singkat kumpulan A dan B, sementara

Assemblage C mencirikan rendah dan bagian atas dari bagian.

R-mode analisis faktor menghasilkan solusi dua faktor menyumbang

77,67% dari total varians (Tabel 3; Gambar 8.).

Faktor pertama menyumbang 70,45% dari total varians dan didominasi oleh

G. trilobus (-0,86). Spesies ini dianggap sebagai indikator iklim yang hangat dan

dengan demikian faktor pertama interval menekankan kondisi hangat ditingkatkan

(Boltovskoy & Wright 1976). Akibatnya, faktor pertama dapat dianggap sebagai

indeks suhu permukaan laut variabilitas.

Faktor kedua menyumbang 7,22% dari totalvarians menunjukkan karakter

bipolar: satu tiang didominasi oleh G. obliquus-Kelompok G. apertura (0.62) dan

yang lainnya didominasi oleh N. acostaensis (-0,43) dan G. bulloides (-0.50).


Neogloboquadrina acostaensis dan G. bulloides berkembang di perairan dengan

laut ditingkatkan produktivitas primer sedangkan kelompok G. obliquus-G.

Apertura menunjukkan subtropis hangat dan kondisi oligotrophic. Oleh karena itu,

fluktuasi nilai faktor ini menunjukkan variasi dalam produktivitas.

Yang lainnya didoinasi oleh N. acostaensis (-0,43) dan G. bulloides (-0.50).

Neogloboguadrina Acostaensis dan G. Bulloides berkembang di air dengan air laut

yang produktifitas primer dibandingkan dengan G. obliquus-G. Apertur dari grup

ini menunjukkan kondisi subtropik dan oligothropik. Karena itu, perubahan ini

menunjukkan perbedaan produktifivitas.

Kurva Paleokilmatik

Interpretasi yang benar dari catatan iklim masa lalu berdasarkan fosil

foraminifera dalam hal karakteristik oseanografi membutuhkan pemahaman

ekologi modern, siklus hidup dan pengklasifikasian cangkang. Dalam pengerjaan

ini, kira menggunakan Cita dkk (1977). Thunell (1978), Spezzaferri & Premoli

Silva (19911)., Soezzaferri (1995), Pujol & Vergnaud Grazzini (1995) dan

Spezzaferri dkk (2002).

Spesies yang ditemukan diklasifikasikan sebagai berikut.

- Petunjuk air hangat : Globigerinoides trilobus,Globoturborotalita

nepenthes, Globoturborotalita apertura, Orbulina spp., Globigerinoides

obliquus and Globigerinella siphonifera;


- Petunjuk air dingin : Globigerina bulloidesgroup, Neogloboquadrina

acostaensis, Globigerinita glutinata, Turborotalita quiqueloba,

Globorotalia scitula group, Globrotaloides falconarae.

Setiap bagian pada Kurva SST (Gbr. 9) telah ditentukan sebagai presentasi

aljabar dari indikasi air panas, dianggap nilai postif. Sedangkan negatif adalah

indikator air dingin. Spesies lainnya tidak dimasukkan karena tidak memiliki iklim

yang dsignifikan. Kecenderungan iklim bumi yang diakui pada Ag. Giannis Bagian

yang menentukan dua interval utama. Setiap Interval ditandai dengan fauna tertentu

mencerminkan kondisi iklim yang dominan selama deposisi.

Bagian bawah dari kurva paleoklimatik menujukkan nilai negatif yang

terkait dengan frekuensi tinggi dari kumpulan N. acostaensis. Sebagai fauna air

panas yang dibatasi, kecuali G. trilobus menunjukkan presentasi rendah. Interbal

ini menunjukkan periode temperatur dingin. Gelombang dari G. menardi

meningkatkan kondisi temperatur. Kurva iklim yang tiba-tiba mengalami

penurunan pada 42,7 meter adalah karakteristik dari melimpahnya G.bulloides ,

yang menunjukkan perubahan kondisi deposisi, perubahan tingkat ketersediaan

makan oleh upwelling, kekuatan perubahan musim atau masukan sungai.

Bagian bawah dari kurva paleoklimatik menunjukkan kondisi panas yang

dibuktikan oleh melimpahnya jumlah fauna tropik-subtropik seoerti G. obliquus-G.

apertura, G. nepenthes and G. trilobus. Indikasi perubahan kondisi deposisi, negatif

fluktuasi yang terekam di bagian ini adalah karakter foraminfiera plantonik dingin
yang melimpah untuk kondisi panas yang berubah-ubah yang umum selama

deposisi berlangsung.

Pada bagian Potamos, nilai rendah dari kurva paleoklimatik adalah lebih

disebutkan di tengah-tengah. Kelimpahan dari penunjuk indeks dingin

menunjukkan adanya masa upwelling yang kuat. ( G. bulloides dominan), kondisi

yang lebih dingin dengan periode panas yang singan (G. obliquus, G. apertura, dan

G.trilobus). Intercal rekaman dingin di bagian ini dimulai dari setelah periode panas

yang pendek pada dasar antara lain karakteristik di dekat tidak adanya

Neogloboquadrina dan peningkatan air hangat. Adanya Neogloboquadrina dan

plantonik dinginmenunjukkan mulainya periode dingin dan berakhirnya pada

bagian atas. Bagian atas dari kurva SST jelas menunjukkan kondisi panas oleh

kelimpahan fauna air panas dan terbatasnya spesies air dingin. Kondisi iklim panas

berlaku selama deposisi Bo Section. Kurva SST menunjukkan perbedaan iklim

invasi terhadap suhu tinggi dalam perbedaan dengan bagian rekaman sebelumnya.

Planktonik foraminifera air dingin sudah berpindah dari daerah ini. Air

panas menunjukkan komposisi fauna mendominasi, dengan pengcualian spesies

Neogloboquadrina, yang bertanggung jawab pada osilasi saat ini di kurva SST

positif.

Anda mungkin juga menyukai