Anda di halaman 1dari 51

HUJAN ASAM

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kajian IPA Kimia
Dosen : Dr. Hernani, M.Si.

Oleh Kelompok 2

AMAIRA UTAMI 1707073


HUSNUL CHATIMAH 1706456
ISHMATUL MAULAA 1707078

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2018

0
Pendahuluan
Masalah lingkungan yang kita hadapi dari tahun ke tahun semakin meningkat baik
yang berasal dari pencemaran air maupun pencemaran udara. Hal ini bukan hanya disebabkan
oleh kegiatan industrinya, tetapi juga oleh aktivitas manusia dalam rumah tangga.
Banyak orang kurang menyadari akan telah terjadinya pencemaran udara, padahal
sekitar 15% kematian disebabkan pencemaran udara. Pencemaran udara di kota-kota besar
seperti Jakarta telah cukup memprihatinkan. Jakarta sebagai kota metropolitan dibebani oleh
kegiatan transportasi yang cukup padat yang memberi sumbangan bahan pencemar udara
yang cukup signifikan, demikian halnya untuk kota-kota besar lainnya.
Akhir-akhir ini permasalahan pada sumberdaya air mulai banyak bermunculan
sebagai akibat dari pencemaran lingkungan yang telah berlangsung bertahun-tahun
sebelumnya. Permasalahan paling sering muncul biasanya dari segi kuantitas, tetapi kualitas
pun akhir-akhir ini semakin banyak permasalahannya. Menurunnya kualitas air bisa
dikarenakan adanya perkembangan di daerah tersebut seperti industri, transportasi dan
lainnya terutama di daerah perkotaan.
Setiap daerah pasti mengalami perkembangan. Perkembangan bisa ditandai dengan
adanya pertambahan jumlah penduduk, permukiman baru, meningkatnya kendaraan.
Pertambahan jumlah penduduk pasti memiliki dampak seperti semakin banyaknya
sumberdaya yang dibutuhkan. Pengelolaan sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan manusia
akan pangan, papan dan sandang, serta kebutuhan lainnya pasti akan menggunakan berbagai
teknologi. Teknologi di samping membawa kemakmuran dapat pula membawa pengaruh
sampingan berupa limbah buangan atau bahan sisa tidak terpakai. Limbah yang dibuang ke
alam bisa menyebabkan kerusakan alam baik air, tanah maupun udara.
Sumber polutan seperti gas SO2 dan NO2 banyak dihasilkan dari pembakaran bahan
bakar minyak (BBM). Penggunaan BBM tersebut banyak dikonsumsi untuk transportasi dan
industri di kota-kota besar. Untuk rumah tangga penggunaan BBM tersebut dirasakan
menurun sejak berlakunya penggunaan gas pengganti minyak terutama di kota-kota besar.
Polutan seperti oksida sulfur (SO2) dan oksida nitrogen (NO2) melalui reaksi oksidasi akan
berubah menjadi SO3 dan NO3, selanjutnya berubah menjadi senyawa sulfat dan senyawa
nitrat. Senyawa-senyawa tersebut akan berpindah dari atmosfer ke permukaan bumi melalui
presipitasi dan deposisi langsung, sehingga dikenal deposisi basah dan deposisi kering.
Deposisi basah terjadi dengan pembentukan awan dan akhirnya turun sebagai hujan, salju
atau kabut yang mengandung asam. Air hujan yang membawa asam melalui proses deposisi
basah bila pHnya dibawah 5,6 maka dapat dikatakan telah terjadi hujan asam. Nilai pH 5,6
1
adalah batas normal dari keasaman air hujan, dimana air murni berada dalam kesetimbangan
dengan konsentrasi CO2 global (330 ppm) di atmosfer, dan pH 5,6 digunakan sebagai garis
batas untuk keasaman air hujan.
Secara prinsip keasaman air hujan sangat dipengaruhi oleh senyawa-senyawa sulfat
(H2SO4), nitrat (HNO3) dan asam chlorida (HCl), karena itu kenaikan atau penurunan
senyawa tersebut dapat menyebabkan angka pH turun atau naik. Sedangkan emisi alkali
(partikel debu dan gas NH3) akan mempengaruhi keasaman air hujan secara signifikan,
dengan menetralkan beberapa faktor asam (Mouli et al., 2005). Adanya ozon di atmosfer
berperanan pula sebagai oksidator SO2 dan NO2 untuk membentuk asam sulfat dan nitrat
yang berdampak terjadinya hujan asam.

A. Hujan Asam
Hujan asam terjadi akibat pertemuan antara polutan SO2, SO3, NO2 dan HNO3 dengan
butir air yang bereaksi dan membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang membuat pH air
kurang dari 5.6. Semua unsur polutan tersebut merupakan hasil sampingan dari proses
pembakaran bensin dan solar baik dari kendaraan maupun asap pabrik (Cahyono, 2010).
Hujan asam telah menimbulkan masalah besardi daratan Eropa, Amerika serta di Asia
termasukIndonesia. Dampak negatif dari hujan asam selainrusaknya bangunan dan
berkaratnya benda-bendayang terbuat dari logam, juga terjadinya kerusakanlingkungan
terutama pengasaman (acidification)danau dan sungai yang menyebabkan terganggunya
keseimbangan ekosistem baik biotik maupun abiotk. Hujan asam memiliki pH air yang lebih
rendah dibanding hujan normal (Sarina dkk, 2015). Gambar berikut menunjukan proses
terjadinya hujan asam.

2
Gambar 1. proses hujan asam

Hujan asam merupakan istilah umum untukmenggambarkan turunnya asam dari


atmosfir ke bumi. Sebenarnya turunnya asam dariatmosfir ke bumi bukan hanya dalam
kondisi “basah” Tetapi juga “kering”. Sehinggadikenal pula dengan istilah deposisi
(penurunan / pengendapan) basah dan deposisikering.
Deposisi basah mengacu pada hujan asam , kabut dan salju. Ketika hujan asam
inimengenai tanah, ia dapat berdampak buruk bagi tumbuhan dan hewan , tergantung
darikonsentrasi asamnya, kandungan kimia tanah, buffering capacity (kemampuan air
atautanah untuk menahan perubahan pH ), dan jenis tumbuhan/hewan yang terkena.
Deposisi kering mengacu pada gas dan partikel yang mengandung asam. Sekitar
50%keasaman di atmosfir jatuh kembali ke bumi melalui deposisi kering.Kemudian angina
membawa gas dan partikel asam tersebut mengenai bangunan, mobil, rumah dan
pohon.Ketika hujan turun ,partikel asam yang menempel di bangunan atau pohon tersebut
akanterbilas, menghasilkan air permukaan yang asam.
Angin dapat membawa material asam pada deposisi kering dan basah melintasi
bataskota dan Negara sampai ratusan kilometer. Untuk mengukur keasaman hujan
asamdigunakan pH meter. Hujan dikatakan hujan asam jika telah memiliki pH dibawah 5,0
(Air murni mempunyai pH 7). Semakin rendah pH air hujan tersebut, maka semakin
beratdampaknya bagi mahluk hidup.

3
B. Asam
Hujan asam sangat berkaitan dengan polusi atmosfer dan kimia air yang sebelumnya
telah dibahas di bab sebelumnya. Secara historis, ahli kimi mengidentifikasi asam
berdasarkan propertinya, rasanya yang asam, perubahan warna menurut indicator, dan reaksi
terhadap mineral tertentu. Meskipun mencicipi bukanlah langkah cerdas untuk
mengidentifikasi bahan kimia, tetapi rasa asam cuka dan buah lemon sudah tentu asam.
Asam juga menunjukan sifat kimiawi yang umum. Sebagai contohnya, litmus,
pewarna tanaman, berubah dari biru menjadi pink dengan adanya asam. Sifat asam lainnya
yang umum adalah dalam kondiisi tertentu, asam dapat melarutkan material seperti marmer
atau cangkang telur. Keduanya mengandung ion karbonat baik sebagai kalsium atau
magnesium karbonat. Keberadaan asam dalam karbonat melepaskan karbon dioksida.
Sepertihalnya yang terjadi dalam perut manusia ketika sendawa.
Dalam level molekular, asam adalah senyawa yang melepaskan ion hydrogen, H+
dalam bentuk aqueous. Ingat bahwa atom hydrogen secara elektrikal adalah netral yang
terdiri atas satu electron dan satu proton. Jika electron hilang, maka akan bermuatan positif
H+ karena hanya proton yang tertinggal. Terkadang, H+ biasanya disebut juga proton.
Perhatikan gas hydrogen klorida, pada suhu ruangan terdiri atas molekul HCl. Gas
tersebut dapat dengan mudah larut dalam air untuk melepaskan dua ion yang disebut dengan
ion H+ (aq) dan Cl- (aq).

Dapat dikatakan juga bahwa HCl terdisosiasi menjadi H+ (aq) dan Cl- (aq), atau HCl
terionisasi untuk membentuk H+ (aq) dan Cl- (aq). Pada dasarnya, tidak ada molekul HCl
yang tidak terionisasi atau berada tetap pada larutan. Maka, HCl adalah asam yang terionisasi
(terdisosiasi) secara sempurna.
Terdapat kerumitan dalam pengertian asam sebagai zat yang melepas ion H+ (proton)
dalam larutan. Dengan sendirinya, ion H+ sangat reaktif dan mereka akan menempel pada
molekul lainnya, seperti molekul air. Ketika larut dalam air, masing-masing HCl akan
melepaskan proton H+ kepada molekul H2O, membentuk H3O+ yaitu ion hydronium. Berikut
adalah reaksi yang terjadi:

4
Larutan yang terbentuk dari kedua hasil reaksi di atas disebut asam hidroklorik yang
memiliki karakteristik dan property asam karena keberadaan ion H3O+ (ion hydronium)
dalam bentuk larutan (aqueous).
Pertanyaan:
Berdasarkan reaksi asam berikut, tuliskan persamaan kimia yang menunjukan pelepasan ion
hydrogen.
a. HI(aq), hydroiodic acid
b. HNO3 (aq), nitric acid
c. H2SO4 (aq), sulphuric acid

C. Basa
Tidak ada pembahasan mengenai asam yang sempurna tanpa menyebutkan rekan
kimia mereka, yaitu basa. Basaadalah senyawa yang menghasilkan ion hidroksida, OH-
dalam bentuk larutan (aqueous). Sebagai contoh, sodium hidroksida (NaOH), senyawa ionic
yang larut dalam air untuk memproduksi ion sodium dan ion hidroksida.

Basa memiliki karakteristik dan properti tertentu yang disebabkan oleh keberadaan
OH- (aq). Tidak seperti asam, basa biasanya berasa pahit dan tidak memberikan rasa enak
pada makanan. Ketika larut dalam air, basa akan licin, seperti sabun. Contoh umum dari basa
termasuk peralatan rumah tangga yaitu ammonia (larutan NH3) dan NaOH, terkadang disebut
larutan alkali. Peringatan pada pembersih oven mengingatkan bahwa larutan alkali dapat
mengakibatkan iritasi mata, kulit dan pakaian.

Gambar 2. Oven cleaner dapat mengandung NaOH yang disebut lye

Ammonia, nitrogen yang mengandung basa, adalah gas yang memiliki bau yang
tajam. Larutan ammonia (NH3) dibuat dengan melarutkan gas tersebut di air.

5
Larutan tersebut disebut “ammonia rumah tangga” yang mengandung 5% massa NH3.
Disebutkan mengenai basa yang melepaskan ion hidroksida pada larutan, tidak dapat
menjelaskan secara jelas mengapa larutan ammonia adalah senyawa basa. Secara jelas,
molekul air dapat mentransfer ion hydrogen ke NH3 (aq) untuk membentuk ion ammonium,
NH4 (aq).

Asumsikan bahwa H+ dalam persamaan tersebut dating dari molekul air, reaksi
larutan ammonia dengan air dapat menunjukan pembentukan ammonium hidroksida,
NH4OH.

Sumber dari ion hidroksida dalam ammonia rumah tangga sekarang harus tampak.
Ammonium hidroksida terdisosiasi untuk membentuk ion hidroksida dan ammonium. Reaksi
ini terjadi hanya pada kondisi tertentu, yaitu hanya pada jumlah yang sedikit dari dua ion
yang terbentuk dalam larutan ammonia. Hal tersebut sudah cukup untuk memproduksi larutan
basa.

D. Netralisasi: Basa adalah Antasida


Asam dan basa saling bereaksi. Hal ini tidak hanya akan terjadi pada tabung reaksi di
laboratorium,tapi juga di rumah dan hamper di semua lingkungan ekologi di bumi. Sebagai
contohnya, jika menyimpan jus lemon pada ikan, makaakan terjadi reaksi asam-basa. Asam
dalam lemon menetralisir senyawa seperti ammonia yang diproduksi oleh “bau ikan”. Hal ini
terjadi juga jika pupuk ammonia di lahan bereaksi dengan emisi asam dari pembangkit listrik,
netralisasipun terjadi. Kebanyakan reaksi asam-basa terjadi cepat dan hampir seketika.
Reaksi berikut membahas mengenai reaksi asam-basa pada larutan asam hidroklorik
dan sodium hidroksida. Jika volume dan konsentrasi sama dicampur, produksi yang akan
dihasilkan adalah sodium klorida serta air.

