Anda di halaman 1dari 15

Analisis Struktur Truss 2 Dimensi Tower

Kasus mengenai struktur truss yaitu sebuah tower, dimana struktur tower terdiri dari
16 node (titik), beban diberikan pada node 11 dan 16 (diujung kiri kanan atas tower)
F = 1000 lb kearah bawah, dengan data properties material memiliki modulus young (E) = 29
x 162 lb/𝑖𝑛2 dan Possion’s ratio = 0,3. Dan luas penampang elemen 10 𝑖𝑛2 dan momen
inersia = 1574600000 𝑖𝑛4 , tinggi struksur 45 ft.

Permasalahan atau yang akan dianalisis adalah besar reaksi pada tumpuan, besar
d`isplacement disetiap node 9 terkusus displacement maksimum), dan juga gaya aksial dan
tegangan aksial pada elemen.
Berikat adalah langkah-langkah untuk memecahkan permasalahan diatas tersebut.

1. Memberikan Judul Analisis Tower


Klik File - change title (muncul kotak dialog change title), pada [/TITLE] Enter
new title isikan sesuai nama yang kita inginkan, Cth : “Daniel dan Sultan Analisis
Struktur Tower” klik OK. (Gambar 1)

Gambar 1. Pemberian judul analisis tower

2. Mimilih jenis kasus yang hendak dianalisis


Tahap ini adalah tahap pemilihan jenis kasus, karena persoalan adalah beam
maka dipilih jenis structural, dengan cara pilih Preferences (muncul kotak dialog
Preferences for GUI Filtering) - pilih Structural - pilih h-Method – OK. (Gambar 2)

Gambar 2. Window pemilihan jenis analisis

3. Membuat node node sesuai dengan titik koordinat


Pilih preprocessor – modeling – create – keypoints – in active CS (muncul
kotak dialog Create Keypoints in Active Coordinate System). Pada NPT Keypoint
number isikan 1 yaitu node -1. Pada X,Y,Z Location in active CS isikan koordinat titik -
1 tersebut yaitu X=0, Y=0, Z=0. (Gambar 3), kemudian Apply.

Gambar 3. Koordinat 1
Selanjutnya isikan Pada NPT Keypoint number isikan 1 Yaitu node -2. Pada
X,Y,Z Location in active CS isikan koordinat titik -2 tersebut yaitu X=180, Y=0, Z=0
kemudian Apply, lakukan seterusnya sampai node ke-16 dan pilih OK. Gambar 4
Tabel. Koordinat node 1 - 16

Koordinat Koordinat
NO NO
X Y Z X Y Z
1 0 0 0 9 -120 480 0
2 180 0 0 10 300 480 0
3 0 180 0 11 -240 540 0
4 180 180 0 12 120 540 0
5 30 300 0 13 30 540 0
6 150 300 0 14 150 540 0
7 30 420 0 15 300 540 0
8 150 420 0 16 420 540 0

Gambar 4. Koordinat

Gambar 4. Koordinat

4. Menggambar elemen garis dengan menghubungkan dua buah node yang sudah ada
Untuk memastikan kesusuaian node node dengan koordinat, dilakukan dengan
menampilkan tabelnya dengan cara utility – List – Keypoint – Coordinates only
(muncul list koordinat). Gambar 5.

Gambar 5. List Koordinat


Untuk membuat garis atau menghungungkan node kenode yang lain, dilakukan
dengan cara pilih preprocessor - modeling – create – lines – lines – straight line
(muncul kotak dialog Create Straight Line) (Gambar 6), kemudian klik node -1 dan
klik node -2, klik node 1 dan klik node 3, kemudian lakukan seterusnya (lihat pada
tabel 2) sampai node 15 dan klik 16, yang kemudian diakhiri dengan mengklik OK

Gambar 6. Terhubung setiap node

Tabel 2. Dua keypoint yang akan dihubungkan menjadi elemen garis

Keypoint Keypoint Keypoint


Line Line Line
1st 2nd 1st 2nd 1st 2nd
1 1 2 1 1 2 1 1 2
2 1 3 2 1 3 2 1 3
3 1 4 3 1 4 3 1 4
4 2 4 4 2 4 4 2 4
5 3 4 5 3 4 5 3 4
6 3 5 6 3 5 6 3 5
7 4 5 7 4 5 7 4 5
8 4 6 8 4 6 8 4 6
9 5 6 9 5 6 9 5 6
10 5 7 10 5 7 10 5 7
5. Memilih jenis elemen yang digunakan
Setelah gambar structur selesai, maka tahap selanjutnya adalah memilih tipe
elemen, dengan langkah Kilik preprocessor – element type – add/edit/delete
(muncul kotak dialog Element Types) – klik Add (muncul kotak dialog Library of
Element Types) (gambar 7) dan pilih structural mass-nya Beam dan jenis 2D elastic
3, kemudian klik OK (kembali kekotak dialog elemet types) lalu klik Close

Gambar 7. Memilih jenis elemen

6. Memberi luas penampang beam


Memberi luas penampang beam adalah dengan cara pilih preprocessor – real
constants – add/edit/delete – add... – OK ( muncul kotak dialog real constant
Set number 1, for LINK1) pada baris area isikan 10 dan pada baris IZZ isikan
1574600000, kemudian pada HEIGHT isikan 540 – OK – Close (Gambar 8)
Gabar 8. Pemberian luas penampang

7. Memberikan properti material


Menentukan atau memberikan nilai properti material untuk beam adalah
dengan cara pilih Proprocessor – materia Props – Material model – Structural –
Linear – Elastic – Isotropic ( muncul kotak dialog Linear isotropic Prop...), kemudin isi
pada EX = 29E6, sebagai nilai modulus elastisita dan pada baris PRXY = 0.3 (nilai
passion ratio) lalu klik OK dan tutup Define material model behavior. (Gambar 9).

