Anda di halaman 1dari 2

TUGAS PENGANTAR HUKUM BISNIS

ANALISIS JUMLAH BADAN USAHA ATAU PERUSAHAAN

KABUPATEN TABANAN

OLEH:

NAMA : NI PUTU EKA SARASTINI

NIM : 1306305091

NO. ABSEN : 08

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

REGULER

2016
ANALISIS

1. Analisis dari Segi Ekonomi

Jumlah badan usaha atau perusahaan yang ada di Kabupaten Tabanan berdasarkan tabel
tersebut adalah sebanyak 76 perusahaan. Bentuk badan usaha atau perusahaan tersebut terdiri atas
PT, CV, UD dan perusahaan biasa. Perusahaan yang mendominasi adalah perusahaan biasa,
kemudian UD dan CV sedangkan jumlah yang paling sedikit adalah Perseroan Terbatas (PT).

Produk usaha dari perusahaan-perusahaan tersebut juga beraneka ragam. Produk-produk


yang disediakan dapat memenuhi kebutuhan primer masyarakat Tabanan yaitu sandang (misalnya
perusahaan yang memproduksi tekstil seperti kain bordiran, pakaian jadi, dan kemeja wanita),
pangan (misalnya perusahaan yang memproduksi makanan dan minuman ringan) dan papan
(misalnya perusahaan bangunan stil bali, genteng dan kerajinan-kerajinan). Selain dapat memenuhi
kebutuhan primer, produk yang disediakan perusahaan juga dapat memenuhi kebutuhan sekunder
masyarakat

Berdasarkan tabel tersebut juga dapat diketahui bahwa sebagian besar perusahaan
memproduksi barang-barang kerajinan baik itu kerajinan tanah liat, kayu, besi dan logam. Produk
yang mendominasi adalah tempat lilin, akan tetapi seperti yang kita ketahui bahwa Tabanan adalah
kabupaten yang terkenal akan kerajinan tanah liatnya yaitu genteng pejaten.

2. Analisis dari Segu Hukum

Dilihat dari segi hukumnya berdasarkan semua data perusahaan yang ada di Kabupaten
Tabanan perusahaan yang berbadan hukum adalah 8 perusahaan dalam bentuk PT (Perseroan
Terbatas) dan 68 perusahaan yang tidak berbadan hukum. Jadi, perusahaan yang ada di Kabupaten
Tabanan lebih banyak yang tidak berbadan hukum dibandingkan dengan yang berbadan hukum.

Perbedaan perusahaan yang berbadan hukum dalam bentuk PT (Perseroan Terbatas)


memiliki harta kekayaan tersendiri, dimana harta kekayaan PT terpisah dengan harta kekayaan para
pemegang sahamnya. Jika PT mengalami kerugian maka tanggung jawab para pemegang saham
tersebut terbatas pada nilai sahm yang dimilikinya. Sedangkan perusahaan yang tidak berbadan
hukum dalam bentuk CV, UD, Firma, Persekutuan Perdarta (Maatschap) dan perkumpulan yang
tidak berbadan hukum yang harta kekayaan pendirinya tidak terpisah dengan harta kekayaan badan
usahanya. Sehingga jika mengalami kerugian maka berakibat pada pertanggung jawaban pemilik
badan usaha tersebut, untuk penggantian kerugian badan usaha tersebut harta kekayaan pemiliknya
dapat disita atau diambil hingga pertanggung jawaban kerugian tersebut lunas.

Anda mungkin juga menyukai