Ini adalah contoh dari netralisasi, reaksi kimia dimana ion hydrogen membentuk
asam yang dikombinasikan dengan ion hidroksida yang membentuk basa dan molekul air.
Pembentukan air dapat direpresentasikan sebagai berikut:

6
Bagaimana mengenai ion sodium dan klorida? Berdasarkan reaksi kimia sebelumnya,
HCl dan NaOH dapat secara sempurna terdisosiasi menjadi ion ketika terlarut dalam air.
Maka reaksi yang akan terjadi adalah sebagai berikut:

Larutan netral baik asam maupun basa, memiliki konsentrasi ion H+ dan OH- yang
setara. Air murni adalah larutan yang netral. Beberapa larutan garam juga netral seperti yang
terbentuk dari melarutkan NaCl di air murni. Sebaliknya, larutan asam mengandung
konsentrasi ion H+ lebih tinggi daripada OH-, dan larutan basa memiliki konsentrasi ion OH-
lebih tinggi daripada ion H+.
Ini dapat terlihat aneh bahwa larutan asam mengandung ion OH- juga larutan basa
yang mengandung H+. akan tetapi ketika air terlibat, bukan tidak mungkin untuk membentuk
H+ tanpa OH- ataupun sebaliknya. Simple, berguna dan hubungan yang sangat penting
muncul diantara konsentrasi ion hydrogen dan ion hidroksida dalam larutan (aqueous).

Kurung persegi mengindikasi bahwa konsentrasi ion terutarakan dalam molaritas dan
[H+] yang dibaca sebagai “konsentrasi ion hydrogen”. Ketika [H+] dan [OH-] dikalikan
bersama, produk yang dihasilkan adalah sebuah konstanta sebesar 1x10-14 seperti yang
terlihat dalam ekspresi matematis diatas. Ekspresi matematis ini juga menunjukan bahwa
konsentrasi H+ dan OH- saling terikat ketika [H+] naik, [OH-] menurun. Dan ketika [H+]
menurun, [OH-] meningkat. Kedua ion tersebut terdapat dalam larutan aqueous.
Diketahui konsentrasi H+ dalam reaksi sebelumnya dikalkulisikan dengan konsentrasi
OH- (ataupun sebaliknya). Sebagai contohnya, jika sampel hujan memiliki konsentrasi H+
sebanyak 1x10-5 M, kita dapat menghitung konsentrasi OH- dengan mensibstusikan 1x10-5 M
untuk [H+].

7
Konsentrasi ion hidroksida (1x10-9 M) lebih kecil dari konsentrasi ion hydrogen
(1x10-5 M), larutan asam. Dalam air murni atau dalam larutan netral, molaritas dari ion
hydrogen dan ion hidroksida setara yaitu 1x10-7 M. dengan menggunakan ekspresi matematis
dapat terlihat bahwa:
[H+][OH-] = (1x10-7)(1x10-7) = 1x10-14

E. Pendahuluan Mengenai pH
Kata “pH” mungkin terdengar familiar. Peralatan tes tanah dan air dalam aquarium
dan kolam renang melaporkan tingkat keasaman dalam pH. Penulisan pH selalu ditulis
dengan kata p kecil dan H besar yang berarti “power of Hidrogen yaitu, kekuatan hydrogen”.
Dalam kata yang sangat simple, data disingkat pH yaitu number yang biasanya berkisar
antara 0 dan 14, yang mengindikasikan keasaman larutan.
Dalam skala nilai tengah, pH 7 membedakan larutan asam dan basa. Larutan dengan
pH kurang dari 7 adalah larutan asam, dan larutan dengan pH lebih dari 7 adalah alkaline atau
basa. Gambar di bawah menunjukan hujan “normal” biasanya agak asam dengan pH berkisar
antara 5-6. Sedangkan air murni mempunyai pH 7, yang harus diketahui adalah bahwa air
hujan bukanlah H2O murni. Hujan asam lebih asam daripada hujan “normal” dan
emmpunyai pH lebih rendah. Dalam pembahasan selanjutnya, akan membahas senyawa
tambahan lain yang membuat air hujan menjadi asam dan bahkan lebih asam dari yang
lainnya.

Seperti yang telah dikira, nilai pH berkaitan dengan konsentrasi ion hydrogen, dimana
hal ini dihubungkan dengan konsentrasi ion hidroksida. Untuk larutan dimana nilai [H+]
adalah pangkat 10, nilai pH adalah pangkat nilai tersebut (eksponen) dengan tanda yang
diganti. Sebagai contoh, jika [H+] = 1x10-3 M, makabilai pH adalah 3. Sama halnya untuk
[H+] = 1x10-9 M, nilai pH adalah 9.
Satu aspek skala pH mungkin akan terlihat sedikit membingungkan. Seiring dengan
nilai pH yang menurun, keasaman akan meningkat. Sebagai contohnya, air dengan pH 5
sedikit lebih asam dengan pH 4. Hal ini karena, pH 4 berarti bahwa nilai [H+] adalah 0.0001
M. sedangkan, larutan dengan pH 5 lebih cair dengan nilai [H+] = 0.00001 M. Larutan kedua

8
ini kurang asam dengan hanya 1/10 konsentrasi ion hydrogen sebagai larutan pH 4. Berikut
hubungan antara pH dan konsentrasi ion hydrogen.

Gambar 3. Hubungan pH dan konsentrasi ion hydrogen

F. Tantangan Pengukuran pH Air


Hujan hanyalah salah satu cara asam bisa turun ke permukaan bumi dan air. Salju dan
embun adalah hal yang berbeda. Kata deposisi asam termasuk bentuk yang basah seperti
hujan, salju, embun dan suspense mikroskopik dari tetes air yang menyerupai awan
biasanya lebih asam dan lebih berbahaya dari hujan asam. Termasuk juga bentuk
“kering” dari asam. Sebagai contohnya, selama musim panas, partikel asam yang kecil
(aerosol) yaitu senyawa ammonium nitrat (NH4NO3) dan ammonium sulfat ((NH4)2SO4)
dapat menempel pada permukaan. Endapan yang kering dapat sesignifikan seperti endapan
basah dari hujan, salju dan kabut. Aerosol tersebut, berkontribusi terhadap partikel udara
seperti pada gambar berikut:

Gambar 4. Peta pembagian daerah yang terkena hujan asam

9
Bagaimana level keasaman dari daratan United States, Alaska, Hawaii dan Puerto Rico?
Untuk menjawab pertanyaan ini, kami memerlukan alat analitikal yaitu, pH meter. Banyak
tipe pH meter yang tersedia, tergantung kondisi mana alat tersebut akan digunakan and
seberapa besar kamu akan membayar. pH meter yang paling memungkinkan untuk digunakan
memiliki tutup probe yang special dengan membrane yang sensitive terhadap H+. Ketika
probe tersebut dicelupkan dalam sampel, ion H+akan membentuk tegangan listrik sepanjang
membran. Meteran yang mengukur tegangan listrik, mengubahnya ke pH dan
mengidentifikasi bilai pH pada layar digital seperti gambar berikut:

Gambar 5. Alat untuk pengukuran pH

Alat tersebut bisa langsung digunakan untuk mengukur pH dari sampel air hujan,
walaupun melalui prosedur tertentu, seperti mengkalibrasi elektroda yang penting untuk
mendapatkan hasil yang akurat. Tantangan yang lebih adalah untuk mengumpulkan sampel
air hujan tanpa mengkontaminasinya. Seperti contoh, wadah yang digunakan harus sangat
bersih dan bebas dari keringat dari tangan atau mineral dari air yang digunakan untuk
mencuci. Ketika wadah ditempatkan, wadah tersebut harus cukup tinggi untuk menjaga dari
kontaminasi percikan air dari tanah ataupun objek sekitar. Terkadang, kontaminasi masih
tetap terjadi dari serbuk tanaman, insect, burung, daun, debu dan bahkan abu dari api.
Salah satu cara untuk meminimalisir kontaminasi yaitu dengan menyusun kumpulan
air hujan dalam wadah dengan tutup dan sensor kelembaban yang membuka tutup tersebut
ketika hujan turun. Hal ini digunakan untuk mengumpulkan sampel oleh hamper 250 tempat
National Athmospheric Depositin Program/National Trends Network (NADP/NTN). Gambar
berikut menunjukan sampel yang digunakan oleh stasiun monitoring NADP/NTN yang telah
digunakan lebih dari 25 tahun. Satu wadah untuk elemen kering (terbuka ketika tidak hujan)

10
dan yang lainnya tertutup. Sensor tersebut membuka wadah tersebut (dan menutup yang
lainnya) ketika hujan turun.

Gambar 6. sampel yang digunakan oleh stasiun monitoring NADP/NTN

Menentukan dimana tepat untuk menyimpan beberapa alat tersebut juga sebuah
tantangan. Karena kendala anggaran, alat tersebut tidak bisa disimpan dimana saja yang
dikehendak. Para peneliti dapat memikirkan keuntungan yang akan didapat dengan
menyimpan alat tersebut deket ekosistem tertentu seperti di taman nasional. Sekarang ini,
terdapat banyak koleksi yang disimpan di United Sited yang secara historical merupakan
daerah dengan keasaman lebih tinggi.
Sampel air hujan telah dikumpulkan secara rutin di United States dan Kanada sejak
1970. Sejak 1978, NADP/NTN telah mengumpulkan lebih dari 250.000 sampel, menganalisis
pH dan ion-ion seperti SO42-, NO3-, Cl-, NH4+, Ca2+, Mg2+, K+ dan Na+. gambar berikut
menunjukan lima site aktif dari NADP/NTN di Illinois.

Gambar 7. Lima site aktif

11
Setiap minggu, para peneliti dari Central Analytical Laboratory di Champaign,
Illinois, menerima ratusan sampel air hujan. Gambar-gambar berikut mengindikasi magnitude
keadaan. Gambar di kiri atas menunjukan koleksi wadah sampel yang akandibersihkan
sebelum digunakan kembali. Gambar di kanan atas menunjukan sampel air hujan yang
hendak dianalisis, masing-masing ditandai dengan label alphanumeric. Sedikit sampel
disisihkan setelah analisis dan disimpan dalam suhu udingin. Gambar kiri atas menunjukan
Karen Harlin, direktur laboratoriun sedang berdiri dekat pintu dari ruangan dingin dimana
sampel tersebut disimpan. Gambar kanan bawah menunjukan sampel dalam ruangan dingin.
Sampel tersebut memungkinkan untuk digunakan oleh peneliti maupun siswa.

Gambar 8. Beberapa sampel air hujan

Sampel air hujan yang digunakan dan dianalisis berasal dari ladang. Duplikasi sampel
ini digunakan sebagai check pint dalam data dan mengidentifikasi level deterirasi dari sampel
selama perjalanan. Tulisan berikut menunjukan perubahan kecil yang dapat berubah seiring
waktu. Sebagai contoh, bakteri dapat mengkonsumsi natural asam yang terdapat dalam air
hujan dalam jumlah yang sedikit (sebagai contoh, asam formic dan asam asetat) yang
menyebabkan penurunan level keasaman. Perubahan suhu juga dapat menyebabkan
hilangnya gas terlarut dalam sampel. Efek dari kedua hal ini kecil, dank arena pengukuran
dilakukan di central laboratorium makan hal ini lebih mudah di standardisasi. Pengukuran di
ladang tidak berlanjut pada tahun 2005.
Setiap tahun, para peneliti di Central Analytical Laboratory menggunakan data
analitikan untuk membuat peta seperti gambar di bawah ini. Dari peta berikut, dapat
diketahui bahwa air hujan bersifat sedikit asam. Seperti disebutkan sebelumnya, “air hujan
murni” selalu mengandung karbon dioksida dalam jumlah kecil. CO2 adalah komponen alami

12
dari atmosfer bumi dalam konsentrasi yang rendah- sekitar 385 pppm atau 0.0385%. jumlah
karbon dioksida yang sedikit larut dalam air dan menghasilkan larutan asam lemah.

CO2 (g) + H2O(l) H+ (aq) + HCO3- (aq)

Reaksi tersebut terjadi hanya dalam waktu tertentu, yaitu jumlah H+ yang kecil dan
HCO3- (ion hydrogen karbonat) dibentuk. Jumlah yang sedikit ini cukup. Pada 25°C, sampel
air bereaksi dengan karbon dioksida yang terdapat di atmosfer.
Jika peta sebelumnya, dalam beberapa decade kamu akan menemukan beberapa pola.
Keasaman telah lebih menurun; di beberapa Negara, nilai pH tidak cukup rendah dibanding
sebelumnya. Tapi, seiring penurunan tersebut, pH bukanlah suatu hal yang penting karena pH
air hujan yang normal adalah 5.3. CO2 tidak bisa menjadi satu-satunya sumber H+ di air
hujan. Jumlah yang sangat sedikit dari asam alami juga berkontribusi kepada level keasaman.
Bagaimanapun, tambahan asam tersebut tidak akan terhitung terhadap pH yang kurang dari 5.

G. Keasaman Ekstra
Analisis kimia dari hujan menegaskan bahwa penyebab utama adalah sulfur dioksida
(SO2), sulfur trioksida (SO3), nitrogen monoksida (NO), dan nitrogen dioksida (NO2).
Senyawa ini secara kolektif ditunjuk SOx dan NOx, lebih dikenal sebagai “SOx dan NOx.”
Berdasarkan definisi asam sebagai zat yang mengandung dan melepaskan ion H+
dalam air, SO2, SO3, NO, dan NO2 dapat memenuhi syarat. Karena senyawa ini tidak
mengandung hydrogen. SOx dan NOx larut dalam air untuk membentuk asam yang
melepaskan ion H+. Meskipun tidak ASAM sendiri, oksida sulfur dan nitrogen yang
anhidrida asam, secara harfiah “asam tanpa air.” Ketika anhidrida asam ditambahkan ke
dalam air, asam yang dihasilkan. Misalnya, sulfur dioksida larut dalam air untuk membentuk
asam sulfit.

SO2 (g) + H2O(L) H2SO3 (6. 10)


asam sulfit

Demikian pula, sulfur trioksida larut dalam air untuk membentuk asam sulfat.

SO3 (g) + H2O(L) H2SO4 (aq) (6. 11)


asam sulfat

13
Dalam air, asam sulfat merupakan sumber ion H +

H2SO4 (aq) H+(aq) + HSO4- (aq) (6. 12a)

Ion hidrogen sulfat juga dapat memisahkan untuk menghasilkan ion H + lain.