Gambar 9. Pemberian nilai pada beam

8. Memberikan ukuran mesh


Ukuran mesh akan diberikan 1 inci, langakh pemberian nilai adalah Pilih
Preprocessor – meshing – size ctrl – Manual size – lines – all lines (muncul window
Elemen Size) lalu pada size isikan 1 – OK. (gambar 10)
Gambar 10. Pemberian nilai jarak mesh

9. Menyimpan langkah-langkah yang sudah dilakukan


Untuk menyimpan file dilakukan dengan cara pilih Utility menu – file – save
as.. (beri nama dan lokasi penyimpanan). (Gamabar 11)

Gambar 11. Menyimpan data

10. Menampilkan frame yang telah termeshing


Mesh yang telah diberikan jarak 1 inci akan ditampilkan dengan cara pilih
Preprocessor – meshing – mesh - lines (muncul window Mesh Lines) lalu klik Pick All

11. Memberikan tumpuan pada frame


Pemberian tumpuan pada tower, dimana sebelah kiri (point-1) tidak
diinginkan pergeseran arahsumbu-y, sedangkan pada sebelah kanan tidak diinginkan
ada pergeseran kearah sumbu-x maupun sumbu-y. Berikut langkahnya adalah pilih
solution – define load – apply – structural – displacement – on KPs (muncul kotak
dialog Apply U, Rot on KPs) lalu klik node 1 dan pilih UY dan pada baris Displacement
value isikan 0 kemudian pilih OK. Dan lakukan ulang langkah diatas untuk node 2
tetapi pilih UX dan UY pada baris displacement value isikan 0 kemudian klik OK.
(Gambar 12)
Gambar 12.

12. Memberi beban pada frame


Memberi beban pada node 11 dan 16 yang masing- masing beratnya FY =
1000N. PILIH Solution – Define loads apply – structural – Force/moment – On
Keypoints, lalu klik node 11 dan 16 – pick all dan pada baris direction of
force/momen pilih FY, pada baris value = -1000N (arah ke bawah. (Gambar 12)

Gambar 13. Pemberian bebaban pada node 11 dan 16


13. Menjalankan program
Langkah menjalankan program adalah pilih Solution – solve – Curren LS – OK
lalu muncul catatan ‘Solution is done” – Close yang berarti program berjalan dengan
sukses dan dapat diteruskan. (Gambar 13)

Gambar 14. Program dapat diteruskan

14. Menampilkan displacement untuk setiap titik pada beam


Dengan caranya adalah pilih General postproc – List result – Nodal Solution -
DOF Solution – Displacement vektor sum – OK (muncul window PRNSOL) dan dapat
dilihat besar dispacement pada setiap node-node. (Gambar 14)

Gambar 15. Tampilan displacement


15. Penampilan contour defleksi beam
Untuk menampilkan dontour defkesi beam adalah dengan pilih General
postproc – plot result – contour plot – nodal solu. Sehingga beam berubah bentuk
dengan deformasi maksimum 0,613E-03. (Gambar 15)

Gambar 16. Contour defleksi

16. Menampilkan besar gaya aksial dan tegangan aksial pada beam
Dengan cara pilih General Postprocessor – element table – define table
(muncul window define additional element table item) – Add..., pada baris AVPRIN
isikan 0 dan pada baris user label for item isiksn “Axforce” yaitu label gaya aksial –
pilih by sequence num – NMISC, isikan NMISC, 1 – Apply, maka akan kembali ke
window Element of table (Gambar 16)

Gambar 17. Pemilihan gaya aksial


Klik add.. pada baris AVPRIN isikan 0, pada baris user label for item isikan
AXSTRESS yaitu label tegangan aksial – pilih By sequence num – LS, isikan LS, 1 – OK.
Sehingga muncul dua buah label pada window element table data, lalu klik Close

Gambar 18.

17. Menampilkan besar gaya dan tegangan aksial elemen


Menampilkan besar gaya aksial dan tegangan aksial pada beam adalah
dengan plih General postprocessor – element table – List elem table – klik AXFORCE
dan AXSTRESS – OK (muncil tampilan gaya tegangan aksial) (gambar 17 dan 18)

Gambar 19. Tampilan besar gaya dan tegangan aksial


18. Menampilkan bentuk deformasi beam akibat beban yang diberikan
Langkah untuk menampilkan beam terhadap beban yang diberikan adalah
plih General postproc – plot result – deformed shape – def + undeformed maka
hasilnya akan keluar.

Gambar 20. Tampilan deformasi

19. Memberikan nomor node node pada tower


Untuk melihat node node agar posisi node yang diinginkan maka pilih Utility
menu – plot ctrls – Numbering.. (muncul kotak dialog plot numbering contrl) pada
baris node nunber pilih On – OK. Detelah muncul nomor node maka agar dapat
ditampilkan nomornya dengan jelas, perbesar gambar tower sesuai posisi yang
diinginkan

Gambar Window plot numbering contrls

Gambar ketika diperbesar dibagian atas sebelas kiri tower

Kesimpulan :
Dengan beban sebesar 1000 lb yang diletakkan di node 11 dan node 12,
structur mampu menahan beban tersebut tanpa mengalami pergeseran yang besar
yaitu hanya sebesar 0,0156E-3.
ANSYS

Analisis Struktur

Truss 2 Dimensi Tower

TUGAS

Disusun

Oleh :

DANIEL BOYKE APRIANDO

SULTAN PERDANA

ME - 4G

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNIK MESIN

Laboratorium Teknik Mesin

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

2018

Anda mungkin juga menyukai