H2SO2- (aq) H+(aq) + SO2- (aq) (6. 12b)

Tambahkan persamaan 6.12a dan 6.12b menunjukkan bahwa asam sulfat


memisahkan untuk menghasilkan dua ion hidgrogen dan ion sulfat (SO 2-).

H2SO4 (Aq) 2H+ + SO2- (aq) (6. 12c)

Dalam cara yang sama tapi lebih rumit, NO2 bereaksi pada udara yang lembab
untuk membentuk asam nitrat. Reaksi ini merupakan penyederhanaan dari kimia atmosfer
yang terjadi.

4NO2 (g) + 2H2O (l) + O2 (g) 4 HNO3 (6. 13)


asam nitrit

Seperti asam sulfat, asam nitrat juga memisahkan untuk melepaskan ion H +.

HNO3(aq) H + (aq) + NO- (aq) (6. 14)


ion nitrat

Daerah dengan hujan asam harus menunjukkan peningkatan kadar ion sulfat dan ion
nitrat, dari SOx dan NOx masing-masing. deposisi asam ini dapat berupa basah atau kering.
Pembakaran emisi batubara dan SO2 membuat emisi sulfur dioksida yang tertinggi di
negara-negara dengan banyak tanaman batubara tenaga listrik, pabrik baja, dan industri
berat lainnya yang mengandalkan batubara. Ohio merupakan salah satu negara tersebut.
Pada tahun 2004 (dan juga di tahun terakhir), Ohio, diikuti oleh Penn- sylvania dan Indiana,
memimpin emisi SO2. tiga negara yang sama menyebabkan emisi NOx juga. Tapi emisi
NOx yang tinggi juga ditemukan di daerah perkotaan besar dengan kepadatan penduduk
yang tinggi dan lalu lintas mobil berat. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa pada
tahun 1990 (dan masih hari ini) tingkat tertinggi NO2 atmosfer diukur atas Los Angeles

14
Gambar 9 tidak menunjukkan ini tingkat tinggi karena pengendapan di barat yang gersang
sering kering. Meskipun demikian, emisi yang signifikan. Misalnya, vegetasi di Joshua
Tree National Park, sebelah timur dari Los Angeles County, telah rusak oleh deposisi
kering.

Gambar 9. Peta Los Angeles

H. Sulfur Dioksida Dan Pembakaran Batubara


Batubara mungkin tidak muncul jauh berbeda dari arang atau jelaga hitam, yang
keduanya pada dasarnya karbon murni. Ketika karbon dibakar dengan banyak oksigen,
membentuk karbon dioksida dan membebaskan sejumlah besar panas (yang tentu saja
merupakan alasan untuk membakarnya).

C (dalam batubara) + O2 (g) CO2 (g) (6. 15)

Batubara merupakan zat kompleks. Kita bisa mendekati komposisi dengan


C135H96O9NS rumus kimia. Batubara juga mengandung sejumlah kecil dari unsur-unsur
seperti silikon, natrium, kalsium, aluminium, nikel, tembaga, seng, arsenik, timbal, dan
merkuri. Batubara membakar untuk melepaskan unsur-unsur yang dikandungnya, terutama
dalam bentuk oksida. Karena karbon dan hidrogen yang hadir dalam jumlah terbesar,
jumlah besar CO2 dan H2O yang dihasilkan. Tapi pembakaran batubara juga melepaskan
merkuri, arsenik, dan memimpin ke dalam lingkungan-jelas menjadi perhatian, tetapi tidak
satu yang kita akan mengejar di sini. Pada saat ini, sulfur adalah unsur utama kami yang
menarik.
Beberapa ratus juta tahun yang lalu, batubara terbentuk dari pembusukan vegetasi
seperti yang ditemukan di rawa-rawa atau rawa gambut. Karena sulfur hadir di semua

15
makhluk hidup, sebagian belerang berasal dari vegetasi kuno. Bagaimana- pernah, sebagian
besar sulfur dalam batubara berasal dari ion sulfat (SO42-) secara alami terdapat dalam air
laut. Jutaan tahun yang lalu, bakteri di lantai laut dimanfaatkan sulfat sebagai sumber
oksigen, menghilangkan oksigen dan melepaskan ion sulfida (S2-). Pada gilirannya, ion
sulfida menjadi dimasukkan ke dalam batuan kuno (termasuk batubara) yang berada dalam
kontak dengan air laut. Sebaliknya, batubara terbentuk dalam gambut air tawar memiliki
kandungan sulfur rendah. Dengan demikian, persen sulfur dalam batubara dapat bervariasi
dari kurang dari 1% menjadi sebanyak 6%.

S (s) + O2 (g) SO2 (g) (6. 16)

Karena kandungan sulfur batubara bervariasi, pembakaran batu bara menghasilkan


sulfur dioksida dalam jumlah banyak. Fakta ini merupakan inti dari hujan asam. Ketika
batu bara dibakar, sulfur dioksida yang dihasilkan berjalan benar di atas cerobong asap
bersama dengan karbon dioksida, uap air, dan sejumlah kecil abu logam oksida. langkah-
langkah pengendalian emisi dapat dilakuan, tentu saja, untuk mengurangi jumlah SO2.
Setelah di atmosfer, SO2 dapat bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur trioksida,
SO3.Sulfur trioksida berperan dalam pembentukan aerosol,

2SO2 (g) + O2 (g) 2SO3 (g) (6. 17)

Reaksi ini cukup lambat, tetapi dipercepat oleh kehadiran partikel padat halus dibagi,
seperti tumpukan abu yang naik bersama dengan SO2 tersebut. Setelah SO3 terbentuk,
bereaksi cepat dengan uap air di atmosfer untuk membentuk asam sulfat. jalur lain juga
tersedia untuk konversi belerang dioksida menjadi asam sulfat. Salah satu sangat penting
melibatkan radikal hidroksil (OH) yang terbentuk dari ozon dan air di hadapan cahaya
matahari. Reaksi OH dengan SO2 menyumbang 20-25% asam sulfat pada atmosfer. Reaksi
ini sangat cepat didalam intensitas cahaya matahari dan sangat penting ketika musim panas
pada siang hari.
Perhitungan kimia dapat membantu menghitung besar SO2 yang dihasilkan oleh
pembangkit listrik tenaga batu bara. Pembangkit membakar 1 juta metrik ton batubara
tahun, di mana metrik ton setara dengan 1000 kg, atau 1 × 103 g.
1 × 106 metrik ton batu bara / tahun = 1 × 109 kg batu bara / tahun = 1 × 1012 g batu
bara / tahun. Anggaplah batu bara rendah sulfur yang mengandung 2,0% sulfur; yaitu, 2,0 g
16
sulfur per 100 g batubara. Pertama kita dapat menghitung gram belerang yang dilepaskan
setiap tahun dari 1 juta metrik ton (1 × 1012 g) batubara.

Berikutnya, 1 mol belerang bereaksi dengan oksigen membentuk 1 mol SO2 (lihat
persamaan 6.16). Massa molar sulfur adalah 32,1 g, dan massa molar SO2 adalah 64,1 g,
yaitu, 32,1 g + 2 (16,0 g). Oleh karena itu, 32,1 g belerang terbakar untuk menghasilkan
64,1 g SO2.

Massa SO2 setara dengan 40.000 metrik ton atau 88 juta pounds dari SO2 per tahun.
pembangkit listrik pembakaran batu bara sulfur yang lebih tinggi dapat memancarkan lebih
dari dua kali ini.
Hubungan antara pembakaran emisi batubara dan sulfur dioksida di Amerika
Serikat sangat jelas. Sebagian besar emisi timbul dari pembangkit listrik (“pembakaran
bahan bakar”) di mana batubara atau bahan bakar fosil lainnya dibakar untuk menghasilkan
listrik untuk konsumsi publik atau industri. Transportasi bertanggung jawab hanya untuk
persen kecil dari emisi karena bensin dan solar mengandung sulfur dengan jumlah yang
relatif rendah. Proses industri, seperti memproduksi logam dari bijih logam, bagian untuk
sisa emisi. Sebagai contoh, bijih dari kedua tembaga dan nikel sulfida. Ketika sulfida nikel
dipanaskan sampai suhu tinggi dalam smelter, bijih terurai dan sulfur dioksida dilepaskan.
Demikian pula, peleburan tembaga sulfida melepaskan SO2.

17
Gambar 10. Data emisi sulfur dioksida

I. Nitrogen Oksida dan Acidifikasi Los Angeles


Batubara telah dinyatakan sebagai pelaku utama kerusakan lingkungan karena ketika
dibakar, batu bara menghasilkan sulfur dioksida. Tapi SO2 bukan satu-satunya penyebab
curah hujan asam. Kerusakan lain telah diidentifikasi. misalnya, udara berkabut yang
mungkin menetap ke lembah Los Angeles. Meskipun konsentrasi SO2 relatif rendah, hujan
masih sangat asam. Pada bulan Januari 1982, kabut dekat Bowl Rose di Pasadena
ditemukan memiliki pH 2,5. Bernafas seperti menghirup secangkir cuka yang halus.
Keasaman kabut ini melebihi dari curah hujan normal dengan setidaknya 500 kali. Pada
tahun yang sama ini, kabut di Corona del Mar di pantai selatan dari Los Angeles adalah 10
kali lebih asam daripada dekat Rose Bowl, dinyatakan dengan pH 1,5. Dalam kedua kasus,
sesuatu yang lain dari sulfur dioksida terlibat.
Untuk memecahkan misteri tersebut, kita beralih ke mobil dan truk yang macet di
Los Angeles secara gratis siang dan malam. pertama, mungkin tidak jelas bagaimana ini
ribuan kendaraan berkontribusi curah hujan asam. Bensin terbakar untuk membentuk CO2
dan H2O, bersama-sama dengan sejumlah kecil CO, hidrokarbon tidak terbakar, dan jelaga.
Tapi bensin mengandung sedikit belerang. Akibatnya, kita harus mencari sumber lain
keasaman.
Nitrogen oksida telah diidentifikasi sebagai kontributor hujan asam, tetapi bensin
tidak mengandung nitrogen. Oleh karena itu, logika (dan kimia) menegaskan bahwa nitrogen
oksida tidak dapat dibentuk dari pembakaran bensin. Secara harfiah, ini benar. Ingat,
bagaimanapun, bahwa sekitar 80% dari udara terdiri dari molekul N2. Molekul-molekul ini
sangat stabil dan untuk sebagian besar yang tidak aktif. Namun demikian, jika suhu cukup
tinggi, nitrogen dapat dan tidak bereaksi secara langsung dengan beberapa elemen. Salah
satunya adalah oksigen. Dengan energi yang cukup, nitrogen dan oksigen bergabung untuk
membentuk nitrogen monoksida (nitrat oksida).

Energi yang diperlukan untuk reaksi ini dapat berasal dari petir atau dari “petir” di
dalam mesin pembakaran internal. Di mobil, bensin dan udara ditarik ke dalam silinder dan
dikompresi, membawa molekul N2 dan O2 lebih dekat bersama-sama. Bensin, setelah
dinyalakan, membakar dengan cepat. energi melepaskan kekuatan kendaraan. Tetapi
kebenarannya adalah bahwa energi juga memicu reaksi kimia (6.18)

18
Reaksi N2 dengan O2 untuk membentuk NO tidak terbatas pada mesin mobil. Reaksi
yang sama terjadi ketika udara dipanaskan sampai suhu tinggi dalam tungku dari
pembangkit listrik tenaga batu bara. Oleh karena itu, pembangkit tersebut berkontribusi
dalam jumlah besar baik sulfur oksida dan nitrogen oksida yang mengasamkan curah hujan.
Secara nasional, pembakaran bahan bakar (misalnya, batu bara) di pabrik utilitas listrik dan
industri melepaskan lebih dari sepertiga dari oksida nitrogen. sumber transportasi seperti
kendaraan bermotor, pesawat terbang, dan kereta api mencapai lebih dari setengah. Ketika di
lingkungan perkotaan, sebuah proporsi yang lebih besar dari NO muncul dari kendaraan
bermotor.
Pada awal 1990-an, solusi penghijauan untuk mengurangi emis NO dan penghematan
energi diperkenalkan ke manufaktur kaca As oleh Praxair Inc dari Tarrytown, NY.
Teknologi pemenang penghargaan mereka menggantikan 100% oksigen untuk udara di
tungku besar yang digunakan untuk meleleh dan memanaskan ulang kaca. Beralih dari udara
(78% nitrogen) untuk oksigen murni mengurangi 90% produksi NO dan memangkas
konsumsi energi hingga 50%. Manufaktur kaca menggunakan Praxair teknologi Oxy-Fuel
menyimpan energi yang cukup setiap tahunnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dari
1 juta orang Amerika.
Setelah terbentuk nitrogen monoksida sangat reaktif, melalui serangkaian langkah-
langkah yang bereaksi dengan oksigen, senyawa organik hidroksil (VOC) untuk membentuk
NO2 .

NO2 (g) + OH (g) HNO3 (l) (6.20)

Reaktif menengah spesies A, A', dan A”, hadir dalam jumlah sedikit, sintesis dari
molekul VOC. Produksi hujan asam terhubung ke senyawa jejak yang sama di atmosfer.
Nitrogen dioksida sangat reaktif, beracun, gas merah-coklat dengan bau busuk. Untuk tujuan
reaksi yang paling signifikan dari NO2 adalah salah satu yang mengkonversi ke asam nitrat,
HNO3. Sebelumnya, persamaan 6.13 penyederhanaan konversi ini. Sebenarnya serangkaian
reaksi terjadi dengan adanya sinar matahari. Ini terjadi di udara sekitar Los Angeles,
Phoenix, Dallas, dan wilayah metropolitan cerah lainnya. Kunci utama adalah radikal
hidroksil. Setelah terbentuk di atmosfer, radikal hidroksil dengan cepat dapat bereaksi
dengan nitrogen dioksida untuk menghasilkan asam nitrat.

19
HNO3 memisahkan sepenuhnya dalam air untuk melepaskan H + dan NO -. Hasilnya
adalah nilai pH yang sangat mengkhawatirkan yang kadang kala ditemukan dalam hujan
dan kabut dari Los Angeles.

J. SO2 dan NOx-Bagaimana cara menumpukknya?


Di Amerika Serikat, antropogenik emisi tahunan (manusia) berada di urutan jutaan
sekitar 15 dan 20 juta ton untuk SO2 dan NOx masing-masing. Sebagian besar emisi sulfur
dioksida dapat ditelusuri utiliti pembangkit listrik tenaga batu bara.
Tingkat polutan ini telah berubah secara dramatis dari waktu ke waktu. Sebelum
tahun 1950, jumlah yang relatif kecil NOx terdapat dalam hujan, kabut, dan salju. tingkat
NOx saat ini adalah hasil dari peningkatan tanpa henti emisi. emisi ini, tidak seperti emisi
SO2, telah mendatar dalam beberapa tahun terakhir. Sebaliknya, emisi SO2 telah menurun
secara substansial sejak puncaknya pada tahun 1974 penghargaan untuk banyak hal,
termasuk 1990 Amandemen Clean Air Act.
Secara global, tingkat SO2 dan NOx juga berubah dari waktu ke waktu. Yang
terakhir yang sukar untuk dilacak. Ini berasal dari jutaan sumber kecil, tidak diatur, dan
sumber NOx di seluruh dunia. Sebaliknya, emisi SO2 dapat diperkirakan dengan tingkat
akurasi yang wajar. data nasional pada konsumsi bahan bakar fosil dan pemurnian bijih
logam yang mengandung sulfur membuat ini mungkin. Untuk mendapatkan perkiraan,
peneliti mulai dengan jumlah bahan bakar fosil (bersama-sama dengan kandungan sulfur
mereka) yang diproduksi di suatu negara, kemudian tambah impor bahan bakar fosil, dan
akhirnya kurangi ekspor. Logam penyulingan sedikit lebih sulit untuk diperkirakan, sebagai
jumlah sulfur dirilis tergantung pada teknologi yang digunakan (yang tidak selalu diketahui).
Meskipun demikian, memungkinkan untuk mencapai kesimpulan menggunakan jenis data.

Gambar 11. Emisi Nitrogen Oksida

20
Salah satu perkiraan diterbitkan pada tahun 2004 menunjukkan kabar baik-
penurunan emisi SO2 dunia selama dekade terakhir. Kembali di tahun 1970-an, Eropa Barat
dan Amerika Utara bersama judul penghasil emisi terbesar di dunia. Tingkat emisi AS
kemudian menurun dengan cepat dan orang-orang dari Eropa Barat mengikuti. Eropa Timur
mengambil alih peran utama, mencapai puncaknya pada tahun 1989, dan sekarang juga
tingkat emisi yang ditinggalkan. penurunan ini terjadi untuk alasan yang berbeda: peraturan
lingkungan di Eropa berbeda dengan depresi ekonomi di Eropa Timur.

Tabel 1. Perkiraan Emisi Global


Perkiraan Emisi Global Sulfur Dioksida dan
Nitrogen Oksida

SO2*TIDAK
x

Sumber alami
Oceans ‡ 25
Tanah 5.6
Gunung berapi 10
Petir 5.0
Subtotal 35 10,6
Sumber antropogenik
semua sumber 69
pembakaran bahan bakar fosil 33,0
pembakaran biomassa 7.1
Pesawat terbang 0,7
Subtotal 69 40,8
Total 104 51,4

* Dalam unit 1012 g sulfur / tahun.


†Dalam satuan 1012 g nitrogen / tahun.

Belerang dipancarkan dari lautan dalam bentuk dimetil sulfida daripada SO2. Senyawa ini secara
alami dikonversi menjadi belerang dioksida oleh radikal hidroksil, OH.
Sumber: Perubahan Iklim 2001: Dasar Ilmiah, Kontribusi Kelompok Kerja I Laporan Penilaian Ketiga
dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim, Cambridge University Press, 2001, hal. 315 dan
p. 260. Dicetak ulang dengan izin.

21
Benua Asia memimpin emisi SO2. Pada tahun 1970, Amerika Serikat memancarkan
sekitar 30 juta ton sulfur dioksida dan China sekitar 10 juta ton. Pada tahun 1990, kedua
negara melepaskan sekitar 22 juta ton. Dengan dimulainya tahun 2000, Cina muncul sebagai
pemimpin yang jelas dalam emisi SO2. Namun, dengan penutupan beberapa tambang
batubara tidak efisien yang lebih tua, emisi dari China belum bangkit secepat mereka bisa..
Tabel 1 menyajikan pandangan global tentang SO2 dan NOx, emisi dari kedua
sumber alam dan antropogenik. Jelas, manusia bukan satu-satunya generator sulfur dan
nitrogen oksida. Meskipun demikian, jumlah sulfur ditambahkan ke atmosfer oleh manusia
adalah dua kali lipat dari gunung berapi, lautan, dan sumber-sumber alam lainnya. Jumlah
nitrogen ditambahkan sebagai NOx oleh manusia kira-kira empat kali dari sumber-sumber
alam seperti petir dan bakteri yang ditemukan di tanah. menunjukkan kompleksitas jalur
alami nitrogen dalam biosfer.
Menginterpretasikan data dari Tabel 1. emisi alami secara inheren variabel dan sulit
untuk memperkirakan. Sebagai contoh, penelitian telah menunjukkan bahwa ton NOx
dibentuk oleh petir sangat bervariasi menurut wilayah (cenderung lebih tinggi di dekat
khatulistiwa) dan berdasarkan bulan (lebih tinggi selama bulan Juli di belahan bumi utara,
Januari di Southern). Selain itu, konsentrasi lokal dari NOx tunduk pada arus naik dan
downdrafts badai.
Kadang-kadang, peristiwa geologi utama mengubah pola. Letusan Juni 1991 Gunung
Pinatubo di Filipina. Letusan ini, yang terbesar di abad ini, disuntikkan antara 15 dan 30 juta
ton sulfur dioksida ke stratosfer. Pada ketinggian ini, SO2 bereaksi untuk membentuk tetesan
kecil dan kristal beku asam sulfat. Selama berbulan-bulan, aerosol H2SO4 tetap tergantung di
atmosfer, yang mencerminkan dan menyerap cahaya matahari. Penurunan sementara suhu
global rata-rata diamati pada akhir 1991 yang berlanjut sampai 1992 dikaitkan dengan efek
dari letusan. Ketika efek pendinginan dari Gunung Pinatubo dimasukkanke program
komputer yang digunakan untuk memodelkan perubahan suhu global, prediksi setuju
berbanding lurus dengan hasil pengamatan. Bukti juga menunjukkan bahwa kristal beku
H2SO4 disediakan banyak situs katalitik baru untuk reaksi kimia yang menyebabkan
kerusakan ozon stratosfir.

K. Endapan Asam dan Efeknya terhadap Bahan


hujan, kabut, dan salju di Amerika Serikat lebih asam dibandingkan curah hujan

22
tercemar. Secara regional, keasaman hujan telah meningkat secara signifikan sejak Revolusi
Industri. Dalam kasus terburuk, kabut dan embun dapat memiliki pH 3,0 atau lebih rendah.
Selama tahun 1980 Kongres AS mendanai upaya penelitian nasional yang disebut
Asam Pengendapan Assessment Program Nasional (NAPAP). Lebih dari 2000 ilmuwan
yang terlibat, dengan pengeluaran total $ 500 juta. Proyek ini selesai pada tahun 1990, dan
para ilmuwan yang berpartisipasi menyiapkan laporan 28-volume (NAPAP, Persatuan Sains
dan Teknologi, 1991). Beberapa materi ini diambil dari laporan NAPAP dan dari laporan
dari konferensi pada tahun 2001. Konferensi ini berjudul “Hujan Asam: Apakah Soal?” Dan
disponsori oleh Pusat Informasi Lingkungan. Tujuannya adalah untuk “menempatkan
masalah hujan asam tepat kembali di garis depan dalam agenda publik. Hujan asam tetap
pada agenda public, satu alasannya kerusakan yang terjadi akibat hujan asam sepereti efek
dari hujan asam pada logam, patung-patung, dan bangunan.
Tabel 2. Pengaruh Hujan Asam dan Manfaat Pemulihan
Pengaruh Hujan Asam dan Manfaat Pemulihan
Efek Manfaat Pemulihan
Bahan Kurang kerusakan bangunan, benda-benda
deposisi asam kontribusi untuk korosi dan budaya, dan mobil, sehingga menurunkan
kerusakan bangunan, benda-benda budaya, biaya masa depan mengoreksi dan
dan mobil. Hal ini mengurangi nilai mereka memperbaiki kerusakan tersebut
dan meningkatkan biaya mengoreksi dan
memperbaiki kerusakan.
Kesehatan manusia Lebih sedikit kunjungan ke ruang gawat
Sulfur dioksida dan nitrogen oksida dalam darurat, rawat inap lebih sedikit, dan
peningkatan udara kematian akibat asma kematian lebih sedikit
dan bronkitis dan merusak sistem
kardiovaskular
jarak penglihatan Mengurangi kabut, karena itu kemampuan
Di atmosfer, sulfur dioksida dan nitrogen untuk melihat pemandangan pada jarak yang
oksida membentuk sulfat dan nitrat aerosol lebih besar dan dengan lebih jelas
yang mengganggu visibilitas dan
mempengaruhi kenikmatan taman nasional
dan pemandangan lainnya.

23
Permukaan air tingkat yang lebih rendah keasaman dalam
Permukaan air asam menurunkan bertahan air permukaan dan pemulihan kehidupan
hidup dari kehidupan hewan di danau dan hewan di danau yang rusak lebih parah dan
sungai. Dalam kasus yang lebih parah, sungai.
keasaman menghilangkan beberapa atau
semua jenis ikan dan organisme.
hutan stres pada pohon berkurang, sehingga
deposisi asam kontribusi untuk degradasi mengurangi efek cedera musim dingin,
hutan dengan merusak pertumbuhan pohon investasi serangga, dan kekeringan.
dan meningkatkan kerentanan mereka berkuurang pencucian nutrisi dari tanah,
terhadap cedera musim dingin, infestasi dengan demikian meningkatkan kesehatan
serangga, dan kekeringan. Ini juga hutan secara keseluruhan.
menyebabkan pencucian dan penipisan
nutrisi alami di tanah hutan.
Sumber:Tren Emisi dan Efek di Timur AS, Kantor Akuntan Amerika Serikat General

Dari 100 atau lebih elemen pada tabel periodik, sekitar 80% adalah logam. Logam
biasanya yang mengkilap dan keperakan di Ance tampil lagi; setidaknya, mereka mengkilap
sebelum mereka menjadi ternoda atau berkarat oleh hujan asam. Meskipun hujan asam (pH
3-5) tidak mempengaruhi semua logam, sayangnya besi adalah salah satunya logam yang
dipengaruhi oleh hujan asam.
Besi merupakan bahan utama konstruksi. Jembatan, rel kereta api, dan kendaraan
dari semua jenis bergantung dari besi dan baja. Batang baja digunakan untuk memperkuat
bangunan beton dan jalan raya. Di banyak bagian negara, digunakan sebagai dekorasi pagar
besi dan sisi kedua ornamen dan melindungi kota dan rumah di pedesaan. Permasalahan
besi ialah ketika berkarat, yang ditunjukkan oleh persamaan kimia ini.

4 Fe (s) + 3 O2 (g) 2 Fe2O3 (s) (6.21)

Berkarat merupakan proses yang lambat. Besi menggabungkan oksigen dengan cepat
hanya jika panas atau terbakar, seperti dengan sparkler pada tanggal empat Juli. Tetapi pada
suhu kamar, besi membutuhkan ion hidrogen untuk berkarat. Bahkan air murni (pH = 7)
+
memiliki konsentrasi H cukup lambat memdorong untuk berkarat. Di hadapan asam,

24
proses karat sangat dipercepat. Peran H + jelas dalam persamaan 6.22, langkah pertama dari
proses kedua. Pada langkah ini, logam besi terlarut.

4 Fe (s) + 2O2 (g) + 8 H+(aq) 4 Fe2+ (aq) + 4H2O (l) (6.22)

Pada langkah kedua, cairan Fe2+ lanjut bereaksi dengan oksigen

4 Fe2+ (aq) + O2 (g) + 4H2O(l) 2Fe2O3 (aq) + 8H+ (aq) (6.23)

Padatan Fe2O3 ialah bahan dengan warna coklat kemerahan yang biasa disebut dengan
karat. Karena besi secara inheren tidak stabil saat berada di lingkungan alam, sejumlah uang
yang sangat besar dihabiskan setiap tahun untuk melindungi besi dan baja di jembatan,
mobil, bangunan, dan kapal. Cat adalah cara yang paling umum perlindungan, tetapi bahkan
cat degradasi, terutama ketika terkena hujan asam dan gas. Pelapisan besi dengan lapisan
tipis dari logam kedua seperti kromium (Cr) atau seng (Zn) adalah cara lain untuk
perlindungan. Besi dilapisi dengan seng disebut besi galvanis. Besi galvanis masih rentan
terhadap kehadiran hujan asam. Karena itu, struktur galvanis harus diganti lebih sering
daripada di masa lalu.
Cat mobil dapat terlihat atau diadu oleh deposisi asam. Untuk mencegah hal ini,
produsen mobil sekarang menggunakan cat tahan asam. Ini adalah sebuah ironi bahwa mobil
memancarkan mars yang sangat kimia pada catnya. Diikuti NO dari knalpot mobil dan
mungkin menemukan bahwa bahan kimia akhirnya berakhir di tetesan pemukul kap mobil
Anda.
Hujan asam juga merusak patung-patung dan monumen yang terbuat dari marmer.
Misalnya, orang-orang di Battlefield Nasional Gettysburg telah menderita kerusakan tidak
dapat diperbaiki. Marmer batu kapur, terutama terdiri dari kalsium karbonat, CaCO3,
perlahan-lahan larut dalam adanya ion H +.
CaCO3 (s) + 2 H+(aq) Ca2+ (aq) + CO2 (g) + H2O (l) (6.24)

25
Gambar 12. Patung yang keropos terkena hujan asam

Pengunjung ke Lincoln Memorial di Washington, DC, belajar bahwa stalaktit besar


yang tumbuh di ruang bawah memorial ialah hasil dari hujan asam mengikis marmer, bahan
yang mengandung baik kalsium karbonat atau magnesium karbonat (atau keduanya).
monumen lainnya di Amerika Serikat bagian timur menderita nasib yang sama. Beberapa
batu nisan batu kapur tidak lagi terbaca. Di seluruh dunia, banyak patung ternilai dan tak
tergantikan marmer dan bangunan sedang diserang oleh asam udara Parthenon di Yunani,
Taj Mahal di India, dan reruntuhan Maya di Chichen Itza semua menunjukkan tanda-tanda
erosi asam. Ironisnya, beberapa deposisi asam di situs ini adalah karena NOx yang
dihasilkan oleh bus pariwisata dan kendaraan dengan kontrol emisi minimal.Hujan asam
tidak mengenal batas geografis atau politik. Hujan asam telah mengikis reruntuhan Maya
di Chichen Itza, Meksiko.

Gambar 13. Reruntuhan yang terkena hujan asam

26
L. Deposisi Asam, Kabut, dan Kesehatan Manusia
Deposisi asam umumnya disebabkan oleh polutan sekunder dari oksidasi gas nitrogen
oksida (NO) atau sulfur oksida (SO2) yang dibebaskan ke atmosfer. Proses perubahan gas
menjadi asam terjadi selama beberapa hari, dan selama waktu tersebut polutan dapat
berpindah ratusan kilometer dari sumber aslinya.
Sumber terbesar sulfur, terutama berasal dari :
1. Pembakaran batubara mengandung 2-3% sulfur dan kemudian sulfur tersebut pada saat
dibakar akan teroksidasi menjadi SO.
2. Peleburan biji logam yang mengandung sulfur untuk menghasilkan logam murni. Logam-
logam seperti seng, nikel, dan tembaga umumnya mengandung sulfur.
3. Letusan gunung berapi, dapat menambah jumlah sulfur dalam suatu area.

Sedangkan 95% sumber Nitrogen Oksida di atmosfer berasal dari aktivitas manusia,
5% sisanya berasal dari proses-proses alami. Sumber utama NO, yaitu :
1. Pembakaran bahan bakar minyak, batubara, dan gas.
2. Aktivitas bakteri di dalam tanah
3. Kebakaran hutan
4. Kegiatan gunung berapi
5. Petir

Deposisi asam dapat mempengaruhi stabilitas lingkungan, baik lingkungan manusia


maupun alam. Banyak dampak yang ditimbulkan oleh peristiwa deposisi asam yang tentunya
merugikan bagi kesetimbangan lingkungan alam dan kehidupan manusia.
Deposisi asam memiliki bermacam-macam dampak terhadap manusia, antara lain:
1. Pengasaman permukaan air (laut, sungai, danau, rawa, dll) dan serangkaian kerusakan
ekosistem.
2. Kerusakan hutan dan tanaman
3. Kerusakan kerangka bangunan
4. Gangguan kesehatan manusia

Efek yang lebih jelas dari deposisi asam seringkali dapat diamati hanya dengan
melihat diluar jendela. Siapa pun yang tinggal di bagian timur Amerika Serikat sudah tidak
asing lagi dengan kabut musim panas. Kabut akan terlihat secara jelas pada hari yang cerah.
Penumpang pesawat terbang, saat mereka mengintip dari jarak 30.000 kaki, mungkin akan
27
memperhatikanfitur dan warna landscape yang kabur. Sama seperti para pengunjung ke
Pegunungan Taman Nasional dapat melihat kumpulan foto yang kontras, begitu juga pada
Gambar 14.

Gambar 14. Pegunungan Taman Nasional

Penyebab kabut dipahami dengan baik, namun berbeda dari satu daerah ke daerah
lainnya. Di timur, misalnya, pembangkit listrik tenaga batu bara di Lembah Ohio dan tempat
lain menghasilkan asap dan partikel yang pada gilirannya menciptakan kabut. Di sebelah
barat, serangkaian partikel yang berbeda termasuk debu tanah dan jelaga tungku pembakaran
kayu menjadikan kabut semakin tebal. Di daerah timur dan barat, pembangkit listrik
memancarkan NOx dan SO2. Seperti yang kita ketahui sebelumnya, batu bara mengandung
belerang beberapa persen, dan saat batu bara dibakar, sebuah aliran sulfur dioksida yang
stabil dilepaskan ke atmosfer. Karena belerang dioksida tidak berwarna, gas ini bukan yang
kita lihat sebagai "kabut asap." Sebaliknya, SO2 adalah pelopor dari kabut ini.
Mari fokus pada molekul SO2 saat keluar dari cerobong asap tinggi dari pembangkit
listrik. Saat bergerak melawan angin kencang, SO2 bisa membentuk aerosol asam sulfat
melalui beberapa fase. Pertama, reaksi SO2 dengan oksigen membentuk SO3. (Persamaan
6.10)
Sulfur trioksida adalah gas tidak berwarna, namun memiliki sifat higroskopik, yaitu
mudah menyerap air dari atmosfer dan mempertahankannya. Seperti yang kita lihat dalam
persamaan 6.11, sebuah molekul SO3 dapat bereaksi cepat dengan molekul air untuk
membentuk asam sulfat.
Tetesan asam sulfat kecil dan mungil kemudian membeku untuk menghasilkan tetesan
yang lebih besar. Tetesan ini membentuk aerosol dengan ukuran partikel sekitar 1
mikrometer. Partikel asam sulfat ini tidak menyerap sinar matahari. Sebaliknya, mereka
menyebarkan sinar matahari, mengurangi visibilitas Aerosol asam sulfat, yang bisa bertahan

28
beberapa hari, bisa menempuh perjalanan ratusan mil ke arah angin, itulah sebabnya kabut
bisa menjadi begitu tersebar luas. Selain itu, partikel asam ini cukup stabil sehingga masuk ke
dalam bangunan dan menjadi bagian dari udara yang kita hirup di dalam rumah.
Anda juga mungkin pernah mendengar tentang aerosol sulfat. Ingatlah bahwa asam
sulfat, H2SO4, terionisasi untuk menghasilkan H+, HSO4-, dan SO42-. Konsentrasi masing-
masing dapat diukur dalam satu aerosol. Tapi aerosol asam ini bisa bereaksi dengan basa
untuk menghasilkan garam yang mengandung ion sulfat. Biasanya basa ini adalah amonia
atau dalam bentuk cair, amonium hidroksida. Dengan demikian, partikel dalam aerosol dapat
berupa campuran asam sulfat, amonium sulfat, (NH4)2SO4, dan amonium hidrogen sulfat,
NH4HSO4. Konsentrasi sulfat dan ion hidrogen sulfat (bukan hanya pH) memberikan indikasi
yang lebih baik berapa banyak asam sulfat yang awalnya ada.
Kabut paling terasa di musim panas ketika ada lebih banyak sinar matahari untuk
mempercepat reaksi fotokimia menyebabkan asam sulfat. Akibatnya, jarak pandang rata-rata
di Amerika Serikat bagian timur sekarang sekitar 20 mil dan kadang-kadang serendah satu
mil. Oleh sebab itu, jarak pandang di negara bagian barat sekarang berkurang dari kisaran
sekitar 200 mil atau kurang dari 100 mil. Di mana dahulu kita bisa melihat pegunungan 100
mil jauhnya, namun sekarang kita tidak bisa melihat dengan jarak 100 mil karena tertutup
kabut.
Meski kabut asam bisa membahayakan kesehatan seseorang, namun perhatian publik
adalah pada efek tidak langsung dari deposisi asam. Misalnya, kelarutan tertentu ion logam
beracun, termasuk timbal, kadmium, dan merkuri yang meningkat secara signifikan dengan
adanya asam. Unsur-unsur ini secara alami ada di lingkungan, tapi biasanya terikat erat pada
mineral yang membentuk tanah dan batu. Terlarut dalam air yang mengandung asam dan
diteruskan ke suplai air umum, logam-logam ini dapat menimbulkan ancaman serius pada
kesehatan. Peningkatan konsentrasi logam berat telah ditemukan di beberapa waduk utama di
Eropa Barat.

M. NOx – Kabut Ganda


Pada pembahasan kali ini yaitu antara produksi makanan dan emisi NOx. Perbedaan
utama antarasenyawa nitrogen dan belerang di lingkungan; yaitu, nitrat yang bertindak
sebagaipupuk dan merawat pertumbuhan tanaman. Sebenarnya tanaman juga bergantung
pada belerang, sama seperti bergantung pada karbon, hidrogen, fosfor, dan potasium. Kecuali
nitrogen, nitrogen unsur-unsur ini tersedia di biosfer untuk diserap tanaman. Karena bentuk

29
nitrogen yang bisa digunakan tidak mencukupi, kita perlu menambahkannya dalam bentuk
pupuk.
Kadar nitrogen bisa rendah di tanah saat N2 membuat begitu banyak pada atmosfer.
Meski melimpah, molekul nitrogen bukan dalam bentuk kimia yang bisa digunakan
kebanyakan tanaman. Seperti yang tahu, N2 jauh kurang reaktif dari O2.
Agar tumbuh, tanaman membutuhkan akses ke bentuk nitrogen yang lebih reaktif,
seperti ion amonium, amonia, atau ion nitrat. Bentuk reaktif ini tercantum dalam Tabel 6.3.
Semua bentuk nitrogen terjadi secara alami dan sampai saat ini semua tersedia di bumi dalam
jumlah relatif kecil.
Tabel 3. Bentuk reaktif Nitrogen

Meskipun kita mengkategorikan N2 sebagai tidak reaktif, satu reaksi yang melibatkan
molekul nitrogen adalah sangat penting: identifikasi nitrogen biologis. Tanaman seperti
alfalfa, kacang-kacangan, dan kacang polong mengeluarkan, atau "memperbaiki," N2 dari
atmosfer (Gambar 15 ).

Gambar 15. Bakteri yang hidup di akar tanaman

30
Bukan tanaman itu sendiri, melainkan bakteri yang hidup di dekat akar tanaman ini
yang memenuhi nitrogen. Sebagai bagian dari metabolisme mereka, pencampuran bakteri
pada nitrogen mengambil nitrogen dari udara dan mengubahnya menjadi amonia. Bila
amonia larut dalam air, maka akan melepaskan ion amonium.

Ion ini merupakan salah satu dari dua bentuk reaktif nitrogen yang kebanyakan
tanaman bisa menyerapnya.

Bentuk nitrogen reaktif lainnya yang dapat diserap tanaman adalah ion nitrat.
Nitrifikasi adalah proses pengubahan amonia di dalam tanah menjadi ion nitrat. Dua jenis
bakteri tersebut terlibat sepanjang jalur ini.

Akhirnya, untuk menjadi lingkaran penuh, terjadi denitrifikasi, yaitu proses


pengubahan nitrat kembali ke gas nitrogen. Sekali lagi, bakteri menyelesaikan tugas ini.
Dengan demikian, bakteri memanfaatkan energi yang dilepaskan saat molekul N2 stabil.
Bergantung kepada kondisi tanah, jalur dapat terjadi pada langkah-langkah yang mencakup
NO dan N2O. Bentuk nitrogen reaktif juga bisa dilepaskan dari tanah.

31
Gambar 16. Siklus Nitrogen

Penjelasan Siklus Nitrogen


Nitrogen merupakan unsur terbesar yang terdapat di atmosfer (80 %). Nitrogen
merupakan salah satu unsur penyusun asam amino yang merupakan protein yang temukan
pada semua organisme bahkan sampai ke virus. Protein merupakan salah satu senyawa kimia
utama yang dibutuhkan oleh tubuh. Protein memiliki peranan vital bagi organisme, seperti
fungsi struktural maupun fungsi dungsional di dalam tubuh.
Protein bahkan menyusun materi genetik yang berperan sebagai pengatur di dalam
tubuh serta yang akan diwariskan kepada keturunannya. Nitrogen di alam dalam bentuk gas
N2 yang tidak dapat digunakan baik oleh tumbuhan maupun hewan. Berbeda dengn
tumbuhan dan hewan, bakteri mapu menggunakan nitrogen dalam bentuk gas (N2) untuk
metabolismenya, dan menghasilkan senyawa nitrogen dalam bentuk lain, amonium (NH4)
dan nitrat (NO3).
Dua jalur utama masuknya nitrogen ke dalam suatu ekosistem. Jalur pertama nitrogen
besaral dari deposit nitrogen atmosfer yang berjumlah sekitar 5% samai 10%. Dalam jalur inii
baik- amonium maupun nitrat yang terlarut air hujan maupun yang terbawa oleh debu- debu
dapat memasuki suatu ekosistem untuk selanjutnya digunakan oleh tumbuhan. Sedangkan

32
jalur yang kedua masuknya nitrogen ke dalam suatu ekosistem ialah melalui serangkaian
reaksi kimia yang dibantu oleh mikroorganisme.
1. Fiksasi Nitrogen
Fiksasi (pengikatan) nitrogen hanya dapat dilakukan oleh prokariota (bakteri dan alga)
tertentu yang mampu mengikat senyawa nitrogen dalam bentuk N2 (nitrogen anorganik)
menjadi nitrogen organik dengan mengubahnya menjadi asam amino yang merupakan
penyusun protein. Keberadaan prokariota pengikat nitrogen amat penting bagi suatu
ekosistem mengingat peranan nitrogen ialah struktural senyawa protein yang menjalankan
banyak fungsi vital di dalam tubuh.
Nitrogen difiksasi oleh bakteri di ekosistem terestrial dan juga bakteri yang
bersimbiosis dengan akar tanaman Leguminoceae, Rhizobium leguminosa. Sedangkan
pada ekosistem akuatik terdapat populasi sianobakteria (alga prokariot) yang mampu
mengikat nitrogen bebas dari atmosfer masuk ke badan air yang dapat digunakan oleh
tmbuhan air dan alga untuk nutrisi pertumbuhan.
Mikroorganisme pengikat nitrogen menggunakan senyawa tersebut untuk reaksi
metabolisme di dalam tubuhnya. Hasil samping dari reaksi fiksasi ini akan menghasilkan
senyawa amoniayang menjadi prekursor pertama kali nitrogen organik yang dapat
digunakan oleh tumbuhan.
2. Nitrifikasi
Merupakan reaksi kimia metabolisme amonium (NH4) oleh bakteri nitrit
(Nitrosomonas, Nitrosococus) yang menghasilkan senyawa nitrit (NO2). Amonia (NH3)
hasil fiksasi N2 yang dibebaskan ke dalam tanah akan bereasi dengan ion Hidrogen
sehingga membentuk senyawa amonium (NH4) yang bersifat asam dan dapat digunakan
secara langsung oleh tumbuhan. Amonia (NH3) merupakan senyawa nitrogen dalam
bentuk gas, sehingga dapat menguap ke atmosfer. Pada saat ini amonia mampu
membentuk amonium dengan berikatan dengan ion hidrogen. Amonium yang terbentuk di
atmosfer akan ikut terbawa dengan aliran hujan yang akan membasahi bumi. Kandungan
amonium ini akan mempengaruhi pH tanah di suatu ekosistem.
Amonium yang terakumulasi ditanah sebagian besar dimanfaatkan oleh bakteri nitrit
untuk menghasilkan energi dan akan menghasilka senyawabuangan NO2. Selanjutnya
senyawa nitrit akan digunakan oleh bakteri nitrat (Nitrobacter) yang menghasilkan
senyawa nitrat (NO3). Senyawa nitrat jauh lebih “ramah” dibanding senyawa nitrogen
lainnya. Senyawa ini dapat digunakan oleh tumbuhan secara langsung untuk diasimilasi
menjadi senyawa nitrogen organik, asam amino yang akan menyusun protein. Hewan
33
mendapat asupan nitrogen dengan cara memakan tumbuhan atau hewan lain melalui rantai
makanan pada suatu ekosistem.
3. Asimilasi
Tanaman mendapatkan nitrogen dari tanah melalui absorbsi akar baik dalam
bentuk ion nitrat atau ion amonium. Sedangkan hewan memperoleh nitrogen dari tanaman
yang mereka makan.
Tanaman dapat menyerap ion nitrat atau amonium dari tanah melalui rambut akarnya.
Jika nitrat diserap, pertama-tama direduksi menjadi ion nitrit dan kemudian ion
amonium untuk dimasukkan ke dalam asam amino, asam nukleat, dan klorofil. Pada
tanaman yang memiliki hubungan mutualistik dengan rhizobia, nitrogen dapat berasimilasi
dalam bentuk ion amonium langsung dari nodul. Hewan, jamur, dan organisme heterotrof
lain mendapatkan nitrogen sebagai asam amino, nukleotida dan molekul organik kecil.
4. Amonikfasi
Amonifikasi ialah penguraian nitrat menjadi amoniun (NH4) melalui proses
penguraian yang dibantu oleh dekomposer (bakteri dan jamur). Pembebasan akumulai
nitrogen pada organisme yang telah mati akan sangat lama siklusnya jika tidak dibantu
oleh dekomposer. Sang pengurai menggunakan senyawa nitrogen organik kompleks
(protein/asam amino) untuk memenuhi nutrisinya) dan dalam reaksi ini mengembalikan
senyawa amonium yang akan menggantikan senyawa amonium yang telah digunakan bai
oleh mikroorganisme maupun tumbuhan.
5. Denitrifikasi
Adalah suatu reaksi kimia yang merombak senyawa nitrat menjadi senyawa N2 ke
atmosfer. Denitrifikasi dilakukan oleh bakteri denitrifikans yaitu Pseudomonas dan
Clostridium dalam keadaan anaerobik yang membantu pengembalian senyawa nitrogen ke
atmosfer.

Semua jalur ini adalah bagian dari siklus nitrogen, satu set jalur kimia dimana
nitrogen bergerak melalui biosfer. Dalam siklus ini, semua spesies adalah bentuk nitrogen
reaktif kecuali untuk N2.
Sekarang kembali ke cerita tentang asidifikasi asam, ingatlah bahwa bentuk nitrogen
yang reaktif dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Karena bakteri di dalam tanah tidak
bisa memasok amonia, ion ammonium, atau nitrat dalam jumlah yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman, petani menggunakan pupuk. Beberapa abad yang lalu, pupuk

34
diperoleh dengan deposit tambang garam (amonium nitrat dari padang pasir Chili) atau
dengan mengumpulkan guano, kotoran burung dan kelelawar di Peru yang kaya akan
nitrogen.
Bagaimana pupuk diperoleh dalam jumlah besar yang dibutuhkan untuk pertanian
masa kini? Jawabannya terletak pada kedua reaksi penting dari N2,

N2(g) + 3H2(g) ---> 2 NH3 (g) [6.28]

Reaksi kimia ini dikenal dengan proses Haber-Bosch. Hal ini memungkinkan
ekonomi produksi amonia, yang pada gilirannya memungkinkan produksi pupuk berskala
besar dan bahan peledak berbasis nitrogen. Sebagai pupuk, amonia bisa langsung
diaplikasikan tanah atau bisa diaplikasikan sebagai amonium nitrat atau amonium fosfat.

Gambar 17. Data Nitrogen Reaktif

Garis hijau yang dimulai sekitar tahun 1910 pada Gambar 17 menunjukkan
peningkatan besar nitrogen reaktif dari proses Haber-Bosch. Perhatikan juga garis emas pada
grafik di atas, pembakaran bahan bakar fosil lain yaitu sumber nitrogen reaktif di lingkungan
kita. Pada suhu tinggi pembakaran, N2 bereaksi dengan O2 untuk membentuk NO. Garis
merah atas untuk populasi, tentu saja tidak mengherankan, jika kenaikan nitrogen reaktif dari
pembakaran bahan bakar fosil (produksi energi) dan pemupukan (produksi pangan) sejajar
dengan pertumbuhan populasi dunia.
Sekarang kita bisa mengerti kabut ganda emisi NOx. Masalah pertama adalah bahwa
mereka berkontribusi terhadap deposisi asam yang pada gilirannya membentuk kabut dan

35
mengurangi kualitas udara. Selain itu, keasaman ekstra juga merusak ekosistem dan
membahayakan kesehatan manusia.
Masalah kedua adalah bahwa emisi NOx adalah bentuk nitrogen reaktif, sama seperti
pupuk yang digunakan untuk produksi pangan. Kedua NOx dan pupuk mengganggu
keseimbangan dalam siklus nitrogen di planet kita. Bentuk nitrogen reaktif dalam siklus ini
terus-menerus melakukan interkoneksi. Dengan demikian, amoniak yang dimulai sebagai
pupuk mungkin berakhir sebagai NO, pada akhirnya akan meningkatkan keasaman atmosfer
dan tanah. Atau NO mungkin berakhir sebagai N2O, gas rumah kaca yang saat ini menaikkan
konsentrasi atmosfer. Atau ion ammonium yang tidak terikat ke tanah, akhirnya dikeluarkan
sebagai ion nitrit atau nitrat, yang pada akhirnya mencemari air.
Tetes hujan asam yang turun bisa menyebabkan banyak dampak di biosfer. Dengan
terlalu banyak nitrogen reaktif, ekosistem menjadi kelebihan beban. Asal usul nitrogen reaktif
tidak penting-bisa berasal dari deposisi asam atau bisa juga dari kelebihan pemupukan.
Terlepas dari sumbernya, penumpukan nitrogen reaktif bisa menghancurkan konsekuensi.

N. Kerusakan Danau dan Aliran Sungai


Hujan asam akan memberikan pengaruh pada daerah yang terkena baik biotik maupun
abiotik seperti hutan, sawah, pada tanah, berupa peningkatan keasaman tanah, pada perairan
dapat mengganggu ekosistem di dalam perairan, baik di danau, laut, maupun sungai. Endapan
asam mempengaruhi tanah, air, berbagai makhluk hidup, dan juga tanam-tanaman, sehingga
lingkungan di tanah dan air yang berupa makhluk hidup (boitik) akan terpengaruh oleh
adanya keasaman di lingkungan hidupnya.
Kelebihan zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya species yang
bertahan. Jenis plankton dan invertebrate merupakan makhluk yang paling pertama mati
akibat pengaruh pengasaman. Jika air di danau memiliki pH di bawah 5, lebih dari 75% dari
spesies ikan akan hilang. Ini disebabkan oleh pengaruh rantai makanan, yang secara
signifikan berdampak pada keberlangsungan suatu ekosistem.
Tidak pada semua danau yang terkena hujan asam akan terjadi pengasaman, telah
ditemukan jenis batuan dan tanah yang dapat membantu menetralkan keasaman.
Setelah air sungai-sungai dan danau-danau mengandung asam, di Negara
Skandinavia, berbagai jenis ikan termasuk ikan salmon Atlantik dan ikan trout coklat lenyap.
Pada puncak musim-musim dingin, di Negara Skandinavia dan Amerika Utara, slaju berkadar
asam, jatuh dan dengan cepat mencair pada musim semi, mengakibatkan air pada sungai-

36
sungai dan danau-danau menjadi asam. Karena ikan salmon lemah terhadap kadar keasaman,
maka ikan salmon tidak dapat bertahan hidup pada musim-musim mencairnya salju.
Seperti disebutkan sebelumnya pada Tabel 2, asidifikasi air permukaan adalah salah
satu efek deposisi asam. Danau yang sehat memiliki pH 6,5 atau sedikit di atas. Seiring pH
diturunkan di bawah 6.0, ikan dan kehidupan air lainnya terpengaruh (Gambar 6.25). Hanya
beberapa spesies dapat bertahan di bawah pH 5.0; dan pada pH 4.0, sebuah danau pada
dasarnya mati.

Gambar 18. Derajat Keasaman (pH)

Sejumlah penelitian telah melaporkan asidifikasi asam danau dan sungai yang
progresif pada wilayah geografis tertentu, bersamaan dengan penurunan populasi ikan. Di
selatan Norwegia dan Swedia, di mana masalah itu pertama kali diamati, satu per lima dari
danau tidak lagi terdapat ikan, dan setengah dari sungai tidak memiliki ikan trout coklat. Di
Ontario bagian tenggara, pH rata-rata dari danau sekarang 5.0, jauh di bawah pH 6.5 yang
dibutuhkan untuk danau yang sehat. Di Virginia, lebih dari sepertiga sungai trout secara
episodis bersifat asam atau sangat beresiko. Banyak daerah di Midwest tidak memiliki
masalah dengan asam garam dari danau atau sungai, meskipun Midwest adalah sumber utama
presipitasi asam.
Ini paradoks yang nyata yang bisa dijelaskan cukup sederhana. Bila curah hujan asam
turun atau mengalir ke danau, pH danau akan turun (menjadi lebih asam) kecuali asam
dinetralkan atau entah bagaimana dimanfaatkan oleh vegetasi di sekitarnya. Di beberapa
daerah, tanah di sekitarnya mengandung basa yang bisa menetralisir asam. Kapasitas danau
atau badan air lainnya untuk menahan penurunan pH yang disebut kapasitas penetralan asam
“acid-neutralizing capacity” (ANC). Permukaan geologi sebagian besar wilayah Midwest
adalah batu kapur, CaCO3. Akibatnya, danau di Midwest memiliki ketinggian kapasitas
penetralan asam karena batu kapur perlahan bereaksi dengan hujan asam, seperti yang kita
lihat sebelumnya dengan patung dan monumen marmer (lihat persamaan 6.24).
Lebih penting lagi, danau dan sungai juga memiliki konsentrasi yang relatif tinggi ion
kalsium dan hidrogen karbonat. Hal ini terjadi akibat reaksi batu kapur dengan karbon
37
dioksida dan air. Karena asam dikonsumsi oleh ion karbonat dan hidrogen karbonat, maka pH
danau akan tetap kurang lebih konstan.

CaCO3 (s) + CO2 (g) + H2O (l) Ca2+ (aq) + 2HCO3- (aq) [6.29]
ion kalsium hidrogen karbonat

Berbeda dengan Midwest, banyak danau di New England dan utara New York (begitu
juga di Norwegia dan Swedia) dikelilingi oleh granit, keras, tahan, dan banyak batuan kurang
reaktif kecuali proses lokal lainnya sedang berjalan, danau-danau ini sangat sedikit kapasitas
penetralan asam. Akibatnya, banyak yang menunjukkan kationifikasi asam bertahap.
Bukti eksperimental menunjukkan bahwa populasi ikan yang paling mungkin terkena
dampaknya, dimulai dengan hujan asam dan diakhiri dengan pengambilan ion aluminium.
Setelah oksigen dan silikon, aluminium merupakan elemen paling melimpah ketiga di kerak
bumi. Granit mengandung ion aluminium; tanah mengandung struktur kompleks aluminium
silikat. Senyawa aluminium alami memiliki kelarutan yang sangat rendah dalam air, namun
di dalam presentasi asam, kelarutannya meningkat drastis. Jadi, saat pH danau turun dari 6,0
menjadi 5,0, konsentrasi ion aluminium di danau bisa meningkat 1000 kali lipat.
Ikan yang terpapar dengan konsentrasi tinggi ion aluminium dapat menyebabkan
lendir yang kental pada insang mereka sehingga mencekik mereka. Selain itu, ion aluminium
(Al3) bereaksi dengan molekul air untuk menghasilkan ion H, meningkatkan keasaman, yang
pada akhirnya akan melarutkan lebih banyak ion aluminium dan menjadi lebih memperparah
masalah.

Al3+ (aq) + H2O (l) H+ (aq) + Al(OH)2 (aq)

Ternyata, memahami asimilasi danau jauh lebih rumit dari sekedar mengukur pH dan
kemampuan menetralkan asam. Salah satu tingkat kompleksitasnya ditambahkan dengan
variasi tahunan. Beberapa tahun, misalnya, salju musim dingin yang berat terus berlanjut ke
musim semi dan kemudian meleleh tiba-tiba. Akibatnya, limpasannya mungkin lebih asam
dari pada biasanya, karena mengandung semua endapan asam yang dikunci di salju musim
dingin. Sebuah gelombang keasaman bisa masuk ke saluran air pada saat ikan bertelur atau
menetas. Di Adirondacks, sekitar 70% danau beresiko untuk asidifikasi asam episodik,
dibandingkan dengan persentase yang jauh lebih kecil terpengaruh (19%). Di Appalachian,
jumlah danau yang terkena dampak episodik (30%) adalah tujuh kali terkena dampak kronis.
38
Tingkat kerumitan lain datang dengan penumpukan spesies nitrogen reaktif semacam
itu sebagai ion nitrat atau ion amonium. Saturasi nitrogen terjadi saat area overload dengan
"nitrogen", yaitu ketika bentuk reaktif nitrogen memasuki ekosistem melebihi kapasitas
sistem untuk menyerap nitrogen. Pola penyerapan nitrogen tergantung pada usia vegetasi
(secara umum, lebih muda, hutan yang tumbuh menyerap nutrisi lebih dari yang lebih tua)
dan waktu (pertumbuhan tanaman berhenti di musim dingin). Tapi penyerapan nitrogen
tampaknya memiliki batas. Begitu saturasi nitrogen berkembang, nitrat ion terakumulasi
dengan kenaikan keasaman yang menyertainya. Akibatnya, tanah hanya memiliki
kemampuan yang sedikit untuk menetralisir presipitasi asam sebelum mengalir ke danau dan
sungai.
Kabar baiknya adalah bahwa emisi SO2 telah menurun dalam beberapa tahun terakhir,
dan kita telah melihat penurunan sulfat yang sesuai konsentrasi ion di danau Adirondacks.
Namun, meski emisi NOx tetap cukup konstan, jumlah nitrat di Adirondacks semakin
meningkat di lebih banyak danau. Dengan demikian, tampak bahwa saturasi nitrogen telah
terjadi di sekitar vegetasi, dengan lebih banyak keasaman yang berakhir di danau. Tanah di
wilayah ini dari danau-danau ini kemungkinan besar telah kehilangan beberapa kapasitas
penawar asamnya.
Temuan terakhir dicampur. Laporan Maret 2000 kepada Kongres secara terang-
terangan mengatakan bahwa danau di Pegunungan Adirondack memakan waktu lebih lama
untuk pulih dari danau yang terletak di tempat lain dan kemungkinan akan pulih sedikit demi
sedikit, tanpa pengurangan lebih lanjut dari deposisi asam.
Laporan Perkembangan Hujan Asam yang dikeluarkan oleh EPA pada tahun 2004,
bagaimanapun, melaporkan beberapa perbaikan. Misalnya, dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya ketika lebih dari 10% danau di Adirondacks bersifat asam, hari ini nilainya
mendekati 8%. Perbaikan serupa didokumentasikan di Midwest, dimana sekarang hanya
sekitar 1% dari danau yang asam. Sebaliknya, danau-danau di New England dan Blue Ridge
Mountains tetap mengandung asam.

O. Strategi Kontrol
Dengan Clean Air Act Amandemen tahun 1990, banyak yang berharap masalah hujan
asam akan dipecahkan. Program Hujan Asam yang didirikan sebagai bagian dari Amandemen
Undang-undang Air Bersih tahun 1990 membuat pengurangan emisi NOx dan SO2 menjadi
prioritas nasional.

39
Meski sebagai pemerintah telah melakukan pengurangan yang signifikan, kita masih
ditantang untuk membersihkan daerah yang tercemar udara dan asam. Untuk NOx, Program
Hujan Asam menetapkan target untuk mengurangi emisi tahunan sebesar 2 juta ton pada
tahun 2000. Tahap I dari program NOx yang diterapkan pada sekitar 170 batubara yang
menghasilkan listrik, menentukan tingkat emisi 0.50 atau 0,45 lb dari NOx perjuta Btu dari
pemasukkan panas, tergantung dari tipe boiler. Fleksibilitas itu telah dibangun, sehingga
tingkat emisi bisa dirata-rata selama beberapa unit. Tahap II dimulai pada tahun 2000,
memperketat standar emisi dan menerapkan standar untuk jenis lain dari boiler. Terlepas dari
upaya ini, tujuan untuk emisi NOx belum tercapai. Meskipun emisi oleh pembangkit listrik
(menghasilkan sekitar seperempat dari NOx) menurun, emisi NOx meningkat di tempat lain,
seperti dengan meningkatnya jumlah truk dan mobil di jalan raya. Pengurangan nitrogen
oksida dari kendaraan ini sangat menantang, karena dimiliki secara individu, dan dengan
desain lebih dari 200 juta kendaraan bermotor di Amerika Serikat dan sekitar 1 miliar di
seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, kontributor terbesar untuk polusi NOx terus meningkat.
Untuk mengurangi NOx, banyak teknik yang menggunakan berbagai label harga
sedang digunakan. Ini secara kimiawi mungkin mengurangi NO yang dipancarkan oleh mobil
dan truk dengan memasukkannya ke dalam konverter katalitis dan perangkat kontrol emisi
lain. Salah satu fungsinya dari katalis ini: mengubah CO dan fragmen hidrokarbon yang tidak
terbakar menjadi CO2. Katalis lainnya, biasanya di bagian lain dari konverter katalitis,
mendorong pembalikan kombinasi nitrogen dan oksigen yang terjadi pada mesin pada suhu
tinggi. Sebagai
gas buangannya yang dingin, NO cenderung membusuk menjadi unsur penyusunnya.

2 NO (g) N2 (g) + O2 (g)

Biasanya, reaksi ini berlangsung perlahan, namun katalis yang tepat dapat secara
signifikan meningkatkan laju dan dengan demikian menurunkan jumlah NO yang
dipancarkan. Sebuah program yang didanai saat ini oleh EPA berusaha mengurangi emisi
dari bus sekolah Menggunakan katalisator adalah salah satu dari beberapa strategi yang
digunakan, dan yang lainnya termasuk mengurangi waktu idle mesin dan menggunakan
bahan bakar yang lebih bersih.
Pabrik batubara, sumber utama emisi NOx lainnya, menunjukkan teknologi lainnya,
misalnya, program demonstrasi teknologi pembakaran batubara bersih telah mengembangkan
dan menginstal pembakar NO rendah pada banyak tanaman batubara api. Pembakar ini
40
menurunkan jumlah udara selama proses pembakaran, sehingga dengan jumlah oksigen
kurang, NOx sedikit diproduksi. Pada tahun 2003, Departemen Energi A.S. melaporkan
bahwa pembakar NO rendah, sekarang pada 75% pembangkit listrik tenaga batu bara. Proyek
CCT lainnya melibatkan "reburning" dimana bahan bakar tambahan disuntikkan ke dalam
produk pembakaran untuk melepaskan O dari NOx. Kedua teknologi baru ini cukup
kompleks sehingga dibutuhkan sistem intelijen artificial yang diperlukan untuk
mengoptimalkan kondisi operasi. Keberhasilan mengurangi emisi NOx dilaporkan oleh satu
pembangkit listrik yang menggunakan teknologi CCT baru ditunjukkan pada Gambar 19.

Gambar 19. pembangkit listrik yang menggunakan teknologi

Program Hujan Asam juga menyerukan pengurangan 10 juta ton emisi SO2 pada
tahun 2000. Tahap I, yang dimulai pada tahun 1995, mewajibkan 263 unit pengeboran
pembakaran batubara di 110 pembangkit listrik listrik (terletak di 21 negara bagian yang
berbeda) untuk mengurangi emisi mereka. Tahap II, dimulai pada tahun 2000, semakin
memperketat emisi pada tanaman ini. Fase ini juga menetapkan pembatasan lebih lanjut pada
pembangkit listrik yang dipenuhi gas alam dan minyak untuk menjangkau 2000 unit boiler
Sampai saat ini, program emisi SO2 telah berhasil. Fakta bahwa SO2 yang paling
antropogenik berasal dari sumber titik (pembakaran batubara) pembangkit listrik dan pabrik
membuat masalah SO2 lebih mudah diserang. Seperti yang sudah kita lihat dari Gambar
6.17b, langkah besar telah terjadi dalam mengurangi emisi SO 2 di AS.

41
Tiga strategi utama telah digunakan untuk mengurangi emisi SO 2: (1) beralih ke
"Batubara bersih" dengan kadar sulfur lebih rendah, (2) membersihkan batubara untuk
menghilangkan penggunaan belerang, dan (3) menggunakan cara kimia untuk menetralkan
asam sulfur dioksida di pembangkit listrik.
Kami mempertimbangkan efektivitas dan biaya masing-masing. Peralihan batubara
merupakan pilihan karena batubara sangat bervariasi dalam kandungan belerang dan
kandungan isi panas Antrasit, atau "batu bara keras", yang ditemukan di Pennsylvania. Ini
menghasilkan jumlah energi terbesar dan memiliki persen sulfur terendah, namun
pasokannya lebih mahal.
Bituminous, atau "soft coal", berlimpah di Midwest. Ini memiliki kandungan panas
yang hampir sama dengan antrasit tapi biasanya mengandung 3-5% sulfur. Negara-negara
Barat memiliki simpanan yang sangat besar dari batubara sub-bituminous rendah belerang
dan lignit (batubara coklat); Namun, batubara ini memiliki kandungan panas rendah dan
mungkin mengandung hingga 40% air.
Pembersihan batu bara relatif mudah dan teknologinya tersedia. Batubara hancur
menjadi serbuk halus dan dicuci dengan air sehingga mineral yang mengandung sulfur lebih
berat tenggelam ke bawah. Tapi prosesnya hanya menghilangkan setengah dari belerang, dan
harganya mahal- dari $ 500 sampai $ 1000 per ton SO2 yang dihilangkan.
Alternatif pengalihan batubara atau pembersihan batu bara adalah untuk
menghilangkan SO2 secara kimiawi selama atau setelah pembakaran di pembangkit listrik.
Metode utama untuk melakukan ini disebut penggosokan. Gas tumpukan dilewatkan melalui
bubur kapur bubuk basah, CaCO3. Batu kapur menetralkan asam SO2 untuk membentuk
kalsium sulfat, CaSO4.

2SO2 (g) + O2 (g) + 2 CaCO3 (s) 2 CaSO4 (s) + 2 CO2 (g)

Batu kapur itu murah dan mudah didapat. Meski prosesnya sangat effisien, memasang
scrubber mahal, sehingga biaya metode ini diperkirakan mencapai $ 400-600 per ton SO2
yang dibuang. Bagian dari biaya dikaitkan dengan pembuangan dari CaSO4 yang terbentuk,
kita tidak bisa menghindari hukum pelestarian materi. Belerang harus berakhir di suatu
tempat; baik itu naik tumpukan sebagai SO2 atau terjebak sebagai CaSO4.
Alasan utama mematuhi peraturan Amandemen Perubahan Udara Bersih tahun 1990
dicapai dan bahkan lebih baik adalah pengalihan batubara, di mana batubara sulfur tinggi
diganti dengan batubara belerang rendah. Pada awal 1990-an, penggunaan kapal induk baru
42
dan menguntungkan tarif kereta api membuat simpanan yang luas dari batu bara sulfur
rendah yang lebih rendah (bahkan kurang dari 1% S) di Montana dan Wyoming tersedia
dengan biaya lebih rendah dari pada untuk Midwestern atau batubara belerang rendah timur.
Pada tahun 1991, batubara rendah sulfur barat rata-rata hanya $ 1,30 per juta Btu;
batubara belerang rendah timur adalah $ 1,60-1,70 per juta Btu. Biaya batubara timur
belerang tinggi $ 1,35-1,55 per juta Btu. Dengan keunggulan harga ini, tidak mengherankan
bahwa hampir 60% pengurangan SO2 berasal dari perpindahan ke batubara barat belerang
rendah daripada menggunakan alternatif yang lebih mahal, seperti menggosok. Tapi konversi
ke batubara belerang rendah ini memiliki biaya tersembunyi. Ini mengabaikan dampak sosial
dan dampak ekonomi pada negara bagian yang menghasilkan batubara sulfur tinggi. Sejak
tahun 1990, diperkirakan telah terjadi pengalihan batubara yang telah menyebabkan 30%
penurunan lapangan kerja di wilayah di mana batubara tinggi belerang ditambang. Ini
termasuk wilayah Pennsylvania, Kentucky, Illinois, Indiana, dan Ohio, meskipun setengah
dari drop dapat dikaitkan dengan otomasi dan faktor pasar lainnya. Negara-negara Barat
sekarang memproduksi hampir 33% batubara yang ditambang di Amerika Serikat, naik dari
hanya 6% di tahun 1970.
Pergeseran ke batubara barat belerang rendah memiliki sisi lain untuk itu. Karena batu
bara menghasilkan sedikit panas per gram dari pada bara timur, pembangkit listrik harus
membakar lebih banyak lagi batubara untuk menghasilkan jumlah listrik yang sama,
membakar lebih banyak batubara dapat melepaskan lebih banyak polutan. Sebagai contoh,
merkuri dan logam lainnya lebih banyak terjadi di batubara dari negara-negara barat. Jika
banyak Batubara yang dibakar, lebih banyak logam dilepaskan kecuali langkah-langkah
diambil untuk menghilangkannya sebelum mereka naik ke cerobong asap.

P. Kebijakan Hujan Asam


Netralisasi hujan asam akan membutuhkan lebih dari sekedar proses kimia. Seperti
yang telah kita bahas pada paparan di atas, para pemimpin industri, pejabat negara, politisi,
dan warga di seluruh dunia bangsa adalah semua pemain penting. Kami membutuhkan solusi
yang bisa diterapkan - baik secara ekonomi maupun dalam hal kesehatan manusia.
Salah satu solusi tersebut terletak pada fitur unik dari Clean Air Act Amandemen
1990: sistem "topi dan perdagangan" nasional. Emisi SO2 dibatasi untuk memenuhi tujuan
yang semakin rendah. Sebagai contoh, pada tahun 2001 rilis SO 2 telah ditetapkan sebesar
10,6 juta ton dari utilitas listrik; Pada tahun 2010 rilis akan diturunkan menjadi 8,95 juta ton.
Untuk mencapai tujuan ini, setiap perusahaan utilitas beroperasi dengan izin itu untuk
43
mengurangi polusi yang bisa dilepaskan secara legal per tahun. Melebihi batas maksimum
peraturan ini akan dikenakan denda $ 25.000 per hari.

Gambar 20. Emisi cap and trade concept

Bagian "perdagangan" dari sistem limit dan tunjangan kerja, perusahaan diberi
tunjangan emisi yang melisensi emisi 1 ton SO2, baik selama berjalan atau tahun setelahnya.
Pada akhir tahun, masing-masing perusahaan harus memiliki tunjangan yang memadai untuk
menutupi emisi sebenarnya. Jika memiliki tunjangan ekstra, mereka bisa menjual atau
menyimpannya untuk tahun depan. Jika memiliki tunjangan yang tidak memadai, mereka
harus membeli sebagian besar tunjangan perdagangan yang telah terjadi di Lembah Ohio.
Contoh dari sistem limit dan sistem perdagangan ditunjukkan pada Gambar 6.29.
Tanpa kontrol, 20.000 ton dipancarkan dari masing-masing dua unit. Masing-masing dibatasi
10.000 ton, tapi satu, melalui efisiensi yang lebih besar, berkinerja lebih baik. Unit dengan
emisi di bawah tutupnya ditetapkan kredit untuk setiap ton SO2 disimpan. Kredit ini bisa
dijual ke pembangkit listrik yang tidak bisa dengan efisien memenuhi tunjangan emisi
mereka. Dengan demikian ada insentif finansial bagi produsen listrik untuk mencapai
pengurangan emisi asam oksidasa yang signifikan. Di sisi lain, pembelian kredit oleh mereka
yang belum bisa memenuhi standar yang lebih ketat memungkinkan mereka melakukan
lanjutkan operasi, pada atau di bawah tingkat izin, sementara pabrik bekerja untuk
mengurangi emisi.

44
Perdagangan luar biasa dari tunjangan emisi berdasarkan ketentuan undang-undang
yang baru terjadi pada tahun 1993. Sejak saat itu, tunjangan telah dibeli dan dijual dalam
transaksi pribadi dan di pelelangan umum. The Chicago Board of Trade bahkan memiliki
perdagangan komoditas pasar dalam tunjangan emisi. Harga sudah cukup jauh, paling tidak
dari $ 1000 diprediksi oleh petugas utilitas. Pada lelang tunjangan hujan asam 2005, yang
terendah berhasil tawaran untuk tunjangan tahun berjalan adalah $ 300, dan tertinggi di $
750.
Program perdagangan emisi nasional belum direalisasikan untuk NOx. Sementara itu,
serangkaian program yang kompleks ada di seluruh Amerika Serikat yang memiliki tujuan
bersama: mengurangi ozon troposfer. Salah satu program tersebut, Program Perdagangan
Anggaran NOx, saat ini beroperasi di 11 negara bagian timur laut. Sejak tahun 2003, program
ini telah berhasil meraih pengurangan sumber stasioner yang tidak penting seperti
pembangkit listrik tenaga batu bara. Sebaliknya, tingkat ozon telah menurun di daerah
sekitar.
Dalam jangka panjang, argumen yang paling kuat untuk pengurangan emisi mungkin
adalah bermanfaat bagi kesehatan manusia. Air bersih tidak hanya menambah sedikit
penyakit dan penderitaan, tetapi juga penghematan uang riil untuk perawatan kesehatan.
Angka-angka itu menarik. Sebuah laporan ke Kongres pada tahun 2003 mengkredit Program
Hujan Asam sebagai penyediaan tahunan kuantitatif terbesar manfaat kesehatan manusia
(lebih dari $ 70 miliar) dari setiap program peraturan federal yang diterapkan dalam 10 tahun
terakhir. Jika dihitung, kita akan menemukan ini adalah rasio biaya t-to-cost lebih dari 40
sampai 1. Kami berharap matematika yang kami kutip pada pembukaan bab ini akan berubah
menjadi refleksi. Yaitu, jika seseorang menghentikan lima orang di jalan dan bertanya kepada
mereka tentang nitrogen (atau belerang), kami berharap mereka akan melaporkan bahwa
mengurangi ini adalah biaya yang sangat efektif untuk investasi.

Q. Hujan Asam di Indonesia


Di Kota Bandung telah terjadi hujan asam (Koran Republika tanggal 23 April 2009),
yang dapat menyebabkan pohon dan bangunan menjadi lebih rapuh. Menurut Dr. Thomas
Djamaluddin, Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim, indikator yang bisa
dilihat dari terjadinya hujan asam di Kota Bandung adalah bercak-bercak berwarna kehijauan
pada patung-patung yang terbuat dari tembaga yang banyak tersebar di Kota Bandung,
diantaranya adalah patung pemain bola di pertigaan Jalan Tamblong dan Jalan Sumatera
(DETIK, 22 April 2009).
45
Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat emisi gas dari gunung api dan dari
proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Tumbuhan yang membusuk dan letusan gunung api
melepaskan bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan hujan asam, tetapi umumnya hujan
asam yang banyak terjadi disebabkan oleh aktivitas manusia. Penyebab terbesar hujan asam
adalah pembakaran batu bara sebagai pembangkit tenaga listrik, kegiatan industri, kendaraan
bermotor dan industri pengolahan pupuk untuk pertanian terutama amonia. (National
Geographic, 2007).
Ketika manusia menggunakan bahan bakar, maka sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen
oksida (NO) dilepaskan ke atmosfer dan kemudian bereaksi dengan air, oksigen, dan senyawa
lainnya membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut dan jatuh bersama air
hujan. Ion-ion beracun yang terlepas akibat hujan asam menjadi ancaman yang besar bagi
kesehatan manusia, habitat dan kehidupan organisma perairan, dan merusak alam.

Gambar 21. Proses Hujan Asam

Hujan asam yang mencapai bumi akan mengalir sebagai air limpasan pada permukaan
tanah, masuk ke dalam sistem air, dan sebagian lagi terendapkan di dalam tanah. Hujan asam
dapat juga terjadi dalam bentuk salju, kabut, dan bahan halus yang jatuh ke bumi (National
Geographic, 2007).
46
Masalah hujan asam tidak hanya meningkat sejalan dengan pertumbuhan populasi dan
industri tetapi telah berkembang menjadi lebih luas. Penggunaan cerobong asap yang tinggi
untuk mengurangi polusi lokal berkontribusi dalam penyebaran hujan asam, karena emisi gas
yang dikeluarkannya akan masuk ke sirkulasi udara regional yang memiliki jangkauan lebih
luas (Gambar 22). Sering terjadi hujan asam di daerah yang jauh dari lokasi sumbernya,
daerah pegunungan cenderung memperoleh lebih banyak karena tingginya curah hujan di
tempat tersebut (National Geographic, 2007).

Gambar 22. Kegiatan Industri yang menggunakan cerobong asap

Pemanfaatan air hujan sebagai sumber air bersih dan air minum dalam kebutuhan se-
hari-hari adalah hal yang biasa dilakukan oleh masyarakat di daerah pedalaman dan daerah
yang belum terjangkau oleh jalur pipa distribusi PDAM, seperti yang dialami masyarakat
Alor, NTT. Jika air hujan bersifat asam dan akan dimanfaatkan sebagai air minum, maka
perlu dilakukan penambahan kapur tohor (kapur bakar) untuk menetralkan kadar pH air.

R. Langkah Praktis Pengendalian Hujan Asam


Langkah praktis yang bisa dilakukan untuk mengendalikan hujan asam yaitu:
1. Melakukan penghijauan di lingkungan rumah, minimal satu kepala keluarga menanam
satu jenis tanaman yang berfungsi mengurangi kadar polutan di atmosfer.
2. Mengurangi penggunaan bahan bakar bensin yang merupakan sumber utama NO dan SO,
serta menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan.

47
3. Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan menyebarluaskan angkutan umum
sebagai alat transportasi di setiap wilayah, misalnya kereta api listrik.
4. Menyebarluaskan gerakan hemat energi kepada seluruh masyarakat untuk mengurangi
polutan yang berasal dari rumah tangga.
5. Peranan pemerintah sebagai pemegang kebijakan yaitu dengan mengeluarkan peraturan
yang ketat terhadap pencemaran lingkungan serta memberikan motivasi kepada
masyarakat untuk senantiasa menjaga kelestarian lingkungan.
6. Pemerintah harus mendukung program penghijauan dan mengeluarkan bahan bakar tanpa
timbale (Pb) yang dapat mengurangi kadar NO dan SO2 di udara.
7. Pengendalian Pencemaran Selama Pembakaran
Beberapa teknologi untuk mengurangi emisi SO2 dan Nox pada waktu pembakaran telah
dikembangkan. Salah satu teknologi ialah lime injection in multiple burners (LIMB).
Selain itu, bisa juga dilakukan dengan penggunaan Scrubbers. Alat ini mampu
mengurangi emisi sulfur okida hingga 80-95 % (Ophardt, C.O., 2003).
8. Untuk mengurangi dampak buruk yang muncul dari hujan asam terhadap tanah ataupun
danau dapat dilakukan dengan menambahkan zat kapur kedalam tanah atau kedalam
danau. Penambahan kapur kedalam tanah maupun danau dapat menetralkan sifat asam.
9. Pengendalian Setelah Pembakaran
Zat pencemar juga dapat dikurangi dengan gas ilmiah hasil pembakaran. Teknologi yang
sudah banyak dipakai ialah fle gas desulfurization (FGD). Cara lain ialah dengan
menggunakan amonia sebagai zat pengikatnya sehingga limbah yang dihasilkan dapat
dipergunakan sebagi pupuk.
10. Menggunakan Bahan Bakar Dengan kandungan Belerang Rendah
Kandungan belerang dalam bahan bakar bervariasi. Penggunaan gas asalm akan
mengurangi emisi zat pembentuk asam, akan tetapi kebocoran gas ini dapat menambah
emisi metan. Usaha lain yaitu dengan menggunakan bahan bakar non-belerang atau bahan
bakar alternatif yang ramah lingkungan, misalnya metanol, etanol dan hidrogen.

Namun permasalahan lingkungan ini tentunya harus didukung kesadaran dari semua
pihak karena pemeliharaan lingkungan merupakan suatu investasi masa depan yang sangat
berharga bagi kelanjutan generasi mendatang.

48
S. Kesimpulan
1. Hujan asam didefinisikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan
secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida di udara yang
larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah.
2. Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan
bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur
dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air
untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama
air hujan. Secara sedehana, reaksi pembentukan hujan asam sebagai berikut: Pada
dasarnya Hujan asam disebabkan oleh 2 polutan udara, Sulfur Dioxide (SO2) dan
nitrogen oxides (NOx) yang keduanya dihasilkan melalui pembakaran.
3. Adapun beberapa dampak yang ditimbulkan oleh hujan asam antara lain Kelebihan zat
asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya species yang bertahan, hujan asam yang
larut bersama nutrisi didalam tanah akan menyapu kandungan tersebut sebelum pohon-
pohon dapat menggunakannya untuk tumbuh, korosi dan menyebabkan terganggunya
kesehatan manusia.
4. Usaha untuk mengendalikan deposisi asam ialah menggunakan bahan bakar yang
mengandung sedikit zat pencemar, menghindari terbentuknya zat pencemar saar
terjadinya pembakaran, menangkap zat pencemar dari gas buangan dan penghematan
energi serta penambahan zat kapur.

T. Saran
Agar pemerintah dan masyarakat baik dari kalangan industri maupun umum, untuk bekerja
sama dalam menjalankan peraturan yang berkaitan dengan upaya penurunan polusi udara
agar dapat terlaksana dan diterapkan dengan baik dan seksama. Dengan penurunan polusi
udara, diharapkan akan mampu mencegah terjadinya hujan asam yang membawa akibat
buruk tidak hanya erhadap lingkungan namun terhadap kelangsungan hidup manusia.

49
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, H. (2001). Kimia Larutan. Bandung: Citra Aditya Bakti
Achmad, R. (2004). Kimia Lingkungan. Yogyakarta : Andi Offset.
Bailey, et al. (1978).Chemistry of The Enviroment. New York: Academic Press.
Daniel D. Chiras. (1991). Enviromental Science: Action for a Sustainable Future. California:
The Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc.
Detik, 22 April 2009, Hujan Asam Rusak Patung Tembaga di Bandung.
Donald G. Crosby. (1998) Enviromental Toxicology and Chemistery. New York: Oxford
University Press, Inc
Eubanks, L.P., et al. (2009). Chemistry in Context: Applying Chemistry to Society, Sixth
Edition. New York: McGrawHill.
Frank C. Lu. (1955). Toksikologi Dasar (Asas, Organ Sasaran dan Penilaian Resiko).
Penerjemah Edi Nugroho. Jakarta: UI-Press.
Kusnoputranto, Haryoto. (1995). Pengantar Toksikologi Lingkungan. Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Lehninger, A.L., (1982). Principles of Biochemistry. Inc. Worth Publisher.
National Geographic, 2007.
Stanley E. Manahan. (1994). Environmental Chemistry. Florida: Lewis Publisher.

50

Anda mungkin juga menyukai